ADE JOHARUDIN
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)
Tujuan:
1. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin
terutama yang berat, tidak dikenal dan
frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidensi efek
samping Obat yang sudah sangat dikenal atau
yang baru saja ditemukan.
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)
Kegiatan:
Menganalisis laporan efek samping obat;
dokter spesialis,
dokter gigi,
apoteker,
bidan,
perawat, dan
e. InformasiPelapor
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)
Kode sumber data : Diisi oleh Badan POM
Informasi tentang penderita :
Nama : Diisi inisial atau singkatan nama pasien, untuk
menjaga kerahasiaan identitas pasien
Umur : Diisi angka dari tahun sesuai umur pasien. Untuk
pasien bayi di bawah 1 (satu) tahun, diisi angka dari
minggu (MGG) atau bulan (BL) sesuai umur bayi, dengan
diikuti penulisan huruf MGG atau BL, misal 7 BL
Suku : Diisi informasi nama suku dari pasien, missal suku
Jawa, Batak, dan sebagainya
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)
Berat badan : Diisi angka dari berat badan pasien, dinyatakan dalam
kilogram (kg)
Pekerjaan : Diisi apabila jenis pekerjaan pasien mengarah kepada
kemungkinan adanya hubungan antara jenis pekerjaan dengan gejala atau
manifestasi KTD atau ESO. Contoh: buruh pabrik kimia, pekerja
bangunan, pegawai kantor, dan lain-lain
Kelamin : Agar diberikan tanda (X) sesuai pilihan jenis kelamin yang
tercantum dalam formulir kuning. Apabila pasien berjenis kelamin wanita,
agar diberi keterangan dengan memberikam tanda (X) pada pilihan kondisi
berikut: hamil, tidak hamil, atau tidak tahu
Penyakit Utama : Diisikan informasi diagnosa penyakit yang diderita
pasien sehingga pasien harus menggunakan obat yang dicurigai
menimbulkan KTD atau ESO
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)
Penyakit Utama : Diisikan informasi diagnosa penyakit yang
diderita pasien sehingga pasien harus menggunakan obat yang
dicurigai menimbulkan KTD atau ESO
Kesudahan penyakit utama : Diisi informasi kesudahan
/outcome dari penyakit utama, pada saat pasien mengeluhkan
atau berkonsultasi tentang KTD atau ESO yang dialaminya.
Terdapat pilihan yang tercantum dalam formulir kuning, agar
diberikan tanda (X)sesuai dengan informasi yang diperoleh.
Kesudahan penyakit utama dapat berupa: sembuh, meninggal,
sembuh dengan gejala sisa, belum sembuh, atau tidak tahu.
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)
- Penyakit/ kondisi lain yang menyertai : Diisi informasi
tentang penyakit/kondisi lain di luar penyakit utama yang
sedang dialami pasien bersamaan dengan waktu mula
menggunakan obat dan kejadian KTD atau ESO. Terdapat
pilihan yang tercantum dalam formulir kuning, agar diberikan
tanda (X) sesuai informasi yang diperoleh, yang dapat berupa:
gangguan ginjal, gangguan hati, alergi, kondisi medis lainnya,
dan lain-lain sebutkan jika di luar yang tercantum. Informasi
ini bermanfaat untuk proses evaluasi hubungan kausal, untuk
memverifikasi kemungkinan adanya faktor penyebab lain dari
terjadinya KTD atau ESO.
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)
Informasi tentang KTD atau ESO :
- Bentuk/ manifestasi KTD atau ESO : Diisi informasi
tentang diagnosa KTD atau ESO yang dikeluhkan
atau dialami pasien setelah menggunakan obat yang
dicurigai. Bentuk/manifestasi KTD atau ESO dapat
dinyatakan dengan istilah diagnosa KTD atau ESO
secara ilmiah atau deskripsi secara harfiah, missal
bintik kemerahan di sekujur tubuh, bengkak pada
kelopak mata, dan lain-lain.
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)
Saat /tanggal mula terjadi : Diisi tanggal awal terjadinya
KTD atau ESO, dan juga jarak interval waktu antara pertama
kali obat diberikan sampai terjadinya KTD atau ESO.
- Kesudahan KTD atau ESO : Diisi informasi kesudahan
/outcome dari KTD/ESO yang dialami oleh pasien, pada saat
laporan ini dibuat. Terdapat pilihan yang tercantum dalam
formulir kuning, agar diberikan tanda (X) sesuai dengan
informasi yang diperoleh. Kesudahan penyakit utama dapat
berupa: sembuh, meninggal, sembuh dengan gejala sisa,
belum sembuh, atau tidak tahu.
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)
kasus tertentu.
Melakukan evaluasi secara berkala untuk
2. Tepat Indikasi
Penyakit Setiap obat memiliki spektrum terapi
yang spesifik. Antibiotik, misalnya diindikasikan
untuk infeksi bakteri.Dengan demikian,
pemberian obat ini hanya dianjurkan untuk pasien
yang memberi gejala adanya infeksi bakteri.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT (EPO)
penggunaan dan permintaan obat oleh unit pelayanan kesehatan dapat terpantau, sehingga kecukupan obat
dapat dikendalikan dengan baik.
Perbaikan sistem suplai Melalui penerapan konsep obat esensial nasional. Disini mengandung arti bahwa di
tingkat pelayanan kesehatan tertentu hanya tersedia obat yang paling dibutuhkan oleh sebagian besar
masyarakat dan tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau.
Pembatasan sistem peresepan dan dispensing obat. Untuk itu perlu disediakan buku pedoman pengobatan di
masing-masing pusat pelayanan kesehatan, formulirformulir resep dengan jumlah R/ yang terbatas, dan
sebagainya.
Pembentukan dan pemberdayaan Komite Farmasi dan Terapi (KFT) di Rumah-rumah Sakit atau Tim POT
(Perencana Obat Terpadu) di Dinas Kesehatan/Puskesmas. Komite Farmasi dan Terapi mempunyai tugas dan
fungsi untuk meningkatkan/menerapkan Penggunaan Obat secara Rasional di Rumah Sakit.
Informasi Harga Akan memberi dampak sadar biaya bagi para provider serta pasien/masyarakat.
Pengaturan pembiayaan. Bentuk pengaturan ini dapat merupakan pembiayaan berbasis kapitasi dan cost-
sharing.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT (EPO)
3. Intervensi regulasi (regulatory strategies)
Intervensi regulasi umumnya paling mudah ditaati,
mengingat sifatnya yang mengikat secara formal serta
memiliki kekuatan hukum. Dengan cara ini setiap
penyimpangan terhadap pelaksanaannya akan mempunyai
akibat hukum.
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)
2. Profil DU 90%
3. Metode ATC/DDD
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT (EPO)
1. Kesesuaian resep dengan formularium nasional
Formularium Nasional (Fornas) merupakan daftar obat – obat yang dibutuhkan dan
harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Manfaat Formularium nasional bagi pemerintah maupun fasilitas kesehatan
adalah :
1. Menetapkan penggunaan obat yang aman, berkhasiat, bermutu, terjangkau, dan
berbasis bukti ilmiah dalam Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Meningkatkan penggunaan obat rasional
3. Mengendalikan biaya dan mutu pengobatan.
4. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada pasien.
5. Menjamin ketersediaan obat dalam pelayanan kesehatan.
6. Meningkatkan efisiensi anggaran dan biaya dari pelayanan kesehatan.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT (EPO)
2. Profil DU 90%
Metode Drug Utilization 90% (DU90%) adalah metode yang
menggambarkan pola dari penggunaan obat. DU 90 %
merupakan daftar obat yang masuk akumulasi 90%
penggunaan obat setelah diurutkan dari persentase penggunaan
obat paling besar dan tinggi hingga penggunaan terkecil dan
rendah.
Metode ini bertujuan untuk membuat pengelompokan data
statistik dari penggunaan obat, sehingga dapat menilai kualitas
dari penggunaan obat. Data dari DU 90% dapat dinyatakan
dalam bentuk data kuantitatif maupun kualitatif
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT (EPO)