Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang meliputi gambaran lokasi
penelitian, data umum dan data khusus. Hasil penelitian ini disajikan dalam
Februari 2016, PKS Faskes BPJS permohonan per tanggal 18 Agustus 2018,
Instalasi kamar bersalin, High care unit, Instalasi bedah sentral (2 kamar bedah),
Instalasi rawat inap (Mona, Sari, Lian, Neonatus), Instalasi rawat jalan ( Poli
jenazah, Unit ambulan, Instalasi patologi klinik, dan Unit rekam medis (sudah
rme).
39
40
Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada bayi di RSIA
Fatma Bojonegoro 2020
1 Laki-laki 53 48,2%
2 Perempuan 57 51,8%
2 Prematur 19 17,3%
3 Tindakan SC 9 8,2%
gram).
Kadar Bilirubin
25
21.33
20 17.85 18.22 Kadar bilirubin sebelum
14.72 14.76 fototerapi
15
11.24 Kadar bilirubin sesudah
10 fototerapi
4.52
5 3.086 Nilai penurunan kadar
1.02 bilirubin
0
minimal rata-rata maksimal
Gambar 4.1 Diagram batang kadar bilirubin total pada bayi sebelum dan
sesudah dilakukan fototerapi di RSIA Fatma Bojonegoro 2020
42
Kadar Bilirubin
50
21.33
40 Kadar bilirubin
17.85 sebelum fototerapi
30 14.72 Kadar bilirubin
18.22
20 14.76 sesudah fototerapi
11.24 Nilai penurunan
10
3.086 4.52 kadar bilirubin
1.02
0
minimal rata-rata maksimal
Gambar 4.2 Grafik kadar bilirubin total pada bayi sebelum dan sesudah
dilakukan fototerapi di RSIA Fatma Bojonegoro 2020
terendah 14,72 mg/dL dan kadar bilirubin tertinggi 21,33 mg/dL. Dari hasil
estimasi interval dapat disimpulkan bahwa kadar bilirubin pada bayi yang
terendah 11,24 mg/dL dan kadar bilirubin tertinggi 18,22 mg/dL. Dari hasil
estimasi interval dapat disimpulkan bahwa kadar bilirubin pada bayi yang
mg/dL dan penurunan kadar bilirubin tertinggi 4,52 mg/dL. Dari hasil estimasi
43
interval dapat disimpulkan bahwa penurunan kadar bilirubin pada bayi yang
kadar bilirubin total pada bayi di RSIA Fatma Bojonegoro Tahun 2020.
4.2 Pembahasan
dijumpai pada bayi dengan jenis kelamin perempuan, paling banyak (50,9%)
dijumpai pada bayi berumur 6-8 hari dan mayoritas (74,5%) bayi mengalami
sebagian besar dengan jenis kelamin perempuan, hal ini tidak sesuai dengan teori
yang ada. Angka kejadian hiperbilirubinemia pada bayi laki-laki lebih besar
daripada bayi perempuan. Pada bayi laki-laki bilirubin lebih cepat diproduksi
daripada perempuan, hal ini karena bayi laki-laki memiliki protein Y dalam hepar
sebagian besar disebabkan oleh BBLR (<2500 gram), hal ini sesuai teori.
44
merupakan salah satu kegawatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir,
sebanyak 25-50% pada bayi cukup bulan dan 80 % pada bayi berat lahir rendah
(Vivian, 2014). Peningkatan konsentrasi bilirubin serum 10 mg% atau lebih setiap
24 jam pada neonatus yang cukup bulan dan 12,5 % pada neonatus yang kurang
bulan keadaan tersebut juga berpotensi besar terjadi ensefalopati biliaris lebih di
bayi sebelum dilakukan fototerapi adalah 17,85 mg/dL, kadar bilirubin terendah
14,72 mg/dL dan kadar bilirubin tertinggi 21,33 mg/dL. Dari hasil estimasi
interval dapat disimpulkan bahwa kadar bilirubin pada bayi yang mengalami
suatu nilai yang maempunyai potensi menimbulkan kern ikterik bila tidak
gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena kadar
(51,8%) dijumpai pada bayi dengan jenis kelamin perempuan, tetapi belum
hiperbilirubinemia adalah diantara 5,99 sampai dengan 6,68 hari. Enam puluh
persen bayi yang lahir normal berkembang menjadi kuning dalam satu minggu
bilirubin karena jumlah sel darah merah yang lebih tinggi, umur sel darah merah
lebih singkat sehingga pemecahan sel lebih cepat. Mekanisme lainnya karena
bayi sesudah dilakukan fototerapi adalah 14,76 mg/dL, kadar bilirubin terendah
11,24 mg/dL dan kadar bilirubin tertinggi 18,22 mg/dL. Dari hasil estimasi
interval dapat disimpulkan bahwa kadar bilirubin pada bayi yang mengalami
dengan fototerapi dan transfusi tukar darah. Pada penatalaksanaan transfusi tukar
darah, dilakukan dengan indikasi: pada semua keadaan dengan kadar bilirubin
indirek ≥ 20 mg/dL, kenaikan kadar bilirubin indirek yang cepat yaitu 0,3-1
mg/dL per jam, anemia berat pada bayi baru lahir dengan gejala gagal jantung,
kadar HB tali pusat < 14 mg/dL dan uji Coombs direk positif. Tujuan fototerapi
tidak berwarna yang kurang lipofilik dari bilirubin dan tidak memerlukan
penurunan sebesar 3,086 mg/dL. Dari hasil uji statistik nonparametric test dengan
2 related sample diperoleh nilai derajat signifikan ρ (0,000) < α (0,05) maka H1
diterima, yang berarti bahwa ada pengaruh fototerapi terhadap penurunan kadar
dilakukan fototerapi sebesar 3,086 mg/dL (rata-rata turun 17,2% dalam 24 jam).
Brandao dkk melaporkan penurunan bilirubin 0,16± 0,08 mg/dL/ jam (3,84±1,92)
mg/dL dalam 24 jam. Silva dkk melaporkan penuruan kadar bilirubin dalam 24
yang efektif pada region biru-hijau 460-490 nm. Semakin dekat jarak fototerapi
dengan tubuh bayi maka semakin efektif. Bethanabotla melaporkan hasil tidak ada
perbedaan signifikan posisi saat difototerapi baik posisi supinasi atau berganti
posisi karena jumlah area yang difototerapi sama meskipun berubah posisi
dan konfigurasi) secara cepat, yang larut dalam air dan dapat diekskresi melalui
hepar tanpa proses konjugasi sehingga mudah diekskresi dan tidak toksik.
Penurunan bilirubin total paling besar terjadi pada 6 jam pertama. Rubaltelli dkk
1978, melakukan penelitian pada 24 neonatus dengan rerata BB 3050 gram dan
(bilirubin total >15 mg/dL) dan kelompok yang lain (bilirubin total <15 mg/dL).
Penurunan kadar bilirubin total pada kelompok bilirubin total awal >15 mg/dL