Di sebuah bangsal Rumah sakit R di kota K Kondisi saat itu di rumah sakit
tersebut memang jumlah perawat dan pasien memang tidak sebanding, itu pun jumlah
perawat di tiap ruangan 2 sampai 3 dan masih lulusan SPK atau SPKC. Lainnya tenaga
keperawatan diambil dari lulusan SD dan SMP. Sedangkan jumlah pasien tiap ruangan
Setiap shift jaga sore atau malam 1 atau 2 orang perawat juga kejadian kasus ini
berawal saat perawat S memberi dan membimbing minum obat oral pada saat jaga
sore, memang ada salah satu pasien yang sering menipu pada saat minum obat
dengan cara pura – pura minum obat kemudian kalau tidak ketahuan perawat
tersebut di saku bajunya, pasien tersebut bernama D. pada saat memberi obat pada
pasien D perawat S tersebut berpesan agar obatnya diminum tidak dibuang. Pasien
tersebut juga mengatakan “ Ya Pak”. Sambil memberi obat pada pasien lainnya
perawat S tersebut tetap memperhatiakan pasien D tersebut, sampai pada suatu ketika
tersebut parawat S memanggil dan menarik baju pasien kemudian mengecek saku
baju pasien ternyata benar ada beberapa butir obat di saku tersebut. Melihat kejadian
tersebut perawat S kontan membentak dan memarahi pasien, tak cuma itu perawat
tersebut penampar mulut pasien beberapa kali sampai akhirnya pasien D tersebut
Pada contoh kasus diatas, dimana perawat tersebut tidak bisa atau kurang bisa
menjalin kerja sama dengan pasien, seharusnya perawat tidak perlu marah –
marah dan menampar mulut pasien tetapi perawat harus bisa mengambil hati
pasien supaya pasien merasa perlu dan menyakini bahwa dia perlu untuk minum
obat
Perawat tidak menjunjung tinggi nama baik profesi karena seharusnya perawat
bersifat lemah lembut dan sopan serta sabar. Tetapi perawat tersebut malah
santun membimbing minum obat disertai dengan marah – marah jelas tidak sesuai
peran pelaksana seharusnya perawat dapat bertindak sebagai pemberi rasa nyaman
Perawat tidak mencerminkan niai-nilai seorang perawat yaitu lemah lembut dan
membujuk atau meyakinkan bahwa obat tersebut perlu untuk dirinya dengan cara