Disusun Oleh :
YOLANDA DESTI MARDIANI
NPM : 15.094
PENDAHULUAN
dari 294.959 RT di Indonesia sebanyak 103.860 rumah tangga (RT) atau 35,2
sebesar (33,6%) di atas angka nasional. Rerata sediaan obat yang disimpan
hampir 3 macam. Dari 35,2 persen RT yang menyimpan obat, sebanyak 35,7
persen menyimpan antibiotika dan 27,8 pesen menyimpan obat keras. Dan
81,9 persen RT yang menyimpan obat keras dan 86,1 persen RT yang
secara nasional jika mengeluh sakit maka orang yang berobat ke tenaga
pengobatan tradisional.
Dari data diatas menunjukkan proporsi swamedikasi dalam hal ini dalam
sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan sikap. Persepsi tentang sakit
serta membutuhkan pemilihan obat yang tepat sesuai dengan indikasi penyakit
sebanyak 17,14% , kemudian ada juga yang membeli di apotek sebanyak 12%
dan warga yang membeli di toko obat sebanyak 8,57%. Responden dusun
lain sebanyak 37,1%, lalu dari pengalaman pribadi sebanyak 30,85%, dari
<0,001 (nilai p<0.05) yang artinya ada perbedaan antara mahasiswa kesehatan
Hasil survei awal pendahuluan yang dilakukan dari tanggal 1-3 Februari
2018 terhadap 12 ibu balita ditemukan 7 (58%) orang ibu balita mengobati
bahwa mereka menggunakan obat yang nama nya mereka ketahui dari internet
2 (16%) orang, 3 (25%) orang dari keluarga, 2 (16%) orang lagi dari
menonton televisi.
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa masih ada ibu-ibu balita yang
kesehatan dari puskesmas atau dokter. Berdasarkan hal tersebut di atas maka
2018 ”.
penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas untuk swamedikasi oleh
1.3 Tujuan
03 Kecamatan Bangko.
brosur
obat khususya obat yang digunakan untuk swamedikasi dan sebagai sumbangan
swamedikasi.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Swamedikasi
dengan obat yang dibeli bebas di apotek atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa
tindakan ini ialah masyarakat akan banyak menghemat waktu dan biaya dari pada
harus pergi ke dokter. Obat-obatannya pun dapat diperoleh dengan mudah di toko
obat atau apotek. Akan tetapi, selain membawa keuntungan tindakan swamedikasi
sesuai dan kesulitan menentukan keluhan mana yang perlu penanganan dokter dan
yang rendah, kepraktisan dalam pengobatan serta anggapan bahwa penyakit yang
diderita masih tergolong ringan dan mudah diobati. Upaya masyarakat untuk
banyak dialami masyarakat, seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit
masyarakat akan obat dan penggunaannya. Dalam hal ini Apoteker dituntut untuk
dapat terhindar dari penyalah gunaan obat (drug abuse) dan pengguna salahan
obat (drug misuse). Masyarakat cenderung hanya tahu merk dagang obat tanpa
Indonesia).
gejala secara cepat dan efektif tanpa intervensi sebelumnya oleh konsultan medis
sendiri tampa bantuan tenaga kesehatan, biaya lebih murah dari pada biaya
menghindari rasa malu jika harus memperlihatkan bagian tubuh tertentu di depan
tenaga kesehatan, dan membantu pemerintah dalam mengatasi keterbatasan
dengan aturan, obat bisa membahayakan kesehatan, pemborosan biaya dan waktu
reaksi obat yang tidak diinginkan, misalnya sensitivitas, efek samping atau
resistensi, penggunaan obat yang salah akibat informasi yang kurang lengkap dari
iklan obat, tidak efektif akibat salah diagnosis dan pemilihan obat, sulit berpikir
meggunakan obat di masa lalu dan lingkungan sosialnya (Holt, dalam supardi et
al., 2009).
Obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit,
serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan(Ansel, 1985).
Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses
hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun
untuk seorang dokter, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan
obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain itu,
etiket, brosur atau kemasan obat agar penggunaannya tepat dan aman. Pada
a. Nama obat
b. Komposisi
c. Indikasi
d. Informasi cara kerja obat
e. Aturan pakai
f. Peringatan (khusus untuk obat bebas terbatas)
g. Perhatian
h. Nama produsen
i. Nomor batch/lot
j. Nomor registrasi
k. Nomor registrasi dicantumkan sebagai tanda ijin edar absah
yang diberikan oleh pemerintah pada setiap kemasan obat.
l. Tanggal kadaluarsa
sehari, apakah diwaktu pagi, siang, sore atau malam. Dalam hal ini
b. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus
penggunaan obat yang baik dan benar terutama untuk sediaan farmasi
tertentu seperti obat oral, obat tetes mata, salep mata, obat tetes hidung,
d. Efek yang akan timbul dari penggunaan obat yang akan dirasakan,
e. Hal-hal ini yang mungkin timbul, misalnya efek samping obat, interaksi
obat dengan obat lain atau makanan tertentu, dan kontra indikasi obat
2006).
dan lain-lain.
c. Pengalaman atau reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat tertentu.
d. Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek saming dan
interaksi obat yang dapat dibaca pada etiket atau brosusr obat.
e. Untuk pemilihan obat yang tepat dan informasi yang lengkap, tanyakan
kepada apoteker.
f. Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit yang tidak ada interaksi
b. Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur
d. Hindarkan menggunakan obat orang lain walau pun gejala penyakit sama
Efek samping obat adalah semua efek yang tidak dikehendaki yang
obat. Masalah efek samping obat tidak dapat dikesampingkan karena dapat
penderita dalam minum obat akan berakibat kegagalan terapi (BPOM, 2004).
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan
tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas
adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran
merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat Obat
psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh :
Diazepam, Phenobarbital
4. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
2.3.1 Definisi
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat
obat-obat bahan alam Indonesia, obat tradisional dikelompokan menjadi tiga yaitu
a. Jamu
secara turun temurun, yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya dari
serbuk, minuman, pil, cairan dari berbagai tanaman. Jamu umumnya terdiri dari 5-
10 macam tumbuhan bahkan lebih, bentuk jamu tidak perlu pembuktian ilmiah
secara pra-klinis (terhadap hewan percobaan), lolos uji toksisitas akut maupun
kronis, terdiri dari bahan yang terstandar (Seperti ekstrak yang memenuhi
parameter mutu), serta dibuat dengan cara higienis. Contoh : Tolak angin
c. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat tradisional yang telah teruji khasiatnya melalui uji
pra-klinis (pada hewan percobaan) dan uji klinis (pada manusia), serta terbukti
aman melalui uji toksisitas, bahan baku terstandar, serta diproduksi secara
METODOLOGI PENELITIAN
menggunakan kuisioner.
Merangin.
2018.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka dapat dibuat
Karakteristik responden :
Kelompok umur
Jenis kelamin
Status perkawinan
Pendidikan
pekerjaan
Pengetahuan Swamedikasi obat bebas
Sikap dan obat bebas terbatas
Lingkungan sekitar
Tempat tinggal
dengan obat yang dibeli bebas di apotek atau toko obat atas inisiatif
3.5.1 Populasi
Populasi adalah semua ibu rumah tangga di RW 03 berjumlah 208 ibu.
3.5.2 Sampel
𝑁𝑃𝑄
Jumlah sampel yang di ambil mengikuti (n ≥ (𝑁−1)𝐷+𝑃𝑄
) sehingga
menghasilkan sampel 137 ibu rumah tangga, hasil yang sama didapatkan
Penentuan sampel yang akan diambil berdasarkan secara random dengan cara
1. Survei awal
pertanyaan.
6. Penarikan kesimpulan.
7. Menyusun laporan.