1, Februari 2019
E-mail: valentinave89@gmail.com
ABSTRAK
Sistem penyimpan rekam medis menjadi salah satu penilaian dalam standar akreditasi puskesmas. Sistem
penyimpanan berkas rekam medis sangat penting untuk dilakukan dalam institusi pelayanan kesehatan,
karena sistem penyimpanan dapat mempermudah berkas rekam medis yang akan disimpan dalam rak
penyimpanan, mempercepat ditemukan kembali atau pengambilan berkas rekam medis yang disimpan di
rak penyimpanan, mudah pengembaliannya, dan melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian,
bahaya kerusakan fisik, kimiawi, dan biologi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyimpanan
rekam medis berdasarkan standar akreditasi puskesmas di Puskemas Sukaramai. Jenis penelitian
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomologi. Penelitian dilakukan pada
bulan Oktober 2018-Januari 2019. Populasi adalah seluruh petugas rekam medis di Puskesmas
Sukaramai. Sampel penelitian berjumlah 6 orang yang diambil secara purposive sampling. Instrumen
penelitian yaitu pedoman wawancara dan direkam menggunakan alat perekam audio serta lembar check
list untuk observasi. Hasil penelitian diketahui bahwa sistem penyimpanan yang dilakukan di Puskesmas
Sukaramai menggunakan family folder, sistem penjajarannya menggunakan Straight Numerical Filing
(SNF), pengambilan berkas rekam medis masih sering dilakukan oleh petugas lain yang bukan petugas
rekam medis, tidak adanya penggunaan tracer, dan belum menggunakan buku ekspedisi peminjaman,
serta sistem pengembalian berkas rekam medis tidak dipulangakan pada akhir jam kerja. Disarankan
bagi pihak puskesmas untuk menambah jumlah petugas rekam medis sesuai kualifikasi pendidikan formal
serta pembagian tugas tanggung jawab yang jelas, memberikan pelatihan pada petugas filling,
pengambilan rekam medis hanya dilakukan oleh petugas filling, membuat tracer dan buku ekspedisi
peminjaman rekam medis serta menentukan waktu pengembalian berkas rekam medis.
554
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.4, No.1, Februari 2019
dengan treacer sebagai alat bantu pengganti ³%HUNDV UHNDP PHGLV GLNHPEDOLNDQ
berkas rekam medis yang dipinjam dan sehabis pulang jam bekerja, tetapi jika ada
petugas juga tidak mencatat buku ekspedisi poli yang belum mengembalikan berkas
peminjaman berkas rekam medis. rekam medis kepada petugas filling maka
DNDQ GL NHPEDOLNDQ SDGD EHVRN SDJLQ\D´
Tabel 4. Tabel Observasi Penggunaan (Informan 1).
Tracer dan Buku Ekspedisi ³5HNDP PHGLV \DQJ GLNHPEDOLNDQ KDUL
No Pengamatan Keterangan ini disusun dulu lalu dimasukan rak, tapi
1 Tracer Tidak terdapat tracer kadang-kadang baru besok dikembalikan
2 Buku Memiliki buku ekspedisi GDQ GLPDVXNDQ UDN´ ,QIRUPDQ
Ekspedisi tetapi tidak digunakan
Berdasarkan hasil wawancara terkait PEMBAHASAN
penggunaan tracer dan buku ekspedisi
diperoleh informasi yaitu: Sistem Penyimpanan
³3HWXJDV SHQGDIWDUDQ PHQHULPD .,% Berdasarkan hasil observasi dan
dari pasien lalu melihat nomor rekam medis wawancara yang peneliti dapatkan dari
yang sudah tercantum di sana dan petugas informan menyatakan bahwa penyimpanan
pendaftaran menyuruh petugas filling yang dilakukan di Puskesmas Sukaramai
mengambil berkas rekam medis dari rak menggunakan family folder, tetapi belum
penyimpanan, setelah ditemukannya berkas terdapat tambahan kode khusus untuk ayah,
rekam medis tersebut petugas filling ibu, dan anak. Sedangkan sistem
langsung memberikannya ke petugas penjajarannya menggunakan Stright
pendaftaran tanpa pemakaian treacer dan Numerical Filing (SNF).
tidak menuliskan paGD EXNX HNVSHGLVL´ Hal ini tidak sesuai teori (Budi, 2011),
(Informan 3). bahwa jenis sistem penjajaran yang sesuai
³%XNX HNVSHGLVL DGD WDSL MDUDQJ dengan family folder adalah seistem
dipakai. Kalau tracer, kami nggak tahu apa penjajaran Terminal Digit Filing (TDF)
LWX WUDFHU"´ ,QIRUPDQ yang dikelolah secara sentralisasi.
Adapun akibat yang terjadi jika tidak
Sistem Pengembalian Berkas Rekam menggunakan Terminal Digit Filing (TDF)
Medis adalah terjadinya pertukaran nomor urut
Hasil observasi dapatkan bahwa tempat berkas rekam medis pada rak
petugas filling mengurutkan berkas rekam penyimpanan.
medis yang telah dikembalikan sesuai nomor
rekam medisnya, tetapi pengembalian berkas Pengambilan Berkas Rekam Medis
rekam medis ke dalam rak tidak dilakukan Berdasarkan hasil wawancara dapatkan
diakhir jam kerja melainkan keesokan bahwa pengambilan berkas rekam medis
harinya. dilakukan oleh petugas filling dengan latar
belakang pendidikan bukan rekam medis.
Tabel 5. Hasil Observasi Pengembalian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Berkas Rekam Medis petugas rekam medis memiliki tugas lain di
No Pengamatan Keterangan puskesmas selain sebagai petugas filling,
1 Pengembalian Jika poli yaitu menjadi petugas layanan kebidanan
berkas rekam mengembalikan dan keperawatan.
medis diakhir berkas rekam Hal ini terjadi karena puskesmas hanya
jam kerja medisnya keesokan memiliki sedikit petugas rekam medis,
harinya maka berkas
sehingga satu pegawai harus memiliki tugas
rekam medisnya di
susun pada keesokan tambahan. Adanya pekerjaan tambahan
hainya membuat petugas kelelahan dan tidak fokus
Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan pekerjaannya sehingga kinerjanya
pengembalian berkas rekam medis diperoleh menurun. Pembagian tugas yang jelas dan
informasi yaitu: uraian tugas masing-masing staf pelaksana
557
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.4, No.1, Februari 2019
559