PROPOSAL PENELITIAN
ii
PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul Proposal Skripsi : Hubungan kurang energi kronik pada ibu hamil dengan
Kedungadem Bojonegoro
NIM : 192110036
Mengetahui,
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan dewan penguji dan diterima
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi
Diploma IV Bidan Pendidik
Ditetapkan di : JOMBANG
Pada tanggal :
iv
SURAT PERNYATAAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya
sehingga proposal skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam
penelitian ini ialah “Hubungan kurang energi kronik pada ibu hamil dengan
kejadian abortus di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungadem Bojonegoro”, sebagai
salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Program Studi DIV Bidan Pendidik
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada: Bapak H. Imam Fatoni, SKM., MM selaku Ketua STIKes Insan Cendekia
Medika Jombang, Ibu Ruliati, SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma
IV Bidan Pendidik STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, Ibu Evi Rosita,
S.SiT.,M.Keb selaku pembimbing I, Ibu Sri Sayekti, S.Si., M.Ked sebagai
pembimbing II, serta responden atas kerjasamanya yang baik, Keluargaku atas
cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan, Rekan seangkatan dan pihak-pihak
yang terkait yang banyak membantu, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga Allah memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang
telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang
memanfaatkan.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................... ii
PERSETUJUAN PROPOSAL...................................................................... iii
PENGESAHAN PENGUJI ........................................................................... iv
PERNYATAAN ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Kehamilan .................................................................. 6
2.2 Konsep Kurang Energi Kronik (KEK) .................................... 30
2.3 Konsep Abortus........................................................................ 41
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................... 55
3.2 Hipotesis .................................................................................. 56
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 57
4.2 Rancangan Penelitian................................................................ 57
4.3 Waktu dan lokasi penelitian ..................................................... 51
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling ............................................... 58
4.5 Kerangka Kerja ........................................................................ 60
4.6 Identifikasi Variabel ................................................................. 61
vii
4.7 Definisi Operasional ................................................................ 62
4.8 Pengumpulan dan Analisa Data................................................ 62
4.9 Etika Penelitian......................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 68
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi operasional hubungan kurang energi kronik pada ibu
hamil dengan kejadian abortus di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungadem Bojonegoro Tahun 2020 ...................................
62
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan kurang energi kronik pada ibu
hamil dengan kejadian abortus di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungadem Bojonegoro Tahun 2020..................................
55
Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan kurang energi kronik pada ibu
hamil dengan kejadian abortus di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungadem Bojonegoro Tahun 2020 .................................
60
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
Daftar Lambang
% : Persentase
< : Kurang dari
P : Tingkat signifikansi
Α : Tingkat kemaknaan
& : Dan
- : Sampai dengan
= : Sama dengan
≥ : Lebih dari sama dengan
≤ : Kurang dari sama dengan
H1 : Hipotesis
Daftar Singkatan
D IV : Diploma IV
DepKes : Departemen Kesehatan
ICMe : Insan Cendekia Medika
Kab : Kabupaten
Kec : Kecamatan
M.Kes : Magister Kesehatan
WHO : World Health Organization
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
HPK : Hari Pertama Kehidupan
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia
PB : Panjang Badan
SD : Standar Deviasi
ANC : Ante Natal Care
KEK : Kurang Energi Kronik
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
rawannya derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada masalah masih tingginya
angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Penyebab kematian ibu dibagi
yaitu perdarahan, infeksi, dan preeklampsia. Penyebab tak langsung yaitu keadaan
“4 terlalu” (terlalu muda/tua, sering, dan banyak), anemia, dan Kurang Energi
Kronis (KEK) (Saifuddin, 2009). KEK adalah keadaan ibu hamil yang menderita
gangguan kesehatan pada ibu hamil (BAPPENAS, 2011). Kurang Energi Kronik
(KEK) merupakan masalah gizi yang paling umum dialami oleh ibu hamil
(Moehji, 2017).
kelompok umur yaitu 3,8% pada kelompok umur 15–19 tahun, 5,8 % pada
kelompok umur 20-24 tahun, 5,8% pada kelompok umur 25-29 tahun dan 5,7%
pada kelompok umur 30-34 tahun (Kemenkes RI, 2015). Presentase kejadian
1
2
abortus spontan di Propinsi Jawa Timur tidak diketahui jumlah yang pasti
mengenai abortus spontan yang tercatat di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,
Minimal (SPM) (Permenkes Nomor 04 Tahun 2019). Berdasarkan data hasil pra
pada tahun 2019 angka kejadian abortus mencapai 43 kasus (5,5%) dari 782 ibu
janin. Pada tahap preembrionik apabila ibu mengalami KEK maka dapat
mengalami kelainan kromosom. Kelainan pada kromosom ini terjadi pada saat
yang terbentuk cacat dan keluar dalam bentuk keguguran (Bunga Astria, 2019).
Ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak terhadap kesehatan dan
keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang dilahirkan. Kondisi ibu hamil
Lahir Rendah (BBLR) bahkan kematian bayi (Kemenkes RI, 2015). Abortus
mampu untuk hidup di luar kandungan (Saifuddin, dkk, 2010). Abortus dapat
dalam uterus dan adneksa (infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam
setiap abortus, tetapi biasanya didapatkan pada abortus inkomplit yang berkaitan
3
erat dengan abortus yang tidak aman), dan Syok (pada abortus bisa terjadi karena
dengan kejadian abortus di RSD dr.Soebandi bulan Juni-Juli tahun 2013. KEK
abortus yaitu dengan meningkatkan status gizi pada ibu hamil, yang pertama
dengan usaha promotif yaitu pemberian penyuluhan gizi bagi ibu hamil. Upaya
yang kedua berupa tindakan preventif (pencegahan) terhadap kejadian KEK pada
ibu hamil, yang dapat dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan kesehatan
pada ibu hamil secara teratur (Almatsier, 2011). Upaya yang ketiga adalah
tindakan kuratif (pengobatan) terhadap keadaan KEK yang telah dialami oleh ibu
kalori dan protein, serta variasi menu dalam bentuk makanan (Sulistyoningsih,
2011). Dan upaya yang keempat yaitu usaha rehabilitasi (pemulihan kesehatan)
pada ibu hamil KEK yaitu dengan peningkatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga
tingkat rumah tangga. Peningkatan variasi dan jumlah makanan, menjaga jarak
4
(Almatsier, 2009). Selain itu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan pada
ibu hamil dapat dilakukan melalui kelas ibu hamil. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan
belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak
(KIA) secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal
dan berkesinambungan. Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar bersama
tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran (Walyani, 2015).
Energi Kronis (KEK) masih banyak dijumpai pada ibu hamil. Maka dengan uraian
kurang energi kronik pada ibu hamil dengan kejadian abortus di Wilayah Kerja
“Apakah ada hubungan antara kurang energi kronik pada ibu hamil dengan
3) Menganalisis hubungan kurang energi kronik pada ibu hamil dengan kejadian
Penulis dapat mengerti dan memahami bahwa kurang energi kronik pada
ibu hamil merupakan salah satu faktor penyebab kejadian abortus. Hasil penelitian
faktor risikonya.
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan dapat memberikan informasi dalam upaya
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam 40 minggu atau
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13
terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Kehamilan dibagi menjadi tiga
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
7
8
kehamilan.
terutama pada pagi hari yang disebut morning sicknes. Dalam batas
tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampau sering dapat
gravidarum.
kehamilan.
4) Syncope (pingsan)
pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada pada tempat yang
5) Kelelahan
6) Payudara Tegang
nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta
pengeluaran kolostrum.
7) Sering miksi
penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada triwulan
keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa timbul karena
kemih.
9) Pigmentasi kulit
areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada
yang merah muda pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit
coklat, dan hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar
e. Sekitar pantat dan paha atas: terdapat strie akibat pembesaran bagian
tersebut.
pertama.
dapat terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis, serta payudara.
(Walyani, 2015).
11
wanita hamil. Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal – hal berikut ini:
1) Pembesaran perut. Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada
3) Tanda goodel, adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil
serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperi
bibir.
janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan
perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja
direkresi ini peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan dieksresi pada
urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi
dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30 – 60. Tingkat tertinggi pada
(Walyani, 2015).
1) Gerakan janin dalam rahim. Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan
jelas oleh pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia
2) Denyut jantung janin. Dapat didengar dengan pada usia 12 minggu dengan
stethoscope laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20
minggu.
3) Bagian–bagian janin, yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
13
kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat
4) Kerangka janin. Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun
1. Kebutuhan fisik
1) Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek
berada di tempat-tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak, karena akan
2) Nutrisi
(50 gr) daging sapi atau 2 buah apel dalam menu sehari. Selanjutnya
100 gr daging ayan atau minum 2 gelas susu sapi cair. Idealnya
b. Kebutuhan gizi ibu hamil gemuk. Ibu hamil yang terlalu gemuk tak
Penambahan energi untuk ibu hamil gemuk tidak boleh lebih dari 300
ibu hamil gemuk per hari: Nasi 2 gelas, sayuran 3 mangkuk, buah 4
c. Kebutuhan gizi ibu hamil kurus. Pengaturan makanan bagi ibu hamil
yang terkandung dalam makanan. Air, baik air minum, jus atau
produk peternakan.
e) Masak makanan siap saji atau hasil ternak siap makan sampai
dipasteurisasi.
3) Personal hygene
Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh seorang ibu
a. Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2
kali sehari.
4) Pakaian
d. Tidak memakai sepatu tumit tinggi. Sepatu berhak rendah baik untuk
punggung dan postur tubuh dan dapat mengurangi tekanan pada kaki
5) Eliminasi
Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada trimester I dan III
a. Ibu hamil akan sering ke kamar mandi terutama saat malam sehingga
c. Setiap habis bab dan bak, cebok dengan baik (Nugroho, dkk, 2014)
6) Seksual
beberapa tips untuk wanita hamil yang ingin berhubungan seksual dengan
suaminya:
a. Pilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita
hamil
mekanik untuk ibu hamil harus memperhatikan cara- cara yang benar
antara lain:
d. Apabila bangun tidur, miring dulu baru kemudian bangkit dari tempat
yang sangat penting bagi calon ibu untuk mempersiapkan saat persalinan.
Senam hamil adalah adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu
hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan.
meningkatkan self exteem dan self image, dan sarana berbagi informasi.
atau bidan.
gerakan yoga yang lambat juga dapat mengelola otot tubuh termasuk
otot pelvic sehingga saat bersalin kelak, rasa sakit dapat dikurangi.
Kurang istirahat/ tidur, ibu hamil akan terlihat pucat, lesu dan kurang
perut yang membesar atau posisi tidurnya jadi tidak nyaman. Tidur
yang cukup dapat membuat ibu menjadi relaks, bugar dan sehat.
Solusinya saat hamil tua, tidurlah dengan menganjal kaki (dari tumit
juga perlu diganjal bantal. Letak bantal bias disesuaikan. Jika ingin
20
nyaman tidur dengan posisi miring kekiri. Begitu juga bila ibu ingin
tidur posisi ke kanan. Posisi tidur yang paling dianjurkan adalah tidur
yang penting buat pertumbuhan janin. Bila ibu sulit tidur, cobalah
pikiran menjadi lebih tenang sehingga tubuh dan perasaan jadi lebih
relaks.
musik yang dipilih boleh musik klasik, musik daerah yang memiliki
alunan konstan dan menyenangkan, musik rohani dan doa. Semua ini
persalinannya.
21
pikiran. Pemijatan yang aman dilakukan pada bagian tubuh leher, kaki,
10) Traveling
cukup aman. Bila anda ingin melakukan perjalanan jauh pada 3 bulan
karena lama tidak aktif bergerak. Kalau ingin bepergian dengan mobil
penggunaan zat gizi. Perubahan status gizi ibu yang mengubah komposisi
ASI dapat berdampak positif, netral, atau negatif terhadap bayi yang
22
disusui. Bila asupan gizi ibu berkurang tetapi kadar zat gizi dalam ASI
dan volume ASI tidak berubah maka zat gizi untuk sintesis ASI diambil
dari cadangan ibu atau jaringan ibu. Komposisi ASI tidak konstan dan
beberapa faktor fisiologi dan faktor non fisiologi berperan secara langsung
penyusuan, status gizi ibu, penyakit akut, dan pil kontrasepsi. Faktor non
(Rismalinda, 2015).
atau tidak, dalam hal ini penting mengetahui apakah janin matur atau
b. Ultrasonografi
c. Amnioskopi
amniosentesis
e. Ultrasonografi
f. Perbandingan lesitin-stingomielin
tersebut.
a) Tempat persalinan
persalinan tersebut
megumpulkannya
b) Pembalut wanita
2. Kebutuhan psikologis
1) Support Keluarga
wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu
yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan
terdekat.
hubungan yang baik dengan klien agar terjalin hubungan yang terbuka
25
ialah ayah sang anak. Semakin banyak bukti menunjukan bahwa wanita
yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan
menunjukan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi
keluarga.
kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri.
Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang
yang sehat. Dukungan yang dapat diberikan oleh suami misalnya dengan
a. Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa
b. Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran
yang baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran yang baru
dari masa anak menjadi orang tua, dan apabila kehamilan berakhir maka
5) Persiapan Sibling
merasa cemburu karena digantikan oleh bayi yang baru. Beberapa faktor
yang mempengaruhi respon seorang anak adalah umur, sikap orang tua,
dirumah sakit dan bagaimana anak itu dipersiapkan untuk suatu perubahan
(Rismalinda, 2015).
27
1. Perdarahan
disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan
luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang menjadi tempat
dan apabila segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit
yang menutupi seluruh jalan lahir dapat menimbulkan perdarahan hebat tanpa
menjadi peyebab dari 25% kasus perdarahan antepartum. Bila mendekati saat
persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40%) atau vasa
kehamilan ini, perdarahan merah segar, banyak, dan kadang -kadang, tetapi
2. Preeklamsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai
preeklampsia. Data atau informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum
2) Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak membaik
berkunang-kunang
4) Nyeri epigastric
6) Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diatolik 10-20 mmHg diatas
normal
Bila hal tersebut diatas terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga
dan disertai dengan riwayat dan tanda-tanda dibawah ini, maka diagnosisnya
mengarah pada solusio plasenta, baik dari jenis yang disertai perdarahan
1) Trauma abdomen
2) Preeklampsia
perawat, kebidanan)
pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Penyebab KEK
dan pengeluaran energi. Istilah KEK atau kurang energi kronik merupakan
istilah lain dari Kurang Energi Protein (KEP) yang diperuntukkan untuk
wanita yang kurus dan lemak akibat kurang energi yang kronis. Definisi ini
kekurangan energi kronis mempunyai faktor resiko kesakitan yang lebih besar,
besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
Pada ibu hamil penderita GAKY berat untuk kurun waktu lama
Apabila GAKY terjadi pada kehamilan tua (lebih dari trisemester II)
dampak buruknya tidak dapat diperbaiki. Artinya kelainan fisik dan mental
yang terjadi pada janin dan bayi dapat berupa keguguran, lahir mati, lahir
cacat, kerdil, kelainan psikomotor, dan kematian bayi. Pada tingkat ringan
besi pada wanita hamil dapat diamati dari besarnya angka kesakitan dan
kesemuanya berpangkal pada anemia defisiensi. Zat besi dari makan masih
Wanita hamil tidak hanya di beri suplemen zat besi tetapi juga suplemen
2.2.1 Pengertian
Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah kekurangan gizi pada
ibu hamil yang berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun). Wanita hamil
Ibu hamil KEK adalah ibu hamil dengan hasil pemeriksaan antropometri,
LiLA < 23,5 cm dan harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan
Ibu hamil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran lingkar lengan
2.2.2 Etiologi
1. Faktor penyebab langsung ibu hamil KEK adalah konsumsi gizi yang tidak
2. Faktor penyebab tidak langsung adalah persediaan makanan tidak cukup, pola
asuh yang tidak memadai dan kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan
pemberdayaan wanita, keluarga dan sumber daya manusia sebagai masalah utama,
sedangkan masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik dan sosial (Kemenkes RI,
2015).
2.2.3 Patofisiologi
Kurang Energi Kronik (KEK) pada masa kehamilan yang diawali dengan
kejadian “Risiko” KEK dan ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam
32
jangka waktu cukup lama yang diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA).
Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dimulai sebelum hamil, dari pra
Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) adalah periode 9 bulan
janin dalam kandungan (270 hari) hingga anak usia 2 tahun (730 hari). Pada 20
minggu pertama dibutuhkan kecukupan protein dan zat gizi mikro untuk
pembentukan sel dan menentukan jumlah sel otak dan potensi tinggi badan (TB).
energi, protein dan zat gizi mikro untuk pembentukan dan pembesaran sel. Selama
6 bulan setelah bayi lahir bayi memerlukan zat gizi makro dan mikro yang hanya
cukup diperoleh dari Air Susu Ibu (ASI eksklusif). Di atas 6 bulan bayi mulai
terjadi selama kehamilan ditandai dengan pertambahan berat badan yang berasal
dari beberapa komponen. Perubahan yang terjadi selama kehamilan terukur dalam
Untuk itu agar bayi yang dilahirkan dalam kondisi normal (lahir hidup,
cukup bulan dan berat lahir cukup), membutuhkan energi dan zat gizi optimal
yang diperoleh melalui ibu. Ibu hamil dengan cukup energi dan asupan zat gizinya
akan naik berat badannya sesuai umur kehamilan dan bayi lahir sehat. Apabila
proses kehamilan diawali dengan kondisi gizi kurang, maka kenaikan berat badan
selama hamil harus juga mempertimbangkan defisit berat badan, artinya kenaikan
berat badan pada ibu hamil KEK harus lebih besar dibandingkan ibu hamil normal
1. Tanda-tanda KEK
5) Conjungtiva pucat
2. Gejala KEK
2) Mual
3) Badan lemas
KEK jika LiLA < 23,5 cm, dan dengan salah satu atau beberapa kriteria
status gizi yang perlu diperhatikan pada kondisi ibu hamil yang berisiko. Disebut
Ibu Hamil Risiko Tinggi bila: Berat badan pada seluruh usia kehamilan < 45 kg,
meliputi:
1. Status gizi kurang sebelum hamil. Status gizi sebelum hamil mempengaruhi
status gizi ibu hamil dan bayi. Perempuan yang mengalami kekurangan gizi
sebelum hamil memiliki risiko lebih tinggi terjadi Kekurangan Energi Kronik
gizi pada pada trimester terakhir maka cenderung melahirkan bayi dengan
Dewi, 2012).
dari 2 tahun).
5. Kehamilan yang terlalu sering (terlalu banyak punya anak, 4 atau lebih).
6. Kehamilan pada usia terlalu tua (lebih dari 35 tahun) (Rochjati, 2011).
meliputi:
1. Konsumsi gizi yang tidak cukup. Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih
banyak dari pada kebutuhan wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi
masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan penyedian pangan yang
apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur
2. Umur. Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang hamil
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu
perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang sedang
dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena
fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka
sedang berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun
dan kurang dari 35 tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik
(Arisman, 2014).
3. Penyakit (kondisi kesehatan). Ibu hamil yang sedang sakit biasanya nafsu
4. Aktivitas. Jika aktivitas ibu hamil tinggi, tentu kebutuhan energinya juga akan
semakin tinggi.
ragam dan kualitas bahan makanan. Oleh karena itu, ibu harus pandai memilih
bahan makanan bergizi yang tidak harus mahal. Misalnya, untuk mengambil
manfaat protein hewani, Anda dapat membeli ikan segar, telur ayam, telur
puyuh, dan ikan teri sebagai pengganti daging sapi. Karena harganya relative
trimesternya. Pada trimester awal kehamilan biasanya ada keluhan mual juga
36
yang segar dan tidak mengandung lemak karena akan merangsang mual dan
muntah. Dianjurkan untuk mengkonsumsi buah segar atau dibuat jus, sayuran,
kue kering, dan seafood. Sehingga kebutuhan gizi Ibu hamil tetap terpenuhi,
mempengaruhi asupan makanan pada ibu hamil. Salah satu contoh kasus, ada
kepercayaan bahwa pada waktu hamil ibu dilarang makan ikan, karena
terutama ikan laut justru sangat dianjurkan karena mengandung Omega 3 dan
gizi ibu hamil, seorang ibu harus melakukan kunjungan ketenaga kesehatan.
2.2.8 Penatalaksanaan
konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat
protein, serta variasi menu dalam bentuk makanan. Pemenuhan kalori yang
harus diberikan dalam program PMT untuk ibu hamil dengan Kekurangan
2011).
sesuai dengan perubahan fisiologis ibu terutama pada akhir trimester kedua
Pada keadaan normal hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian tablet
besi, akan tetapi pada keadaan gizi kurang bukan saja membutuhkan suplemen
energi juga membutuhkan suplemen vitamin dan zat besi (Saifuddin, 2010).
Apabila terjadi atau timbul masalah medis, maka hal yang perlu dilakukan adalah:
3. Minum tablet zat besi atau tambah darah. Ibu hamil setiap hari harus minum
satu tablet tambah darah (60 mg) selama 90 hari mulai minggu ke-20.
kehamilannya secara teratur kepada tenaga kesehatan agar risiko pada waktu
minimal Antenatal Care 4 kali dengan ditambah kunjungan rumah bila ada
yaitu:
Berawal dari pertemuan sel sperma dan sel telur ,hingga terjadinya proses
Pada fase-fase ini akan terjadi berbagai peristiwa yang sangat penting bagi
risiko cacatnya tempurung kepala dan tulang punggung bayi, selain itu
keguguran.
tulang punggung.
trimester pertama.
harus dikenali ibu hamil,supaya ibu mengerti apa yang harus dilakukan
Dampak KEK (Kurang Energi Kronis) pada ibu hamil yaitu berisiko
melahirkan bayi BBLR dan dihadapkan pada risiko kematian yang lebih besar
dibanding dengan bayi yang dilahirkan ibu dengan berat badan yang normal.
Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya
kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang dilahirkan.
Kondisi ibu hamil KEK, berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu
perdarahan pasca salin, bahkan kematian ibu. Risiko pada bayi dapat
Berat Lahir Rendah (BBLR) bahkan kematian bayi. Ibu hamil KEK dapat
mengganggu tumbuh kembang janin, yaitu pertumbuhan fisik (stunting), otak dan
2.2.10 Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya ibu hamil KEK, maka upaya yang dapat
dimakan) serta kualitas (variasi makanan dan zat gizi yang sesuai kebutuhan)
serta suplementasi zat gizi yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil yaitu tablet
tambah darah (berisi zat besi dan asam folat), kalsium, seng, vitamin A,
vitamin D, iodium.
4. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu dengan selalu
menggunakan air bersih, cuci tangan dengan air bersih dan sabun,
8. Memberi ASI eksklusif dan menimbang balita setiap bulan merupakan upaya
yang harus dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya KEK pada WUS
Catin dan ibu hamil serta mengatasi masalah yang timbul pada WUS Catin
3) Pengukuran LiLA
2.3.1 Pengertian
pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
berlangsung sebelum mencapai umur 28 minggu atau berat janin sekitar 500 gram
2.3.2 Etiologi
abortus:
3. Riwayat infertilitas.
bertahan hidup dalam kandungan ibu pada usia lebih dari 12 minggu.
5. Kelainan plasenta.
6. Penyakit ibu: DM, TBC, virus, infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam
b. Termasuk dalam kelainan ini, kelainan yang paling sering terjadi adalah
embrio/janin.
c. Kelainan lainnya adalah uterus yang terlalu lemah sehingga tidak mampu
semester pertama).
(Maryunani, 2016).
44
2.3.3 Patofisiologis
1. Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, kemudian diikuti
3. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu vili korialis belum menembus desidua
4. Pada kehamilan 8-14 minggu penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta
5. Pada kehamilan lebih 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu dari pada
plasenta.
9. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak kecil tanpa bentuk yang
jelas, mungkin pula janin telah mati lama, mola kruenta, maserasi, fetus
yaitu:
1. Abortus Spontan
Yaitu terjadi tanpa intervensi dari luar, dan berlangsung tanpa sebab
yang jelas. Abortus spontan secara klinis dapat dibedakan antara abortus
45
2. Abortus buatan
kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin 500 gram. Abortus
a. Abortus imminens
b. Abortus insipiens
hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri. Kondisi ini menunjukkan
c. Abortus inkomplit
hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri. Kondisi ini menunjukkan
d. Abortus komplit
2. Abortus infeksiosa
konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih. Biasanya diagnosis
tertahan di dalam kavum uteri tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
mengendor lagi, uterus tidak membesar lagi malah mengecil, dan tes
47
apakah janin sudah mati dan besarnya sesuai dengan usia kehamilan.
tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat
4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis disertai nyeri pinggang
5. Pemeriksaan ginekologis:
a. Inspekulo: perdarahan dari kavum uteri ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, serta ada/tidak cairan atau
b. Colok vagina: porsio masih tebuka atau sudah tertutup serta teraba atau
tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari
48
usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, dan kavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
1. Laboratorium
a. Darah Lengkap
d. Tes Kehamilan
Terjadi penurunan atau level plasma yang rendah dari β-hCG secara prediktif.
2. Ultrasonografi
b. Detik jantung janin terlihat pada kehamilan dengan CRL > 5 mm (usia
kehamilan 5 - 6 minggu);
non-viabel.
Skrining antenatal adalah suatu kegiatan deteksi pro aktif pada semua ibu
hamil untuk menemukan faktor risiko yang belum memberikan gejala atau
(Rochjati, 2011).
1. Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor risiko diberi nilai 2, 4
atau 8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2 sebagai skor
awal.
50
2. Tiap faktor risiko skornya 4, kecuali bekas operasi sesar, letak sungsang, letak
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk
8 pada tiap faktor untuk membedakan risiko yang rendah, risiko menengah, risiko
a. Kehamilan dengan satu atau lebih FR, baik dari pihak ibu
komplikasi.
2.3.8 Komplikasi
1. Perdarahan:
2. Perforasi:
a. Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperretrofleksi.
52
dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi
komplikasi.
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus, tetapi
4. Syok: Pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena
2.3.9 Penatalaksanaan
1. Abortus imminens
mekanik berkurang.
c. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, mungkin janin sudah
mati.
53
minggu.
2. Abortus insipiens
a. Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan
transfusi darah.
dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai
3. Abortus inkomplet
a. Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis
uterus.
4. Abortus komplet
a. Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi
darah.
5. Missed abortion
dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan
d. Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil
c. Penanggulangan infeksi:
3) Cephalosporin 3 x 1.
e. Pada abortus septik diberikan antibiotik dalam dosis yang lebih tinggi
f. Pada kasus tetanus perlu diberikan ATS, irigasi dengan H2O2, dan
7. Abortus Habitualis
Keterangan :
Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan kurang energi kronik pada ibu hamil
dengan kejadian abortus di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungadem
Bojonegoro Tahun 2020
56
57
Pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah kurang energi kronik dan
kejadian abortus. Pada variabel kurang energi kronik pada ibu hamil disebabkan
oleh konsumsi gizi yang tidak cukup, penyakit, pengetahuan tentang gizi,
persediaan makanan tidak cukup, pola asuh yang tidak memadai, kesehatan
Usia ibu yang lanjut, yaitu hamil di usia 35 tahun ke atas; Riwayat obstetrik atau
konsepsi; Kelainan plasenta; Penyakit ibu; Kelainan bentuk uterus dan traktus
3.2 Hipotesis
H1 : Ada hubungan kurang energi kronik pada ibu hamil dengan kejadian
2020
BAB 4
METODE PENELITIAN
tanpa melakukan perlakuan terhadap obyek yang akan diteliti. Peneliti dapat
Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat
penyakit atau efek tertentu (kasus) dan kelompok tanpa efek (kontrol), kemudian
mengidentifikasi faktor risiko terjadinya pada waktu yang lalu, sehingga dapat
(Riyanto A, 2015).
58
59
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Mei tahun 2020.
4.4.1 Populasi
4.4.2 Sampel
Besar sampel diperoleh dari 25% jumlah populasi yang ada (Nursalam,
2016).
n = 25% x 241
n = 60,25
n = 61
60
4.4.3 Sampling
penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling yaitu
pengambilan sampel yang dapat mewakili populasi atau dapat digunakan untuk
ilmiah) mulai dari pentahapan populasinya sampel dan seterusnya yaitu kegiatan
Identifikasi masalah
Populasi
Semua ibu hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungadem Bojonegoro
bulan Januari-Mei tahun 2020, sebanyak 241 orang.
.
Sampel
Sampel diperoleh menggunakan simple random sampling sehingga didapatkan
sebanyak 61 responden.
Desain penelitian
Analitik korelasional
Pengumpulan
Data
Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan kurang energi kronik pada ibu hamil
dengan kejadian abortus di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungadem
Bojonegoro Tahun 2020
62
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
2. Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016). Variabel
Tabel 4.1 Definisi operasional hubungan kurang energi kronik pada ibu hamil
dengan kejadian abortus di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungadem
Bojonegoro Tahun 2020
Definisi
Variabel Indikator Alat ukur Skala Kategori
operasional
Variabel Masalah KEK jika Observasi Nominal Dengan kategori:
independen: kekurangan gizi memiliki LILA data 1. Mengalami
Kurang pada masa <23,5 cm dan sekunder KEK, jika
Energi kehamilan yang atau dengan (kohort memiliki LILA
Kronik pada diketahui dari disertai beberapa ibu) <23,5 cm dan
ibu hamil hasil kriteria status disertai BB <45
pengukuran gizi yaitu berat kg atau
LILA ibu hamil badan sepanjang Hb < 11 g/dl.
<23,5cm usia kehamilan 2. Tidak mengalami
<45 kg dan KEK, jika
Hb < 11 g/dl. memiliki LILA
≥23,5 cm dan BB
≥45 kg atau
Hb ≥ 11 g/dl.
(Kemenkes RI, 2015)
(Arikunto, 2014). Jenis instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada
tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen grafis (tabel,
catatan, notulen rapat, dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda
perekapan data dari kohort ibu untuk mengetahui kejadian kurang energi kronik
1) Editing
2) Coding
data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2014). Setiap responden
Pada variabel independen (kurang energi kronik), yaitu jika ibu hamil
mengalami kurang energi kronik diberi kode 1, dan ibu hamil tidak mengalami
kurang energi kronik diberi kode 2. Pada variabel dependen (kejadian abortus)
yaitu jika ibu hamil mengalami abortus diberi kode 1, dan ibu hamil tidak
3) Tabulating
frekuensi (f) dengan jumlah seluruh observasi (N) dan dikalikan 100. Secara
f
P x 100%
N
Keterangan :
P = Prosentase.
dari ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
sebagai pengantar untuk meminta izin kepada Kepala Dinas Penanaman Modal
ke Instansi tempat penelitian, dalam penelitian ini adalah meminta ijin dari Kepala
kemudian ditabulasi.
komputer yaitu SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 25.
dalam bentuk distribusi frekuensi, prosentase dan tabulasi silang antar dua
variabel.
67
kuantitatif distribusi populasi tak normal, dan dengan skala ukur variabel adalah
Dari uji Chi Square akan diperoleh nilai signifikan () yaitu nilai yang
membandingkan nilai dan nilai alpha (α=0,05). Jika signifikan () di bawah atau
sama dengan 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang diteliti
mencantumkan nama responden pada lebar alat ukur dan hanya menuliskan
68
kode pada lembar pengumpulan data untuk hasil penelitian yang akan
disajikan.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Almatsier, Sunita. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).
Jakarta: Rineka Cipta.
Arisman, MB. 2014. Buku Ajar Ilmu Gizi (Gizi Dalam Daur Kehidupan). Jakarta :
EGC.
Azwar A., dan Prihartono J. 2014. Metodologi Penelitian Kedokteran &
Kesehatan Masyarakat. Tangerang Selatan: BINARUPA AKSARA
Publisher.
BAPPENAS. 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. Jakarta:
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.
Budiarto, Eko. 2015. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2014. Asuhan Kebidanan untuk Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, Ahmad Aziz Alimul. 2014. Metode Penelitian Keperawatan Dan Tehnik
Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.
Kemenkes RI. 2015. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK)
Pada Ibu Hamil. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak.
Kemenkes RI. 2016. InfoDatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI (Situasi Gizi di Indonesia). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2017. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2016. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Manuaba IBG., Manuaba IAC., dan Manuaba IBGF. 2012. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta: EGC.
Manuaba, IAC. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:
EGC.
Maryunani A. 2016. Buku Praktis Kehamilan dan Persalinan Patologis (Risiko
Tinggi Dan Komplikasi) Dalam Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Maryunani A., dan Puspita E. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal &
Neonatal. Jakarta: CV. Trans Info Media.
70
LEMBAR OBSERVASI
KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DAN ABORTUS PADA IBU HAMIL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGADEM BOJONEGORO
71
72