PENDAHULUAN
tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi
antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh
sistem prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam hal
harapan mereka. Pelayanan merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang
terjadi dalam interaksi langsung antara seorang dengan orang lain atau mesin
ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh pelanggan dalam menilai
(Permenkes RI No.43,2019).
kesehatan yang terjadi pada masyarakat. Banyak masalah yang menjadi keluhan
yang kurang tanggap dengan pasien, keramahan yang kurang dari petugas
pelayanan, dan sarana dan prasarana yang kurang memadai sehingga masyarakat
kurang puas setiap berobat ke pusat pelayanan kesehatan ini. Penyedia pelayanan
yang diberikan oleh Puskesmas merupakan kunci masyarakat merasa puas berobat
pasien dilihat dari pelayanan, kenyamanan dan kepercayaan yang diberikan mulai
Apabila kualitas pelayanan yang diberikan itu bermutu maka kepuasan pasien
akan tercapai. Pasien akan merasa puas dan terus menerus datang ke laboratorium
jika apa yang diberikan kepada pasien mendapat tempat dihati mereka
(Handayani,2018).
setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil
pelanggannya dengan jasa yang diberikan. Suatu pelayanan dikatakan baik oleh
pasien ditentukan oleh kenyataan apabila jasa yang diberikan bisa memenuhi
bahkan menakutkan ketika pergi berobat karena pelayanan yang didapatkan tidak
4
maksimal dan cenderung merugikan pasien dan hal ini bisa mengakibatkan
produk/jasa yang dikenal pula sebagai quadrant analysis. Metode IPA telah
diterima secara umum dan dipergunakan pada berbagai bidang kajian karena
kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil analisa yang memudahkan usulan
perbaikan kinerja. Metode yang dipilih pada penelitian ini adalah Importance
tentang apa yang akan diterimanya. Pengertian ini didasarkan pada pandangan
sebelum mencoba atau membeli suatu produk, yang dijadikan standar atau acuan
dalam menilai kinerja produk tersebut. Meskipun demikian, dalam beberapa hal
belum tercapai kesepakatan, misalnya : sifat standar harapan yang spesifik, jumlah
persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan dalam mencapai tujuan yang disebut
5
juga sebagai standar pekerjaan (job standart). Standar kinerja adalah tingkat yang
pembanding (benchmarks) atas tujuan atau target yang dicapai. Hasil pekerjaan
“Analisis Kualitas Pelayanan Pasien Klinik Pratama Dengan Metode Servqual dan
Didapat hasil pada kuadran I, sebagai prioritas utama menunjukan dimensi yang
yang masuk dalam kuadran I dari dimensi tangibles berupa atribut ketersediaan
penunjang medis dan apotik, dari dimensi reliability adalah atribut jadwal yang
tepat, dan dimensi assurance berupa atribut pelayanan sopan dan ramah. Kuadran
dilakukan oleh Ujianti (2017) dengan judul “Analisis Kepuasan Pasien Pada
sehingga pasien ada yang berdiri, verifikasi identitas pasien pada form.
Analysis).
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional ini menggunakan sumber data
analisis kesesuaian antara kinerja pelayanan dan harapan pasien serta analisis
pembina
11
Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo kota Kendari, 2017) dengan judul
deskriptif, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan pengaruh, tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi. Sampel diambil dari pasien yang menggunakan
Maryati (Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibn Khaldun Bogor, 2018) dengan
judul Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
yang dilakukan oleh Asmaripa Ainy, Misnaniarti, Nur Alam Fajar adalah
Majid, Rasma dan Chairul Umam, Lilis Muchlisoh, Husnah Maryati, responden
yang dipilih sama yaitu pasien rawat jalan, tetapi pada penelitian ini mengambil
12
Kabupaten Cirebon.