Anda di halaman 1dari 17

KESEHATAN GIZI

MASYARAKAT

Adhika Prayoga
Anggraeni
Mila Fitria dewi
Manarul
Novia anggraeni
Risna Pauziah
PENGERTIAN GIZI
 Secara etimologi, kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza”,
yang berarti “makanan”. Menurut dialek Mesir, “ghidza” dibaca
“ghizi”.
 Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti (penyerapan),
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan.
 Ilmu yang mempelajari perihal makanan serta hubungannya
dengan kesehatan.
 Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat
nutrien (zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan,
pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat
kekurangan (ketidakcukupan) zat gizi.
 Zat-zat gizi tidak lain adalah senyawa-senyawa kimia yang
terkandung dalam makanan yang pada gilirannya diserap dan
digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita
PENGERTIAN ILMU GIZI

 Ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang


ilmu yang mempelajari proses pangan setelah
dikonsumsi oleh manusia, masuk ke dalam
tubuh, mengalami pencernaan, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme
serta pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan yang berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan yang sehat serta gigi yang
sehat pula.
SIFAT GIZI

1. Essensial
Tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh sehingga harus
dikonsumsi dari makanan-makanan yang telah di konsumsi. Zat
gizi essensial tersebut meliputi vitamin, mineral, asam amino, asam
lemak dan sejumlah karbohidrat sebagai energi

2. Non essensial
Zat gizi yang dapat disintesis (dibentuk) didalam tubuh dari
senyawa atau zat gizi tertentu.
BENTUK GIZI
1. Makronutrien/Zat Gizi Makro :
Merupakan komponen terbesar dari susunan diet serta
berfungsi mensuplai energi dan zat-zat gizi essensial yang
berguna untuk keperluan pertumbuhan sel atau jaringan,
fungsi pemeliharaan maupun aktifitas tubuh.
Kelompok makronutrien terdiri dari karbohidrat, lemak,
protein, makromineral (natrium, klorida, fosfor, kalsium,
magnesium) dan air.

2. Mikronutrien/Zat Gizi Mikro


Kelompok mikronutrien terdapat pada vitamin dan
sejumlah mikro mineral (zat besi, yodium, flor, zink, selenium,
mangan, dsb).
FUNGSI GIZI

 Memelihara proses tubuh dalam


pertumbuhan/perkembangan serta mengganti
jaringan tubuh yang rusak.
 Memperoleh energi guna melakukan kegiatan
sehari-hari.
 Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai
keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang
lain.
 Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh
terhadap berbagai penyakit (protein).
ZAT-ZAT MAKANAN YANG BERGIZI

 Protein
 Lemak
 Karbohidrat
 Vitamin-vitamin
 Mineral
GIZI KLINIK DAN GIZI
MASYARAKAT
 Gizi klinik berkaitan dengan nasabah gizi pada individu yang sedang menderita
gangguan kesehatan akibat kekurangan atau kelebihan gizi. Sedangkan gizi
masyarakat berkaitan dengan gangguan gizi pada kelompok masyarakat. Oleh
sebab itu, sifat dari gizi masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan
(preventiv) dan peningkatkan (promotif).
 Gizi klinik berhubungan dengan masalah klinis pada individu yang mengalami
gangguan gizi. Maka profesi kedokteranlah yang lebih tepat untuk
menanganinya. Sebaliknya, gizi masyarakat berkaitan dengan gangguan gizi pada
masyarakat, dimana masyarakat mempunyai aspek yang sangat luas, maka
penanganannya harus secara multisektor dan multidisiplin. Profesi dokter saja
belum cukup untuk menangani masalah gizi masyarakat.
 Penanganan gizi masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi para penderita
saja, karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali ke masyarakat. Oleh
karena itu, terapi penderita gangguan gizi masyarakat tidak ditunjukkan pada
penderitanya saja, tetapi seluruh masyarakat tersebut.
PENYAKT-PENYAKIT
KEKURANGAN GIZI
 Penyakit Kurang Kalor dan Protein (KKP)
 Obesitas (Penyakit Kegemukan)
 Anemia (Penyakit Kurang Darah)
 Penyakit Gondok Endemik
KELOMPOK RENTAN GIZI
 Kelompok bayi, umur 0-1 tahun.
 Kelompok di bawah lima tahun (balita) : 1-
5 tahun.
 Kelompok anak sekolah, umur 6-12 tahun.
 Kelompok remaja, umur 13-20 tahun.
 Kelompok ibu hamil dan menyusui
 Kelompok usia lanjut atau lansia
PENGUKURAN STATUS GIZI
MASYARAKAT
1. Berat badan per umur
Berdasarkan klasifikasi dari Universitas
Harvard, keadaan gizi anak diklasifikasikan
menjadi tiga tingkat, yakni :
 Gizi lebih (over weight)
 Gizi baik (well nourished)
 Gizi kurang (under weight), yang mencangkup
kekurangan kalori dan protein (KKP) tingkat
I dan tingkat II.
2. Tinggi Badan Menurut Umur
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita
berdasarkan tinggi badan menurut umur, juga
menggunakan modifikassi standar Harvard, dengan
klasifikasinya adalah :
 Gizi baik, apabila panjang tinggi badan bayi/anak
menurut umurnya lebih dari 80% dari standar Harvard.
 Gizi kurang, apabila panjang tinggi badan bayi/anak
menurut umurnya diantara 70,1%-80% dari standar
Harvard.
 Gizi buruk, apabila panjang tinggi badan bayi/anak
menurut umurnya kurang dari 70% dari standar
Harvard
3. Berat Badan Menurut Tinggi

 Pengukuran berat badan mrnurut tinggi badan ini di


peroleh dengan mengkombinasikan berat badan dan
tinggi badan per umur sesuai standar Harvard.
Klasifikasinya adalah :
 Gizi baik, apabila berat badan bayi/anak menurut
panjang/ tingginya lebih dari 90% dari standar Wolansky.
 Gizi kurang, apabila berat badan bayi/anak menurut
panjang/ tingginya berada diantara 70,1%-85% dari
standar Wolansky.
 Gizi buruk, apabila berat badan bayi/anak menurut
panjang/ tingginya kurang dari 70% dari standar
Wolansky.
4. Lingkar Lengan Atas (LLA) Menurut Umur

Klasifikasi pengukuran status gizi bayi/anak


berdasarkan lingkar lengan atas, yang sering digunakan
mengacu pada standar Harvard, klasifikasinya adalah :
 Gizi baik, apabila LLA bayi/anak sesuai dengan umurnya
lebih dari 85% standar Wolansky.
 Gizi kurang, apabila LLA bayi/anak sesuai dengan
umurnya berada diantara 70,1-85% standar Wolansky.
 Gizi buruk, apabila LLA bayi/anak sesuai dengan
umurnya kurang dari 70% standar Wolansky.
5. Indeks Massa Tubuh (IMT)

 Untuk menentukan status gizi orang dewasa dapat menggunakan indeks massa
tubuh atau “body mass index” (BMI).
 Formula untuk menentukan Indeks Massa Tubuh adalah :

IMB =BB2 (Berat badan ) dalam kg


TB (Tinggi Badan) dalam m

Hasil perhitungan dengan formula ini akan


mengindikasikan status gizi dengan klasifikasi sebagai berikut :

 < 18 : kurus, gizi kurang


 18-24 : normal, gizi baik
 25-30 : gemuk, gizi lebih
 > 30 : gemuk sekali (obesitas), gizi berlebihan
PENANGGULANGAN MASALAH
GIZI KURANG
 Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama
melalui peningkatan produksi beraneka ragam pangan;
 Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yang
diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk
meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga;
 Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan system
rujukan dimulai dari tingkat Posyandu, hingga Puskesmas
dan Rumah Sakit;
 Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG);
 Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang
pangan dan gizi masyarakat;

Anda mungkin juga menyukai