Anda di halaman 1dari 7

JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

Online ISSN: 2597-8594


Print ISSN: 2580-930X
Jurnal homepage: https://jik.stikesalifah.ac.id

Analisis Manajemen Pengelolaan Obat di Unit Pelaksana Teknis Daerah


Puskesmas Cibuaya Kabupaten Karawang
Sunandar1, Salman2, Mally Ghinan Sholih3
1,2,3
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Singaperbangsa, Karawang, 41311,
Indonesia
Email: sunandar.18039@student.unsika.ac.id1, salman.kes@fikes.unsika.ac.id2,
mally.ghinan@fkes.unsika.ac.id3

Abstrak
Manajemen Pengelolaan Obat terdiri dari Perencanaan, Permintaan, Penerimaan, Penyimpanan,
Pendistribusian, Pemusnahan dan Penarikan, Pengendalian, Administrasi, serta Pemantauan dan
Evaluasi. Dalam pengelolaan obat di puskesmas sering terjadi adanya berlebih atau kurang nya stok
obat dan adanya obat rusak atau kadaluarsa yang masih ditemukan di gudang penyimpanan obat. Oleh
karena itu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengidentifikasi mengenai manajemen
pengelolaan obat di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Cibuaya dan Mengidentifikasi
Efisiensi Penyimpanan Obat di Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Cibuaya. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Informan dalam penelitian ini
adalah Kepala Puskesmas, dan Penanggung Jawab Gudang Obat. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Februari sampai Maret 2022, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara
mendalam. Hasil persentase perhitungan penelitian ini yaitu pengelolaan obat sebesar 86% dengan
kategori sangat baik, Sarana dan Prasarana gudang Penyimpanan Obat sebesar 79% dengan kategori
baik, dan Proses Penyimpanan Obat sebesar 85% dengan kategori sangat baik, hasil ini menunjukkan
bahwa manajemen pengelolaan obat yang dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Puskesmas Cibuaya sesuai dengan ketentuan.
Kata Kunci: manajemen pengelolaan obat, puskesmas, sediaan farmasi.

Analysis of Drug Management in Regional Technical Implementation Unit


Public Health Center Cibuaya Karawang Regency
Abstract
Drug Management consists of Planning, Request, Reception, Storage, Distribution, Annihilation and
Withdrawal, Control, Administration, Monitoring and Evaluation. In the management of drugs at
health center there is often an excess or lack of stock of drugs and the presence of deffective and
expired drugs that are still found in the drug storage warehouse. Therefore, this study was conducted
which aims to identify drug management at public health center of cibuaya and identify drug storage
efficiency at public health center of cibuaya. This research is a qualitative research with descriptive
method research. The Informant in this study was the head of public health center cibuaya and drug
store manager. This research was conducted in February until March 2022, data collection is done
by means of observation and depth interview. The results of the percentage calculation of this study
are drugs management 86% with very good category, facilities and infrastructure drugs warehouse
79% with good category, and storage procces 85% with very good category, this results shows that
drugs management at Public Health Center Cibuaya according with criteria.

Keywords: Drug Management, Public Health Center, Pharmaceutical Preparations.

JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Oktober, 2022 Volume 6 No. 2


490
doi : 10.33757/jik.v6i2.614
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

PENDAHULUAN psikotropika disimpan dalam lemari khusus


Puskesmas atau Pusat Kesehatan (Tuda et al., 2020).
Masyarakat adalah salah satu fasilitas Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan mengidentifikasi mengenai kesesuaian
upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dan manajemen pengelolaan obat di Unit Pelaksana
kesehatan perseorangan tingkat pertama, Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Cibuaya
dengan mengutamakan upaya promotif dan dengan standar pelayanan kefarmasian.
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di METODE PENELITIAN
jangkauan wilayah kerjanya (Menkes, 2019). Penelitian ini merupakan penelitian
Peranannya, Pelayanan Kefarmasian di kualitatif dengan metode penelitian deskriptif
puskesmas tidak hanya melaksanakan kegiatan untuk mendapatkan atau memperoleh informasi
yang bersifat klinis, seperti penerimaan resep yang mendalam tentang kesesuaian
dari dokter, penyerahan obat kepada pasien pengelolaan obat berdasarkan Permenkes 2016.
serta penyampaian informasi obat kepada Data yang digunakan adalah data primer yang
pasien, tetapi juga mencakup kegiatan yang berasal dari observasi serta data pendukung
bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan melalui wawancara terkait pengelolaan dan
farmasi dan bahan medis habis pakai. penyimpanan obat di Puskesmas dengan
Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis narasumber yaitu kepala instalasi farmasi dan
habis pakai merupakan kegiatan yang dimulai petugas gudang di UPTD Puskesmas Cibuaya.
dari perencanaan, permintaan, penerimaan, Penelitian dilaksanakan pada rentang
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, waktu tanggal 1-28 bulan februari tahun 2022
pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan yang bertempat di Instalasi Farmasi Unit
evaluasi. Dengan bertujuan menjamin Pelaksana- Teknis Daerah Puskesmas Cibuaya
kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan dengan tetap mengikuti pelaksanaan prosedur
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai protokol kesehatan. Unit Pelaksana Teknis
yang efisien, efektif dan rasional, Daerah Puskesmas Cibuaya, Kabupaten
meningkatkan kompetensi atau kemampuan Karawang, Jawa Barat.
tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem Populasi merupakan wilayah generalisasi
informasi manajemen, dan melaksanakan yang terdiri atas objek atau subjek yang
pengendalian mutu pelayanan (Kemenkes, mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
2019). yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Permasalahan umum yang biasanya terjadi dan kemudian ditarik kesimpulannya
dalam pelayanan di puskesmas adalah berlebih (Sugiyono, 2016). Populasi pada penelitian ini
atau kurang nya stok obat dan adanya obat adalah seluruh obat yang terdapat di gudang
rusak atau kadaluarsa yang masih ditemukan di farmasi UPTD Puskesmas Cibuaya, dan data-
gudang penyimpanan obat. Masalah ini kerap data ataupun dokumen pengelolaan obat UPTD
muncul karena dipengaruhi oleh sistem Puskesmas Cibuaya.
pengelolaan obat di puskesmas yang kurang Sampel adalah bagian dari jumlah dan
baik. Salah satu bagian yang penting dalam karakteristik yang dimiliki oleh populasi
pengelolaan obat di puskesmas yang bertujuan tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian
untuk menjamin kelangsungan ketersediaan tidak mungkin mempelajari semua yang ada
dan keterjangkauan sediaan farmasi serta pada populasi, misalnya keterbatasan dana,
melaksanakan pengendalian mutu adalah tenaga dan waktu maka penelitian dapat
penyimpanan. Penyimpanan sediaan farmasi menggunakan sampel yang diambil dari
yang baik harus memenuhi persyaratan yang populasi (Sugiyono, 2016). Teknik
ditetapkan untuk menjaga mutu yang terjamin pengambilan sampling yang digunakan yaitu
dan menghindari kerusakan kimia maupun Total sampling. Total sampling yaitu teknik
fisik. Beberapa pertimbangan dalam pengambilan sampel dimana jumlah sampel
penyimpanan sediaan farmasi di instalasi sama dengan jumlah populasi (Sugiyono,
farmasi seperti bentuk dan jenis sediaan, 2014). Sampel yang digunakan adalah seluruh
stabilitas, mudah atau tidaknya sediaan obat yang terdapat di gudang farmasi UPTD
meledak atau terbakar, serta narkotika dan Puskesmas Cibuaya, dan data-data ataupun

JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Oktober, 2022 Volume 6 No. 2


491
doi : 10.33757/jik.v6i2.614
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

dokumen pengelolaan obat UPTD Puskesmas Tabel 3. Jumlah Persentase Kesesuaian Penyimpanan Obat
Cibuaya. Skor Skor Persen
Parameter ideal Empiri tase
Hasil penelitian akan disusun dan (n) k (N) (%)
ditampilkan dalam bentuk tabel check list hasil Sumber Daya
2 0 0
observasi mulai dari sarana dan prasarana, serta Manusia
proses pengelolaan obat dan penyimpanan. Sarana dan
14 11 86
Data check list diskorsing dan dipresentasikan, Prasrana
Proses
kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Skor 21 15 76
Penyimpanan Obat
Empirik (skor perolehan) dihitung berdasarkan
kriteria berikut: A. Perencanaan
Ya = Skor 1 Perencanaan merupakan proses kegiatan
Tidak = Skor 0 seleksi sediaan farmasi dan bahan medis habis
Selanjutnya hasil data perolehan Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah
perhitungan tersebut dianalisis secara sediaan farmasi dalam rangka pemenuhan
deskriptif. Hasil persentase terbagi menjadi kebutuhan Puskesmas (Kemenkes, 2016).
lima kriteria, yaitu : UPTD Puskesmas Cibuaya membuat
Tabel 1. Kriteria Manajemen Pengelolaan Obat perencanaan kebutuhan obat tahunan,
Skor Kriteria pelaksanaan perencanaan obat ini biasanya
dilakukan di akhir tahun setiap periode per
81%-100% Sangat
tahunnya yaitu dilaksanakan pada bulan
61%-80% Baik november. Pada tahap perencanaan kebutuhan
41%-60% Baik obat ini, UPTD Puskesmas Cibuaya membuat
21%-40% Cukup perencanaan berapa banyak kebutuhan obat
dalam jangka waktu satu tahun yang penentuan
0%-20% Kurang
obatnya dilihat dari jumlah kunjungan pasien
Baik terhadap penyakit terbanyak di Puskesmas
Buruk Cibuaya dan pemilihan jenis dan sediaan obat
(Hurria & Sakri, 2018) dipilih dari draft obat yang diberikan oleh
gudang farmasi kesehatan Karawang.
Pelaksanaan kegiatan perencanaan obat yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan UPTD Puskesmas Cibuaya pun telah
Tabel 2. Jumlah Persentase Kesesuaian Pengelolaan dilaksanakan secara bottom up atau berjenjang
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di UPTD
yaitu pelaksanaan perencanaan kebutuhan
Puskesmas Cibuaya
Skor Skor obatnya dilakukan evaluasi dari perencanaan
Persentase kebutuhan obat periode sebelumnya, hal ini
Parameter ideal Empiri
(%)
(n) k (N) dilihat dari hasil observasi dan wawancara
Perencanaan 2 2 100 dengan informan.
Permintaan 1 1 100
Penerimaan 2 0 0
Perencanaan kebutuhan obat yang
Penyimpanan 1 1 100 dilaksanakan pada UPTD Puskesmas Cibuaya
Pendistribusian 1 1 100 telah sesuai namun belum terakomodir dengan
Pemusnahan dan baik sebab masih ada beberapa parameter yang
2 2 100
penarikan belum sepenuhnya memenuhi tahap-tahap atau
Pengendalian 1 1 100
Administrasi 3 3 100 metode yang sesuai dengan perencanaan obat.
Pemantauan dan Tahap-tahap metode yang dimaksud adalah
1 1 100
Evaluasi pada tahap perhitungan obat. Cara
Total 14 12 86 penghitungan kebutuhan obat yang dilakukan
belum dilaksanakan sesuai dengan buku
pedoman ketentuan Permenkes (Kemenkes,
2019). Jumlah tenaga kefarmasian yang ada di
instalasi gudang obat UPTD Puskesmas
Cibuaya belum ada tenaga ahli apoteker, hanya
1 orang dari D3 keperawatan yang juga
bertugas di apotek dan juga sebagai
penanggung jawab gudang obat Puskesmas,

JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Oktober, 2022 Volume 6 No. 2


492
doi : 10.33757/jik.v6i2.614
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

sehingga pelaksanaan perencanaannya ada pembiayaan khusus, setiap proses


dilakukan secara bersama dengan petugas permintaan obat dibiayai oleh pihak Kedinasan.
lainnya. Dasar yang digunakan Puskesmas Puskemas Induk maupun Puskesmas Pembantu
Cibuaya dalam membuat perencanaan tidak dibenarkan mengadakan obat-obatan
kebutuhan obat adalah jumlah pemakaian rata- sendiri dalam artian tidak membeli obat dari
rata perbulan pada periode lalu dan melihat luar.
jumlah kunjungan penyakit terbanyak. Atau Prosedur dan cara permintaan di UPTD
dengan kata lain, Puskesmas Cibuaya Puskesmas Cibuaya sudah sesuai dengan
menggunakan metode konsumsi. Tetapi pada Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan
tahap pemilihan obat belum menggunakan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas, yaitu
tahap seleksi ilmiah medik dan statistik, karena membuat permintaan obat rutin dan khusus.
kurangnya tenaga yang ada dan menyesuaikan Permintaan rutin dilakukan setiap satu bulan
dengan ketersediaan obat yang ada di gudang sekali dan permintaan khusus dapat dilakukan
farmasi kesehatan Karawang. sewaktu-waktu jika terdapat kekosongan obat.
B. Permintaan C. Penerimaan
Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Proses penerimaan sediaan farmasi dan
Medis Habis Pakai bertujuan untuk memenuhi bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan
kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis dalam menerima sediaan farmasi dan bahan
Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan medis habis pakai dari instalasi farmasi
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. kabupaten kota atau hasil pengadaan
Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan puskesmas secara mandiri sesuai dengan
Kabupaten atau Kota, sesuai dengan ketentuan permintaan yang telah diajukan (Kemenkes,
peraturan perundang-undangan dan kebijakan 2016).
pemerintah daerah setempat (Kemenkes, 2016). Penerimaan obat yang dilaksanakan di
Hasil yang diperoleh dari informan UPTD Puskesmas yaitu dilakukan dengan
mengenai permintaan obat yaitu UPTD pengambilan obat secara mandiri oleh pihak
Puskesmas Cibuaya dan Puskesmas Pembantu puskesmas ke gudang farmasi kesehatan,
tidak melakukan pengadaan obat secara khusus. proses penyerahan obatnya dilakukan di
Puskesmas hanya mengajukan permintaan obat gudang farmasi kesehatan dengan dokumen
ke instalasi gudang farmasi dinas kesehatan dan pendamping SBBK gudang farmasi kesehatan,
tidak dibenarkan untuk membeli obat di luar. yang kemudian dilakukaan pemeriksaan
Mengenai prosedur dan cara permintaan UPTD kesesuaian dokumen SBBK dengan obat yang
Puskesmas Cibuaya ke instalasi gudang farmasi diberikan oleh gudang farmasi kesehatan.
dinas kesehatan adalah UPTD Puskesmas Pelaksanaan kegiatan penerimaan obat yang
Cibuaya mengajukan permintaan obat ke dilakukan oleh UPTD Puskesmas Cibuaya ini
instalasi gudang farmasi dinas kesehatan setiap dilaksanakan oleh penanggung jawab gudang
1 bulan sekali dengan mengisi LPLPO. penyimpanan obat Puskesmas Cibuaya.
Kemudian permintaan itu di kirimkan ke Pelaksanaan pengambilan obat ini dilakukan
instalasi gudang farmasi dinas kesehatan, setiap LPLPO yang di serahkan oleh pihak
setelah ada persetujuan dari instalasi gudang puskesmas telah disetujui gudang farmasi
farmasi dinas kesehatan, maka ditentukan kesehatan. Hal ini dilihat berdasarkan hasil
jadwal pengambilan obat yang dilakukan oleh observasi dan wawancara yang dilakukan di
penanggung jawab gudang obat Puskesmas. UPTD Puskesmas Cibuaya
Hal ini dilihat berdasarkan hasil observasi dan D. Penyimpanan
wawancara yang dilakukan di UPTD Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan
Puskesmas Cibuaya Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan
Permintaan obat di Puskesmas hanya pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang
mengajukan permintaan rutin ke instalasi diterima agar aman (tidak hilang), terhindar
gudang farmasi kesehatan setiap 1 bulan sekali. dari kerusakan fisik maupun kimia dan
Tetapi boleh mengajukan permintaan khusus mutunya tetap terjamin, sesuai dengan
sewaktu-waktu jika stok obat itu benar-benar persyaratan yang ditetapkan. Tenaga
kosong dan sangat dibutuhkan. Dalam proses Kefarmasian wajib melakukan pengecekan
permintaan obat, Puskesmas Cibuaya dan terhadap Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Puskesmas Pembantu di wilayah kerjanya tidak Habis Pakai yang diserahkan, mencakup

JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Oktober, 2022 Volume 6 No. 2


493
doi : 10.33757/jik.v6i2.614
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan Pendistribusian Sediaan Farmasi dan
Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai dengan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan
isi dokumen LPLPO, ditandatangani oleh pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi
Tenaga Kefarmasian, dan diketahui oleh dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata
Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub
syarat, maka Tenaga Kefarmasian dapat unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya
mengajukan keberatan (Kemenkes, 2016). (Kemenkes, 2016).
Hasil observasi dan wawancara pada proses Dalam proses pendistribusian obat di
penyimpanan obat di instalasi gudang obat Puskesmas Cibuaya, sub unit puskesmas
Puskesmas Cibuaya yaitu setelah mengambil melakukan pengajuan permintaan obat dengan
obat dari instalasi gudang farmasi dinas menggunakan LPLPO kepada gudang
kesehatan, penanggung jawab gudang obat penyimpanan obat di Puskesmas Cibuaya yang
Puskesmas Cibuaya memasukkan pembukuan kemudian akan didistribusikan oleh gudang
obat ke dalam kartu stok obat sesuai dengan penyimpanan obat disertai dengan SBBK
jumlah obat yang di terima dari instalasi gudang gudang penyimpanan obat Puskesmas Cibuaya,
farmasi dinas kesehatan seperti yang tertulis hal ini diketahui berdasarkan hasil observasi
dalam Surat Bukti Barang Keluar (SBBK). dan wawancara yang dilakukan di UPTD
Selanjutnya menyimpan dan mengelompokkan Puskesmas Cibuaya.
obat sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Kegiatan distribusi obat di Puskesmas
Proses penyimpanan obat di instalasi gudang Cibuaya diatur oleh penanggung jawab gudang
obat Puskesmas Cibuaya menggunakan teknik obat dan disesuaikan dengan kebutuhan
FIFO dan FEFO. Hal ini di lakukan agar tidak masing-masing sub unit . Untuk pendistribusian
terjadi obat kadaluarsa, karena ada sebagian obat dari permintaan sub unit, puskesmas
obat yang baru tetapi masa kadaluarsanya lebih pembantu, poli kesehatan dilakukan dengan
singkat dari stok obat yang lama. Hal ini dilihat cara tiap kepala pengelola sub unit, pustu, poli
berdasarkan hasil observasi dan wawancara kesehatan mengambil obat ke gudang
yang dilakukan di UPTD Puskesmas Cibuaya. penyimpanan obat di UPTD Puskesmas
Pada tahap penyimpanan obat yang ada di Cibuaya. Sedangkan proses pendistribusian
gudang obat Puskesmas Cibuaya sudah sesuai permintaan obat dari resep pasien hasil
dengan yang diketentuan yang berlaku karena pemeriksaan poli, dilakukan dengan
obat di gudang obat Puskesmas Cibuaya sudah mengambil obat di apotek puskesmas.
di atur dengan baik di kelompokkan sesuai Dalam kegiatan proses pendistribusian
dengan jenis dan bentuk sediaan sedangkan yang dilakukan oleh puskesmas cibuaya sudah
obat-obatan jenis narkotik dan psikotropik di berjalan baik, prosedur pendistribusian obat
pisahkan dari obat-obat yang lain. Demikian hal sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tahap
nya dengan metode penyimpanannya dengan penyerahan obat dilakukan dengan sub unit dan
menggunakan metode FEFO dan FIFO, hal ini puskesmas pembantu mengambil ke gudang
sangat penting karena obat yang sudah terlalu penyimpanan obat di puskesmas cibuaya,
lama biasanya kekuatan atau efiktifitas nya dengan melakukan pemeriksaan kuantitas dan
berkuarang, selain itu beberapa obat antibiotik kualitas obat terlebih dahulu yang dilakukan
mempunyai batas waktu yang terbatas dan juga oleh petugas sub unit dan puskesmas pembantu.
mengingat ada obat yang baru masuk ternyata F. Pemusnahan dan Penarikan
tanggal kadalursanya lebih singkat. Namun Pemusnahan dan penarikan Sediaan
terdapat beberapa kegiatan yang belum Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
dilaksanakan dalam proses penyimpanan obat tidak dapat digunakan harus dilaksanakan
di gudang obat Puskesmas Cibuaya yaitu tidak dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
dilakukan pencatatan suhu ruangan, luas peraturan perundang-undangan. Penarikan
ruangan yang sempit dan juga gudang obat sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar
Puskesmas Cibuaya digunakan tidak khusus atau ketentuan peraturan perundang-undangan
untuk obat namun untuk tempat penyimpanan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan
alat kesehatan lain juga, hal ini dapat perintah penarikan oleh BPOM (mandatory
mempengaruhi ketahanan kualitas obat. recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh
pemilik izin edar (voluntary recall) dengan
E. Pendistribusian

JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Oktober, 2022 Volume 6 No. 2


494
doi : 10.33757/jik.v6i2.614
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

tetap memberikan laporan kepada Kepala Pengendalian persediaan yang dilakukan


BPOM. oleh UPTD Puskesmas Cibuaya telah berjalan
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan baik. Pelaksanaan kegiatan pengendalian
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai bila persediaan di UPTD Puskesmas Cibuaya
produk tidak memenuhi persyaratan mutu, telah dilakukan setiap bulan, dengan melakukan
kadaluwarsa, tidak memenuhi syarat untuk pengecekan dan pencatatan stok obat-obat yang
dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau terdapat di gudang penyimpanan obat, serta
kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau menentukan dan memperhitungkan stok
dicabut izin edarnya (Kemenkes, 2016). optimum, pengaman terhadap obat-obat yang
Hasil dari wawancara dan observasi tersedia di gudang penyimpanan obat UPTD
mengenai penghapusan dan penarikan obat Puskesmas Cibuaya. Kegiatan ini dilakukan
yaitu tidak ada Penghapusan obat secara khusus agar tidak terjadi kekosongan stok obat di
yang dilakukan di Puskesmas Cibuaya. Adapun gudang obat. Meskipun tidak sepenuhnya
jika ada obat yang kadaluarsa, maka obat terpenuhi, kekosongan obat yang terjadi di
tersebut dipisahkan yang nantinya akan diambil gudang penyimpanan obat UPTD Puskesmas
oleh pihak ketiga, serta proses dan prosedur Cibuaya ini disebabkan juga oleh sedikit nya
pemusnahan obatnya dilakukan oleh pihak atau kekosongan stok obat yang terdapat di
ketiga tersebut. Hal ini dilihat berdasarkan hasil gudang farmasi kesehatan dinas kabupaten.
observasi dan wawancara yang dilakukan di Berdasarkan hasil observasi serta
UPTD Puskesmas Cibuaya. wawancara di UPTD Puskesmas Cibuaya,
Penyimpanan obat kadaluarsa disimpan di proses pengendalian yang dilakukan oleh
ruang terpisah atau terdapat tempat khusus UPTD Puskesmas Cibuaya telah berjalan
yang terpisah dari obat yang belum rusak atau dengan baik, parameter pada proses
kadaluarsa. Limbah bahan kimia atau limbah pengendalian sesuai dengan standar
farmasi dalam jumlah sedikit dikumpulkan operasional prosedur UPTD Puskesmas serta
bersama dengan limbah infeksius. Limbah tidak menyalahi ketentuan yang berlaku.
farmasi yang kadaluarsa dalam jumlah besar H. Administrasi
yang terdapat di Puskesmas Cibuaya diambil Administrasi merupakan kegiatan yang
oleh pihak pengelola limbah yang telah meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap
memiliki izin untuk pelaksanaan pemusnahan seluruh rangkaian kegiatan dalam pengelolaan
dari dinas kesehatan. sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai,
Dalam pelaksanaan kegiatan pemusnahan baik sediaan farmasi dan bahan medis habis
dan penarikan obat yang dilaksanakan di UPTD pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan
Puskesmas Cibuaya sudah berjalan baik, sesuai dan digunakan di Puskesmas atau unit
dengan ketentuan yang berlaku, terdapat pelayanan lainnya (Kemenkes, 2016).
dokumen-dokumen pendamping pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan administrasi yang
pemusnahan obat, kegiatan pemusnahan obat dilaksanakan UPTD Puskesmas Cibuaya telah
yang dilakukan oleh UPTD Puskesmas Cibuaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, setiap
ini dilakukan dengan kerja sama dengan pihak pelaksanaan kegiatan baik penerimaan obat,
ketiga yang di kordinasikan oleh Dinas penyimpanan obat dan pendistribusian obat
Kesehatan Kabupaten daerah. dilakukan pencatatan dan pelaporan yang
G. Pengendalian dilakukan oleh penanggung jawab gudang
Pengendalian sediaan farmasi dan bahan penyimpanan obat. Hal ini dilihat berdasarkan
medis habis pakai merupakan suatu kegiatan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
yang bertujuan memastikan tercapainya sasaran di UPTD Puskesmas Cibuaya.
yang diinginkan sesuai dengan strategi dan Administrasi sangat penting dilakukan
program yang telah ditetapkan sebelumnya, dalam pelaksanaan pengelolaan obat di
sehingga tidak terjadi kekurangan ataupun puskesmas yang bertujuan untuk dijadikan
kelebihan obat di puskesmas (Kemenkes 2016). pedoman perencanaan dan permintaan
Pada proses pengendalian obat setiap pemenuham kebutuhan obat di puskesmas.
pemakaian rata-rata perbulan harus diitung, dan Pelaksanaan kegiatan administrasi yang
juga harus menentukan stok optimum, stok dilakukan UPTD Puskesmas Cibuaya sejauh ini
pengaman, serta waktu tunggu agar tidak terjadi berjalan dengan baik, sesuai dengan ketentuan
kekosongan obat di puskesmas. dan standar operasional -prosedur Puskesmas

JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Oktober, 2022 Volume 6 No. 2


495
doi : 10.33757/jik.v6i2.614
JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

serta kedinasan. Baik mulai dari administrasi SIMPULAN


permintaan obat hingga pemantauan obat, Berdasarkan dari hasil penelitian Manajemen
pelaksanaan nya terpenuhi dan berjalan dengan Pengelolaan Obat di UPTD Puskesmas Cibuaya
baik. diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
I. Pemantauan dan Evaluasi Implementasi manajemen pengelolaan obat di
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan UPTD Puskesmas Cibuaya telah dilaksanakan
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai sesuai dengan ketentuan Permenkes No 74
dilakukan dengan tujuan untuk mengendalikan tahun 2016 dan Petunjuk Teknis Standar
dan menghindari terjadinya kesalahan dalam Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, hal ini
pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis dilihat dari hasil observasi dan wawancara
habis pakai sehingga dapat menjaga kualitas mendalam yang menunjukkan kesesuaian
maupun pemerataan pelayanan, memperbaiki manajemen pengelolaan obat sebesar 86%
secara terus-menerus pengelolaan sediaan dengan kategori sangat baik, Sarana dan
farmasi dan bahan medis habis pakai dan Prasarana gudang Penyimpanan Obat sebesar
memberikan penilaian terhadap capaian kinerja 79% dengan kategori baik, dan Proses
pengelolaan. Berdasarkan hasil observasi dan Penyimpanan Obat sebesar 76% dengan
wawancara didapatkan bahwa proses kategori baik.
pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan
oleh Puskesmas Cibuaya telah sesuai dengan UCAPAN TERIMAKASIH
ketentuan, hal ini dilihat berdasarkan hasil Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan
wawancara serta adanya dokumen yang baik berkat bantuan dari beberapa pihak, untuk
digunakan dalam proses pengamatan mutu itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada
obat, pencatatan penggunaan obat narkotika, Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, serta
psikotropika, obat reagen yang kemudian UPTD Puskesmas Cibuaya yang telah
dibuatkan laporan baik kepada pihak memberikan kerjasama yang baik dalam
puskesmas maupun dinas kesehatan. Hal penelitian ini.
tersebut diketahui berdasarkan hasil wawancara
dan observasi terhadap kegiatan pemantauan
dan evaluasi yang dilakukan di UPTD DAFTAR PUSTAKA
Puskesmas Cibuaya. Hurria, & Sakri, M. (2018). Profil Pengelolaan
Kegiatan pengawasan obat di Puskesmas Penyimpanan Obat Di Puskesmas
terdiri dari kegiatan pemeriksaan persediaan, Tompobulu Kabupaten Maros. 7(1), 1–8.
pencatatan dan pelaporan. Pengendalian obat Kemenkes. (2016). Peraturan Menteri
hilang, obat rusak, dan kadaluarsa dilakukan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
oleh Puskesmas Cibuaya yang bertujuan untuk Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
menjaga ketersediaan obat dan keamanan Kefarmasian Di Puskesmas.
penggunaan obat pada pasien. Setiap kegiatan Kemenkes. (2019). Petunjuk Teknis Standar
pengeluaran obat narkotika, psikotropika, dan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
reagen dicatat dan dibuatkan laporan. Sejauh Menkes. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan
ini, di Puskesmas Cibuaya tidak ditemukan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
kasus obat hilang, hanya ditemukan kasus obat 2019 Tentang Sistem Informasi
kadaluarsa. Puskesmas.
Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
pemantauan mutu obat yang dilaksanakan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
UPTD Puskesmas Cibuaya berjalan dengan Kualitatif dan R&D.
baik, prosedur kegiatan sesuai dengan Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
ketentuan, pelaksanaan kegiatan pengawasan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
dan pengamatan mutu obat ini dilakukan oleh Kualitatif dan R&D.
penanggung jawab gudang obat yang Tuda, I., Tampa, R., Maarisit, W., & Sambou,
pelaksanaan nya diketahui oleh kepala C. (2020). Evaluasi Penyimpanan Obat
puskesmas. Di Instalasi Farmasi UPTD Puskesmas
Tuminting. 3(2), 77–83.

JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Oktober, 2022 Volume 6 No. 2


496
doi : 10.33757/jik.v6i2.614

Anda mungkin juga menyukai