Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KELENGKAPAN PERAKITAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT

INAP BERDASARKAN SNARS 1


DI RUMAH SAKIT Tk II dr. SOEPRAOEN
MALANG

Susi Susanti ; Tri Murni

Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu


Administrasi (STIA) Malang

Email : susi98222@gmail.com

Email : trimurni.stia@yahoo.co.id

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab


untuk melindungi informasi kesehatan yang terdapat dalam rekam medis pasien. Rekam
Medis sebagai bagian dari pelayanan umum di sebuah rumah sakit yang salah satu
fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan informasi kesehatan. Penyimpanan
informasi kesehatan di rumah sakit di susun dalam sebuah folder yang mempunyai fungsi
dan manfaat bermacam-macam yang di sebut dengan Dokumen Rekam Medis. Sedangkan
salah satu kegiatan di unit rekam medis yang berfungsi sebagai peneliti kelengkapan isi
dan perakit dokumen rekam medis di sebut dengan Assembling. Assembling (perakitan)
dapat juga di artikan sebagai suatu kegiatan merakit kembali formulir-formulir dalam folder
DRM (dokumen rekam medis) sedemikian rupa sehingga menjadi runtut sesuai dengan
kronologi riwayat penyakit pasien.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran


pelaksanaan perakitan dokumen rekam medis rawat inap, serta untuk mengidentifikasi
kelengkapan penyusunan perakitan dokumen rekam medis rawat inap dari semua
assesmen keperawatan yang ada di rumahsakit Tk. II dr. Soepraoen Malang, apakah
sudah sesuai dengan SNARS 1. Metode penelitian yang di gunakan adalah metode
deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan observasi data, studi pustaka, dan
wawancara kepada petugas perakitan. Peneliti mengambil 300 sampeldari semua
assesmen keperawatannya untuk di teliti kelengkapannya.

Hasil penelitian menunjukkan perakitan DRM rawat inap di rumah sakit Tk.II dr.
Soepraoen Malang sudah sesuai SNARS 1, tetapi masih terdapat ketidaklengkapan dalam
proses perakitan DRM rawat inap. Yang disebabkan oleh banyak faktor dan kendala baik
dari petugas perakitannya maupun dari faktor lain. Dari 300 sampel yang di ambil oleh
peneliti masih ditemukan 9 % DRM rawat inap yang belum lengkap. Ketidaklengkapan
DRM rawat inap akan mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan serta kelancaran
administrasi kesehatan. Oleh sebab itu maka sebaiknya perlu adanya peningkatan SDM
dan kinerja dari petugas mengikuti SPO yang berlaku.

Kata kunci : Perakitan, Dokumen Rekam Medis rawat inap, SNARS 1.


PENDAHULUAN rekam medis sebelum disimpan di
sebut dengan Assembling. Assembling
Rumah sakit adalah bagian dari (perakitan) dapat juga di artikan
keseluruhan sistem pelayanan sebagai suatu kegiatan merakit
kesehatan yang dikembangkan melalui kembali formulir-formulir dalam folder
rencana pembangunan kesehatan. DRM (dokumen rekam medis)
Menurut PERMENKES No. 147 Tahun sedemikian rupa sehingga menjadi
2010 Rumah Sakit adalah institusi runtut sesuai dengan kronologi riwayat
pelayanan kesehatan yang penyakit pasien. Kegiatan ini dilakukan
menyelenggarakan pelayanan oleh petugas Assembling sebelum
perorangan secara paripurna yang disimpan oleh petugas filing. Untuk
menyediakan pelayanan rawat inap meninjau dan menilai prestasi
rawat jalan dan gawat darurat. kepatuhan suatu instalasi rumah sakit
Menurut PERMENKES No. 129 Tahun maka di adakanlah sebuah program
2008 tentang Standar Pelayanan yang di sebut akreditasi. Akreditasi
Minimal Rumah Sakit, disebutkan Rumah Sakit di Indonesia
bahwa salah satu jenis pelayanan dilaksanakan untuk menilai kepatuhan
indikator rumah Sakit adalah rumah sakit terhadap standar
pelayanan rekam medis. Standar akreditasi. Akreditasi rumah sakit yang
pencapaian kinerja pelayanan rekam sudah mulai dilaksanakan sejak tahun
medis adalah kelengkapan pengisian 1995 di Indonesia, selama ini
rekam medis, kelengkapan informen menggunakan standar akreditasi
consent, waktu penyediaan dokumen berdasarkan tahun berapa standar
rekam medis pelayanan rawat jalan tersebut mulai dipergunakan untuk
dan rawat inap. Dalam rangka penilaian, sehingga selama ini belum
peningkatan mutu informasi yang pernah ada Standar Nasional
berkualitas di Rumah Sakit perlu Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia,
adanya dukungan dari beberapa sedangkan status akreditasi saat ini
faktor. Dengan ditetapkannya UU ada status akreditasi nasional dan
Kesehatan No. 36 dan UU No. 44 status akreditasi internasional, maka di
tahun 2009 tentang Rumah Sakit maka Indonesia perlu ada Standar Nasional
rekam medis menjadi salah satu Akreditasi Rumah Sakit. Berdasarkan
kewajiban pencatatan sebagai hal tersebut maka standara kreditasi
informasi pasien yang harus untuk rumah sakit yang mulai
diselenggarakan oleh Rumah Sakit diberlakukan pada Januari 2018 ini
dengan baik dan benar yang telah diberi nama Standar Nasional
diatur dalam peraturan menteri Akreditasi Rumah Sakit E disi 1 dan
kesehatan Republik Indonesia No. 269 disingkat menjadi SNARS Edisi 1.
/ MENKES/ Per/III/2008 tentang rekam Standar Nasional Akreditasi Rumah
medis. Rekam medis merupakan unit Sakit Edisi 1, merupakan standar
penyelenggaraan kesehatan yang akreditasi baru yang bersifat nasional
memiliki peran penting bagi Rumah dan diberlakukan secara nasional di
Sakit karena dalam sistem ini proses Indonesia. Disebut dengan edisi 1,
mengumpulkan data sampai karena di Indonesia baru pertama kali
menyampaikan informasi kepada ditetapkan standar nasional untuk
pengguna untuk pengambilan akreditasi rumah sakit Standar
keputusan. Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi
Salah satu kegiatan di unit rekam 1 berisi 16 bab. Dalam Standar
medis adalah sebagai peneliti Nasional Akreditasi Rumah Sakit E disi
kelengkapan isi dan perakit dokumen 1 yang selanjutnya disebut SNARS
Edisi 1 ini juga dijelaskan bagaimana rawat inap ada 6 DRM yang di bagi
proses penyusunan, penambahan bab berdasar assesmen keperawatannya
penting pada SNARS Edisi 1ini, yaitu Umum, anak, Nicu/ICU bayi,
referensi dari setiap bab dan juga kebidanan/gyn, gigi dan jiwa. Dalam
glosarium istilah-istilah penting, setiap rakitan folder DRM terdapat 18
termasuk juga kebijakan pelaksanaan jenis formulir yang berbeda dengan
akreditasi rumah sakit. Berdasarkan fungsi masing- masing serta ada 11
latar belakang masalah di atas, penyekat kertas berwana-warni yang
menjadi alasan untuk di lakukannya di gunakan untuk pembatan dan
penelitian tentang “ANALISIS mempermudah pencarian lembar
KELENGKAPAN PERAKITAN formulir. Total keseluruhan ada sekitar
DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT 35 lembar formulir dalam setiap folder
INAP BERDASARKAN SNARS 1 DI DRM, karena dalam 1 jenis formulir
RUMAH SAKIT Tk II dr. ada yang terdiri atas 2 sampai 8
SOEPRAOEN”. lembar. Dalam satu hari petugas
mampu menyelesaikan 50 sampai 100
rakitan DRM rawat inap.
METODE PENELITIAN
2. Proses Pelaksanaan Perakitan
Jenis penelitian ini adalah penelitian Dokumen Rekam Medis Rawat
survei deskriptif kuantitatif dengan Inap di Rumah Sakit Tk. II dr.
pendekatan retrospektif. Fokus Soepraoen Malang.
penelitian terhadap jenis-jenis masalah
Proses perakitan di lakukan oleh 1
yang mempengaruhi ketidaklengkapan
orang pengawai tetap dan 1 orang
perakitan DRM rawat inap yaitu pada
pengawai bantuan. Petugas perakitan
proses pelaksanaan dan kelengkapan
merakit DRM rawat inap yang di bagi
perakitannya. Teknik pengumpulan
menjadi 6 bagian sesuai dengan
data yang di gunakan adalah
assesment keperawatannya. Proses
observasi, studi pustaka dan
perakitan di lakukan secara manual
wawancara. Sedangkan teknik analisis
dengan mengurutkan lembar- lembar
data dengan mengalisis secara
formulir yang sudah mempunyai judul
analisis kuantitatif dengan mengambil
formulir pada kanan bawah formulir
populasi dan sampel dari data yang
sehingga menjadi satu dalam sebuah
akan di teliti.
folder DRM rawat inap, misalnya
RM/RI/001 sampai dengan RM/RI18.
HASIL PENELITIAN
Pada formulir rawat inap terdapat
beberapa formulir yang terdiri dari 3
1. Pelaksanaan SPO Perakitan
sampai 4 lembar, maka dari itu total
Dokumen Rekam Medis Rawat Inap
keseluruhan isi formulir DRM rawat
Dasar atau pedomann petugas inap bisa mencapai 32 sampai 37
dalam merakit dokumen rekam medis lembar. Dan juga terdapat 11 penyekat
adalah SPO. Rumah Sakit TK.II kertas berwarna-warni yang di
dr.Soepraoen Malang sudah lulus gunakan sebagai pembatas antar
SNARS 1. Tentu saja perakitan DRM formulir sesuai fungsinya serta untuk
pun sudah memenuhi standart yang mempermudah pencarian formulir
berlaku pula. Petugas perakitan dalam forder DRM rawat inap. Petugas
berjumlah 2 orang tetapi yang satu perakitan merakit DRM rawat inap
hanya perbantuan setengah hari saja. yang di bagi menjadi 6 bagian sesuai
Jenis rakitan dokumen rekam medis dengan assesment keperawatannya.
Masih terdapat faktor-faktor
penghambat dalam proses perakitan Proses perakitan di lakukan
DRM yang mengakhibatkan proses secara manual oleh 2 tenaga kerja.
perakitan dan isi DRM kurang Proses perakitan yang di lakukan
maksimal. Petugas perakitan dalam dengan cara menyiapkan semua jenis
satu harinya mampu merakit 50 DRM formulir dan kertas penyekat yang
rawat inap sampai dengan 100 DRM akan di rakit. Dalam satu rakitan
Rawat Inap. dokumen rekam medis rawat inap
terdapat kurang lebih 33 sampai 37
3. Kelengkapan Dokumen Rekam jenis lembar formulir yang berbeda
Medis Rawat Inap di Rumah Sakit serta 11 kertas penyekat. Terdapat 6
Tk. II dr. Soepraoen Malang jenis rakitan dokumen rekam medis
Terkadang masih juga sering yang semuannya di rakit secara
terjadi ketidaklengkapan dalam proses manual oleh petugas perakitan. Untuk
perakitan DRM rawat inap, bisa kurang mempermudah petugas merakit
formulir atau mungkin bisa kelebihan dokumen rekam medis maka di
isi formulir dalam satu foldernya. Ada lakukan dengan cara menata semua
beberapa faktor yang menyebabkan jenis formulir di atas meja yang
terganggunya proses perakitan yang diurutkan sesuai dengan nomor
mengakhibatkan ketidaklengkapan formulir yang ada di sebelah kanan
DRM rawat inap yaitu dari faktor SDM, bawah lembar formulir. Kemudian
percetakan yang terlambat dan juga formulir yang sudah di tata urut di atas
faktor lain misal gangguan dari ruang meja akan di rakit secara urut dari
inap yang meminta formulir rekam nomor formulir paling kecil hingga
medis yang mereka butuhkan. paling besar. Dari setiap judul formulir,
rakitan akan di sisipkan penyekat
PEMBAHASAN kertas yang tebal dan berwarna-warni
serta terdapat judul formulir pada pojok
1. SPO Perakitan Dokumen Rekam kanan kertas penyekat. Gunanya
Medis Rawat Inap yang berdasar untuk mempermudah pencarian serta
pada SNARS 1 di Rumah Sakit Tk. II pengisian lembar formulir. Setelah
dr. Soepraoen Malang rakitan sudah terbentuk dalam satu
folder dokumen rekam medis rawat
Dari hasil observasi di dapati inap, folder tersebut akan di lubangi
bahwa SPO perakitan DRM rawat inap dengan menggunakan plong
sudah ada. Yaitu berjudul Perakitan pembolong kertas pada bagian tengah
Dokumen Rawat Inap. SPO yang sisi kiri formulir. Setelah itu petugas
berlaku pun di buat berdasarkan akan menjepit dan menatanya
standar pada SNARS 1, karena menggunakan snely atau penjepit
Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen kertas yang di gunakan agar rakitan
sudah lulus SNARS 1 pada 28 februari rapi dan tidak terlepas. Proses
2018. .Proses perakitan pun sudah selanjutnya folder rakitan dokumen
berdasar pada pedoman SPO SNARS rekam medis yang sudah selesai akan
1 yang di buat. Isi rakitannya pun juga di tata para rak rakitan dokumen yang
sudah memenuhi standart yang kemudian sudah siap untuk di
berlaku. distribusikan ke TPPRI.
2. Proses Pelaksanaan Perakitan
Dokumen Rekam Medis Rawat Inap 3. Kelengkapan Dokumen Rekam
di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Medis Rawat Inap di Rumah Sakit
Malang. Tk.II dr. Soepraoen Malang.
Dalam isi dokumen rekam medis proses perakitan pun akan berhenti,
rawat inap di rumah sakit Tk. II dr. yang mengakibatkan proses
Soepraoen masih sering terjadi perakitan DRM rawat inap menjadi
ketidaklengkapan. Dalam penelitian lebih lama dan terkadang juga
yang saya lakukan dengan mengambil masih belum lengkap.
50 sampel pada setiap rakitan DRM c. Faktor yang lain yaitu petugas
rawat inap dengan assesmen yang perakitan juga mempunyai fungsi
berbeda, yaitu ada 6 jenis assesmen ganda yaitu melayani pengambilan
keperawatan total DRM ada 300 DRM, formulir yang di butuhkan oleh
saya masih menemukan 9 % DRM perawat ruangan atau tenaga medis
yang tidak lengkap. Terdapat banyak lain jika formulir yang mereka
faktor yang mempengaruhi butuhkan dalam proses pengisian
ketidaklengkapan dalam proses DRM rawat inap masih kurang atau
perakitan diantaranya faktor SDM, belum tersedia.
faktor percetakan yang sering
terlambat serta faktor gangguan dari
pihak lain, misalnya dari perawat Pemecahan Masalah
ruangan yang meminta di ambilkan a. Seharusnya petugas perakitan lebih
formulir yang meraka butuhkan teliti lagi dalam mengerjakan
sementara petugas perakitan harus perakitan DRM supaya tidak terjadi
mencarikan dan mengambilkannya. ketidaklengkapan atau kelebihan
Berdasarkan penelitian yang saya formulir dalam satu folder rakitan
lakukan dengan mengambil 50 sampel DRM, karena jika terjadi
dari setiap assesmen keperawatannya, ketidaklengkapan perakitan DRM
peneliti menemukan presentase rawat inap maka proses pelayanan
kelengkapan dan ketidaklengkapan isi kesehatanpun akan terganggu.
dari DRM rawat inap. Berikut adalah Petugas perakitan harus dapat
tabel yang real peneliti temukan dalam meningkatkan mutu SDM mereka
penelitian dari 300 sampel yang di dalam bekerja dengan berpedoman
ambil. terhadap SPO yang berlaku di
Permasalahan Rumah Sakit Tk.II dr.Soepraoen
Malang.
Jadi kesimpulannya dalam proses b. Seharusnya petugas bagian
perakitan DRM rawat inap masih pengadaan barang bon-bonan ATK
sering terjadi ketidaklengkapan DRM, lebih teliti dan mempunyai
semua itu di karenakan oleh : perencanaan tentang persediaan
lembar formulir yang dibutuhkan
a. SDM dari petugas perakitannya itu guna kelancaran administrasi
sendiri yaitu kurang ketelitian dan rumah sakit.
ketepatan dalam merakit DRM. c. Bagian percetakan bisa di berikan
b. Faktor penghambat proses ultimatum atau sangsi apabila
perakitan yang lain adalah faktor dalam proses pencetakan meraka
keterlambatan percetakan formulir terlambat mengerjakan contohnya
yang di sebabkan oleh bagian dengan memberi sangsi
pengadaan bon-bonan ATK kurang pemotongan jasa bayar cetakan
tanggap dan tidak adanya untuk berapa hari keterlambatan
perencanaan dalam persediaan proses pencetakan formulir dari hari
formulir, sehingga jika formulir yang yang di tentukan oleh pihak rumah
di kehendaki petugas perakitan sakit.
dalam merakit itu sudah habis maka
d. Perlu adanya petugas tambahan sampel dari semua assesmen
untuk membantu petugas perakitan adalah 9 % yaitu 27 DRM rawat
dalam melayani mengambilan inap yang tidak lengkap. Petugas
formulir yang di butuhkan perawat perakitan dalam bekerja
atau petugas lain yang seharusnya lebih teliti serta
membutuhkan formulir guna berpedoman sesuai dengan SPO
kelancaran administrasi kesehatan. yang berlaku dalam proses
Dengan adanya petugas tambahan perakitan, supaya tidak terjadi
maka pekerjaan dari petugas ketidaklengkapan dalam merakit
perakitan akan lebih ringgan DRM rawat inap.
sehingga mereka mampu 4. Bagian pengadaan bon-bonan ATK
menyelesaikan tugas merakit DRM seharusnya lebih tanggap dan lebih
dengan baik dan tepat waktu. mempunyai plaining dalam
penyetokan formulir-formulir rawat
KESIMPULAN DAN SARAN inap yang dibutuhkan dalam proses
pelayanan kesehatan guna
1. Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen kelancaran adminitrasi rumah sakit.
Malang sudah lulus SNARS 1 pada Bagian percetakan diberi ultimatum
28 Februari 2018. Dalam Proses atau sangsi jika masih terjadi
perakitan DRM rawat inap masih keterlambatan proses percetakan
terjadi kendala- kendala dengan formulir yang sudah melebihi batas
berbagai faktor yang menghambat hari yang di tentukan. Misal berupa
kelengkapan dan ketepatan dalam pemotongan upah cetak dalam tiap
perakitan, yaitu faktor SDM, hari keterlambatannya.
keterlambatan percetakan formulir
dan penghambat dari karyawan DAFTAR PUSTAKA
ruangan yang meminta pelayanan
Amirin, Tatang M.2009,’’Subyek
pengambilan formulir. Sebaiknya
Peneitian, responden penelitian, dan
petugas perakitan di tambah lagi
informan (narasumber) penelitian.’
agar proses perakitan lebih
’tatangmanguny.wordpress.com
semaksimal dan tidak terjadi
keterlambatan dalam perakitan. Barthos, B . 2007 . Manajemen
2. Terdapat 6 jenis rakitan DRM rawat Kearsipan , Jakarta : Bumi Aksara.
inap yang di bagi berdasarkan
assesmen keperawatannya, Depkes RI.1997 .Pedoman
diantaranya adalah assesmen Pengelolaan Rekam Medis Rumah
general, anak, nicu/icu bayi, gigi, Sakit di Indonesia : Jakarta.
kandungan dan jiwa. Isi formulir dari
setiap rakitan DRM rawat inap Dirjen Pelayanan Medik. 1995. Surat
sekitar 33 sampai 37 lembar Edaran Dirjen Pelayanan Medik
tergantung assesmennya. Terdapat Nomor HK.00.06.2.5.01160 Tahun
11 penyekat warna-warni dengan 1995 tantang Petunjuk Teknis
judul yang berbeda yang terletak di Pengadaan Formulir Rekam Medis
sela-sela formulir yang di bagi Dasar Dan Pemusnahan Arsip Rekam
berdasarkan fungsinya sesuai Medis Di Rumah Sakit,Jakarta :
dengan judul penyekat dan isi Indonesia.
formulir.
3. Presentasi ketidaklengkapan dari
perakitan DRM rawat inap yang Hatta,Gemala 2013. Pedoman
saya teliti dengan mengambil 300 Manajemen Informasi Kesehatan di
Sarana Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: Universitas Indonesia
Press(UI-Press).

Ismaniar H.2015.Managemen Unit


Kerja untuk Perekam medis dan
Informatika Kesehatan,Ilmua
Kesehatan Masyarakat, Keperawatan
dan Kebidanan Yogyakarta :CV Budi
Utama.

Kasiram,Moh.2010. Metologi
Penelitian: Refleksi Pengembangan
Pemahaman dan Penguasaan
Metologi Penelitian. Malang: UIN
Maliki Press.

Lily Widjaja. 2013. Materi Perakitan


Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di
Rumah Sakit. Diakses : 3 Maret 2016.
http
//lilywidjaja.weblog.esaunggul.ac.id/20
03/10/31/materi-perakitan-dokumen-
rekam-medis/

Menkes Republik Indonesia. 2008.


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269 tentang Rekam medis.
Jakarta:Depkes.

Menkes RI . 2008 . Permenkes RI No.


269/MENKES/PER/III/2008 tentang
Rekam Medis . Jakarta : Indonesia.

Wijoyo,Djoko . 1990 . Manajemen


mutu pelayanan kesehatan.
Surabaya : Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai