Anda di halaman 1dari 3

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 10, Nomor 4, Juli 2022


ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i4.34588

ANALISIS PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN LOGISTIK OBAT (STUDI KASUS


DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN)

Anisa Trianingrum1*, Bambang Budi Raharjo1


1
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
Sekaran, Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah 50229
*Corresponding author: trianingrumanisa@students.unnes.ac.id

ABSTRACT
The level of drug availability in the Klaten Regency Health Office in 2020 amounted to 83.33%, a decrease from
the previous year so that it has not met the national target of 90%. The purpose of this study was to determine the
process of implementing the storage and distribution of drug logistics in the Klaten Regency Pharmacy
Installation based on the guidelines of the Ministry of Health on Pharmacy Management in the Regency Pharmacy
Installation. This type of research is descriptive qualitative research with case study design. The implementation
of drug storage and distribution logistics in the pharmacy installation of the Klaten District Health Office is not
fully in accordance with the guidelines of the Ministry of Health. The conclusions in this study include inadequate
drug storage space, facilities for drug storage are not in accordance with the guidelines of the Ministry of health,
drug distribution is not in accordance with the order letter of the Puskesmas and drug vacancy occurs.
Suggestions for pharmacy installation Klaten District Health Office is expected to complement the facilities and
infrastructure and provide logistics management training.

Keywords : drug availability; storage; distribution; Ministry of Health guidelines

PENDAHULUAN Untuk terlaksananya pelayanan kesehatan yang


Setiap orang berhak mendapatkan bermutu, kesesuaian jumlah dan jenis obat yang
pelayanan kesehatan, baik dalam mendapatkan didistribusikan oleh instalasi farmasi ke puskesmas
akses pelayanan di unit pelayanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap mutu pelayanan
maupun akses atas sumber daya di bidang kesehatan 9. Untuk itu kegiatan penyimpanan dan
kesehatan. Tujuan pelayanan kesehatan adalah pendistribusian obat sangat berpengaruh terhadap
untuk peningkatan derajat kesehatan serta ketersediaan obat di pelayanan kesehatan.
pencegahan penyakit dengan masyarakat yang Tujuan penelitian ini adalah untuk
merupakan sasaran utama 1. Dalam pelayanan menganalisis pelaksanaan penyimpanan dan
kesehatan, obat merupakan salah satu komponen pendistribusian logistik obat di Instalasi Farmasi
penting dan tidak dapat tergantikan, karena obat Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten.
digunakan dalam intervensi untuk mengatasi
masalah kesehatan. Rangkaian dari pengelolaan METODE PENELITIAN
obat mencakup perencanaan hingga penghapusan Jenis penelitian ini adalah penelitian
dan pelaporan 2. Berdasarkan Profil Kesehatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus.
Kabupaten Klaten 2020, presentase puskesmas Menurut 10 penelitian kualitatif meneliti keadaan
dengan ketersediaan obat dan vaksin di Kabupaten dan melakukan triangulasi untuk pengumpulan data.
Klaten sebesar 83.33%, mengalami penurunan dari Penelitian ini menghasilkan data deskriptif dengan
tahun 2019 3. Pengelolaan obat dengan rasional, menggambarkan deskripsi keseluruhan proses
efektif serta efisien dapat menjamin ketersediaan penyimpanan dan pendistribusian obat 11. Desain
dan keterjangkauan pelayanan obat 4. Pengelolaan penelitian studi kasus menganalisis berkenaan
obat sangat tergantung pada kegiatan penyimpanan. dengan kasus atau kondisi tertentu 12. Penelitian
Dukungan sarana dan prasarana yang memadai dilaksanakan di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan
dapat menciptakan penyimpanan obat yang Kabupaten Klaten pada buan Februari hingga April
maksimal 5. 2022. Dengan total informan 6. Alat dan bahan yang
Dukungan sarana dan prasarana digunakan dalam penelitian ini diantaranya
diantaranya yaitu tempat penyimpanan obat 6. Selain pedoman wawancara, pedoman observasi, perekam
sarana dan prasarana, SDM menjadi hal yang suara dan buku catatan. Adapun alur dalam
penting dalam pengelolaan obat 7. Pendistribusian penelitian ini yaitu:
obat merupakan salah satu proses untuk menjamin 1. Pengurusan Surat Ijin Penelitian
ketersediaan obat. Pendistribusian obat dimulai dari Pengurusan surat ijin penelitian di tempat
mengeluarkan dan mengirim obat dari instalasi penelitian yaitu Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan
farmask ke puskesmas berdasarkan surat pesanan Kabupaten Klaten. Selanjutnya melakukan studi
puskesmas agar tidak terjadi kekosongan obat 8.

501
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 4, Juli 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i4.34588

pendahuluan dengan wawancara singkat kepada digudang belum sesuai abjad dikarenakan
Kepala Instalasi Farmasi. keterbatasan luas ruangan. Lemari khusus narkotika
2. Pengambilan Data dan psikotropika belum sesuai dengan pedoman
Melakukan pengambilan data dengan Kemenkes. Untuk mendukung jalannya organisasi,
wawancara mendalam serta observasi langsung di diperlukan ketersediaan sarana di instalasi farmasi.
tempat penelitian. Data primer pada penelitian ini Untuk itu pelu lemari khusus narkotika dan
terdiri dari SDM, sumber dana, sarana prasarana, psikotropika yang sesuai dengan pedoman
proses penyimpanan dan pendistribusian obat yang Kemenkes, agar tidak terjadi kesalahan, karena
diperoleh melalui wawancara dan observasi. Data narkotika merupakan obat dengan penanganan
sekunder pada penelitian ini merupakan data yang khusus sesuai dengan peraturan yang berlaku 15.
diperoleh secara tidak langsung diantaranya yaitu Kegiatan penyimpanan obat di instalasi
struktur organisasi di Instalasi Farmasi, LPLPO farmasi dilakukan di gudang penyimpanan.
puskesmas, daftar ketersediaan obat di Instalasi Pengelolaan obat sangat tergantung pada proses
Farmasi dan Puskesmas Ceper dan tabel observasi penyimpanan. Dukungan sarana dan prasarana dapat
lainnya. menciptakan penyimpanan yang baik. Diperlukan
3. Analisis Data strategi efektif dalam penyimpanan obat 16.
Analisis data pada penelitian ini Berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan,
menggunakan model Miles dan Huberman dalam metode penyimpanan obat dilakukan berdasarkan
buku 10 yang terdiri dari 3 langkah yaitu reduksi data bentuk sediaan dan jenis sediaan dengan
atau merangkum dan memilih hal-hal pokok, menerapkan prinsip FIFO maupun FEFO. Sesuai
selanjutnya penyajian data dapat berupa teks narasi, dengan pedoman Kemenkes, kegiatan penyimpanan
diagram, tabel dan lainnya dan terakhir yaitu di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten
penarikan kesimpulan. Klaten menggunakan prinsip FEFO, dengan barang
yang mendekati expired akan diutamakan dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN pendistribusiannya.
Menurut hasil wawancara dengan Pendistribusian obat di instalasi farmasi
informan, sumber daya manusia dalam pengelolaan dilakukan berdasarkan dengan surat pesanan dari
obat di instalasi farmasi berjumlah 14 orang, puskesmas. Distribusi obat di Instalasi Farmsi Dinas
diantaranya kepala instalasi farmasi, kepala TU, 2 Kesehatan Kabupaten Klaten dilakukan 1 bulan 1
apoteker, 5 admin gudang, 3 tenaga harian lepas, kali. Pendistribusian obat dari Instalasi Farmasi
sopir dan tenaga bersih-bersih. Dua apoteker Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten belum
tersebut berlatar belakang di bidang kefarmasian. sepenuhnya sesuai dengan pedoman Kemenkes. Hal
Jumlah pegawai di instalasi farmasi ditentukan tersebut dibuktikan dengan pernyataan infoeman
berdasarkan 13 dan analisis beban kerja. Dalam bahwa terkadang terjadi ketidaksesuaian antara surat
analisis beban kerja seharusnya terdapat asisten pesanan puskesmas dengan barang datang. Hal
apoteker, namun di instalasi farmasi belum terdapat tersebut dikarenakan pendistribusian obat
asisten apoteker. Setidaknya dalam instalasi farmasi mengandalkan ketersediaan stok dari instalasi
harus terdapat 2 apoteker dengan 2 sisten apoteker farmasi, sehingga terkadang tidak sesuai dengan
14
. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang permintaan puskesmas.
bermutu, perlu dilakukan pelatihan manajemen Ketersediaan obat di puskesmas di wilayah
logistik. Dengan meningkatnya mutu sumber daya Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten belum
manusia, diharapkan terjaminnya obat dengan sepenuhnya terpenuhi oleh instalasi farmasi. Masih
kualitas baik serta tersebar puskesmas secara merata terdapat kekosongan stok obat, akan tetapi instalasi
sesuai dengan kebutuhan 8. Di Instalasi Farmasi farmasi mengarahkan puskesmas untuk melakukan
Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten telah dilakukan pengadaan sendiri dengan menggunakan dana JKN
pelatihan manajemen logistik beberapa tahun yang untuk membeli obat yang tidak tersedia di instalasi
lalu dengan diikuti oleh seluruh staf instalasi farmasi.
farmasi.
Sumber dana di instalasi farmasi KESIMPULAN
berdasarkan pernyataan informan berasal dari DAK, 1. SDM di instalasi farmasi belum sepenuhnya
DAU, BTT, APBD 10% serta anggaran refocusing. terpenuhi, belum terdapat asisten apoteker.
Untuk peralatan penyimpanan obat menggunakan 2. Sarana dan prasarana sudah terpenuhi akan teteapi
anggaran DAK fisik. terdapat beberapa sarana yang belum sesuai dengan
Sarana dan prasarana di instalasi farmasi pedoman Kemenkes.
sudah dipenui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten 3. Proses penyimpanan obat sesuai dengan pedoman
Klaten. Namun masih terdapat peralatan yang belum Kemenkes.
sesuai dengan pedoman Kemenkes. Penataan obat

502
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 4, Juli 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i4.34588

4. Proses pendistribusian obat belum sepenuhnya https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jppkmi


sesuai dengan pedoman Kemenkes. /article/view/47251
SARAN 8. Kementerian Kesehatan. Materi Pelatihan
1. Bagi peneliti, dapat mengembangkan penelitian Kefarmasihan di Instalasi Farmasi Kabupaten/
dengan metode penelitian yang berbeda seperti Kota. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan
metode penelitian kuantitatif. Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Ri.
2. Bagi Dinas Kesehatan, dapat melengkapi sarana dan Jakarta; 2010.
prasarana serta memberikan pelatihan manajemen 9. Wahyu Waluyo Y, Dkk. Analisis Faktor yang
logistik. Mempengaruhi Pengelolaan Obat Publik di
3. Instalasi Farmasi Kabupaten (Studi di Papua
DAFTAR PUSTAKA Wilayah Selatan). J Ilmu Kefarmasian Indones.
1. Sandiata OSB. Perlindungan Hukum Hak 2014;13(1):94–101.
Mendapatkan Pelayanan Kesehatan di Rumah 10. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitaif
Sakit Pemerintah. Lex Adm. 2013;1(2):187–94. Kualitatif dan R&D. Cetakan ke. Alfabeta.
2. Sekardania AP, Utami EF, Purmafitriah E. Bandung; 2013. 334 p.
Analisis Manajemen Pengelolaan Obat di Dinas 11. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar
Kesehatan Kabupaten Dompu. Pharm Tradit Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-5.
Med. 2017;2(1):15–24. Jakarta; 2014. 522 p.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten. Profil 12. Hardani, Auliya NH, Andriani H,
Kesehatan Kabupaten Klaten Tahun 2020. Dinas Ustiawaty RAFJ, Utami EF, Sukmana DJ, et al.
Kesehatan Kabupaten Klaten. Kabupaten Buku Metode Penelitian Kualitatif dan
Klaten; 2021. 177 p. Kuantitatif. Cetakan 1. Husnu Abadi, A.Md. A,
4. Rosmania FA, Supriyanto S. Analisis editor. Pustaka Ilmu. Yogyakarta; 2015. 535 p.
Pengelolaan Obat Sebagai Dasar Pengendalian 13. Peraturan Bupati Kabupaten Klaten.
Safety Stock Pada Stagnant dan Stockout Obat. Peraturan Bupati Klaten Nomor 35 Tahun 2017.
J Adm Kesehat Indones. 2015;13(3):1576–80. In 2017. p. 7.
5. Cahyani HF, Dkk. Evaluasi Manajemen 14. Taha NAF, Dkk. Analisis Manajemen
Pengelolaan Obat Di Dinas Kesehatan Logistik Obat di Instalasi Farmasi Dinas
Kabupaten Mesuji Tahun 2019. J Dunia Kesmas. Kesehatan Kota Manado.
2020;9(2):288–300. 2021;10(November):1199–204.
6. Hilmawati S, Chotimah I, Dwimawati E. 15. Pondaag IG, Dkk. Evaluasi Sistem
Analisis Manajemen Logistik Obat Di Penyimpanan Obat Di UPTD Instalasi Farmasi
Puskesmas Cipayung Kota Depok Provinsi Jawa Kota Manado. Biofarmasetikal Trop.
Barat Tahun 2019. Promotor. 2020;3(4):427. 2020;3(1):54–61.
7. Fortunandha DK, Intiasari AD. Analisis 16. Thielmann A, Puth MT, Weltermann B.
Perencanaan Obat di UPTD Farmasi Dinas Visual inspection of vaccine storage conditions
Kesehatan Kota Depok. J Penelit Dan Pengemb in general practices: A study of 75 vaccine
Kesehat Masy Indones [Internet]. refrigerators. PLoS One. 2019;14(12):1–13.
2021;2(61):60–6. Available from:

503

Anda mungkin juga menyukai