Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti

ISSN 2302-4283 (print)


ISSN 2580-9571 (online)
Online di https://jurnal.poltekkes-soepraoen.ac.id
DOI: 10.47794/jkhws.v8i2

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI


APOTEK ARJASA KOTA MALANG

Mayang Aditya Ayuning Siwi1


1
Program Studi DIII Farmasi, ITSK RS dr. Soepraoen
(Korespondensi: adityamayang51@gmail.com )

ABSTRAK
Pendahuluan Standar pelayanan kefarmasian di apotek merupakan dasar dalam pelayanan di apotek
dan sebagai tolok ukur yang digunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Permenkes No.73 tahun 2016 di
apotek Arjasa Malang. Metode Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan jenis
penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah apoteker pengelola apotek sebanyak 2
apoteker yang bersedia menjadi responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang berisi 39 pernyataan. Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah
Apotek Arjasa 1 dan 2 adalah apotek yang dimiliki oleh apotekernya sendiri sehingga pelaksanaan
standard pelayanan kefarmasian hamper seluruhnya sudah dilakukan. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah didapatkan persentase kesesuaian pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Apotek Arjasa 1 dan
2 dengan Permenkes No. 73 tahun 2016 adalah sebesar 95,24% untuk bidang pengelolaan sediaan
kefarmasian dan sebesar 100% untuk pelayanan farmasi klinik.

Kata kunci: Apotek Arjasa, Permenkes No. 73 Tahun 2016, Standar Pelayanan Kefarmasian

ABSTRACT
Introduction Pharmaceutical service standards in pharmacies are the basis for services in
pharmacies and as benchmarks that are used as guidelines for pharmaceutical personnel in carrying
out pharmaceutical services. This study aims to determine the suitability of the implementation of
pharmaceutical service standards in pharmacies based on Permenkes No.73 of 2016 at Arjasa
Pharmacy in Malang. Method This research is a non-experimental research with descriptive research
type. The population in this study were all pharmacists managing the Arjasa pharmacy and the
sample in this study were 7 pharmacists who were willing to become respondents. The data was
collected by using a questionnaire containing 39 statements. The questionnaire was filled in by the
respondent, namely the pharmacist who manages the Arjasa Pharmacy in Malang. Resuld Based on
the results of the research that has been carried out, Arjasa 1 and 2 Pharmacies are pharmacies
owned by their own pharmacists, so that the implementation of pharmaceutical service standards has
almost entirely been carried out. Conclusion of this study is that the percentage of compliance with
the implementation of pharmaceutical services at Arjasa 1 and 2 Pharmacies with Minister of Health
Regulation No. 73 in 2016 amounted to 95.24% for the management of pharmaceutical preparations
and 100% for clinical pharmacy services.

Keywords: Arjasa Pharmacy, Health Ministry Rules of Republic Indonesia number 73 of 2016
Pharmaceutical Service Standard in Pharmacies

Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol 8 no 2 tahun 2020


Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti
ISSN 2302-4283 (print)
ISSN 2580-9571 (online)
Online di https://jurnal.poltekkes-soepraoen.ac.id
DOI: 10.47794/jkhws.v8i2

erat dengan standar pelayanan kefarmasian


PENDAHULUAN di apotek yang berlaku di Indonesia saat
Pelayanan kefarmasian adalah ini adalah Peraturan Menteri Kesehatan
suatu pelayanan yang bertanggung jawab Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
langsung kepada pasien yang berhubungan tentang standar pelayanan kefarmasian di
dengan sediaan farmasi yang bertujuan apotek.
untuk meningkatkan mutu kehidupan
Sampai saat ini masih diragukan
pasien (Musdalipah dkk, 2017). Standar
seberapa jauh penerapan dari standar
pelayanan kefarmasian adalah meliputi
pelayanan kefarmasian ini dilakukan di
standar pengelolaan sediaan farmasi dan
tiap-tiap apotek. Seperti salah satu
pelayanan farmasi klinis dan didukung
penelitian di Indonesia mengenai standar
oleh ketersediaan sumber daya
pelayanan kefarmasian di apotek yang
kefarmasian (Kemenkes, 2014).
menjelaskan bahwa pelaksanaan standar
Menurut Permenkes nomor 73
pelayanan kefarmasian di apotek di
tahun 2016 apotek adalah sarana
Kabupaten Semarang masih belum optimal
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
karena pengetahuan tentang pelaksanaan
praktik kefarmasian oleh apoteker,
standar pelayanan kefarmasian di apotik
sedangkan apoteker adalah sarjana farmasi
belum memadai (Cahyono dkk, 2015).
yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
Penelitian lain juga dilakukan oleh
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
Sidrotullah dan Radiah (2019) tentang
Apotek didirikan sebagai sarana pelayanan
implementasi standar pelayanan
kefarmasian yang menyediakan obat
kefarmasian di apotek Kota Mataram
maupun alat-alat kesehatan dengan
didapatkan hasil belum sepenuhnya
kualitas serta keamanan yang terjamin.
melaksanakan standar pelayanan
Standar pelayanan kefarmasian di apotek
kefarmasian di apotek. Penelitian yang
merupakan dasar dalam pelayanan apotek
dilakukan oleh Mongi (2020) juga
dan sebagai tolak ukur yang dipergunakan
menunjukkan hasil bahwa penerapan
sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian,
standar pelayanan kefarmasian di Apotek
dalam menyelenggarakan pelayanan
Telemedika Farma 14 Manado belum
kefarmasian. Dengan demikian pemerintah
sepenuhnya dilaksanakan.
mengeluarkan peraturan yang berkaitan

Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol 8 no 2 tahun 2020


Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti
ISSN 2302-4283 (print)
ISSN 2580-9571 (online)
Online di https://jurnal.poltekkes-soepraoen.ac.id
DOI: 10.47794/jkhws.v8i2
Apotek Arjasa adalah apotek yang gambaran pelaksanaan pelayanan
berada di wilayah di Malang dan belum kefarmasian berdasarkan standard yang
pernah dilakukan penelitian tentang berlaku.
gambaran pelaksanaan standar pelayanan Semua data yang terkumpul akan dicatat
kefarmasian. Keberadaan apotek yang skornya dan dihitung frekuensinya untuk
semakin banyak dapat menyebabkan masing-masing item pertanyaan dan diolah
persaingan yang ketat baik dari segi dengan microsft excel dan ditampilkan
kualitas pelayanan maupun sarana dan dalam bentuk tabel. Perhitungan skor tiap
prasarana. Selain keberadaan apotek yang kuesioner sebagai berikut :
semakin banyak, lulusan apoteker di %Standar pelayanan kefarmasian =
Indonesia juga semakin banyak sehingga Skor Kuesioner
x 100%
Skor Total
ada tuntutan dari masyarakat untuk
meningkatkan mutu pelayanan Tabel 1. Kategori Interval Jawaban
(Narimawati, 2007)
kefarmasian di apotek yang tidak hanya
Alternatif Jawaban Interval
berorientasi kepada obat. Pelayanan yang No jawaban (%)

maksimal dapat dicapai dengan cara 1. Sangat Baik 100-84,01%


2. Baik 84%-68,01%
apotek wajib menerapkan standar 3. Cukup Baik 68%-52,01%
pelayanan kefarmasian dengan mengacu 4. Kurang Baik 52%-36,01%
5. Tidak Baik 36%-20%
pada Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 73 tahun 2016 selama menjalankan
HASIL PENELITIAN
praktek kefarmasian.
Penelitian ini dilakukan di Apotek
METODE PENELITIAN Arjasa 1 dengan alamat Jl. Raya
Penelitian ini menggunakan metode Sengkaling 239A Kecamatan Dau Kota
penelitian deskriptif kualitatif dengan Malang dan di Apotek Arjasa 2 dengan
pengambilan data menggunakan alamat Jl. Kertanegara No. 50 Kecamatan
kuesioner. Kuesioner bersumber pada Karang Ploso Kota Malang. Karakteristik
Permenkes Nomer 73 Tahun 2016. responden dalam penelitian ini dibagi
Sampel penelitian ini adalah Apotek menjadi lima karakter, yaitu berdasarkan
Arjasa 1 dan Arjasa 2. jenis kelamin, usia, status, lama kerja dan
Analisis data dilakukan dengan cara kehadiran. Sedangkan karakteristik apotek
menghitung persentase hasil jawaban dari dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga
kuisioner kemudian dideskripsikan tentang karakter, yaitu frekuensi apotek buka, lama
Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol 8 no 2 tahun 2020
Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti
ISSN 2302-4283 (print)
ISSN 2580-9571 (online)
Online di https://jurnal.poltekkes-soepraoen.ac.id
DOI: 10.47794/jkhws.v8i2
apotek beroperasi memberikan pelayanan, Tabel 3. Pengelolaan Sediaan Farmasi
Alat Kesehatan dan BMHP
dan jenis apotek. No Pernyataan Persentase
Tabel 2. Karakteristik Responden dan Pelaksanaan
berdasarkan
Apotek Standar (%)
No Variabel 1 2 1 Perencanaan sediaan 100
1 Jenis a. Laki-laki b a farmasi , alat kesehatan
Kelamin b. Perempuan dan BMHP
2 Usia a. 22-30 th d d 2 Pengadaan sediaan 100
b. 31-40 th farmasi, alat kesehatan
c. 41-49 th dan BMHP
d. > 50 th 3 Penerimaan sediaan 100
3 Lama a. < 5 th d d farmasi, alat kesehatan
Bekerja di b. 5-10 th dan BMHP
Apotek c. 11-20 th 4 Penyimpanan sediaan 100
d. > 20 th
farmasi, alat kesehatan
4 Status a. APA d d dan BMHP
Apoteker b. Apoteker 5 Pemusnahan dan 100
Pengganti
penarikan sediaan
c. PSA farmasi
d. Apoteker+PSA
6 Pengendalian sediaan 100
5 Kehadiran a. Selama jam d d
farmasi, alat kesehatan
apotek buka dan BMHP
b. 1-7 jam/hari
7 Pencatatan dan 66.67
c. 2-3
pelaporan sediaan
hari/minggu
farmasi, alat kesehatan
d. 2-3 hari/bulan
dan BMHP
6 Frekuensi a. Kurang dari 12 b b
apotek jam/hari
buka b. 12-18 jam/hari
Tabel 4. Pelaksanaan Pelayanan
c. 19-23 jam/hari
d. 24 jam/hari Farmasi Klinik
7 Lama a. 1-5 th d d
Apotek b. 6-10 th No Pernyataan Persentase
beroperasi c. 11-15 th Pelaksanaan
memberik d. 15 th ke atas berdasarkan
an Standar (%)
pelayanan 1 Pengkajian dan pelayanan 100
8 Jenis a. BUMN bekerja a b resep
Apotek sama dengan
Dokter dan 2 Dispensing 100
BPJS
3 Pelayanan informasi obat 100
b. Swasta yang
tidak bekerja 4 Pelayanan farmasi klinis 100
sama dengan konseling
BPJS dan 5 Pemantauan Terapi Obat 100
Dokter
c. Swasta yang 6 Monitoring efek samping 100
bekerja sama obat
dengan dokter 7 Pelayanan kefarmasian di 100
Ketetangan : (1 dan 2 adalah Apotek Arjasa 1 rumah
dan Apotek Arjasa 2)
Kolom keempat diisi berdasarkan pilihan dari
kolom 3

Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol 8 no 2 tahun 2020


Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti
ISSN 2302-4283 (print)
ISSN 2580-9571 (online)
Online di https://jurnal.poltekkes-soepraoen.ac.id
DOI: 10.47794/jkhws.v8i2
PEMBAHASAN dilakukan diperoleh hasil bahwa untuk
Karakteristik Responden dan Apotek pelaksanaan pengelolaan sediaan farmasi,
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh alat kesehatan dan BMHP di Apotek
hasil bahwa karakteristik responden Arjasa 1 dan 2 diperoleh persentase
berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki 95,24% yang artinya sudah dilaksanakan
dan perempuan. Menurut Robbins (2003) dengan sangat baik. Adapun kekurangan
bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna dalam pengelolaan sediaan farmasi di
antara laki-laki dan perempuan dalam apotek ini adalah untuk pencatatan masih
kemampuan memecahkan masalah dalam belum menggunakan pencatatan melalui
suatu pekerjaan. Sedangkan berdasarkan komputer. Sementara untuk pelayanan
usia apotek dikelola oleh APA dengan usia farmasi klinis Apotek Arjasa 1 dan 2
lebih dari 50 tahun yang mana di usia memperoleh persentase sebesar 100%
tersebut masih tergolong usia produktif yang artinya semua kegiatan pelayanan
sehingga diharapkan responden masih bisa farmasi klinis sudah dilakukan sesuai
dengan jelas untuk memahami kuisioner dengan Standar Pelayanan Kefarmasian
yang diberikan dan masih maksimal dalam berdasarkan Permenkes No. 73 tahun
memberikan pelayanan kefarmasian. 2016.
Apotek Arjasa 1 dan 2 dikelola oleh APA KESIMPULAN
yang sekaligus berperan sebagai PSA, Berdasarkan hasil penelitian standar
sehingga berpeluang besar apotek untuk pelayanan kefarmasian di Apotek Arjasa 1
dapat memberikan pelayanan kefarmasian dan 2 Malang dapat disimpulkan bahwa
yang lebih baik dibandingkan dengan kesesuaian pelaksanaan pelayanan
apotek yang kepemilikannya bukan APA kefarmasian dengan Permenkes Nomor 73
(Novianita, 2016). Karakteristik responden tahun 2016 adalah sebesar 95,24% untuk
dan Apotek lainnya sudah sesuai dengan bidang pengelolaan sediaan kefarmasian,
standar yang berlaku. 100% untuk pelayanan farmasi klinik yang
Karakteristik Standar Pelayanan berarti pelayanan kefarmasian sudah
Kefarmasian
dilaksanakan dengan sangat baik.
Standar pelayanan kefarmasian di apotek
terdiri dari 2 kegiatan yaitu, pengelolaan
DAFTAR PUSTAKA
sediaan kefarmasian, alat kesehatan dan
Cahyono, L.T., Sudiro dan Suparwan A.
BMHP dan pelayanan farmasi klinis.
2015. Pelaksanaan Standar
Berdasarkan hasil penelitian yang Pelayanan Kefarmasian Pada
Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol 8 no 2 tahun 2020
Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti
ISSN 2302-4283 (print)
ISSN 2580-9571 (online)
Online di https://jurnal.poltekkes-soepraoen.ac.id
DOI: 10.47794/jkhws.v8i2
Apotek Di Kabupaten Semarang. Novianita, Made, I Nyoman Sutarsa, I
Jurnal Manajemen Kesehatan Nyoman Adiputra. 2016. Faktor
Indonesia. Yang Berhubungan dengan Kualitas
Pelayanan Kefarmasian di Kota
Kemenkes. 2014. Peraturan Menteri Denpasar. Public health and
Kesehatan Republik Indonesia Preventive Medicine Archive, Vol.
Nomor 35 Tahun 2014. Jakarta. 4, No. 1 : 42-47
Mongi, D., Pareta, D., Maarisit, W., & kanter,
Permenkes. 2016. Peraturan Menteri
J. 2020. Evaluasi Pelaksanaan
Kesehatan Republik Indonesia
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
Nomor 73 Tahun 2016 tentang
Telemedika Farma 14 Manado.
Standar Pelayanan Kefarmasian di
Universitas Kristen Indonesia
Apotek. Jakarta: Menteri Kesehatan
Tomobon.
Republik Indonesia.
Musdalipah, Muh. Syaiful Saehu, Asmiati.
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku
2017. Analisis Pelayanan
Organisasi. PT. Indeks Kelompok
Kefarmasian Di Puskesmas Tosiba
Gramedia. Jakarta.
Kabupaten Kolaka. Akademi
Farmasi Bina Husada Kendari. Vol. Sidrotulloh, M., Nur Radiah. 2019.
6 No.2. Implementasi Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek.
Narimawati, U. 2007. Riset Manajemen
Universitas Nahdlatul Wathan,
Sumber Daya Manusia. Agung
Mataram Indonesia. Vol. 3 No. 1.
Media. Jakarta.

Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol 8 no 2 tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai