Anda di halaman 1dari 13

No.

Soal Jawaban

1 Seorang apoteker di rumah sakit menerima 1 B. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


lembar resep dari dokter spesialis penyakit dalam
di instalasi farmasi rawat jalan. Kemudian pada
saat menyerahkan obat kepada pasien, Apoteker Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan
memberikan penjelasan mengenai indikasi dan kegiatan penyediaan dan pemberian informasi,
aturan pakai obat yang diterima pasien. rekomendasi Obat yang independent, akurat,
tidak bias, terkini dan komprehensif yang
Dari kasus diatas, pelayanan farmasi klinis jenis
dilakukan oleh Apoteker kepada dokter, apoteker,
apa yang dilakukan apoteker?
perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien
a. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah dan pihak lain di luar rumah sakit.
(PKOD)
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO) Permenkes No. 72 tahun 2016
c. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
d. Pengkajian dan Pelayanan Resep
e. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
2 Seorang Apoteker bekerja di sebuah apoteker di C. Surat lolos butuh / mutasi
kabupaten Aceh Tamiang kemudian apoteker
tersebut kembali ke kampung halamannya di Kota
Lhokseumawe dan akan mendirikan apotek di Jika ada apoteker yang akan berpindah kab/kota
Lhokseumawe. dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian maka
harus mengurus surat lolos butuh / mutasi yang
Apakah yang pertama kali diurus selama proses
diajukan ke PC IAI setempat dan PD IAI dan ke
perpindahan tersebut?
dinas kesehatan provinsi untuk pendirian apotek.
a. Surat kompetensi
b. Surat tanda registrasi apoteker http://www.iai.id/page/peraturan-organisasi
c. Surat lolos butuh / mutasi
d. Surat migrasi keanggotaan
e. Sertifikat kompetensi
3 Dokter spesialis paru menanyakan kepada C. Tim Farmasi dan Terapi
apoteker mengenai antibiotika golongan
sefalosporin generasi ketiga sediaan oral yang
masuk dalam daftar obat formularium rumah sakit. Menurut Permenkes RI Nomor 72 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Siapakah yang menyususn Formularium Rumah
Rumah Sakit, dalam pengorganisasian rumah
Sakit?
sakit dibentuk Tim Farmasi dan Terapi (TFT)
a. Apoteker rumah sakit yang merupakan unit kerja dalam memberikan
b. Komite medik rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit
c. Tim Farmasi dan Terapi mengenai kebijakan penggunaan obat di rumah
d. Direksi sakit yang anggotanya terdiri dari dokter yang
e. Komite Jaminan Mutu mewakili semua spesialisasi yang ada di rumah
sakit, apoteker instalasi farmasi, serta tenaga
kesehatan lainnya apabila diperlukan. TFT harus
dapat membina hubungan kerja dengan komite
lain di dalam rumah sakit yang
berhubungan/berkaitan dengan penggunaan obat.

TFT mempunyai tugas:

a. Mengembangkan kebijakan tentang


penggunaan obat di rumah sakit;
b. Melakukan seleksi dan evaluasi obat yang
akan masuk dalam Formularium Rumah
Sakit
c. Mengembangkan standar terapi
d. Mengidentifikasi permasalahan dalam
penggunaan obat
e. Melakukan intervensi dalam meningkatkan
penggunaan obat yang rasional
f. Mengkoordinir penatalaksanaan reaksi obat
yang tidak dikehindaki;
g. Mengkoordinir penatalaksanaan medication
error
h. Menyebarluaskan informasi terkait kebijakan
penggunaan obat di rumah sakit
Permenkes RI Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

4 Puskesmas memiliki stok diazepam 2 mg yang B. Dinkes kota / kabupaten


telah kadaluarsa dan harus dimusnahkan.

Institusi yang berhak memusnahkannya ialah?


Kementrian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat
a. Dinkes provinsi dan Makanan, bagi Instalasi Farmasi Pemerintah
b. Dinkes kota / kabupaten Pusat
c. PBF kimia farma
Dinas Kesehatan Provinsi dan / atau Balai Besar /
d. Instalasi farmasi
Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat,
a. Puskemas pusat BPOM
bagi Importir, Industri Farmasi, PBF, Lembaga
Ilmu Pengetahuan, atau Instalasi Farmasi
Pemerintah Provinsi; atau

Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan / atau


Balai Besar / Balai Pengawas Obat dan Makanan
setempat, bagi Apotek, Instalasi Farmasi Rumah
Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Instalasi Farmasi
Pemerintah Kabupaten / Kota, Dokter, atau Toko
Obat

5 Rumah sakit dibedakan menjadi beberapa kelas, D. Kelas D


dimana masing-masing kelas juga memiliki
jumlah apoteker minimal.
Kelas A (> 500 bed) = 15 Apoteker
Jika RS A memiliki apoteker sebanyak 3, maka
RS tersebut termasuk tipe kelas? Kelas B (200 – 500 bed) = 13 Apoteker
a. Kelas A Kelas C (100 – 200 bed) = 8 Apoteker
b. Kelas B
c. Kelas C Kelas D (50 – 100 bed) = 3 Apoteker
d. Kelas D
e. Kelas E Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang standar
pelayanan kefarmasian di rumah sakit

6 Seorang pasien diberikan resep obat dari dokter, E. Tepat frekuensi pemberian
salah 1 obatnya berisi cetirizine 10 mg dengan
aturan pakai 3 kali sehari. Apoteker
mengkonfirmasi kebenaran resep kepada dokter. Tepat frekuensi pemberian berhubungan dengan
berapa kali pasien tersebut mengonsumsi obat.
Tindakan yang apoteker lakukan tersebut untuk
Tepat obat berhubungan dengan obatnya sesuai
menjamin bahwa obat?
atau tidak dengan penyakit yang dialami pasien.
a. Tepat obat Tepat dosis berhubungan dengan benar atau tidak
b. Tepat indikasi dosis yang dikonsumsi berdasarkan keparahan
c. Tepat dosis penyakit/umur/penyakit lain yang menyertai.
d. Tepat rute pemberian Tepat rute pemberian berhubungan dengan rute
e. Tepat frekuensi pemberian pemberiannya sudah sesuai atau tidak agar
mencapai onset yang cepat dan tepat. Tepat
indikasi apakah indikasi pasien sesuai dengan
obat atau ada obat tanpa indikasi. Cetirizin
diberikan 5 – 10 mg PO sehari sekali; tidak
melebihi 10 mg per hari (Medscape dan Pionas).

Modul Penggunaan obat yang rasional oleh


Kementrian Kesehatan 2011.

http://farmalkes.kemkes.go.id/?wpdmact=process

&did=MTcwLmhvdGxpbms=
7 Seorang ibu hamil membawa resep berisi A. Memberikan sesuai resep
amoxicillin dan kodein dan menjelaskan bahwa
beliau sudah batuk yang sangat mengganggu. Saat
dicek amoxicillin termasuk kategori B sedangkan Kategori B: Pada studi reproduksi hewan tidak
kodein kategori C. menunjukan resiko pada fetus, pada studi control
wanita hamil / studi reproduksi hewan tidak
Apa yang harus dilakukan apoteker?
menunjukan efek samping (selain dari penurunan
a. Memberikan sesuai resep fertilitas) yang tidak dikonfirmasikan pada studi
b. Tidak memberikan kedua obat control wanita hamil pada trimester pertama
c. Memberikan amoxicillin tapi tidak (tidak ada bukti pada trimester berikutnya).
memberikan kodein
Kategori C: Studi pada hewan menunjukan efek
d. Menghubungi dokter untuk menyarankan
samping pada fetus (teratogenik) / embriosidal
kodein diganti antitusif lain
atau yang lainnya, tetapi belum ada studi control
e. Meninta pasien menebus resep di apotek lain
pada wanita hamil, obat harus diberikan hanya
jika keuntungan lebih besar dari risiko pada fetus.
Karena pasien sudah merasakan batuk yang
mengganggu maka obat yang paling tepat adalah
codein, dimana keuntungan lebih besar dari
resiko fetus.

Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan


Menyusui oleh Dirjen Binfar tahun 2006.

http://pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN

_IBU_HAMIL.pdf

8 Seorang perempuan 25 tahun datang ke apotek C. Daftar obat wajib apotek


ingin membeli salep klindamisin untuk mengatasi
jerawat meradang di wajahnya.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
Menurut peraturan yang berlaku, salep
924/Menkes/PerX/1993 Tentang Daftar Obat
klindamisin termasuk ke dalam golongan?
Wajib Apotik No. 2, klindamisin salep termasuk
a. Obat bebas daftar obat wajib apotek no.2 yang dapat
b. Obat bebas terbatas diserahkan tanpa resep dokter maksimal sebanyak
c. Daftar obat wajib apotek 1 tube (sebagai obat luar untuk obat acne).
d. Obat narkotika
e. Obat psikotropika
9 Seorang perempuan 19 tahun datang ke apotek C. 10
ingin membeli obat untuk menyembuhkan gatal
karena alergi yang dideritanya. Lalu apoteker
memberikan obat cetirizine 10 mg kepada pasien Jumlah maksimal tablet cetirizine yang dapat
tersebut. diberikan adalah 10 tablet.

Berapa maksimal jumlah obat yang diberikan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
apoteker kepada pasien tersebut? Indonesia Nomor: 1176/Menkes/SKX/1999
Tentang Daftar Obat Wajib Apotik No. 3
a. 1
b. 5
c. 10
d. 12
e. 15
10 Seorang apoteker di rumah sakit akan memesan C. 4
kodein 10 mg, kodein 20 mg, morfin 10 mg,
alprazolam 0,5 mg, alprazolam 1 mg masing-
masing sebanyak 10 box kepada distributor. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
Surat pesanan yang diperlukan untuk melakukan
Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan,
pemesanan sediaan tersebut berjumlah?
Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan
a. 2 Prekursor Farmasi, Surat Pesanan Narkotika
b. 3 hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis
c. 4 Narkotika. Surat Pesanan Psikotropika atau
d. 5 Prekursor Farmasi hanya dapat digunakan untuk
e. 6 satu 1 (satu) atau beberapa jenis Psikotropika atau
Prekursor Farmasi.

Kodein 10 mg: Narkotika

Kodein 20 mg: Narkotika

Morfin 10 mg: Narkotika

Alprazolam 0,5 mg dan 1 mg: Psikotropika

Untuk narkotika, setiap kekuatan sediaan yang


berbeda, SP dibuat terpisah

11 Seorang pasien datang ke apotek dengan keluhan A. Alprazolam harus dibeli dengan resep dokter
sakit gigi selama 3 hari dan tidak bisa tidur
malam. Pasien ingin membeli asam mefenamat
dan alprazolam. Apoteker hanya memberikan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
pasien asam mefenamat saja. Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan,
Apa alasan apoteker tidak memberi pasien dan Prekursor Farmasi pasal 19 Ayat 5 Apotek,
alprazolam? Puskesmas, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, dan
a. Alprazolam harus dibeli dengan resep dokter Instalasi Farmasi Klinik hanya dapat
b. Alprazolam bukan termasuk DOWA menyerahkan Narkotika dan/atau Psikotropika
c. Alprazolam dapat menyebabkan kepada pasien berdasarkan resep dokter.
ketergantungan Alprazolam termasuk golongan psikotroppika
d. Alprazolam dapat menyebabkan reaksi sehingga harus dibeli dengan resep dokter.
hipersensitivitas
e. Pasien dinilai belum memerlukan alprazolam
12 Seorang apoteker ingin melakukan pemusnahan C. Dinkes Kabupaten / Kota
obat-obatan yang ada di Apotek karena sudah
kadaluarsa. Namun dari daftar obat yang
dimusnahkan terdapat kodein. Kodein termasuk ke dalam golongan obat
Narkotika. Berdasarkan Permenkes No. 3 Tahun
Pihak yang diundang untuk menyaksikan
2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan,
pemusnahan tersebut adalah?
Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika,
a. Kemenkes Psikotropika, dan Prekursor Farmasi.
b. Badan POM Pemusnahan Narkotika, Psikotropika, dan
c. Dinkes Kabupaten / Kota Prekursor Farmasi dilakukan dengan tahapan
d. Dinkes Provinsi sebagai berikut:
e. Pengurus IAI setempat
Penanggung jawab fasilitas produksi / fasilitas
distribusi / fasilitas pelayanan kefarmasian /
pimpinan lembaga / dokter praktik perorangan
menyampaikan surat pemberitahuan dan
permohonan saksi kepada:

1. Kementerian Kesehatan dan Badan


Pengawas Obat dan Makanan, bagi Instalasi
Farmasi Pemerintah Pusat
2. Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau Balai
Besar / Balai Pengawas Obat dan Makanan
setempat, bagin Improtir, Industri Farmasi,
PBF, Lembaga Ilmu Pengetahuan, atau
Instalasi Farmasi Pemerintah Provinsil
3. Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan/atau
Balai Besar / Balai Pengawas Obat dan
Makanan setempat, bagi Apotek, Instalasi
Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi
Klinik, Instalasi Farmasi Pemerintah
Kabupaten/Kota, Dokter, atau Toko Obat
13 Dalam Permenkes No. 3 Tahun 2015 diatur B. 3 rangkap
tentang pemesanan narkotika, psikotropika dan
precursor.
Surat Pesanan Narkotika, Psikotropika, bahan
Pada Permenkes tersebut, surat pesanan obat jadi
baku obat jadi precursor farmasi dibuat sekurang-
precursor farmasi dibuat minimal sebanyak?
kurangnya 3 rangkap menurut UU No. 3 Tahun
a. 2 rangkap 2015 (Formulir 4)
b. 3 rangkap
c. 4 rangkap
d. 5 rangkap
e. 6 rangkap
14 Apoteker akan memberikan konseling pada pasien B. Confidentially
mengenai penggunaan obat berdasarkan resep
yang diberikan dokter. Pada saat konseling,
Apoteker menanyakan kepada pasien tentang Autonomy: Menghargai hak pasien dalam
riwayat penyakit yang dideritanya atau membuat keputusan mengenai perawatan dirinya
keluarganya. Pasien meminta apoteker untuk
menjaga informasi yang diberikan mengenai Veracity (kejujuran): Menyampaikan kebenaran
dirinya. pada setiap pasien

Hal tersebut termasuk etik apa? Fidelity (Loyalty/ketaatan): Komitmen/menepati


janji
a. Autonomy
b. Confidentially Confodentally (kerahasiaan): Menjaga privasi
c. Fidelity informasi pasien.
d. Social responsibility http://www.aptfi.or.id/dokumen/2017-01-
e. Veracity 16%SKAI%202016.pdf

15 Seorang apoteker pemilik industri obat tradisional, E. 5


baru saja mendapatkan surat izin edar dari kepala
badan pom untuk produk jamu penambah nafsu
makan yang mengandung ekstrak kunyit. Izin edar berlaku 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan
Berapa tahun lama masa izin edar yang berlaku?
Peraturan BPOM No. 006 Tahun 2012 Tentang
a. 1
b. 2 Industri dan Usaha Obat Tradisional
c. 3
d. 4
e. 5
16 Suatu industri obat tradisional dan pabrik D. PP No. 51 Tahun 2009
kosmetika harus memiliki sekurang-kurangnya 1
orang apoteker sebagai penanggungjawab.
Pada PP 51 menerangkan bahwa pada industri
Peraturan apa yang mengatur tentang hal tersebut?
obat tradisional dan pabrik kosmetika harus
a. UU No. 36 Tahun 2016 terdapat minimal 1 apoteker sebagai penanggung
b. Permenkes No. 889 Tahun 2011 jawab dan 3 pada industri farmasi.
c. Permenkes No. 74 Tahun 2016
d. PP No. 51 Tahun 2009 PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
e. UU No. 26 Tahun 2014 Kefarmasian (Pasal 9 ayat 2)

17 Seorang apoteker baru lulus ujian kompetensi A. Dinkes Kabupaten/Kota


apoteker berniat ingin mendirikan Usaha Mikro
Obat Tradisional (UMOT).
Kementerian Kesehatan: Pendaftaran Industri
Kemanakah pemohon harus mengajukan surat izin
Obat Tradisional
pendirian UMOT tersebut?
Dinkes Provinsi: UKOT
a. Dikes Kabupaten/Kota
b. Kementerian Kesehatan Dinkes Kabupaten/Kota: Usaha Mikro Obat
c. Dinkes Provinsi
Tradisional (UMOT)
d. Badan POM
e. Pemerintah Kabupaten/Kota Peraturan BPOM No. 006 Tahun 2012 Tentang
Industri dan Usaha Obat Tradisional

18 Dokter di ruang operasi memerlukan Lidocain B. Sistem Distribusi Desentralisasi


injeksi, sehingga menulis resep kepada petugas
farmasi yang berada di depo ruang operasi.
Petugas farmasi tersebut kemudian menyerahkan  Sentralisasi adalah sistem pendistribusian
Lidocain kepada perawat untuk kemudian perbekalan farmasi yang dipusatkan pada
diserahkan kepada dokter. satu tempat yaitu instalasi farmasi
 Desentralisasi adalah sistem pendistribusian
Sistem distribusi apakah yang digunakan oleh perbekalan farmasi yang mempunyai cabang
rumah sakit tersebut? di dekat unit perawatan/pelayanan
 Sistem distribusi obat persediaan lengkap di
a. Sistem Distribusi Sentralisasi ruang adalah suatu kegiatan penghantaran
b. Sistem Distribusi Desentralisasi sediaan obat sesuai dengan yang ditulis
c. Sistem Distribusi Persediaan Lengkap di dokter pada order obat, yang disiapkan dari
Ruang persediaan di ruang oleh perawat dengan
d. Daily Dose Dispensing mengambil dosis dari wadah persediaan yang
e. Unit Dose Dispensing langsung diberikan kepada pasien di ruang
tersebut.
 Sistem distribusi obat resep individual
sentralisasi adalah kegiatan distribusi sediaan
obat oleh IFRS sentral sesuai dengan yang
ditulis pada resep dokter atas nama pasien
rawat inap tertentu melalui perawat ke ruang
pasien tersebut
 Sistem distribusi obat dosis unit adalah obat
yang disorder oleh dokter untuk pasien yang
terdiri dari satu atau beberapa jenis obat yang
masing-masing dalam kemasan dosis unit
tunggal dalam jumlah persediaan yang cukup
untuk suatu waktu tertentu
 Sistem distribusi obat daily dose dispensing
adalah obat yang disorder oleh dokter untuk
pasien yang terdiri dari satu atau beberapa
jenis obat yang masing-masing dalam
kemasan untuk pemakaian satu hari
http://kumpulanartikelfarmasi.com/2018/06/

sistem-distribusi-obat-di-rumah-sakit

19 Pada pagi hari, seorang apoteker menerima resep E. Unit Dose Dispensing
atau daftar obat yang digunakan oleh pasien rawat
inap. Setelah melakukan pengkajian, apoteker
menyiapkan obat yang akan diminum oleh pasien  Sentralisasi adalah sistem pendistribusian
siang ini. perbekalan farmasi yang dipusatkan pada
satu tempat yaitu instalasi farmasi
Sistem distribusi apakah yang sedang diterapkan
oleh apoteker?  Desentralisasi adalah sistem pendistribusian
perbekalan farmasi yang mempunyai cabang
a. Sistem Distribusi Sentralisasi di dekat unit perawatan/pelayanan
b. Sistem Distribusi Desentralisasi  Sistem distribusi obat persediaan lengkap di
c. Sistem Distribusi Persediaan Lengkap di ruang adalah suatu kegiatan penghantaran
Ruang sediaan obat sesuai dengan yang ditulis
d. Daily Dose Dispensing dokter pada order obat, yang disiapkan dari
e. Unit Dose Dispensing persediaan di ruang oleh perawat dengan
mengambil dosis dari wadah persediaan yang
langsung diberikan kepada pasien di ruang
tersebut.
 Sistem distribusi obat resep individual
sentralisasi adalah kegiatan distribusi sediaan
obat oleh IFRS sentral sesuai dengan yang
ditulis pada resep dokter atas nama pasien
rawat inap tertentu melalui perawat ke ruang
pasien tersebut
 Sistem distribusi obat dosis unit adalah obat
yang disorder oleh dokter untuk pasien yang
terdiri dari satu atau beberapa jenis obat yang
masing-masing dalam kemasan dosis unit
tunggal dalam jumlah persediaan yang cukup
untuk suatu waktu tertentu
 Sistem distribusi obat daily dose dispensing
adalah obat yang disorder oleh dokter untuk
pasien yang terdiri dari satu atau beberapa
jenis obat yang masing-masing dalam
kemasan untuk pemakaian satu hari
http://kumpulanartikelfarmasi.com/2018/06/

sistem-distribusi-obat-di-rumah-sakit

20 Apoteker di sebuah Puskesmas sedang melakukan D. Cost-utility analysis


analisa untuk mengevaluasi realisasi anggaran
Program Kesehatan. Dari hasil analisa, diperoleh
data bahwa Pengobatan TBC memerlukan  Cost-effective analysis adalah teknik analisis
anggaran yang lebih besar, namun juga berperan yang membandingkan pilihan atau intervensi
besar dan meningkatkan kualitas hidup pasien, yang memberikan outcome yang setara,
dibandingkan dengan Program Vaksin Difteri. dengan biaya yang lebih rendah
Analisa yang sedang dilakukan oleh apoteker  Cost-benefit analysis adalah teknik analisis
adalah? yang membandingkan rasio antara biaya dan
benefit yang diperoleh, dimana benefit yang
a. Cost-effectiveness analysis diperoleh diukur dengan unit rupiah.
b. Cost-minimization analysis Biasanya untuk membandingkan jenis obat
c. Cost-benefit analysis atau intervensi yang berbeda, namun
d. Cost-utility analysis menghasilkan outcome yang sama. Seperti:
e. Cost-efficiency analysis ACEI vs Beta blocker dalam menurunkan
tekanan darah.
 Cost-utility analysis adalah teknik analysis
untuk menilai kepuasan atau daya guna atau
kualitas hidup yang diperoleh dari suatu
intervensi kesehatan. Biasanya
membandingkan 2 program kesehatan atau
intervensi yang berbeda, seperti Program
Vaksin MMR vs Program Vaksin Polio
https://www.slideshare.net/NellyKardi/pedoman-
farmakoekonomi

21 Seorang apoteker sedang membandingkan waktu A. Cost-effectiveness analysis


terapi dan biaya yang diperlukan oleh pasien anak
penderita ISPA sampai sembuh. Analisa dilakukan
pada pasien anak yang menerima pengobatan  Cost-effective analysis adalah teknik analisis
dengan Amoxicillin tablet dan Cefadroxil kapsul. yang membandingkan pilihan atau intervensi
yang memberikan outcome yang setara,
Analisis apa yang sedang dilakukan oleh Apoteker dengan biaya yang lebih rendah
tersebut?  Cost-benefit analysis adalah teknik analisis
yang membandingkan rasio antara biaya dan
a. Cost-effectiveness analysis benefit yang diperoleh, dimana benefit yang
b. Cost-minimization analysis diperoleh diukur dengan unit rupiah.
c. Cost benefit anlysis Biasanya untuk membandingkan jenis obat
d. Cost-utility analysis atau intervensi yang berbeda, namun
e. Cost-efficiency analysis menghasilkan outcome yang sama. Seperti:
ACEI vs Beta blocker dalam menurunkan
tekanan darah.
 Cost-utility analysis adalah teknik analysis
untuk menilai kepuasan atau daya guna atau
kualitas hidup yang diperoleh dari suatu
intervensi kesehatan. Biasanya
membandingkan 2 program kesehatan atau
intervensi yang berbeda, seperti Program
Vaksin MMR vs Program Vaksin Polio
https://www.slideshare.net/NellyKardi/pedoman-
farmakoekonomi

22 Disuatu klinik, apoteker sedang membandingkan C. 12.500


efektifitas – harga tablet Amoxicillin dan kapsul
Cefadroxil untuk pengobatan ISPA. Harga tablet
Amoxicillin adalah 5.000/strip dan kapsul cost cost
ACER= atau ACER=
Cefadroxil adalah 10.000/strip. Hasil pengamatan benefit effectiveness
menunjukkan efektifitas pengobatan ISPA dengan
tablet Amoxicillin dan kapsul Cefadroxil adalah (2 x 5.000)
ACER= =12.500
80% dan 95%. 0,8

Jika terapi yang dimaksud memerlukan 2 strip Pedoman Farmakoekonomi – Nelly Kardi
Amoxicillin dan 1 strip Cefadroxil, berapakah https://www.slideshare.net/NellyKardi/pedoman-
ACER pengobatan dengan tablet Amoxicillin? farmakoekonomi
a. 1.052,6
b. 10.526
c. 12.500
d. 6.250
e. 626
23 Disuatu klinik, apoteker sedang membandingkan A. 10.526
efektifitas – harga tablet Amoxicillin dan kapsul
Cefadroxil untuk pengobatan ISPA. Harga tablet
Amoxicillin adalah 5.000/strip dan kapsul cost cost
ACER= atau ACER=
Cefadroxil adalah 10.000/strip. Hasil pengamatan benefit effectiveness
menunjukkan efektifitas pengobatan ISPA dengan
tablet Amoxicillin dan kapsul Cefadroxil adalah (10.000)
ACER= =10.526
80% dan 95%. 0,95

Jika terapi yang dimaksud memerlukan 2 strip Pedoman Farmakoekonomi – Nelly Kardi
Amoxicillin dan 1 strip Cefadroxil, berapakah https://www.slideshare.net/NellyKardi/pedoman-
ACER pengobatan dengan tablet Amoxicillin? farmakoekonomi
a. 10.526
b. 1.052,6
c. 105.260
d. 6.250
e. 626
24 1. Paracetamol dan Ibuprofen A. 2 & 3
2. Chloramphenicol Ear Drop dan
Chloramphenicol Eye Drop
3. Paracetamol dan Salbutamol Obat yang terlihat mirip dan kedengerannya mirip
4. Ambroxol dan GG (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM,
5. Amoxicillin dan Cefadroxil atau Look Alike Soide Alike/LASA).
Dari daftar berikut, manakah yang dapat
dimasukkan kedala list obat-obat LASA? PMK No. 72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
a. 2&3
b. 1&2 https://www/ismp.org/sites/default/files/
c. 1&3
d. 3&4 attachments/2018-08/highAlert2018-Acute-
e. 2&5 Final.pdf

25 Seorang apoteker hendak menyusun rak D. Disimpan di lemari double lock


penyimpanan obat.

Berikut adalah cara yang tepat untuk menyimpan


Penyimpanan obat-obat LASA:
injeksi LASA Cefotaxime dan Cefuroxime,
kecuali? 1. Diberikan penandaan khusus (sticker high
alert)
a. Tidak ditempatkan bersebelahan 2. Disusun tidak bersebelahan
b. Diberikan label high 3. Diberi label nama dengan tall man lettering
c. Dibei label nama dengan TALLman lettering Penyimpanan di lemari double lock adalah
d. Disimpan di lemari double lock penyimpanan untuk narkoika
e. Disusun secara alfabetis
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

https://www/ismp.org/sites/default/files/

attachments/2018-08/highAlert2018-Acute-
Final.pdf

Anda mungkin juga menyukai