Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 3, No. 1, Januari 2022

PERAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN


(PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN FARMASI KLINIK)

Muhammad Ikhsan
Universitas Wahid Hasyim, Indonesia
Email: muh_ikh94@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Diterima Tenaga teknis kefarmasian (TTK) merupakan tenaga kesehatan yang
5 Januari 2022 memiliki kewenangan dan kompetensi dalam membantu profesi apoteker
Direvisi dalam menyelenggarakan pelayanan farmasi di apotek. TTK dalam
15 Januari 2022 melakukan pelayanan farmasi memiliki kewenangan yang terbatas.
Disetujui Pelayanan yang dilakukan oleh TTK dibawah supervisi dan tanggung
25 Januari 2022 jawab apoteker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran TTK
Kata Kunci: dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di apotek. Penelitian
tenaga teknis ini merupakan penelitian deskriptif non-experimental. Sampel yang
kefarmasian; diambil sebanyak 42 apotek dari 72 apotek yang berada di Kota Tegal
pelayanan farmasi; berdasarkan metode random sampling dengan pengambilan secara
apotek simple random sampling. Data dikumpulkan melalui kuisioner yang diisi
oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran TTK dalam
aktivitas penggelolaan sediaan farmasi di apotek Kota Tegal belum
dilaksanakan secara optimal terutama pada indikator perencanaan, rerata
peran TTK dalam pengelolaan sediaan farmasi sebesar 59,1%. Peran
TTK dalam pelayanan farmasi klinik sudah dilaksanakan dengan baik,
Rerata peran TTK dalam pelayanan farmasi klinik sebesar 86,9%.
Evaluasi pelayanan kefarmasian masih kurang optimal dilakukan,
ditandai dengan 16,6% apotek yang telah memiliki standar operasional
prosedur.

ABSTRACT
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) are health workers who have the
authority and competence in assisting the pharmacist profession in
providing clinical pharmacy services at pharmacies. Pharmacists in
performing clinical pharmacy services have limited authority. The
services provided by TTK are under the supervision and responsibility of
the pharmacist. This study aims to figure the role of TTK in providing
pharmaceutical services in pharmacies. Data analysis was carried out
descriptively and presented in the form of tables and narratives. This
research is non-experimental descriptive research. Samples were taken
as many as 42 pharmacies from 72 pharmacies in the Tegal City based
on a random sampling method with simple random sampling. Data were
collected through questionnaires filled out by respondents. The results
showed that the role of TTK in pharmaceutical preparations’
management activities in Tegal City pharmacies had not been
implemented optimally, especially on planning indicators, the average
role of TTK in the management of pharmaceutical preparation was
Keywords: 59.1%. The role of TTK in clinical pharmacy services has been carried
pharmaceutical out well. The average role of TTK in clinical pharmacy services is
How to cite: Ikhsan. M. (2022) Peran Tenaga Teknis Kefarmasian dalam Pelayanan Kefarmasian (Pengelolaan
Sediaan Farmasi dan Farmasi Klinik). Jurnal Health Sains 3(1).
https://doi.org/10.46799/jhs.v3i1.396
E-ISSN: 2723-6927
Published by: Ridwan Institute
Peran Tenaga Teknis Kefarmasian dalam Pelayanan Kefarmasian (Pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Farmasi Klinik)

technicalpersonnel; 86.9%. Evaluation of pharmaceutical services is still less than ideal,


pharmaceutical indicated by 16.6% of pharmacies that already have standard operating
services; pharmacy procedures.

Pendahuluan pelayanan kefarmasian dan kode etik profesi


Apotek merupakan fasilitas (Kurnia Putri, 2018). Pemenuhan beberapa
kefarmasian tempat dimana masyarakat dapat ketentuan ini digunakan sebagai penjamin
dengan mudah untuk mengakses sediaan mutu pelayanan, melindungi pasien dari
farmasi terutama obat (Abdullah et al., 2010). pelayanan tidak professional, menjamin
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan kepastian hukum bagi TTK dan
Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar meningkatkan derajat kesehatan pasien
Pelayanan Kefarmasian di Apotek disebutkan semaksimal mungkin (Rumbewas, 2018).
bahwa “Apotek adalah sarana pelayanan Berdasarkan penelitian sebelumnya
kefarmasian tempat dilakukan praktik menunjukkan bahwa pelayanan klinik oleh
kefarmasian oleh apoteker.” Apoteker dalam TTK masih belum optimal. Contohnya
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di penelitian terkait dengan pelaksanaan standar
apotek dapat meminta tenaga teknis pelayanan kefarmasian di apotek di beberapa
kefarmasian (TTK) untuk ikut membantu Kota Indonesia menunjukkan 52% pelayanan
dalam menyelenggarakan pelayanan farmasi klinik di apotek dibantu oleh TTK
kefarmasian di apotek (Yuniarthe et al., kemudian penelitian pelaksanaan pelayanan
2021). kefarmasian di apotek Kota Tegal
Pelayanan kefarmasian di apotek menunjukkan hasil yang baik tetapi tidak
terdiri dari dua kegiatan utama yaitu mengambarkan peran TTK dalam pelayanan
pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan kefarmasian di apotek. Oleh karena itu,
farmasi klinik (Alrosyidi & Kurniasari, 2020). penelitian ini penting dilakukan untuk
Untuk standar profesi TTK dalam memberikan gambaran peran TTK dalam
pengelolaan sediaan farmasi terdiri dari pelayanan kefarmasian di apotek sehingga
perencanaan, penerimaan, penyimpanan, peneliti tertarik menulis penelitian dengan
pengendalian, pemusnahan, pencatatan dan judul “Peran Tenaga Teknis Kefarmasian
pelaporan. Sedangkan pelayanan farmasi Dalam Pelayanan Kefarmasian (pengelolaan
klinik terdiri dari penerimaan, penilaian dan sediaan farmasi dan farmasi klinik)”.
peracikan resep dokter dibawah pengawasan
apoteker, menulis dan menempelkan etiket, Metode Penelitian
pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas dan Penelitian ini merupakan penelitian non
perbekalan kesehatan, menyerahkan obat eksperimental dengan pendekatan kuantitatif.
sesuai protap dan swamedikasi sesuai protap Data Jenis data terdiri dari data primer dan
(Muslikah & Susilowati, 2019). sekunder. Data primer diperoleh dari
Meningkatnya taraf kesadaran responden dengan menggunakan metode
masyarakat yang tinggi membuat pelayanan angket (kuisioner). Data sekunder diperoleh
farmasi klinik di apotek tidak hanya drug dari peraturan perundang-undangan, buku dan
oriented semata tetapi harus mengacu pada jurnal yang sesuai dengan penelitian.
patient oriented (pharmaceutical care) Pengambilan sampel menggunakan metode
(Rurubua, 2014). Paradigma ini menuntut random sampling dengan cara simple random
TTK untuk selalu melaksanakan pelayanan sampling, dimana tehnik ini merupakan
sesuai dengan pelayanan profesi, standar sebuah tehnik pengambilan sampel dari
prosedur operasional, hak pengguna populasi dipilih secara acak dan setiap unsur

Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 75


Muhammad Ikhsan

populasi mempunyai kesempatan sama untuk Berdasarkan rumus tersebut diperoleh


dipilih. Subjek penelitian ini adalah TTK dan nilai jumlah sampel atau S = 42,10 (42).
apoteker yang berpraktek di apotek Kota Jumlah sampel ini juga telah melebihi rumus
Tegal. Apotek yang dijadikan sampel pengambilan sampel menurut (Gay & Diehl,
dihitung berdasarkan rumus berikut ini 1992) pada penelitian deskriptif yaitu sebesar
(Sugiyono, 2017) : 10% dari populasi, yang berarti nmenimal
pengambilan sampel yaitu 7 sampel.

Hasil dan Pembahasan dan pelaporan. Aktivitas ini merupakan


1. Aktivitas Pengelolaan Sediaan Farmasi di bagian penting dari kesiapan apotek dalam
Apotek memberikan pelayanan kefarmasian
Pengelolaan sediaan farmasi di kepada pasien dan masyarakat. Hasil
apotek terdiri dari perencanaan, penelitian aktivitas pengelolaan sediaan
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, farmasi dapat dilihat pada tabel 1.
pemusnahan, pengendalian, pencatatan
Tabel 1
Aktivitas Pengelolaan Sediaan Farmasi di Apotek
Kegiatan Jumlah Persentase
Perencanaan 0 0
Penerimaan 20 47,6
Penyimpanan 35 83,3
Pengendalian 35 83,3
Pencatatan dan pelaporan 37 88,1
Rerata 25,4 59,1

Hasil penelitian pada indikator apoteker. TTK seharusnya hanya


perencanaan menunjukkan bahwa TTK membantu didalam perencanaan
tidak ada yang dilibatkan dalam aktivitas pengadaan sediaan farmasi bukan secara
perencanaan apotek. Hal ini menunjukkan langsung melakukan pengadaan sediaan
bahwa TTK belum memiliki peran farmasi di apotek.
didalam perencanaan pengelolaan apotek. Hasil penelitian pada indikator
Dengan demikian, TTK masih belum penerimaan menunjukkan 47,6% TTK
mendapatkan kepercayaan oleh apoteker telah melaksanakan kegiatan penerimaan
maupun pemilik sarana apotek dalam sediaan farmasi. Aspek indikator
perencaan pengadaan keperluan apotek penerimaan ini termasuk kegiatan
termasuk dilibatkan di dalam identifikasi “inkaso” yang dilakukan oleh TTK. Hal
pola konsumsi, pola penyakit dan ini menunjukkan bahwa peran TTK belum
kemampuan masyarakat sekitar. Diketahui optimal dalam aktivitas penerimaan
dari penelitian pula bahwa sebanyak 3 atau sediaan farmasi di apotek.
7,1% TTK yang melakukan kegiatan Hasil penelitian pada indikator
pegadaan. Angka tersebut penyimpanan dan pengendalian
mengidentifikasikan bahwa belum semua menunjukkan 83,3% TTK terlibat di
apotek mentaati ketentuan perundang- dalam aktivitas penyimpanan dan
undangan, dimana pengadaan sediaan pengendalian sediaan farmasi di apotek.
farmasi seharusnya dilakukan oleh Kegiatan penyimpanan dan pengendalian

76 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 1, Januari 2022


Peran Tenaga Teknis Kefarmasian dalam Pelayanan Kefarmasian (Pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Farmasi Klinik)

yang sering dilakukan oleh TTK yaitu kepada pasien. Pelayanan ini merupakan
melakukan “stok opname”. Kegiatan ini pelayanan yang diberikan langsung oleh
bertujuan untuk menghindari kekurangan, tenaga kefarmasian di apotek kepada
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa dan pasien yang datang dan membutuhkan
kehilangan sediaan farmasi di apotek. sediaan farmasi (Rikomah, 2017).
Hasil penelitian pada indikator Pelayanan farmasi klinik ini harus bisa
pencatatan dan pelaporan menunjukkan memberikan hasil yang pasti untuk
bahwa sebagian besar TTK (88,1%) telah meningkatkan kualitas kesehatan pasien.
ikut berperan dalam aktivitas ini. Kegiatan Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan
pencatatan yang sering dilakukan adalah oleh TTK harus dibawah pengawasan
pengadaan termasuk faktur, kartu stok dan langsung apoteker (Mulyagustina &
struk penjualan. Sedangkan pelaporan Kristina, 2017). Pelayanan farmasi klinik
yang dilakukan termasuk pelaporan yang menjadi kompetensi TTK meliputi
internal yang meliputi pelaporan keuangan pengkajian dan pelayanan resep serta
dan ketersediaan sediaan farmasi kepada pelayanan informasi obat (Susyanty et al.,
apoteker. 2020). Hasil penelitian aktivitas pelayanan
2. Aktivitas Pelayanan Farmasi Klinik di farmasi klinik di apotek dapat dilihat pada
Apotek tabel 2.
Pelayanan farmasi klinik di apotek
merupakan bagian pelayanan kefarmasian
yang langsung dan bertanggung jawab
Tabel 2
Aktivitas Pelayanan Farmasi Klinik di Apotek
Kegiatan Jumlah Persentase
Pengkajian dan pelayanan resep 34 81
Pemberian informasi obat 39 92,8
Rerata 86,9

Hasil penelitian pada indikator samping obat, makanan dan minuman


pengakajian dan pelayanan resep yang perlu dihindari belum diberikan
menunjukkan 81% TTK terlibat dalam kepada pasien.
kegiatan ini. Kegiatan pengkajian dan 3. Evaluasi Mutu Pelayanan
pelayanan resep ini mencakup skrining Penjaminan mutu pelayanan
resep, peracikan, memberikan etiket dan kefarmasian di apotek merupakan kegiatan
memasukkan obat kedalam wadah. penting supaya keluaran pelayanan
Hasil penelitian pada indikator kefarmasian secara klinik seperti
pemberian informasi obat menunjukkan kesembuhan penyakit pasien, pengurangan
92,8% TTK melakukan pemberian atau hilangnya gejala penyakit,
informasi obat kepada pasien. Informasi pencegahan terhadap penyakit atau gejala
tentang cara penggunaan obat atau aturan dan memperlambat perkembangan
pakai menjadi aspek utama didalam penyakit (Anggraeni, 2019). Hasil
penyampaian informasi kepada pasien. penelitian menunjukkan hanya 7 apotek
Aspek informasi lain seperti indikasi, atau 16,6% saja yang telah memiliki
nama obat dan cara penyimpanan masih standar operasional prosedur. Hasil ini
belum optimal diberikan ke pasien. menunjukkan bahwa kegiatan pelayanan
Sedangkan informasi mengenai efek kefarmasian di apotek sebagian besar

Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 77


Muhammad Ikhsan

belum memiliki standar yang baku Google Scholar


sehingga kegiatan yang dilakukan TTK
didalam pengelolaan sediaan farmasi Kurnia Putri, W. (2018). Evaluasi Kepuasan
Pasien Rumah Sakit Terhadap
maupun pelayanan klinik tidak dapat
Pelayanan Farmasi Rawat Jalan Di
dievaluasi secara maksimal oleh apoteker. Kabupaten Lumajang. Google Scholar

Kesimpulan Mulyagustina, C. W., & Kristina, S. A.


Berdasarkan hasil penelitian dapat (2017). Implementasi Standar Pelayanan
disimpulkan bahwa peran TTK dalam Kefarmasian Diapotek Kota Jambi.
pelayanan kefarmasian di apotek Kota Tegal Jurnal Manajemen Dan Pelayanan
Farmasi, 7(2), 83–96. Google Scholar
sudah cukup baik. Peran dalam aktivitas
pengelolaan sediaan farmasi sudah dilakukan Muslikah, N., & Susilowati, E. (2019).
dengan baik kecuali pada indikator Pengaruh Tingkat Pengetahuan
perencanaan. Dimana TTK belum dilibatkan Terhadap Ketepatan Penggunaan Obat
sama sekali didalam perencanaan apotek. Kortikosteroid Secara Swamedikasi
Peran TTK dalam aktivitas pelayanan farmasi Pada Masyarakat Yang Berkunjung Di
klinik meliputi pengkajian dan pelayanan Apotek X Kota Malang. Akademi
Farmasi Putra Indonesia Malang.
resep serta pemberian informasi obat telah
Google Scholar
dilakukan dengan baik. Sebagian besar apotek
belum memiliki standar operasional prosedur Rikomah, S. E. (2017). Farmasi Rumah Sakit.
sehingga mengakibatkan pengelolaan sediaan Deepublish. Google Scholar
farmasi maupun pelayanan klinik yang
dilakukan TTK tidak dapat dievaluasi secara Rumbewas, H. W. (2018). Penerapan
Manajemen Risiko Dan Keselamatan
maksimal oleh apoteker.
Pasien Untuk Menjamin Perlindungan
Hukum Bagi Pasien Dan Tenaga
BIBLIOGRAFI Kesehatan Pada Pelayanan Rumah
Sakit Umum Daerah Abepura Kota
Abdullah, N. A., Andrajati, R., & Supardi, S. Jayapura. Unika Soegijapranata
(2010). Pengetahuan, Sikap Dan Semarang. Google Scholar
Kebutuhan Pengunjung Apotek
Terhadap Informasi Obat Di Kota Rurubua, S. M. (2014). Penerapan Standar
Depok. Buletin Penelitian Sistem Pelayanan Kefarmasian Pada Pasien
Kesehatan, 13(4), 21314. Google Asma Oleh Apoteker Pada Sepuluh
Scholar Apotek Di Kota Yogyakarta. Skripsi.
Google Scholar
Alrosyidi, A. F., & Kurniasari, S. (2020).
Pelaksanaan Standar Pelayanan Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian
Kefarmasian Di Apotek Kabupaten Bisnis: Pendekatan Kuantitatif,
Pamekasan Tahun 2020. Journal Of Kualitatif, Kombinasi, Dan R&D.
Pharmacy And Science, 5(2), 55–59. Penerbit Cv. Alfabeta: Bandung. Google
Google Scholar Scholar

Anggraeni, R. (2019). Mutu Pelayanan Susyanty, A. L., Yuniar, Y., Herman, M. J., &
Kefarmasian Di Puskesmas. Prihartini, N. (2020). Kesesuaian
Deepublish. Google Scholar Penyelenggaraan Pelayanan
Kefarmasian Di Puskesmas. Media
Gay, L., & Diehl, P. (1992). Research Penelitian Dan Pengembangan
Methods For Business And Kesehatan, 30(1), 65–74. Google
Management: Macmillan Coll Div. Scholar

78 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 1, Januari 2022


Peran Tenaga Teknis Kefarmasian dalam Pelayanan Kefarmasian (Pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Farmasi Klinik)

Lampung). Jurnal Teknologi Dan


Yuniarthe, Y., Fahurian, F., & Nuari, I. Informatika (Jeda), 2(2). Google
(2021). Rancang Bangun Aplikasi Scholar
Dekstop Sistem Persediaan Obat Pada
Apotek (Studi Kasus: Apotek Assifa
Copyright holder:
Muhammad Ikhsan (2022)

First publication right:


Jurnal Health Sains

This article is licensed under:

Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 79

Anda mungkin juga menyukai