Anda di halaman 1dari 9

Ekologia, Vol. 18 No.

1 , April 2018:31-39

UJI ANTIBAKTERI DAN FORMULASI SEDIAAN MASKER ANTI JERAWAT


YANG MENGANDUNG KAYU MANIS
(Cinnamomum burmanni Nees &T. Nees )

Oom Komala1, Ella Noorlaela2, Andhika Dhiasmi3


1
Program Studi Biologi FMIPA Universitas Pakuan, Bogor
2,3
Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Pakuan, Bogor
e-mail : komalaoom20@yahoo.co.id

ABSTRACT

Cinnamon contains eugenol and cinnamaldehyde compounds and is widely used as an anti
acne. The aim of this research make cinnamon maskers which has antibacterial power of
Staphylococus aureus, to know the effect of cinnamon maskers storage to quality, and know
Cinnamomum burmanii maskers prefered by panelist. Cinnamon extract is made by
maceration method, Test the antibacterial activity of maskers by diffusion method. The
evaluation of maskers is done stability test at room temperature (25 oC-30oC) and
o
temperature 40 C for 8 weeks, and test prefered by panelists. Cinnamon extract maskers is
made with various concentrations of formula 1 with cinnamon extract 0%, formula 2 with
8% concentration, formula 3 with 10% concentration and formula 4 with 12% concentration,
and tetracycline is control. The results of the study were known maskers with cinnamon
12% concentration most effective as an antibacterial with average of 16 mm diameter and
most preferred, stable at room temperature 25oC-30oC and 40oC for 8 weeks. pH of
Maskers ranges from 5.31 to 6.89 which is still the normal range for pH of the preparation.

Key words: Pandan fragrance, Streptococcus mutans, mouthwash

PENDAHULUAN manis hasil maserasi menggunakan ekstrak


Ekstrak kulit kayu manis memiliki etanol 80% bersifat sebagai antibakteri
efek antibakteri dalam menghambat terhadap E. coli dan Streptococcus
pertumbuhan Escherichia coli dan pyogenes. Senyawa yang dianggap bersifat
Streptococcus pyogenes (Reppi, dkk., antibakteri adalah eugenol dan Cinnamal
2016). Menurut Bandar (2012) dehyde.
kandungan kimia kulit kayu manis Jerawat (acne) adalah kondisi
sebagian besar alkohol cinnamyl, abnormal kulit akibat gangguan berlebihan
coumarin, asam sinamat, cinnamaldehyde, produksi kelenjar minyak yang
anthocynin, dan minyak esensial serta gula, menyebabkan penyumbatan saluran
protein, lemak kasar, pektin, dan lain-lain, folikel rambut dan pori–pori kulit. Daerah
bukan hanya bermanfaat untuk bumbu yang mudah terkena jerawat ialah dimuka,
masakan tetapi juga berguna untuk dada, punggung, dan tubuh lengan.
pengobatan. Menurut Bin Shan et.al. Kayu manis di Indonesia
(2007) ekstrak kayu manis memiliki merupakan salah satu tanaman yang sering
kandungan yang dominan yaitu minyak digunakan untuk mengobati segala
atsiri, cinnamaldehyde, beberapa penyakit. Khususnya untuk jerawat kayu
polyphenol terutama proanthocyanidin dan manis (Cinnamomum burmanni) belum
(epi) catechins. Cinnamaldehyde dan banyak diketahui masyarakat. Penelitian
proanthocyanidin nyata berpengaruh ini bertujuan untuk mengetahui daya
sebagai antibakteri. Reppi dkk.(2016) juga antibakteri masker anti jerawat kulit kayu
membuktikan bahwa ekstrak kulit kayu

Uji Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Pandan …....................….. (Oom Komala, dkk)

30
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:31-39

manis serta kualitasnya terhadap pereaksi Dragendorf terbentuk endapan


Staphylococus aureus. coklat (Rajendra, 2011). Flavonoid diuji
dengan serbuk magnesium dan 1 ml HCl
pekat, selanjutnya ditambahkan amil
BAHAN DAN METODE alkohol, campuran tersebut dikocok
dengan kuat dan dibiarkan hingga
Pembuatan Ekstrak Kering kayu manis
memisah. Terbentuknya warna merah,
(Cinnamomum burmanni)
kuning atau jingga dalam larutan
Pembuatan ekstrak dilakukan
amilalkohol menunjukan adanya golongan
dengan cara maserasi dengan perbandingan
flavonoid (Djalil, 2006). Tanin diuji 0,5 g
antara serbuk simplisia dan pelarut (etanol
ekstrak dilarutkan dengan sedikit akuades
96%) yaitu 1:10 . Simplisia 1kg dimasukan
kemudian dipanaskan di atas penangas air,
ke dalam bejana kemudian dituangi
lalu diteteskan dengan larutan gelatin 1%
dengan 3/4 bagian pelarut etanol sebanyak
dalam NaCl 10%, hasil positif (adanya
7,5 liter, ditutup dan didiamkan selama 3
tannin) ditandai dengan terbentuknya
hari terlindung dari cahaya sambil diaduk
endapan putih (Rajendra, 2011). Saponin
setiap 4 jam sekali selama 3 hari diserkai
diuji melalui 100 mg ekstrak dimasukan
dan ampas diperas. Ampas ditambah sisa
kedalam tabung lalu diencerkan dengan air,
pelarut etanol sebanyak 1/4 bagian yaitu
kemudian dikocok kuat selama 10 menit.
sebanyak 2,5 liter. Bejana ditutup dan
Saponin ditunjukan oleh terbentuknya busa
didiamkan ditempat sejuk terlindung dari
yang stabil selama 15 menit dan busa tetap
cahaya, sambil diaduk setiap 4 jam sekali.
stabil setelah penambahan 1 tetes HCl 1%
Setelah 2 hari diserkai ampas diperas,
(encer) (Djalil, 2006).
filtrat dicampurkan sehingga diperoleh
seluruh sari (DepKes RI, 1986). Setelah itu
ekstrak yang diperoleh dievaporasi dengan Pembuatan Masker
mengunakan rotary evaporator pada suhu a). Pembuatan basis masker dilakukan
30oC-40oC hingga diperoleh ekstrak semi menggunakan metode percampuran
kental kayu manis. Ekstrak semi kental gradual, yaitu dengan cara mencampurkan
kayu manis yang diperoleh dikeringkan basis masker dengan bahan pengawet, dan
menggunakan freeze dry dengan suhu 40oC bahan tambahan lain sedikit demi sedikit
– 50oC sampai terbentuk serbuk. (Tano,1999). Mula-mula amylum oryzae
dibagi kedalam dua bagian (dua wadah)
Analisis Karakteristik Serbuk Simplisia untuk bagian yang pertama digunakan
Kadar air ditentukan dengan sebagai pencampur metilparaben. Untuk
menggunakan Moisture balance tidak lebih bagian yang kedua digunakan sebagai
dari 10% menurut Depkes RI. (1985) dan pelarut parfum, kemudian masukan kedua
kadar abu ditentukan dengan metode bagian tersebut kedalam mortar,
Gravimetri (pemanasan). tambahkan ZnO, corn strach dan glyserin,
aduk hingga merata sehingga menjadi basis
Uji Fitokimia Ekstrak Kayu manis masker.
(Cinnamomum burmanni)
Uji fitokimia dilakukan pada b) Pencampuran bahan
ekstrak kayu manis terhadap Alkaloid, Setelah basis masker dibuat, masukan basis
Flavonoid, Tanin dan Saponin. Akaloid masker kedalam mortar, campurkan bahan
diuji dengan HCl 10%, dan ammonia aktif dan tambahan corn strach yang tersisa
encer, disarikan dengan kloroform untuk mencapai berat yang sama, lalu aduk
kemudian ditambahkan pereaksi mayer hingga didapat sediaan yang homogen.
terbentuk endapan putih, dan ditambahkan
Uji Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Pandan …....................….. (Oom Komala, dkk)

31
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:31-39

Pengujian Antibakteri + 15 ml media Mueller Hinton dimasukan


Uji antibakteri menggunakan ke dalam cawan petri, kemudian
metode perforasi atau metode cakram. digerakkan melingkar untuk menyebarkan
Yang diuji adalah Ekstrak sediaan masker bakteri secara merata. setelah agar
yang mengandung ekstrak kayu manis, memadat, diatasnya diletakkan kertas
Kontrol positif tertrasiklin dengan cakram yang mengandung masker kayu
konsentrasi 2%. kontrol negatif adalah manis (Cinnamon burmani ). Konsentrasi
basis tanpa ekstrak kayu manis atau 0%. yang digunakan yaitu : 0% (b/v) (kontrol
negatif), 8% (b/v), 10% (b/v), 12% (b/v)
Penyiapan Kertas Cakram dan Tetrasiklin 2% sebagai kontrol
a) Pembuatan Kertas Cakram Pada positif, kemudian diinkubasi selama 24 jam
Sediaan Uji pada suhu 37ºC. Pengujian ini dilakukan
Dimasukan 10 gram masker kayu untuk masing-masing perlakuan dengan 5
manis (Cinnamon burmanii) yang sudah kali pengulangan. Setelah diinkubasi
homogen kemudian dilarutkan dalam 10 ml diamati dan diukur lebar daerah hambat
aquadest hingga homogen, dan larutan dari zona yang terbentuk menggunakan
tersebut disaring, rendam kertas cakram penggaris, sehingga diketahui lebar daerah
pada sediaan tersebut selama 24 jam pada hambat dari ekstrak kayu manis. Lebar
suhu 37ºC, kemudian dikeringkan selama daerah hambat diukur mulai dari tepi
24 jam atau sampai kering. daerah hambat cakram sampai ke tepi
daerah hambat cakram sisi lain melalui
b) Pembuatan Kertas Cakram Pada garis tengah cakram kemudian dikurangi
Kontrol Negatif lebar kertas cakram dan hasilnya dibagi
Dimasukan kertas cakram dalam dua.
basis yang diambil 10 gram yang
dilarutkan dalam 10 ml aquadest, Evaluasi sediiaan masker
kemudian disaring, rendam kertas cakram 1). Uji pH
pada sediaan tersebut selama 24 jam pada Pengukuran pH pada masker
suhu 37ºC, kemudian dikeringkan selama dengan menimbang masker Kayu Manis 10
24 jam atau sampai kering. gram dan dilarutkan dalam 10 ml aquadest.
c) Pembuatan Kertas Cakram Pada Pengukuran pH dengan menggunakan pH–
Kontrol Positif meter digital, syarat pH standard untuk
Dimasukan sediaan basis masker 10 masker dan lulur adalah 4-8.
gram yang mengandung Tetrasiklin 500 2) Uji organoleptik
mg sebanyak 2% dilarutkan dalam 10 ml Uji organoleptik pada masker
aquadest, dan disaring larutan tersebut, diamati secara visual meliputi, kehalusan,
kemudian dimasukan kertas cakram dan warna (perubahan zat warna), bentuk
direndam selama 24 jam pada suhu 37ºC, (serbuk atau nampak seperti granul),
kemudian dikeringkan pada oven selama organoleptik (bau ). Dilakukan dengan cara
24 jam atau sampai kering. pengulasan sediaan pada plat kaca dan
diamati dengan teliti. Uji stabilitas
Pengujian Lebar Daerah Hambat (LDH) dilakukan selama 8 minggu pada suhu
Pengujian lebar daerah hambat kamar (25ºC- 30ºC) dan suhu dipercepat
masker kayu manis dilakukan terhadap (40ºC). Masker diamati secara berkala dua
Staphylococus aureus dengan metode minggu sekali baik secara visual
difusi kertas cakram. Pengujiannya dengan (organoleptik dan homogenitas) maupun
cara mencampur 0.2 ml inokulum bakteri secara kualitatif (pH).
Staphylococus aureus konsentrasi 106, dan
Uji Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Pandan …....................….. (Oom Komala, dkk)

32
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:31-39

Uji Hedonik / kesukaan


Uji kesukaan dilakukan dengan Pengujian kadar air dilakukan pada
cara10gr sediaan masker Kayu Manis serbuk simplisia kayu manis yang
dilarutkan 10 ml aquadest dan bertujuan untuk memberikan batasan
diaplikasikan oleh 20 orang panelis selama minimal atau rentang tentang besarnya
10 menit. Hasil pengujian ini mengguna kandungan air didalam bahan. Pada
kan 4 skala kesukaan : tidak suka (1) pengujian kadar air simplisia ini
Sangat tidak suka (2), Suka (3), Sangat digunakan alat “ Moisture Balance”,
suka (4). pengujian dilakukan sebanyak 2 kali
Uji Iritasi pengulangan pada sampel simplisia kayu
Uji iritasi dilakukan dengan cara manis dengan jangka waktu masing –
10gr sediaan masker Kayu Manis masing selama 10 menit.
dilarutkan ke dalam 10 ml aquadest dan Dari hasil pengujian diperoleh
diaplikasikan oleh panelis selama 10 menit. kadar air rataan sebesar 4,44 % , menurut
Dalam uji iritasi penilaian pengujian Depkes RI, 1985 kadar air dalam simplisia
menggunakan 2 skala yaitu : (1) terjadi yang digunakan dalam penelitian tidak
iritasi, (2) tidak terjadi iritasi. lebih dari 10% dan pengujian kadar air
tersebut memenuhi persyaratan kadar air
Analisa Data
yang terkandung dalam suatu simplisia.
Untuk mengetahui adanya perbedaan
Senyawa anorganik adalah unsur mineral
data LDH dari serbuk masker Kayu manis
yang merupakn bagian dari komposisi
(Cinnamomum burmanii) dianalisis
tanaman obat serta bahan pangan selain air
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dan bahan organik. Dari hasil penetapan
dengan 5 kali pengulangan.
kadar abu yang dilakukan secara gravimetri
diperoleh hasil 9,25% untuk serbuk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Fitokimia
Kadar Air dan Kadar Abu
Berdasarkan hasil pengujian
Bahan yang digunakan berupa kayu
fitokimia tidak ditemukan adanya steroid.
manis segar (Gambar 1) dengan nama latin
Hasil pengujian alkaloid, flavonoid dan
Cinnamomum burmanni dari suku
tanin hasilnya positif. Adanya alkaloid
lauraceae. Diperoleh dari Balitro dan telah
ditandai dengan adanya endapan coklat,
dideterminasi oleh Herbarium Bogorisense,
senyawa alkaloid yang terkandung dalam
Bogor. Kayu manis dibuat serbuk, dari
kayu manis menandakan bahwa kayu
3000g kayu manis, jumlah serbuk yang
manis mempunyai potensi sebagai
diperoleh setelah diayak dengan mesh 40
antibakteri .
ialah 950g.
Pada hasil pengujian fitokimia ini
kayu manis juga positif mengandung
senyawa flavonoid, adanya flavonoid
ditandai dengan adanya hijau kehitaman,
endapan kuning dan terbentuknya warna
jingga. Senyawa flavonoid terbesar
jumlahnya dan juga lazim ditemukan pada
tumbuhan. Flavonoid adalah polyphenol
yang nyata berpengaruh untuk sifat
antibakteri (Bin Shan et.al., 2007). Hasil
Gambar1. Kayu manis pengujian tannin menunjukan bahwa kayu
(Cinnamomum burmanii) manis mengandung tannin yang
mempunyai aktivitas sebagai antibakteri
Uji Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Pandan …....................….. (Oom Komala, dkk)

33
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:31-39

ditandai dengan hasil yang positif dengan pada suhu yang berbeda-beda, yaitu pada
warna hijau kehitaman dan terbentuknya suhu 25oC-30oC dan pada suhu 40oC
endapan putih. Hasil pengujian saponin (Stabilita dipercepat). Parameter pengujian
menunjukan hasil yang positif dengan meliputi pH dan organoleptik mulai dari
adanya buih setelah pengocokan dan minggu ke-2 sampai minggu ke-8
penambahan HCl 1%. dilakukan dalam pot dan tertutup rapat
dengan jumlah 20gr.
Pembuatan Ekstrak
Ekstrak dibuat dengan metode 2) Uji pH
maserasi dimana 950g serbuk sampel pH merupakan salah satu parameter
diekstraksi dengan 9,5 liter etanol 96%. penting dalam analisis produk kosmetik,
Metode ekstraksi yang digunakan ialah karena ph dari kosmetik yang dipakai dapat
metode maserasi karena metode ini memperngaruhi daya absorpsi kulit.
pengerjaan dan peralatanyang digunakan Produk kosmetik yang memiliki ph yang
sederhana dan mudah didapat, relatif sangat tinggi atau sangat rendah akan
murah serta dapat menghindari kerusakan meningkatkan daya dan absorpsi kulit
komponen senyawa yang tidak tahan sehingga menyebabkan kulit teriritasi.
terhadap panas.
Tabel 1. Hasil pengamatan pH Masker
Hasil penetapan rendemen ekstrak. Ekstrak Kayu manis
Dari proses maserasi diperoleh Uji pH
ekstrak berwarna cokelat kemerahan pekat Minggu
Suhu kamar (25oC- Oven suhu 40oC
aroma khas kayu manis kuat. Hasil ekstrak Ke-
30oC)
kayu manis adalah 300g dari 950g setelah
F1 F2 F3 F1 F2 F3
maserasi dan persentase rendemen sebesar
0.3%. Penentuan rendemen ekstrak 1 5,88 6,89 6,39 5,62 5,24 6,01
bertujuan untuk mengetahui perbandingan
dari bobot simplisia dari hasil ekstrak. Dari 2 55,62 5,66 6,26 6,02 5,31 5,38
penentuan rendemen ekstrak dapat
diketahui jumlah ekstrak dari simplisia 4 5,69 5,68 6,23 6,24 5,44 5,98

pada berat tertentu.


6 5,82 6,04 5,86 5,89 5,72 5,58

Evaluasi Sediaan Masker Ekstrak Kayu 8 5,35 6,07 5,95 5,56 5,82 5,50
manis
1) Uji Stabilitas
Stabilitas didefinisikan sebagai Dari tabel diatas , sediaan masker
kemampuan suatu produk obat atau ekstrak kayu manis memperlihatkan dari
kosmetik untuk bertahan dalam batas setiap formula pada suhu yang berbeda
spesifikasi yang ditetapkan sepanjang (25º-30ºC dan 40ºC) berkisar antara
periode penyimpanan dan penggunaan 5,31-6,89. Hal ini masih memenuhi standar
untuk menjamin identitas, kekuatan kosmetik yang baik.
kualitasan dan kemurnian produk tersebut.
dimana sifat dan karakteristiknya sama 3) Uji Organoleptik
dengan yang dimilikinya pada saat dibuat.
(Djajadisastra, 2004). a) Hasil pengamatan tekstur
Uji stabilitas ini dilakukan dengan Hasil pengamatan dari uji
menyimpan setiap formula sediaan dalam organoleptik berdasarkan bentuk sediaan.
pot plastik dan tertutup rapat, penguji Hasil pengamatan dari uji organoleptik
dilakukan selama 8 minggu dan dilakukan
Uji Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Pandan …....................….. (Oom Komala, dkk)

34
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:31-39

berdasarkan parameter bentuk sediaan kamar (25oC-30oC) dan suhu 40oC dari
secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2. minggu ke-2 sampai minggu ke-8
mempunyai nilai yang relatif stabil.
b) Hasil Pengamatan Aroma Formula 1 warna sedikit cokelat
Hasil pengamatan dari uji kemerahan karena pemberian konsentrasi
organoleptik berdasarkan parameter aroma 8%, pada formula 2 warna agak cokelat
secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3. kemerahan Karena pemberian konsentrasi
10%, dan pada formula 3 warna cokelat
kemerahan karena pemberian konsentrasi
Tabel 2. Hasil Pengamatan Tekstur masker 12%. Hasil pengamatan dari uji
kayu manis organoleptik berdasarkan parameter warna
tekstur Bentuk ( tekstur ) secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.
Minggu
Ke- Suhu kamar (25oC- Oven suhu 40oC Tabel 4. Hasil Pengamatan Warna
30oC)
Masker Kayu Manis
F1 F2 F3 F1 F2 F3 Warna
Minggu
2 ++ ++ ++ ++ ++ ++ Suhu kamar (25oC- Oven suhu 40oC
Ke-
o
30 C)
4 ++ ++ ++ ++ ++ ++
F1 F3 F4 F2 F3 F4

6 ++ ++ ++ ++ ++ ++
2 ++ ++ ++ ++ ++ ++

8 ++ ++ ++ ++ ++ ++
4 ++ ++ ++ ++ ++ ++

Keterangan : - : kasar 6 ++ ++ ++ ++ ++ ++
++ : halus
8 ++ ++ ++ ++ ++ ++
Tabel 3. Hasil Pengamatan Aroma Masker
kayu manis Keterangan : - : warna berubah
++ : warna coklat kemerahan
Aroma
Minggu
Suhu kamar (25oC- Oven suhu 40oC
Uji kesukaan berdasarkan parameter
Ke-
30oC)
kesukaan aroma
F3 F4 F2 F3 F4
Uji kesukaan terhadap suatu
F2
sediaan merupakan atribut mutu yang diuji
2 ++ ++ ++ ++ ++ ++
dari kualitas sediaan yang dipengaruhi
formulasi sediaan tersebut.
4 ++ ++ ++ ++ ++ ++ Uji kesukaan dengan parameter
berdasarkan aroma dengan cara meng-
6 ++ ++ ++ ++ ++ ++ analisa pendapat terhadap 20 panelis
terhadap aroma sediaan. Ada 4 skala yang
8 ++ ++ ++ ++ ++ ++
digunakan yaitu sangat suka, suka, tidak
suka, sangat tidak suka dimana setiap
Keterangan : - : wangi parfum hilang penilaian yang diberikan oleh panelis
++ : wangi parfum melalui sebuah angket dicatat dan diamati
kemudian disimpulkan sejauh mana
c) Hasil Pengamatan Warna sediaan yang dibuat dapat diterima oleh
Hasil pengamatan organoleptik para panelis.
berdasarkan warna sediaan pada suhu
Uji Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Pandan …....................….. (Oom Komala, dkk)

35
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:31-39

Uji kesukaan berdasarkan


Aroma parameter kesukaan terhadap tekstur
PANELIS 20 dengan cara menganalisa pendapat
15
10 terhadap tekstur sediaan dengan berbagai
5 sangat
0 suka
konsentrasi. Ada 4 skala yang digunakan
2 (8%) 3 (10%) 4 (12%) yaitu sangat suka, suka, tidak suka, sangat
suka tidak suka dimana penilaian diberikan oleh
Formula panelis melalui sebuah angket yang dicatat,
diamati dan disimpulkan.
Gambar 2. Diagram uji kesukaan dengan
parameter aroma Tekstur
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa
aroma formula 2 dan formula 3 paling 20

PANELIS
15
disukai oleh panelis. Hal ini dikarenakan 10 sangat
aroma aromaterapi kayu manis yang masih 5 suka
0 suka
kuat dibandingkan formula 1.
2 (8%) 3 (10%) 4 (12%)
tidak suka
Uji kesukaan berdasarkan parameter Formula
terhadap warna
Dari analisa pendapat 20 panelis Gambar 4. Diagram uji kesukaan dengan
terhadap warna sediaan dengan berbagai parameter tekstur
konsentrasi, ada 4 skala yang digunakan
yaitu, sangat suka, suka, tidak suka dan Dari diagram diatas dapat dilihat
sangat tidak suka. Penilaian diberikan oleh bahwa tekstur formula 1 dan formula 3
panelis melalui sebuah angket yang dicatat kurang disukai oleh panelis. Hal ini
dan diamati kemudian disimpulkan sejauh disebabkan karena tekstur formula 1 dan
mana sediaan yang dibuat dapat diterima formula 3 kurang homogen dibandingkan
oleh para panelis. . dengan formula 2.
Warna Uji Iritasi
20 Uji iritasi terhadap suatu sediaan
PANELIS

15
10 merupakan uji yang sangat penting dari
sangat suka
5 kualitas sediaan masker setelah
0 suka diaplikasikan menimbulkan efek atau iritasi
2 (8%) 3 (10%) 4 (12%)
tidak suka terhadap kulit. Uji efek (iritasi) dengan
Formula cara menganalisa pendapat terhadap efek
yang terjadi setelah sediaan diaplikasikan
Gambar 3. Diagram uji kesukaan dengan kekulit dengan berbagai konsentrasi. Ada 2
parameter warna skala yang digunakan yaitu terjadi iritasi
dan tidak terjadi iritasi.
Dari diagram diatas dapat dilihat
bahwa warna formula 1 kurang disukai
para panelis. Hal ini disebabkan
konsentrasi yang digunakan tidak
berpengaruh terhadap warna sediaan. .

Uji Kesukaan Berdasarkan Parameter


Kesukaan Terhadap Tekstur
Uji Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Pandan …....................….. (Oom Komala, dkk)

36
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:31-39

Pada Gambar 6 memperlihatkan


Iritasi zona hambat masker ekstrak kayu manis
20 yang dihasilkan pada berbagai konsentrasi
15
10 yang dibuat, kontrol positif dan kontrol
5
0 negatif. Gambar tersebut menunjukan
2 (8%) 3 (10%) 4 (12%) iritasi
bahwa masker ekstrak kayu manis dengan
Formula tidak iritasi konsentrasi 12% memiliki aktivitas
menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus, hal ini sama
dengan hasil penelitian Reppi dkk.(2016)
Gambar 5. Diagram uji iritasi bahwa ekstrak kulit kayu manis hasil
maserasi menggunakan ekstrak etanol 80%
Diagram diatas dapat dilihat bahwa bersifat sebagai antibakteri. Pada
pengujian formula 1, 2 dan 3 bersifat aman konsentrasi 8% membentuk zona hambat
dan tidak menimbulakn efek iritasi. Hal ini paling kecil, basis tanpa ekstrak kayu
disebabkan bahan sediaan tidak manis tidak membentuk zona hambat,
mengandung bahan yang berbahaya. sedangkan zona hambat kontrol positif
dengan konsentrasi tetrasiklin 2 %
Pengujian Aktivitas Bakteri memiliki zona hambat paling lebar.
Pengujian aktivitas antibakteri Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat
dilakukan dengan menggunakan metode semakin tinggi konsentrasi maka semakin
difusi cakram, dimana dibuat deret besar efektivitasnya dalam menghambat
konsentrasi masing-masing larutan ekstrak pertumbuhan bakteri. Pada tabel 5,
8%, 10%, 12%, kontrol positif tetrasiklin menunjukan bahwa sediaan masker dengan
1% serta control negatif basis dan konsentrasi 12% memiliki lebar zona
penggunaan air dalam penelitian ini hambat paling efektif sebagai antibakteri
dimaksudkan untuk menambah kelarutan dibandingkan dengan sediaan masker
masing-masing sediaan dan melihat lainnya. Lebar Diameter Hambat rata-rata
pengaruhnya terhadap bakteri 16mm. namun masih lebih rendah
Staphylococcus aureus. Dari hasil dibandingkan dengan Tertasiklin.
penelitian menunjukan bahwa basis sediaan
pada masker tidak memiliki aktivitas Tabel 5. Rata-rata Lebar Diameter Hambat
(mm) sediaan masker ekstrak kayu
antibakteri terhadap Staphylococcus manis
aureus. Rata-rata Lebar Tertrasiklin Basis
Diameter Hambat (mm) 1% (+) tanpa
sediaan masker ekstrak ekstrak
kayu manis kayu
manis(-)
(8%) (10%) (12%)
24,7 (-)
10,6 11,1 16

Berdasarkan analisis ragam zone


hambat masker ekstrak kayu manis
Gambar 6. Lebar Diameter Hambat terhadap Staphylococcus aureus
Sediaan Masker Kayu Manis memberikan hasil yang berbeda sangat
nyata (p<0,01). Semakin tinggi konsentrasi
kayu manis dalam masker maka semakin
Uji Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Pandan …....................….. (Oom Komala, dkk)

37
Ekologia, Vol. 18 No.1 , April 2018:31-39

tinggi pula lebar diameter hambat DepKes RI., 1986, Sediaan Galenik,
nyadengan korelasi perbandingan R2 = Jakarta.
0,818 dan persamaan regresi y = 135x – Djalil . 2006, Penafsiran Fitokimia dan
0.933 sehingga dapat didapat garis linear. Uji Aktifitas Antibakteri Ekstrak Air
dan Etanol Daun Maja ( Aegle
SIMPULAN DAN SARAN marmelos cortex). Pharmacy 04
Simpulan ISSN 1693-3591.
1. Kayu manis dalam sediaan masker Djajadisastra, J, 2004, “Seminar Setengah
memiliki aktivitas terhadap bakter Hari HIKI”, Departemen Farmasi,
staphylococus aureus, semakin tinggi FMIPA, Universitas Indonesia,
konsentrasi ekstrak kayu manis dalam Jakarta.
masker maka semakin besar Harbone, J. B, 1987, Metode Fitokimia
aktivitasnya dalam menghambat Penuntun Cara Modern
pertumbuhan bakteri. Menganalisis Tumbuhan,
2. Kayu manis dalam sediaan masker stabil Terjemahan Padmawinata K, Soediro
dalam penyimpanan 2 bulan, pH I, Niksolihin S, Terbitan Pertama,
berkisar antara 5,31-6,89 dinyatakan Institut Teknologi Bandung,
memenuhi standar kosmetik yang baik Bandung.
dengan ambang batas normal berkisar Reppi, NB, Christi, M, Jane, W, 2016, Uji
antara 4 – 8. efek antibakteri ekstrak kulit kayu
3. Ada dua formula yang disukai panelis manis (Cinnamomum burmannii)
adalah formula 2 dengan konsentrasi 8% terhadap Escherichia coli dan
dan formula 3 dengan konsentrasi 12%. Streptococcus pyogenes, Jurnal e-
Saran Biomedik (eBm), Vol.4, No. 1.
Perlu pengujian lebih lanjut Rajendra, CE, Gopal S Magadum,
mengenai uji formulasi sediaan masker Mahabood Ali Nadof, Yashoda
kayu manis dengan uji serbuk yaitu uji S.V, Manjula M, 2011,
patch test. Phytochemical Screening of the
Rhizome of kaempferia Galanga.
DAFTAR PUSTAKA International Journal of
Bandar E. Al-Dhubiab, 2012, Pharmaceu- Pharmacognosy and Phytocemical
tical applications and Research, Vol. 3, No.3, 61-63.
phytochemical profile of Reppi, NB, Mambo, C, and Wuisan, J,
Cinnamomum burmannii , 2016, Uji Efek Antibakteri
Pharmacognosy Review, Vol . 6 , No12, Ekstrak kulit Kayu Manis
125 – 131. (Cinnamomum burmannii)
Bin Shan, Yi-Zhong Cai, John D.B and Terhadap Escherichia coli dan
Harold Corke, 2007, Antibacterial Streptococcus pyogenes, Jurnal e-
Properties and Major Bioactive Biomedik, eJournal. unstrat.ac.id.
Components of Cinnamon Stick
(Cinnamomum burmannii) : Robinson, T, 1991, Kandungan Organik
Activity against Foodborne Tumbuhan Tinggi, Terjamahan
Pathogenic Bacteria, J. Agric Food Padmawinata,K, Institut Teknologi
Chem., Vol 55, 5484-5490. Bandung, Bandung.
Depkes RI., 1985, Formularium Tano, E, 1999, Tekhnik Membuat
Kosmetika Indonesia, DIRJEN Kosmetik Dan Tips Kecantikan,
POM, Jakarta. Penerbit Rineka Copta, hal 65-66,
Jakarta.
Uji Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Pandan …....................….. (Oom Komala, dkk)

38

Anda mungkin juga menyukai