PENDAHULUAN
1
2
sebaliknya jika kinerja memenuhi harapan dari pada mutu pelayanan maka
konsumen akan merasa puas.
Sebuah Rumah Sakit yang mampu membuat pasien untuk berkunjung kembali
memanfaatkan jasanya, maka dapat dikatakan pasien tersebut puas atas
pelayanan yang diberikan.Suatu pelayanan dikatakan baik oleh pasien, ditentukan
oleh kenyataan apakah jasa yang diberikan bisa memenuhi kebutuhan pasien,
dengan menggunakan persepsi pasien tentang pelayanan yang diterima
(memuaskan, atau mengecewakan, juga termasuk lamanya waktu
pelayanan).Kepuasan dimulai dari penerimaan terhadap pasien dari pertama kali
datang, sampai pasien meninggalkan rumah sakit.
Rumah sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya pada kelengkapan fasilitas yang
diunggulkan, melainkan juga sikap dan layanan, sumber daya manusia
merupakan elemen yang berpengaruh signifikan terhadap pelayanan yang
dihasilkan dan dipersepsikan pasien. Bila elemen tersebut diabaikan maka dalam
waktu yang tidak lama, rumah sakit akan kehilangan banyak pasien dan dijauhi
oleh calon pasien. Pasien akan beralih ke Rumah Sakit lainnya yang memenuhi
harapan pasien, hal tersebut dikarenakan pasien merupakan aset yang sangat
berharga dalam mengembangkan industri Rumah Sakit.
Indikator pelayanan kesehatan yang dipilih pasien sebagai prioritas ukuran
kualitas pelayanan kesehatan, cenderung akan menjadi sumber utama
terbentuknya tingkat kepuasan pasien. Kepuasan pasien adalah hasil penilaian
pasien berdasarkan perasaannya terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan
di rumah sakit yang telah menjadi bagian dari pengalaman atau dapat dinyatakan
sebagai cara pasien rumah sakit mengevaluasi sampai berapa besar tingkat
kualitas pelayanan di rumah sakit, sehingga dapat menimbulkan tingkat rasa
kepuasan.
Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul merupakan satu-satunya rumah
sakit pusat rujukan pelayanan kesehatan di Kabupaten Humbang Hasundutan
(Humbahas).
3
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Sumber :Hasil pra survei mengenaiDaya Tanggap perawat di RSUD
Doloksanggul (2019)
Gambar 1.3
Sumber :Hasil pra survei mengenai Jaminan atas pelayanan yang diberikan
Dokter di RSUD Doloksanggul (2019)
tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan
dengan berupaya memahami keinginan konsumen atau pasien.
Penelitian yang dilakukan oleh Rolando Jacobis (2013), yang berjudul
“faktor-faktor kualitas pelayanan pengaruhnya terhadap kepuasan pasien rawat
inap peserta JAMKESMAS di BLU RSUD prof. DR. R.D. KANDOU
MANADO” mengatakan bahwa empati berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pasien rawat inap.
4. Apakah perawat memberikan perhatian yang sungguh-sungguh kepada
pasien?
Gambar 1.4
Sumber :Hasil pra survei mengenai Empati yang diberikan perawat di RSUD
Doloksanggul (2019)
Gambar 1.5
Sumber :Hasil pra survei mengenai Bukti Fisik RSUD Doloksanggul (2019)
10
11
b. Harga
Semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih
besar.
c. Kualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan Meliputi :
1. Kehandalan (Reliability) : kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.
2. Daya tanggap (Responsiveness) : kemampuan para staf untuk
membantu para pasien dalam memberikan pelayanan yang tepat.
Pelayanan sepenuh hati yang bisa membedakan kualitas pelayanan
suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Konsumen akan senang
apabila mendapatkan pelayanan yang lebih, sehingga dapat tercipta
kepuasan konsumen.
3. Jaminan (Assurance) mencakup: pengetahuan, kemampuan,
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari
bahaya, resiko, atau keragu-raguan.
4. Empati (Emphaty) meliputi :kemudahan dalam melakukan hubungan
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan
pasien.
5. Sarana Fisik (Tangible) meliputi; fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi.
d. Biaya dan Kemudahan
Pelanggan akan semakin puas apabila relatif murah, nyaman dan efisien
dalam mendapatkan produk atau pelayanan. Peran pendorong kepuasan
pelanggan tentunya tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya sesuai
Produk / jasayang dibutuhkan pelanggan.
terhadap akses layanan kesehatan, yang dimulai dari pelayanan masuk rumah sakit
sampai keluar rumah sakit, kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan, berkenaan
dengan pelayanan dokter dan perawat, kepuasan terhadap proses layanan kesehatan
seperti layanan makan dan minum pasien, ketersediaan obat dan alat medis, fasilitas
rumah sakit, kebersihan ruangan dll.
d. Empati (Empathy)
Indikator untuk mengukur variabel Empati adalahpihak RS mampu
memberikan perhatian secara individual kepada pasien dan keluarganya,
seperti kemudahan untuk menghubungi, kemampuan untuk berkomunikasi,
serta memberikan perhatian yang lebih kepada pasien.
e. Bukti Fisik (Tangibels) Wujud kenyataan secara fisik yang meliputi
penampilan dan kelengkapan fasilitas fisik seperti ruang perawatan, gedung,
tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian, dan kenyamanan ruangan
tunggu dan ruang pemeriksaan, kelengkapan peralatan komunikasi dan
penampilan.
ketidakpuasan akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperoleh tidak
sesuai dengan kebutuhan dan harapan sehingga pasien akan kecewa.
Kepuasan yang dirasakan oleh pasien bukanlah sesuatu yang terjadi dengan
sendirinya.Kepuasan terjadi karena kebutuhan dan harapan yang ada padadiri pasien
terpenuhi.Kepuasan pasien merupakan dambaan setiap rumah sakit selaku tempat
penyedia jasa pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien yang tinggiakan menimbulkan
kepercayaan pada rumah sakit, sehingga pasien akan merasa puas ketika menerima
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
2.5Kerangka Berpikir
Pada penelitian ini, peneliti menentukan variabel – variabel yang akan dibahas
adalah 5 variabel bebas dan 1 variabel terikat. 5 variabel bebas tersebut adalah
kehandalan (Reliability), Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance),
Empati (Emphaty), dan Bukti Fisik (Tangible), dan untuk variabel terikatnya adalah
Kepuasan Pasien.
Kaitan antara variabel – variabel bebas terhadap kepuasan pasien telah
dikemukakan pada penelitian terdahulu Parasuraman et al, (2014) dan Jacobis
(2013).Dalam penelitiannya dikemukakan bahwa Kualitas Pelayanan (Reliability,
Responsiveness, Assurance, Emphaty, Tangible) berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan pasien.
Berdasarkan hubungan variabel diatas, maka dapat disusun Kerangka pemikiran
teoritis sebagai berikut :
19
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Kehandalan (X1)
Empati (X4)
2.6 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang masih
akan diuji kebenarannya. Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diajukan adalah
sebagai berikut :
H1 :Kehandalan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien yang
melakukan kunjungan diRSUDDoloksanggul.
H2 :Daya Tanggapberpengaruh positifdan signifikanterhadap kepuasan pasien yang
melakukan kunjungandi RSUD Doloksanggul.
H3 :Jaminan berpengaruh positifdan signifikan terhadap kepuasan pasienyang
melakukan kunjungan di RSUD Doloksanggul.
H4 :Empati berpengaruh positifdan signifikanterhadap kepuasan pasien yang
melakukan kunjungan di RSUD Doloksanggul.
H5 :Bukti Fisik berpengaruh positifdan signifikan terhadap kepuasan pasien yang
melakukan kunjungan di RSUDDoloksanggul.
H6 : Kualitas Pelayanan (Kehandalan,Daya Tanggap, Jaminan,Empati,Bukti Fisik)
berpengaruh signifikanterhadap Kepuasan Pasien yang melakukan kunjungan di
RSUD Doloksanggul.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2016:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”. Populasi dalam penelitian ini
adalah pasien pada RSUD Doloksanggul yang melakukan kunjungan ke RSUD Doloksanggul 3
bulan terakhir periode (Oktober 2019 – Februari 2020).
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2016:389) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut”.Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.Sampel dalam penelitian ini adalah
pasien pada RSUD Doloksanggul yang melakukan kunjungan ke RSUD Doloksanggul 3 bulan
terakhir.Penentuan jumlah sampel yang representative menurut Hair et al. (1995 dalam Kiswati
2010) adalah tergantung pada jumlah indikator dikali 5 sampai 10.Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah :
Sampel = Jumlah indikator x 5
= 18 x 5
22
= 90
Berdasarkan perhitungan diatas di dapat untuk sampel minimum menggunakan 90 sampel
responden.Alasan peneliti memilih sampel menggunakan pendapatHair dikarenakan jumlah
pasien yang berkunjung ke RSUD Doloksanggul tidak bisa ditentukan atau ditargetkan berapa
jumlah pasien per harinya.
4. Kepuasan
terhadap sistem
layanan kesehatan
(Pohan : 2015)
Sumber: Data Diolah (2020)
Tabel 3.2
Skala Likert
No Pernyataan Skor
1 Sangat Setuju (SS) / Sangat Puas (SP) 5
2 Setuju (S) / Puas (P) 4
3 Kurang Setuju (KS) / Kurang Puas (KP) 3
4 Tidak Setuju (TS) / Tidak Puas (TP) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) / Sangat Tidak Puas (STP) 1
jumlah sampel dan alpha = 0.05. jika rhitung ≥ rtabel dan nilai positif, maka butir atau pernyataan
atau indikator tersebut dinyatakan valid.
Apabila p-value (Pv) < α (0,05) artinya data tidak berdistribusi normal.
Apabila p-value (pv) > α (0,05) artinya data berdistribusi normal.
3.7.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas,
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas, Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).
Cara untuk mendeteksi terjadinya heteroskedastisitasadalah :
27
Melihat grafik Scater Plot antara nilai prediksi variabel terikat (z variabel ), dengan residualnya
(s residualnya).
a. Jika ada pola tertentu yang teratur, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar,kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan dibawah angka
nol (0) pada sumbu Y,maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2011:139).
3.7.3 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel bebas (independen).Jika ditemukan adanya Multikolinearitas, maka
koefisien menjadi tidak terhingga. Menurut Ghozali (2012) salah satu metode untuk
mendiagnosa adanya Multikolinearitas adalah dengan menganalisis nilai tolerance dan lawannya
variance-inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh independen variabel lainnya. Nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF yang tinggi, karena VIF = 1/ Tolerance. Nilai cut off yang dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance kurang dari 0,1 atau sama dengan
nilai VIF lebih dari 10.
Keterangan:
28
Y = Kepuasan Pasien
a = Konstanta
X1 = Kehandalan
X2 = Daya Tanggap
X3 = Jaminan
X4 = Empati
X5 = Bukti Fisik
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya kehandalan berpengaruh
positifdan signifikan terhadap kepuasan pasien Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul.
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya kehandalan tidak berpengaruh
positifdan signifikan terhadap kepuasan pasien Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul.
Daya Tanggap (X2)
Penetapan Hipotesis
H0 : Daya Tanggap tidak berpengaruh positifdan signifikan terhadap kepuasan pasien
pada Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul
H1 : Daya Tanggap berpengaruh positifdan signifikan terhadap kepuasan pasien pada
Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul.
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya Daya Tanggap berpengaruh
positifdan signifikanterhadap kepuasan pasien Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul.
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya Daya Tanggap tidak
berpengaruh positifdan signifikan terhadap kepuasan pasien Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul.
Jaminan (X3)
Penetapan Hipotesis
H0 :Jaminan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien pada
Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul
H1 :Jaminan berpengaruh positifdan signifikan terhadap kepuasan pasien pada Rumah
Sakit Umum Daerah Doloksanggul.
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya Jaminan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan pasien Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul.
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya Jaminan tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul.
Empati (X4)
Penetapan Hipotesis
30
Untuk menguji adanya hubungan antara variabel bebas (X) secara simultan terhadap
variabel terikat (Y). Maka dalam penelitian ini menggunakan F- test untuk melihat apakah
kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati, dan Bukti Fisik secara simultan memiliki
pengaruh terhadap kepuasan pasien dengan tingkat signifikan 5%. Berikut penerapan
hipotesis secara simultan dari variabel independen dan variabel dependen :
H0 : kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati dan Bukti Fisik secara simultan tidak
berpengaruh signifikanterhadap kepuasana pasien Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul.
31
H1 : kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati dan Bukti Fisik secara simultan
berpengaruhsignifikanterhadap kepuasana pasien Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul.
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya Kehandalan, Daya Tanggap,
Jaminan, Empati dan Bukti Fisik secara simultan berpengaruh signifikanterhadap kepuasan
pasien RSUDDoloksanggul.
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya Kehandalan, Daya Tanggap,
Jaminan, Empati dan Bukti Fisik secara simultan tidak berpengaruh signifikanterhadap
kepuasan pasien RSUD Doloksanggul.
R2 menjelaskan proporsi variasi dalam variabel terikat (Y) yang dijelaskan oleh variabel
bebas (lebih dari satu variabel Xi i = 1.2.3.4.5…,k) secara bersama-sama. R2 adalah koefisien
korelasi majemuk yang mengukur tingkat hubungan antara variabel terikat (Y) dengan semua
variabel bebas yang menjelaskan secara bersama-sama dan nilainya selalu positif.
Persamaan regresi linier berganda semakin baik apabila nilai koefisien determinasi (R2)
semakin besar ( mendekati 1) dan cenderung meningkat nilainya sejalan dengan peningkatan
jumlah variabel bebas.