Obat Terhadap
Kunjungan Masyarakat di
Puskesmas Napal Putih
Tahun 2017
BY : YUNI SARTIKA
LATAR BELAKANG
Saat ini pelayanan kesehatan pemerintah baik rumah sakit atau puskesmas
sudah diwajibkan menggunakan obat generik
Penggunaan obat generik di Indonesia hanya sekitar 11 % dari konsumsi obat
nasional, kondisi ini jauh berbeda dengan negara-negara lain yang sudah bisa
mencapai lebih dari 50 %
Mitos yang melekat, masyarakat kurang yakin dengan obat generik karena harganya yang
murah, tak bergengsi serta diragukan khasiat dan kemanfaatannya
Dalam pengobatan medis kepercayaan terhadap obat-obat yang disediakan dipuskesmas kian
menyusut.fenomena ini sungguh sangat memprihatinkan
Data dari Puskesmas Perawatan Napal Putih Pada tahun 2013 sebanyak 3635 kunjungan, tahun 2014
sebanyak 3565 kunjungan, tahun 205 sebanyak 3512 kunjungan dan tahun 2016 sebanyak 3317
kunjungan
Berdasarkan hasil pra pendahuluan diketahui bahwa dari 10 orang ibu yang
dikunjungan didapatkan hasil bahwa 8 orang menyatakan bahwa mereka apabila
sakit sering mengunjungi bidan ataupun dokter praktek hal ini disebabkan
masyarakat memiliki persepsi bahwa apabila sudah berobat di bidan atau praktek
dokter maka sakit yang diderita langsung sembuh dibandingkan dengan obat yang
diberikan di puskesmas,
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah rendah kunjungan masyarakat di Puskesmas Napal
Putih
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk tambahan wawasan, ilmu
pengetahuan kesehatan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan masukan dalam
meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan baik bagi pasien maupun
tenaga kesehatan khususnya diwilayah Puskesmas Napal Putih.
BAB II
• Obat Generik kerap dicap obat bagi kaum tak mampu, faktanya tidak demikian. Kurangnya
informasi seputar obat generik adalah salah satu faktor penyebab obat generik dipandang
sebelah mata. Masyarakat masih perlu terus diberikan pemahaman dan edukasi agar mau
menggunakan obat generik ketimbang obat bermerek, karena masyarakat beranggapan bahwa
obat bermerek jauh lebih berkhasiat dari pada obat generik masih sangat kuat tertanam
dibenak masyarakat. (Handayani, 2007).
• Persepsi masyarakat, permintaan dan kebutuhan masyarakat akan obat generik di rumah sakit
bukan merupakan faktor rendahnya penggunaan obat generik, tetapi lebih disebabkan oleh
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang obat generik itu sendiri. Penggunaan obat
generik baru sekitar 40 %. 60 – 70 % diantaranya adalah penggunaan obat generik untuk
penyakit-penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi yang penggunaan obatnya
berlangsung seumur hidup. Sedangkan di negara-negara maju, penggunaan obat generik sudah
mencapai 70 – 80 %. (Handayani, 2007).
KERANGKA KONSEP
Jarak
Sikap
Fasilitas
Kepadatan Tempat
Tinggal
Jenis Obat
HIPOTESIS
Kerangka Penelitian
Kunjungan Rutin
Generik
Kunjungan Tidak Rutin
Jenis
Masyarakat
Obat
Kunjungan Rutin
Paten
Kunjungan Tidak Rutin
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Jenis Obat Jenis obat yang Lembar Wawancara 0 : Generik Nominal
digunakan oleh format 1 : Paten
masyarakat yang penelitian
diberikan oleh pihak
puskesmas
Kunjungan Masyarakat yang Lembar Wawancara 0 : Tidak Rutin Nominal
Masyarakat sakit berkunjung ke format 1 : Rutin
puskesmas untuk peneltian
mendapatkan
pelayanan kesehatan
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Napal Putih dan
direncanakan pada bulan Maret – Juni 2017.
• Data primer
• Data sekunder
Analisis Bivariat
Analisa secara langsung yang digunakan untuk melihat pengaruh
jenis obat terhadap kunjungan masyarakat di Puskesmas Napal
Putih menggunakan rumus Chi-Square dengan tingkat keyakinan
95% atau 0,05
TERIMA KASIH
MOHON BIMBINGAN DAN SARANNYA