Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN

DI APOTEK PELITA KOTA PALU

Mohamad Julianto
F019013
1
Program Studi DIII Farmasi, Akfar Bina Farmasi
(Korespondensi: Anthomohamad@gmail.com )
PENDAHULUAN erat dengan standar pelayanan kefarmasian
Pelayanan kefarmasian adalah suatu di apotek yang berlaku di Indonesia saat
pelayanan yang bertanggung jawab ini adalah Peraturan Menteri Kesehatan
langsung kepada pasien yang berhubungan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
dengan sediaan farmasi yang bertujuan tentang standar pelayanan kefarmasian di
untuk meningkatkan mutu kehidupan apotek.
pasien (Musdalipah dkk, 2017). Standar Sampai saat ini masih diragukan
pelayanan kefarmasian adalah meliputi seberapa jauh penerapan dari standar
standar pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan kefarmasian ini dilakukan di
pelayanan farmasi klinis dan didukung tiap-tiap apotek. Seperti salah satu
oleh ketersediaan sumber daya penelitian di Indonesia mengenai standar
kefarmasian (Kemenkes, 2014). pelayanan kefarmasian di apotek yang
Menurut Permenkes nomor 73 menjelaskan bahwa pelaksanaan standar
tahun 2016 apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian di apotek di
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan Kabupaten Semarang masih belum optimal
praktik kefarmasian oleh apoteker, karena pengetahuan tentang pelaksanaan
sedangkan apoteker adalah sarjana farmasi standar pelayanan kefarmasian di apotik
yang telah lulus sebagai apoteker dan telah belum memadai (Cahyono dkk, 2015).
mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Penelitian lain juga dilakukan oleh
Apotek didirikan sebagai sarana pelayanan Sidrotullah dan Radiah (2019) tentang
kefarmasian yang menyediakan obat implementasi standar pelayanan
maupun alat-alat kesehatan dengan kefarmasian di apotek Kota Mataram
kualitas serta keamanan yang terjamin. didapatkan hasil belum sepenuhnya
Standar pelayanan kefarmasian di apotek melaksanakan standar pelayanan
merupakan dasar dalam pelayanan apotek kefarmasian di apotek. Penelitian yang
dan sebagai tolak ukur yang dipergunakan dilakukan oleh Mongi (2020) juga
sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian, menunjukkan hasil bahwa penerapan
dalam menyelenggarakan pelayanan standar pelayanan kefarmasian di Apotek
kefarmasian. Dengan demikian pemerintah Telemedika Farma 14 Manado belum
mengeluarkan peraturan yang berkaitan sepenuhnya dilaksanakan.
Apotek Pelita adalah apotek yang gambaran pelaksanaan pelayanan
berada di kota Palu dan belum pernah kefarmasian berdasarkan standard yang
dilakukan penelitian tentang gambaran berlaku.
pelaksanaan standar pelayanan Semua data yang terkumpul akan dicatat
kefarmasian. Keberadaan apotek yang skornya dan dihitung frekuensinya untuk
semakin banyak dapat menyebabkan masing-masing item pertanyaan dan diolah
persaingan yang ketat baik dari segi dengan microsft excel dan ditampilkan
kualitas pelayanan maupun sarana dan dalam bentuk tabel. Perhitungan skor tiap
prasarana. Selain keberadaan apotek yang kuesioner sebagai berikut :
semakin banyak, lulusan apoteker di %Standar pelayanan kefarmasian =
Skor Kuesioner
Indonesia juga semakin banyak sehingga
ada tuntutan dari masyarakat untuk x 100%
Skor Total

meningkatkan mutu pelayanan


Tabel 1. Kategori Interval Jawaban
kefarmasian di apotek yang tidak hanya (Narimawati, 2007)
Alternatif Jawaban Interval
berorientasi kepada obat. Pelayanan yang No jawaban (%)
maksimal dapat dicapai dengan cara 1. Sangat Baik 100-84,01%
apotek wajib menerapkan standar 2. Baik 84%-68,01%
3. Cukup Baik 68%-52,01%
pelayanan kefarmasian dengan mengacu 4. Kurang Baik 52%-36,01%
pada Keputusan Menteri Kesehatan 5. Tidak Baik 36%-20%

Nomor 73 tahun 2016 selama menjalankan


HASIL PENELITIAN
praktek kefarmasian.
Penelitian ini dilakukan di Apotek
METODE PENELITIAN Pelita 1 dengan alamat Jl. Monginsidi
Penelitian ini menggunakan metode Kecamatan Palu timur Kota Palu.
penelitian deskriptif kualitatif dengan Karakteristik responden dalam penelitian
pengambilan data menggunakan ini dibagi menjadi lima karakter, yaitu
kuesioner. Kuesioner bersumber pada berdasarkan jenis kelamin, usia, status,
Permenkes Nomer 73 Tahun 2016. lama kerja dan kehadiran. Sedangkan
Sampel penelitian ini adalah Apotek Pelita karakteristik apotek dalam penelitian ini
Analisis data dilakukan dengan cara dibagi menjadi tiga
menghitung persentase hasil jawaban dari karakter, yaitu frekuensi apotek buka, lama
kuisioner kemudian dideskripsikan tentang
apotek beroperasi memberikan pelayanan, Tabel 3. Pengelolaan Sediaan Farmasi
Alat Kesehatan dan BMHP
dan jenis apotek. No Pernyataan Persentase
Tabel 2. Karakteristik Responden dan Pelaksanaan
berdasarkan
Apotek Standar (%)
No Variabel 1 2
1 Perencanaan sediaan 100
1 Jenis a. Laki-laki b a farmasi , alat kesehatan
Kelamin b. Perempuan dan BMHP
2 Usia a. 22-30 th d d 2 Pengadaan sediaan 100
b. 31-40 th farmasi, alat kesehatan
c. 41-49 th dan BMHP
d. > 50 th
3 Penerimaan sediaan 100
3 Lama a. < 5 th d d
farmasi, alat kesehatan
Bekerja di b. 5-10 th dan BMHP
Apotek c. 11-20 th
4 Penyimpanan sediaan 100
d. > 20 th
farmasi, alat kesehatan
4 Status a. APA d d dan BMHP
Apoteker b. Apoteker
5 Pemusnahan dan 100
Pengganti
penarikan sediaan
c. PSA
farmasi
d. Apoteker+PSA
6 Pengendalian sediaan 100
5 Kehadiran a. Selama jam d d
farmasi, alat kesehatan
apotek buka
dan BMHP
b. 1-7 jam/hari
c. 2-3 7 Pencatatan dan 66.67
hari/minggu pelaporan sediaan
d. 2-3 hari/bulan farmasi, alat kesehatan
dan BMHP
6 Frekuensi a. Kurang dari 12 b b
apotek jam/hari
buka b. 12-18 jam/hari
c. 19-23 jam/hari Tabel 4. Pelaksanaan Pelayanan
d. 24 jam/hari Farmasi Klinik
7 Lama a. 1-5 th d d
Apotek b. 6-10 th
beroperasi c. 11-15 th
memberik d. 15 th ke atas
an
pelayanan
8 Jenis a.BUMN bekerja a b
Apotek sama dengan
Dokter dan
BPJS
b. Swasta yang
tidak bekerja
sama dengan
BPJS dan
Dokter
c. Swasta yang
bekerja sama
dengan dokter
Ketetangan : (Kolom keempat diisi berdasarkan
pilihan dari kolom 3)
No Pernyataan Persentase
Pelaksanaan
berdasarkan
Standar (%)
1 Pengkajian dan pelayanan 100
resep
2 Dispensing 100
3 Pelayanan informasi obat 100
4 Pelayanan farmasi klinis 100
konseling
5 Pemantauan Terapi Obat 100
6 Monitoring efek samping 100
obat
7 Pelayanan kefarmasian di 100
rumah
PEMBAHASAN dilakukan diperoleh hasil bahwa untuk
Karakteristik Responden dan Apotek pelaksanaan pengelolaan sediaan farmasi,
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh alat kesehatan dan BMHP di Apotek Pelita
hasil bahwa karakteristik responden diperoleh persentase 95,24% yang artinya
berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki sudah dilaksanakan dengan sangat baik.
dan perempuan. Menurut Robbins (2003) Adapun kekurangan dalam pengelolaan
bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna sediaan farmasi di apotek ini adalah untuk
antara laki-laki dan perempuan dalam pencatatan masih belum menggunakan
kemampuan memecahkan masalah dalam pencatatan melalui komputer. Sementara
suatu pekerjaan. Sedangkan berdasarkan untuk pelayanan farmasi klinis Apotek
usia apotek dikelola oleh APA dengan usia Pelita memperoleh persentase sebesar
lebih dari 50 tahun yang mana di usia 100% yang artinya semua kegiatan
tersebut masih tergolong usia produktif pelayanan farmasi klinis sudah dilakukan
sehingga diharapkan responden masih bisa sesuai dengan Standar Pelayanan
dengan jelas untuk memahami kuisioner Kefarmasian berdasarkan Permenkes No.
yang diberikan dan masih maksimal dalam 73 tahun 2016.
memberikan pelayanan kefarmasian. KESIMPULAN
Apotek Arjasa 1 dan 2 dikelola oleh APA Berdasarkan hasil penelitian standar
yang sekaligus berperan sebagai PSA, pelayanan kefarmasian di Apotek Pelita
sehingga berpeluang besar apotek untuk kota Palu dapat disimpulkan bahwa
dapat memberikan pelayanan kefarmasian kesesuaian pelaksanaan pelayanan
yang lebih baik dibandingkan dengan kefarmasian dengan Permenkes Nomor 73
apotek yang kepemilikannya bukan APA tahun 2016 adalah sebesar 95,24% untuk
(Novianita, 2016). Karakteristik responden bidang pengelolaan sediaan kefarmasian,
dan Apotek lainnya sudah sesuai dengan 100% untuk pelayanan farmasi klinik yang
standar yang berlaku. berarti pelayanan kefarmasian sudah
Karakteristik Standar Pelayanan dilaksanakan dengan sangat baik.
Kefarmasian
DAFTAR PUSTAKA
Standar pelayanan kefarmasian di apotek
Cahyono, L.T., Sudiro dan Suparwan A.
terdiri dari 2 kegiatan yaitu, pengelolaan
2015. Pelaksanaan Standar
sediaan kefarmasian, alat kesehatan dan Pelayanan Kefarmasian Pada
BMHP dan pelayanan farmasi klinis.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Apotek Di Kabupaten Semarang. Novianita, Made, I Nyoman Sutarsa, I
Jurnal Manajemen Kesehatan Nyoman Adiputra. 2016. Faktor
Indonesia. Yang Berhubungan dengan Kualitas
Pelayanan Kefarmasian di Kota
Kemenkes. 2014. Peraturan Menteri Denpasar. Public health and
Kesehatan Republik Indonesia Preventive Medicine Archive, Vol.
Nomor 35 Tahun 2014. Jakarta. 4, No. 1 : 42-47
Mongi, D., Pareta, D., Maarisit, W., & kanter,
Permenkes. 2016. Peraturan Menteri
J. 2020. Evaluasi Pelaksanaan
Kesehatan Republik Indonesia
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
Nomor 73 Tahun 2016 tentang
Telemedika Farma 14 Manado.
Standar Pelayanan Kefarmasian di
Universitas Kristen Indonesia
Apotek. Jakarta: Menteri Kesehatan
Tomobon.
Republik Indonesia.
Musdalipah, Muh. Syaiful Saehu, Asmiati.
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku
2017. Analisis Pelayanan
Organisasi. PT. Indeks Kelompok
Kefarmasian Di Puskesmas Tosiba
Gramedia. Jakarta.
Kabupaten Kolaka. Akademi
Farmasi Bina Husada Kendari. Vol. Sidrotulloh, M., Nur Radiah. 2019.
6 No.2. Implementasi Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek.
Narimawati, U. 2007. Riset Manajemen
Universitas Nahdlatul Wathan,
Sumber Daya Manusia. Agung
Mataram Indonesia. Vol. 3 No. 1.
Media. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai