Anda di halaman 1dari 72

PROPOSAL

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP


PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN
INFARK MIOKARD DI RUANG ICU
RS BINA SEHAT JEMBER

Oleh
VIKA SETIAWATI
NIM: 2021030171

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
2022

i
PROPOSAL

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP


PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN
INFARK MIOKARD DI RUANG ICU
RS BINA SEHAT JEMBER

KORELASI
CROSS SECTIONAL

Oleh
VIKA SETIAWATI
NIM: 2021030171

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
2022

i
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa proposal ini adalah hasil karya sendiri dan

belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

dari berbagai jenjang di perguruan tinggi manapun. Saya siap

menyerahkan softcopy untuk keperluan institusi baik kepengarangan

atau publikasi.

Jombang

Yang menyatakan

Vika setiawati

NIM: 2021030171

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal ini telah di konsulkan dan siap dipresentasikan dan dipertanggung

jawabkan pada sidang Proposal pada :

Hari :

Tanggal :

Oleh
Pembimbing I

Eka Suryaningtya, S.Kep.,M.Kes.


NIDN: 0731018602

Pembimbing II

Ns. Fika Indah Prasetya, S.Kep., MM


NIDN: 0724028603

iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Proposal ini telah diuji dan ditetapkan

Pada Tanggal :

PANITIA PENGUJI

Ketua : Sylvie Puspita, S.Kep.,Ns.,M.Kep : (.....................)


NIDN : 0711069003

Anggota 1 : Eka Suryaningtya, S.Kep.,M.Kes : (.....................)


NIDN: 0731018602

Anggota 2 : Ns. Fika Indah Prasetya, S.Kep., : (.....................)

MM
NIDN: 0724028603

Mengetahui,
Ketua STIKES HUSADA Ka. Prodi Sarjana Keperawatan STIKES HUSADA
Jombang Jombang

Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes., MM Sylvie Puspita, S.Kep.,Ns., M.Kep


NPP : 010201001 NIDN: 0711069003

iv
BIODATA

A. Data Pribadi

1. Nama : Vika Setiawati

2. Tempat & Tanggal Lahir : Jember, 12 Juni 1986

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat Asal :Perum Dharma Alam blok S 27

Kaliwates

Kabupaten Jember

5. Telepon & HP : 085233684506

6. E-mail : vikasetiawati.vs@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan Formal

1. SD Negeri 1 Yosorati - Sumberbaru 1992-1998

2. SMP Negeri 3 Tanggul - Jember 1998-2001

3. MA Negeri 1 Jember 2001-2004

4. Akper Rustida Krikilan Banyuwangi 2004-2007

jombang,

Vika Setiawati

v
MOTTO

KAMU DILAHIRKAN UNTUK MENJADI NYATA, BUKA UNTUK

MENJADI SEMPURNA

LOVE MY SELF !!!

vi
PERSEMBAHAN

Proposal ini saya persembahkan untuk :

1. Suami dan Anak tercinta, yang selalu mendukung dan memberikan

semangat, motivasi, cinta, kasih dan sayang yang begitu tulus pada saya.

2. Orang tua, Ibu dan Bapak mertua yang selalu memberikan doa, restu serta

dukungan pada saya.

3. Teman-teman seperjuangan program khusus alih jenjang, yang selalu

menyemangati satu sama lain dan selalu kompak dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Rekan-rekan perawat RS Bina Sehat, yang telah bekerja sama dengan baik

sampai terselesainya skripsi ini.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmatNya

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Proposal ini dilakukan untuk mencapai

gelar Sarjana Keperawatan di STIKES Husada Jombang.

Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drg.Yunita Puspitasari, M.Kes selaku direktur RS Bina Sehat Jember

2. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes.,MM selaku Ketua STIKES Husada Jombang.

3. Sylvie Puspita, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ka. Prodi Keperawatan STIKES

Husada Jombang.

4. Ns Fika Indah Prasetya, S.Kep.,M.Kes selaku dosen Pembimbing I yang

dengan sabar dan banyak memberikan masukan, arahan serta bimbingan

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ns. Eka Suryaningtyas S.Kep. MM selaku dosen Pembimbing II yang telah

banyak memberikan masukan dan arahan serta bimbingannya dalam

penyusunan skripsi.

6. Bapak dan Ibu penguji serta civitas akademik STIKES Husada Jombang atas

saran dan juga arahan dalam penyusunan skripsi ini.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM.......................................................... i


HALAMAN SURAT PERNYATAAN................................................ Ii
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN............................................. iii
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI................ iv
HALAMAN BIODATA....................................................................... V
HALAMAN MOTTO........................................................................... Vi
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................ Vii
KATA PENGANTAR.......................................................................... viii
DAFTAR ISI......................................................................................... Ix
DAFTAR TABEL ................................................................................ Xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. Xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................... 3
1.3 TUJUAN ............................................................................. 3
1.4 MANFAAT.......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 5
2.1 KONSEP INFARK MIOKARD........................................... 5
2.2 KONSEP NYERI................................................................. 10
2.3 KONSEP RELAKSASI........................................................ 15
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESIS PENELITIAN 17
3.1 KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN.................... 17
3.2 HIPOTESA .......................................................................... 18
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 19
4.1 DESAIN PENELITIAN ...........................................,.......... 19
4.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ........................... 2
4.3 POPULASI, SAMPLE DAN SAMPLING........................... 20
4.4 KERANGKA KERJA .......................................................... 23

ix
4.5 IDENTIFIKASI VARIABLE ............................................. 24
4.6 DEFINISI OPERASIONAL................................................ 24
4.7 ANALISA DATA................................................................. 28
4.8 KETERBATASAN............................................................... 31
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................
40
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 42
LAMPIRAN ......................................................................................... 44

x
DAFTAR TABEL

Table 4.1 Tabel definisi operasional....................................................... 5

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar ECG pada pasien infark miokard ......................... 8

Gambar 2.2 Gambar ECG Stemi dan Nstemi .......................................... 9

Gambar 2.3 Gambar skala nyeri wajah skala peringkat ......................... 14

Gambar 2. 4 Gambar verbal rating scale ............................................... 14

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian................................................. 28

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infark Miokard (IMA) merupakan suatu keadaan nekrosis otot jantung akibat

ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplay oksigen yang terjadi secara

medadak. Penyebab yang sering terjadi adalah akibat sumbatan coroner \,

sehingga terjadi gangguan aliran darah yang diawali dengan hopiksia miokard (

setianto et al, 2003)

Infark Miokard diawali dengan proses berkurangnya pasukan oksigen (

iskemia ) jantung yang disebabkan oleh berbagai hal antara lain aterosklerotik,

trombi arterial, spasme, emboli coroner, anomaly kongenital, yang merupakan

gagguan pada pembuluh darah coroner. Penyebab gangguan pada jantung seperti

hipertrofi vetrikel dan penyakit sistematik seperti anemia akan menyebabkan

penurunan kapasitas pembawa oksigen. Keseluruhan penyebab diatas bisa

mengakibatkan iskemik jantung, bila tidak tertolong akan mengakibatkan

kematian jantung yang disebut infark miokard. ( Braunnwald and Pasternak,

2000)

Pada tahun 2005 di Amerika, penyakit jantung kardiovaskuler bertanggung

jawab untuk 864. 500 kematian atau 35,3% dari seluruh kematian pada tahun itu.

Sebesar 151.000 kematian akibat miokard infark ( Eoudi et al, 2010). Berdasarkan

seluruh data yang dikumpulkan dari WHO pada tahun 2015 diperkirakan

kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah akibat peyakit jantung dan

1
pembuluh darah meigkat menjadi 20 juta jiwa. Kemudian akan tetap meningkat

sampai tahun 2030, diperkirakan 23,6 juta penduduk akan meninggal akibat

penyakit jantung dan pembuluh darah.

Menurut survey yang dilakukan departemen kesehtan RI menyatakan

prevalence IMA di Idonesia tahun ketahun terus meingkat . Hasil riset kesehatan

dasar (Riskesdes) tahun 2007 menunjukkan IMA menempati peringkat ke 3

npeyebab kematian setelah stroke dan hipertesi. Angka kejadian penyakit miokard

infark berdasarkan Riskesdes Kemetrian Kesehatan 2007 ada sebanyak 7,2%.

Berdasarkan laporan dari rumah sakit dan puskesmas tahu 2007 kasus penyakit

IMA di propinsi Jawa Timur sebesar 24,37% per 1000 penduduk. Meski menjadi

pembunuh utama tetapi masih sedikit sekali orag yang tau tentang IMA dan factor

resikonya. Menurut ilmu epidemiologi jika factor resiko suatu penyakit telah

diketahui maka akan lebih mudah untuk melakukann tindakna pencegahan.

Gejala gejala yang diitimbulkan pada IMA diantaranya nyeri dada sesak dan

berkeringat dingin (susilo,2005). Diantara gejala IMA tersebut yang paling sering

terjadi adalah nyeri dada, sebab nyeri merupakan gejala utama yang paling sering

dikeluhkan, sebab nyeri dada merupakan gejala utama dari pneyakit IMA. Nyeri

dada terasa pada daerah substernnum dada dan rasa nyeri biasa terlokalisasi,

namun nyeri tersebut dapat menjalar keleher, dagu, bahu dann ekstermitas atas.

Pengkombinasian antara teknik farmakologi dan non farmakologi adalah cara

paling efektif untuk meghilangkan nyeri ( smeltzer & bare, 2002)

2
Penangan metode nyeri dengan metode paliatif merupakan modal utama untuk

menuju kenyamanan. Dipandang dari segi biaya dan manfaat penggunaan metode

paliatif ( managemen nyeri non farmakologi) lebih ekonomis dan tidak ada efek

sampingnya jika dibandingkan dengan pengguanaan managemen nyeri dengan

farmakologi. (susilo,2005)

Praktek relaksasi dapat memberikan efek relaks dan menenangkan bagi penderita

infark miokard sehingga dapat mengubah respon fisiologis yang berhubungan

dengan respon stress. Selain itu pembarian teknik relaksasi dapat menurunkan

jumlah bahan kimia dalam tubuh seperti asam laktat yang dapat memperburuk

nyeri serta melepaskan endorphin.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah pada

penelitian ini apakah teknik relaksasi dapat menjurunkan tingkat nyeri pada

penderita miokard infark di ruang ICU RS Bina Sehat Jember?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian dilakukan untuk mengetahui efektifitas teknik relaksasi

terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien IMA di ruang ICU RS Bina

Sehat Jember.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui intensitas nyeri pada pasien IMA sebelum dilakukan

teknik relaksasi di ruang ICU RS Bina Sehat Jember.

3
2. Mengetahui intensitas nyeri pada pasien IMA setelah dilakukan teknik

relaksasi di ruang ICU RS Bina Sehat Jember.

3. Mengetahui efektifitas teknik relaksasi terhadap penurunan tingkat

nyeri pada pasien IMA di ruang ICU Rs Bina Sehat Jember.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini agar dapat menambah wawasan dan

pengetahuan serta peneliti dapat mengaplikasikan teori yang didapat

sehingga bermanfaat bagi pelayanan kesehatan yang bermanfaat bagi

pasien.

1.4.2 Bagi Institusi dan Pendidikan

Sebagai wacana bagi institusi dan pendidikan dalam

pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan

dating.

1.4.3 Bagi Rumah Sakit

Setelah diketaui pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan

tingkat nyeri pada pasien IMA di ruang ICU Rs Bina Sehat Jember,

diharapkan teknik ini dapat dimanfaatkan oleh perawat sebagai salah satu

intervensi keperawatan dalam mengatasi masalah nyeri dada pada pasien

dengan IMA.

1.4.4 Bagi Perawat dan Pelayanan Kesehatan

Memeberikan informasi teknik relaksasi terhadap penurunan

tingkat nyeri dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien

4
BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

2.1 Infark Miokard (IMA)

2.1.1 Pengertian Miokard Infark

Infark miokard akut adalah nekrosis miokard yang terjadi akibat

gangguan aliran darah ke otot jantung. IMA terjadi akibat penyumbatan

coroner atau pembuluh darah yang memperdarai jantung dengan iskemia

yang berkepanjangan yang pada akhirnya menyebabkan keruskan sel dan

kematian. Iskemia sendiri merupakan suatu keadaan transisi dan reversible

pada miokard akibat dari ketidak seimbangan suplay oksigen yang

menyebabkan hipoksia miokard. Kerusakan ini akan mengganggu fungsi

utama jantung dalam mekanis, kimiawi dan listrik sehingga jantung tidak

lagi mampu memompa darah secara adekuat untuk dialirkan ke otak dan

organ lain yang akan berlanjut( Sunaryo,2014)

Keluhan yang khas pada IMA adalah nyeri dada Retrosternal(

dibelakang sternum) seperti diremas remas, ditekan ditusuk, panas atau

ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan ( umumnya bagian

kiri), bahu dan leher, rahang bahkan ke punggung atau epigastrium. Nyeri

dapat disertai perasan mual, muntah, sesak nafas, pusing, keringat dingin,

berdebar debar dan pasien sering tampak ketakutan. Infark miokard akut

sering didahului dengan keluhan perasaan tidak enak di dada atau

epigastrium.( Sunaryo,2014)

5
Definisi Infark Miokard Akut (IMA) adalah suatu kondisi dimana otot

jantung tidak mendapatkan cukup darah dan oksigen akibat aterosklerosis

pembuluh darah jantung sehingga sel otot jantung mati (Mugi &Adang,

2012). Infark adalah kematian jaringan yang disebabkan oleh iskemia.

Infark miokard (MI) akut terjadi saat iskemia miokard yang terlokalisasi

menyebabkan perkembangan suatu regio nekrosis dengan batas yang jelas.

MI paling sering disebabkan oleh ruptur lesi aterosklerotik pada arteri

koroner. Hal ini menyebabkan pembentukan trombus yang menyumbat

arteri, sehingga menghentikan pasokan darah ke regio jantung yang

disuplainya (Aaronson & Jeremy, 2010). Infark miokard, yang biasa dikenal

dengan serangan jantung, adalah nekrosis ireversibel pada otot jantung

sekunder. Untuk iskemia berkepanjangan ini biasanya diakibatkan oleh

ketidakseimbangan pasokan oksigen dan permintaan, yang paling banyak

sering disebabkan oleh pecahnya plak dengan pembentukan trombus di

pembuluh koroner, menghasilkan penurunan akut suplai darah ke sebagian

miokardium (Boateng, 2013).

2.1.2 Epidemiologi Infark Miokard Akut

Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian no 1 di dunia,

lebih banyak orang yang meninggal setiap tahunnya karena penyakit

kardiovaskuler dari pada penyakit lainnya. Diperkirakan sekitar 17,5 juta

orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler pada tahun 2012.

Mewakili 31% dari seluruh kematian di dunia. Dari kematian ini,

6
diperkirakan 7,4 juta adalah penyakit jantung coroner dan 6,7 juta akibat

stroke. Penyakit jantung coroner merupakan penyakit kardiovaskuler yang

berkaitan dengan pembuluh darah yang mengangkut suplay oksigen ke

jantung (WHO,2016). Ima merupakan salah satu dari lima manifestasi klinis

penyakit jantung coroner, yaitu angina pectoris stabil, angina pectoris tidak

stabil, infark miokard, gagal jantung dan henti jantung(Mendis Et Al, 2010)

Di Indonesia tahun 2002, penyakit IMA merupakan penyebab

kematian pertama dengan mortalitas 220.000(14%). Direktorat jendral

pelayanan medic Indonesia meneliti pada tahun 2007, jumlah pasien

penyakit jantung yang menjalani rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit

Indonesia ada 239. 548 jiwa. Kasus terbanyak adalah penyakit jantung

iskemik ( 110.183). Case Fatality Rate (CFR) tertinggi terjadi pada IMA

(13,37), dan penyakit jantung lainnya (13,37)(Budiman Dkk,2015)

Berdasarkan Riskesdas tahun 2014 menunjukkan bahwa prevalensi

penyakit jantung coroner berdasarkan pernah diagnosis dokter di Indonesia

pada tahun 2013 sebesar 0,5% sedangkan berdasarkan diagnosis dokter atau

gejala sebesar 0,13% ( Info Datin,2014)

2.1.3 Klasifikasi Infark Miokard

Klasifikasi Infark Miokard Sindrom koroner akut (ACS), dalam urutan

keparahan yang meningkat, mencangkup angina tak stabil, infarks miokard

non-elevasi ST (NSTEMI), dan infark miokard elevasi ST (STEMI),

menggambarkan suatu spektrum kondisi yang berbahaya dimana iskemia

miokard disebabkan oleh suatu penurunan mendadak aliran darah yang

7
melalui pembuluh koroner. Penurunan ini hampir selalu diinisiasi oleh

ruptur plak aterosklerotik, yang menyebabkan pembentukan trombus

intrakoroner yang menurunkan atau menghilangkan aliran darah (Aaronson

& Jeremy, 2010).

2.1.3.1 Infark Miokard dengan ST Elevasi Segmen

Infark Miokard Elevasi Segmen ST Infark miokard STEMI adalah oklusi

koroner yang cukup untuk menyebabkan nekrosis jantung transmural. Tanda khas

STEMI, sindrom koroner akut paling serius, adalah elevasi menetap segmen ST

pada EKG. Hal ini menunjukkan area miokard yang luas, kemungkinan meliputi

seluruh ketebalan dinding ventrikel, telah mengalami nekrosis (kematian sel,

dengan inflamasi dan pembentukan parut setelahnya) sebagai akibat iskemia

memanjang. Nekrosis miokardium menyebabkan pelepasan protein intraseluler,

seperti troponin T dan I. Troponin ini dapat dideteksi dalam darah dan bekerja

sebagai penanda kematian sel miokardium. STEMI dikonfirmasi bila ditemukan

peningkatan kadar penanda troponin. STEMI biasanya terjadi bila suatu trombus

telah menyumbat arteri koroner secara komplet dalam waktu yang signifikan dan

biasanya menyebabkan gejala yang lebih berat dibandingkan gejala angina tak

stabil atau NSTEMI (Aaronson & Jeremy, 2010).

8
2.1.3.2 Infark Miokard Non-Elevasi Segmen ST Infark miokard NSTEMI

Infark Miokard Non-Elevasi Segmen ST Infark miokard NSTEMI

adalah oklusi koroner yang cukup untuk menyebabkan nekrosis

subendokardium. Oklusi koroner inkomplet atau temporer, atau adanya

arteri koroner kolateral yang dapat mempertahankan suplai darah ke regio

yang terkena, dapat menyebabkan iskemia miokard dan nekrosis dengan

derajat lebih kecil, biasanya terbatas pada subendokardium. Keadaan ini

tidak dapat menyebabkan elevasi segmen ST, namun menyebabkan

pelepasan penanda nekrosis. Pasien ditemukan memiliki peningkatan kadar

penanda ini, namun tidak memiliki elevasi segmen ST, diperkirakan

mengalami NSTEMI. Studi 11 menunjukkan bahwa episode NSTEMI

didahului oleh penurunan aliran darah koroner, kemungkinan disebabkan

oleh perkembangan periodik trombosis dan vasokonstriksi koroner, yang

dicetuskan oleh penyakit arteri koroner (Aaronson & Jeremy, 2010).

9
2.2 Konsep Nyeri

2.2.1 Pengertian Nyeri

Nyeri adalah sesuatu yang menyakitkan tubuh yang diungkapkan secara

subjektif oleh individu yang mengalaminya . Nyeri dianggap nyata meskipun

tidak ada penyebab fisik atau sumber yang dapat diidentiftkasi. Meskipun

beberapa sensasi nyeri dihubungkan dengan status mental atau status psikologis,

pasien secara nyata merasakan sensasi nyeri dalam banyak hal dan tidak hanya

membayangkannya saja. Kebanyakan sensasi nyeri adalah akibat dari stimulasi

fisik dan mental atau stimuli emosional (Potter & Perry, 2010). 2.2.2 Klasifikasi

Nyeri

2.2.2.1. Nyeri berdasarkan Lokasi

1. Nyeri Nosiseptif

Nyeri nosiseptif merupakan nyeri yang diakibatkan oleh aktifitas atau

sensivitas nosiseptor perifer yang merupakan resptor khusus yang mengantarkan

stimulus naxious (Andarmoyo, 2013). Nyeri Nosiseptif dibagi menjadi:

a) Nyeri Somatik: berasal dari tulang, sendi, otot, kulit, atau jaringan

penghubung. Biasanya kualitas nyeri ini ditunjukkan dari nyeri yang

dirasakan atau denyutan yang terokalisasi dengan baik (Potter & Perry,

2010).

b) Nyeri visceral: Nyeri viseral merupakan nyeri yang terjadi di dalam

organ tubuh manusia, seperti di dalam abdomen, lambung dan jantung.

10
Nyeri viseral biasanya juga disertai dengan mual dan muntah pada

seseorang (Farmer, 2014)

2. Nyeri Alih

Nyeri alih merupakannyeri yang tidak hanya berfokus pada satu tempat,

akan tetapi nyeri dapat terasa pada bagian tubuh yang terpisah. Salah satu

contohnya adalah ketika seseorang mengalami penyakit jantung dan merasakan

nyeri di dada, maka nyeri akan menjalar kebagian leher, punggung dan lengan kiri

(Potter & Perry, 2010).

3. Nyeri Superfisial

Nyeri superfisial merupakan nyeri yang berada pada lapisan kulit yang

disebabkan oleh bahan kimia atau benda tajam, sehingga 11 seseorang merasa

seperti terbakar pada bagian kulit tersebut (Avila et al, 2017).

4. Nyeri Idiopatik

Nyeri Idiopatik adalah nyeri kronis dari ketiadaan penyebab fisik atau

psikologis yang dapat diidentifikasi atau nyeri yang dirasakan sebagai berlebihnya

tingkat kondisik patologis suatu organ. Contoh dari nyeri idiopatik adalah sindrom

nyeri lokal kompleks (Complekx Regional Pain Syndrome/CRPS) (Potter &

Perry, 2010).

5. Nyeri Neuropatik

Nyeri neuropatik mengarah pada disfungsi di luar sel saraf. Nyeri

neuropatik terasa seperti terbakar kesemutan dan hipersensitif terhadap sentuhan

11
atau dingin. Nyeri spesifik terdiri atas beberapa macam, antara lain nyeri somatik,

nyeri yang umumnya bersumber dari kulit dan jaringan di bawah kulit

(superficial) pada otot dan tulang. Macam lainnya adalah nyeri menjalar (referred

pain) yaitu nyeri yang dirasakan di bagian tubuh yang jauh letaknya dari jaringan

yang menyebabkan rasa nyeri, biasanya dari cidera organ visceral. Sedangkan

nyeri visceral adalah nyeri yang berasal dari bermacammacam organ viscera

dalam abdomen dan dada (Potter & Perry, 2010).

2.2.2.2 Nyeri Berdasarkan Durasi

1. Nyeri akut

Nyeri akut adalah suatu nyeri yang bersifat terlokalisir dan biasanya terjadi

secara tiba-tiba. Umumnya berkaitan dengan cedera fisik. Nyeri terasa tajam

seperti ditusuk, disayat, dicubit, dan pola serangan jelas. Nyeri ini merupakan

peringatan adanya potensial kerusakan jaringan yang membutuhkan reaksi tubuh

yang diperintah oleh otak dan merupakan respon syaraf simaptis. Nyeri akut

berdurasi singkat (kurang lebih 6 bulan) dan akan menghilang tanpa pengobatan

setelah area yang rusak pulih kembali (Prasetyo, 2010). 2. Nyeri kronis

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap

sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan

yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera

spesifik. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan (onset) yang ditetapkan

dengan tetap dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak

memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.

12
Meski nyeri akut dapat menjadi sinyal yang sangat penting bahwa sesuatu tidak

berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya menjadi masalah dengan

sendirinya (Muttaqin, 2011).

3. Nyeri Kronis Tak Teratur (Episodik)

Nyeri yang sesekali terjadi dalam jangka waktu tertentu disebut nyeri

episodik. Nyeri berlangsung selama beberapa jam, hari, atau minggu. 13 Sebagai

contoh, sakit sebelah/migraine dan nyeri yang berhubungan dengan penyakit

talasemia (Gruener & Lande, 2006 dalam Potter & Perry, 2010).

4. Nyeri Akibat Kanker

Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ) melaporkan bahwa

hampir 90% klien dapat mengontrol nyeri dalam arti yang sederhana. Beberapa

klien dengan penyakit kanker mengalami nyeri akut atau kronis. Nyeri tersebut

terkadang bersift nosiseptif dan/atau neuropatik.

2.2.3 Pengkajian Nyeri

Menurut Twycross, Dowden & Bruce (2009) , alat pengkajian nyeri dapat

dibagi menjadi beberapa, yaitu:

1. Skala nyeri wajah Skala peringkat dapat berkisar antara 0 pada satu titik

ekstim dan 10 pada titik ekstrim lainnya. Skala nyeri dinilai berdasarkan

ekspresi wajah. Angka 0 diartikan sebagai perasaan tidak nyeri. Angka 1

sampai 3 diartikan sebagai nyeri ringan. Lebih dari Angka 3 sampai 7

diartikan sebagai nyeri sedang. Lebih besar dari angka 7 sampai 9

13
diartikan nyeri yang berat dan lebih dari angka 9 sampai 10 diartikan nyeri

yang sangat hebat (Supartini, 2002).

2. Verbal Rating Scale (VRS) Skala ini menggunakan angka-angka 0 sampai

10 untuk menggambarkan tingkat nyeri. Dua ujung ekstrem juga

digunakan pada skala ini, sama seperti pada VAS atau skala reda nyeri.

Skala verbal menggunakan kata-kata dan bukan garis atau angka untuk

menggambarkan tingkat nyeri. Skala yang digunakan dapat berupa tidak

ada nyeri, sedang, parah. Hilang/atau redanya nyeri dapat dinyatakan

sebagai sama sekali tidak hilang, sedikit berkurang, cukup

14
2.3 Konsep Relaksasi

2.3.1 Definisi Relaksasi

Relaksasi dapat di artikan sebagai teknik yang dilakukan untuk mengatasi

stres dimana akan terjadi peningkatan aliran darah sehingga perasaan cemas dan

khawatir akan berkurang (Abbasi et al,. 2018). Relaksasi merupakan proses

merilekskan otot otot yang mengalami ketegangan atau mengendorkan otot-otot

tubuh dan pikiran agar tercapai kondisi yang nyaman atau berada pada gelombang

otak alfa-teta (Yunus, 2014). Manfaat Relaksasi Relaksasi memiliki beberapa

manfaat diantaranya adalah mengurangi tingkat stres pada seseorang yang

memiliki masalah kesehatan (Tsitsi et al., 2017). Manfaat yang sama juga

dijelaskan oleh peneliti lain bahwasannya relaksasi dapat mengurangi tingkat

stres, dimana teknik relaksasi berguna untuk meregulasi emosi dan fisik individu

dari kecemasan, ketegangan, stres dan lainnya, serta secara fisiologis, pelatihan

relaksasi memberikan respons relaks, dimana dapat diidentifikasikan dengan

menurunnya tekanan darah, detak jantung dan meningkatkan resisten kulit (Sari &

Subandi, 2015)

2.3.2 Manfaat relaksasi

Manfaat relaksasi secara umum menurut (Utami, 2001) meliputi :

1. Relaksasi dapat membuat seseorang lebih mampu menghindari reaksi berlebih

akibat stres.

2. Masalah – masalah yang timbul akibat stres seperti, sakit kepala, tekanan darah

tinggi, insomnia, dan perilaku – perilaku buruk dapat berkurang.

15
3. Mengurangi tingkat kecemasan pada seseorang dan menunjukkan efek

fisiologis yang positif.

4. Meningkatkan semangat pada seseorang dalam melakukan aktifitas.

5. Meningkatkan hubungan interpersonal dan harga diri pada seseorang. Jika kita

simpulkan dari beberapa penjelasan diatas manfaat relaksasi sendiri meliputi

mengurangi perasaan cemas, meningkatkan perasaan tenang dan damai,

mengurangi ketegangan otot, serta meningkatkan energi dan memperbaiki

fisiologis tubuh.

2.3.3 Jenis-Jenis Relaksasi

Menurut Miltenberger (2004) relakasasi dibedakan menjadi empat macam

yaitu relaksasi otot (progressive muscle relaxation), relaksasi pernafasan

(diaphragmatic breathing), relaksasi dengan cara meditasi (attention focussing

exercises), dan relaksasi perilaku (behavioural relaxation training) dan lain

sebagainya.

16
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian yang berjudul pengaruh tehnik relaksasi

terhadap pengurangan tingkat nyeri pada pasien IMA di ruang ICU Rs Bina Sehat

Jember.
Nyeri pada Infark miokard akut
dapat diatasi dengan:

Tanda dan gejala infark


1. Tehnik relaksasi
miokard akut:
2. Tehnik distraksi
1. Nyeri dada 3. Pemberian
2. Mual muntah analgetik
3. Gambaran ecg stemi,
stemi
4. Troponin positif
5. Sesak nafas Nyeri pada infark miokard
akut

0 : tidak nyeri 1-3: nyeri sedang 4-6 nyeri 7-9: nyeri 10 : nyeri
sedang berat sangat berat

Nyeri hilang timbul Nyeri terus menerus Nyeri berlangsung terus


terutama ketika aktifitas megganggu aktifitas menerus mengganggu
aktifitas
Keterangan :

17
: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

3.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan (Sugiyono, 2017).

Ha : Ada pengaruh tehnik relaksasi terhadap pengurangan tingkat nyeri pada

pasien Infark Miokard.

18
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang

memungkinkan memaksimalkan suatu control beberapa factor yang

biasa mempengaruhi validity suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk

peneliti dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai

suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan ( Nursalam, 2008 ). Dalam

penelitian ini jenis yang digunakan adalah analitik kuantitatif yang dapat

diartikan sebagai metode penelitian pada populasi atau sample tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian analisis data

bersifat kwantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan ( Sugiono, 2013).

Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah pre

eksperimental designs dengan tipe one group pre- test dan post test

dimana rancangan ini berupa untuk mengungkapkan sebab akibat

dengan cara melibatkan kelompok eksperimental.

Pretest Treatment Post test

01 X1 02

19
01 = pemberian pretes sebelum diberikan tehnik relaksasi

02 = pemberian post test sesudah diberikan tehnik relaksasi

X1 = perlakuan berupa tehnik relaksasi

4.2 Waktu Dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai menyusun proposal bulan maret hingga

bulan desember 2022.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang ICU RS Bina Sehat Jember.

4.3 Populasi, Sample, Dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah setiap subyek yang mempengaruhi kriteria yang telah

ditentukan ( Nursalam, 2008 ). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan

semua pasien dengan diagnose Infark Mikard Akut.

4.3.2 Sample

Sample merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi ( Hidayat, 2014).

Sample dalam penelitian adalah sebagian pasien penderita infark miokard

akut di ruang ICU RS Bina Sehat Jember.

20
Rumus :

N d2 + 1

Keterangan :

N : jumlah sample

N : jumlah populasi

D2 : batas toleransi kesalahan ( error tolerance )

( Nursalam, 2008 )

Diketahui

N = 25

D = 0,05

Ditanya n = ??

Rumus n =

25

25( 0,0025 ) + 1

= 23, 584

21
Hasil dari perhitungan jumlah sample didapatkan angka 23,584 Karena responden

dari poenelitian ini manusia maka angka tersebut dibulatkan menjadi 23

4.3.3 Sampling

Sampling penelitian adalah proses menyeleksi populasi yang didapat

mewakili populasi yang ada ( Nursalam, 2008 ). Tehnik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Probability Sampling dengan metode random

sampling yaitu pengambilan sampling dengan cara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam anggota populasi ( Hidayat, 2014 ). Cara pengambilan

sample dengan melakukan undian semua jumlah populasi yang akan dijadikan

sebagai sample penelitian.

22
4.4 Kerangka Kerja

Kerangka kerja adalah tahapan atau langkah- langkah dalam aktifitas

ilmiah yang digunakan dalam melakukan penelitian ( kegiatan sejak awal sampai

akhir penelitian ) ( Nursalam, 2008 )

Rumusan masalah

Pre eksperimental designs dengan tipe one group


pretest dan post test

Jumlah papsien infark mikaord yang dirawat


diruang ICU RS Bina Sehat Jember

Tehnik sampling
Random sampling

Sample
Sebagian pasien yang dirawat di ruang ICU RS
Bina Sehat Jember dengan kasus penyakit infark
miokard

Pengolahan dan analisa data


Editing, coding, scoring, tabulating, analisa
univariate, analisa bivariate, uji paired t- test

Hasil penelitian

Kesimpulan dan saran

23
4.5 Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain).

a. Variabel independent (bebas)

Variabel independent adalah stimulus aktivitas yang dimanipulasi

oleh penelitian untuk menciptakan suatu dampak (Nursalam, 2013).

Variabel independent pada penelitian ini adalah teknik relaksasi nafas

dalam.

b. Variabel Dependent (terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas (Notoatmodjo, 2010). Variabel dependent dalam

penelitian ini adalah penurunan tingkat nyeri pada lansia dengan

rheumatoid arthritis.

4.6 Definisi Operasional

Definisi operasional menurut (Nursalam, 2013) adalah definisi

berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut.

Karakteristik yang dapat diamati artinya memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau

fenomena yang kemungkinan dapat diulangi lagi oleh orang lain.

24
variable Definisi Parameter Alat skala skor
operasional ukur
Variable Relaksasi 1. atur pasien - - -
independe dapat di dalam posisi
nt artikan yang nyaman
Tehnik sebagai 2. Meminta
relaksasi teknik yang pasien
dilakukan meletakk
untuk an tangan
mengatasi pada
stres dimana bagian
akan terjadi dada dan
peningkatan perut
aliran darah 3. Meminta
sehingga pasien
perasaan untuk
cemas dan melakuka
khawatir n naafas
akan dalam
berkurang 4. Meminta
(Abbasi et pasien
al,. 2018) untuk
memikirk
an hal hal
positif

Variable Nyeri adalah skala NRS Observa Interv 0:


dependent sesuatu yang si al tidak
Penurunan menyakitka nyeri
tingkat n tubuh 1-3 :
nyeri yang nyeri
pasien diungkapka ringa
dengan n secara n
infark subjektif 4-6 :
miokard oleh nyeri
akut individu sedan
yang g
mengalamin 7-9 :
ya nyeri
berat
10 :
nyeri
sanga
t
berat

25
A. Pengumpulan data dan analisa data

i. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang disusun dengan hajat

untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun data kuantitatif

(Nursalam, 2013). Alat ukur dalam penelitian ini dengan menggunakan lembar

observasi. Menggunakan skala NRS dengan kriteria 0 : Tidak nyeri, 1-3 : Nyeri

ringan, 4-6 : Nyeri sedang, 7-9 : Nyeri berat, 10 : Nyeri sangat berat.

ii. Prosedur penelitian

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah

sebagai berikut:

1. Mengurus surat pengantar penelitian ke STIKES HUSADA

Jombang.

2. Meminta ijin penelitian kepada direktur RS Bina Sehat Jember.

3. Melakukan pendekatan dan bila bersedia menjadi responden

dipersilahkan mengisi lembar informed consent

4. Memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan

diberikannya terapi teknik relaksasi.

5. Peneliti mengisi lembar observasi tingkat nyeri sebelum

dilakukan pemberian teknik relaksasi

6. Melakukan teknik relaksasi.

7. Peneliti mengisi lembar observasi tingkat nyeri setelah

dilakukan pemberian teknik relaksasi.

8. Penyusunan laporan hasil penelitian.

26
4.7.2 Cara Analisa Data

a. Pengolahan Data

Setelah angket dari responden terkumpul, menurut Hidayat (2014)

selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer. Dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya

dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat dan

arti suatu kode dari suatu variabel.

a) Kriteria nyeri

Ringan = N1

Sedang = N2

Berat = N3

27
3. Scoring

Skoring adalah penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini

skoring menggunakan skala interval.

4. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel

tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap

bahwa data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu

pola format yang telah dirancang.

b. Analisa Data

1. Analisis Univariate

Analisis univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010) yaitu

variabel teknik relaksasi dan penurunan tingkat nyeri pada pasien

infark miokard. Untuk mengetahui tingkat nyeri alat ukur yang

digunakan dengan skala NRS

28
Keterangan

0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
7-9 : Nyeri berat
10 : Nyeri sangat berat/ tidak terkontrol
2. Analisis bivariate

Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010),

yaitu variabel teknik relaksasi nafas dalam dan varibel

penurunan tingkat nyeri pada lansia dengan rheumatoid

arthritis.

Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi terhadap

pennurunan tingkat nyeri pada pasien infark miokard dengan

uji statistik paired T-Test dengan menggunakan software

SPSS, dengan menggunakan syarat data berdistribusi normal.

Nilai signifikan dari uji statistik paired T-Test dimana nilai

signifikan > 0,05 (p > 0,05) maka data dalam distribusi

normal.

Interpretasi hasil uji stastitik Paired T-Test sebagai berikut :

a. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat


signifikan

b. Jika p value > 0,01 tetapi ≤0,05

29
maka hasil uji dinyatakan

signifikan

c. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak sigEtika Penelitian

Etika penelitian menurut (Hidayat, 2014) meliputi antara lain :

4.7.3 Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden. Informed consent tersebut diberikan

sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed consent

adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

mengetahui dampaknya.

4.7.4 Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian yangakan disajikan.

4.7.5 Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

30
dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan pada hasil riset.

4.8 Keterbatasan

1. Waktu

Keterbatasan waktu dirasakan peneliti mulai dari

pelaksanaan penelitian, pengolahan data sampai dengan

penyusunan skripsi.

Keluarnya surat ijin penelitian yang lama sehingga waktu penelitian

yang sebentar. Waktu penelitian yang lebih lama akan memperoleh

hasil yang lebih baik.

31
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan hasil yang dilakukan di Ruang ICU RS Bina

Sehat Jember pada bulan Juli- September 2022 dengan jumlah responden 24 orang.

Hasil penelitian disajikan data dibuat bedasarkan tingkat nyeri sebelum dan sesudah

pemberian tehnik relaksasi terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien Infark

Miocard di Ruang ICU RS Bina Sehat Jember.

5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Lingkup unit penelitian di ruang ICU Rs Bina Sehat Jember yang berkapasitas

8 bed untuk pasien dewasa dan 4 bed untuk pasien anak- anak, yang dilengkapi

dengan 4 ventilator dewasa. Di ICU Rs Bina Sehat Jember terdapat beberapa petugas

yang berdinas, yang dibagi menjadi 3 shift yaitu shift pagi, shift sore, dan shift

malam. Dimana disetiap shiftnya terdiri dari 3 orang perawat dengan sertifikat

pelatihan ICCU, ICU, dan PICU.

5.2 Data Umum

5.2.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian terhadap pasien dengan infark miocard di ruang ICU Rs Bina

Sehat diperoleh distribusi frekuensi menurut jenis kelamin terdiri dari19 pasien laki-

laki dan 5 pasien perempuan

32
Table 5.2.1 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis kelamin Frekuensi Presentasi

1. Laki- laki 19 79,2 %

2. Perempuan 5 20,8 %

Jumlah 24 100 %

5.2.2 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Umur

Hasil penelitian terhadap pasien dengan infark miocard di ruang ICU Rs Bina

Sehat diperoleh distribusi frekuensi menurut umur terdiri dari pasien berusia 40-50

tahun sebanyak 9 orang, pasien berusia 50-60 tahun sebanyak 10 orang, pasien

berusia 60-70 tahun sebanyak 5 orang.

No. Usia Frekuensi Presentase

1. 40- 50 tahun 9 37,5 %

2. 50-60 tahun 10 41,7 %

3. 60-70 tahun 5 20,8 %

Jumlah 24 100 %

33
5.3 Data Khusus

Data pasien merupakan karakteristik yang diteliti di Ruang ICU Bina Sehat

Jember.

5.3.1 Tingkat nyeri pada pasien Infark Miocard sebelum dilakukan tehnik relaksasi di

Ruang ICU RS Bina Sehat Jember.

Tabel 5.3.1 Tingkat nyeri pada pasien Infark Miocard sebelum dilakukan tehnik

relaksasi di Ruang ICU Rs Bina Sehat Jember.

No. Tingkat nyeri Frekuensi Presentasi

1 Tidak nyeri 0 0

2 Nyeri ringan 3 12,5%

3 Nyeri sedang 21 87,5 %

4 Nyeri berat 0 0

5 Nyeri sangat berat 0 0

jumlah 24 100%

Berdasarkan tabel 5.3.1 diketahui bahwa tingkat nyeri sebelum dilakukan

tehnik relaksasi sebagian besar mengalami tingkat nyeri sebanyak 21 responden (

87,5% ).

5.3.2 Tingkat nyeri pada pasien Infark Miocard sesudah dilakukan tehnik relaksasi di

Ruang ICU Rs Bina Sehat Jember.

34
Tabel 5.3.2 Tingkat nyeri pada pasien Infark Miocard sesudah dilakukan tehnik

relaksasi di Ruang ICU Rs Bina Sehat Jember.

No. Tingkat nyeri Frekuensi Presentasi

1 Tidak nyeri 0 0

2 Nyeri ringan 12 50%

3 Nyeri sedang 12 50 %

4 Nyeri berat 0 0

5 Nyeri sangat berat 0 0

jumlah 24 100%

Berdasarkan tabel 5.3.2 diketahui bahwa tingkat nyeri sesudah dilakukan

tehnik relaksasi sebagian besar mengalami tingkat nyeri sebanyak 12 responden ( 50

%)

5.3.3 Pengaruh tehnik relaksasi terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien Infark

Miocard di Ruang ICU Rs Bina Sehat Jember.

Table 5.3.3 Distribusi frekuensi pengaruh tehnik relaksasi terhadap pengurangan

tingkat nyeri pada pasien Infark Miocard di Ruang ICU Rs Bina Sehat Jember.

35
Test Statisticsb

tingkat nyeri - tingkat nyeri

Z -3.879a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan hasil uji static wilcoxon menunjukkan nilai signifikasi ( p sign =

0,000 ) dimana hal ini berarti p sign kurang < 0,05 sehingga H1 diterima artinya ada

pengaruh tehnik relaksasi terhadap pengurangan tingkat nyeri di Ruang ICU Rs Bina

Sehat Jember.

5.4 Pembahasan

5.4.1 Tingkat nyeri sebelum dilakukan tehnik relaksasi.

Berdasarkan tabel 5.3.1 bahwa lebih dari setengah dari jumlah responden

sebelum dilakukan tehnik relaksasi yang mengalami gangguan tingkat nyeri adalah

sebanyak 21 pasien.

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat

sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala

atau tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau

mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (musrifatul, 2011 dalam utami, 2014).

Respon seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar

36
belakang budaya dan pengalaman masa lalu tentang nyeri. Nyeri mengganggu

seseorang untuk beristirahat, konsentrasi dan kegiatanyang biasa dilakukan.

Infark Miocard dapat berupa nyeri dada yang tidak nyaman adalah gejala

utama yang paling banyak dikeluhkan pasien yang berobat kerumah sakit. Infark

Miocard merupakan rasa tidak nyaman di dada yang disebabkan oleh menurunnya

aliran darah coroner menuju otot jantung. Nyeri ini bersifat progresif yang dapat

menyebabkan kematian, sehingga nyeri dada pada pasien dengan Infark Miocard

memerlukan penanganan yang serius dan pemeriksaan lanjutan. Dari hasil obesevasi

menemukan bahwa jenis dada ini sering diabaikan, pasien karena dianggap sebagai

masuk angin, sehingga akan menyebabkan kematian. Hal inilah yang menjadi dasar

perlunya suatu penelitian untuk dapat menemukan perbedaan karakteristik nyeri dada

akibat Infark Miocard atau nyeri dada lainnya. Hasil penelitian ini sangat diperlukan

untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar dapat menjaga keselamatan pasien

juga mencegah meningkatnya angka kematian akibat penyakit tersebut. Hasil

penelitian ini dengan menggunakan metode tehnik relaksasi dapat menurunkan

tingkat nyeri pada pasien Infark Miocard. Hal ini erat hubungannya dengan masalah

perawatan intensif yang harus meliputi holistic, mencakup biopsiko, sosial dan

spiritual. Psikologis pada pasien Infark Miocard harus selalu diperhatikan, karena

salah satu penyebab Infark Miocard adalah dari psikologis atau dikenal dengan stress.

Suasana aman, tenang dan relaks merupakan kunci dari keberhasilan tehnik relaksasi

yang dilakukan.

37
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses penelitian ini, karena

pengkajian dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data dasar yang digunakan untuk

menentukan skala nyeri dan riwayat kesehatan pasien.

5.4.2 tingkat nyeri setelah dilakukan tehnik relaksasi.

Berdasarkan tabel 5.3.2 menunjukkan bahwa dari 24 pasien yang diteliti,

sebanyak 50% jumalah responden mengalami penuruanan tingkat nyeri setelah

dilakukan tindakan tehnik relaksasi.

Tehnik relaksasi merupakan salah satu cara non farmakologis yang dapat

digunakan untuk menurunkan tingkat nyeri pada pasien dengan Infark Miocard.

Tehnik relaksasi juga dapat menciptakan keadaan tenang dan nyaman pada pasien.

Dengan dilakukannya tehnik relaksasi secara efektif akan didapat manfaat antara lain

penurunan tingkat nyeri, ketegangan otot, perasaan nyaman. Keuntungan dari tehnik

relaksasi ini antara lain dapat dilakukan setiap saat dan kapan saja karena tehnik ini

sangat mudah dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien dengan arahan dari

tenaga medis.

5.4.3 Pengaruh tehnik relaksasi untuk penurunan tingkat nyeri pada pasien Infark

Miocard

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai signifikasi (p= 0,000 )

dimana hal ini berarti p sign < 0,05 sehingga H1 diterima artinya tehnik relaksasi

38
efektif menurunkan tingkat nyeri pada pasien Infark Miocard di Ruang ICU Rs Bina

Sehat Jember.

Hipotesa tersebut dapat diterima seperti halnya hasil penelitian terdahulu yang

menggunakan tehnik relaksasi yaitu I Gusti Pt Ngurah Yuliartana dkk di RSUD

Negara Bali. Dalam penelitaiannya disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

antara pemberian tehnik relaksasi dalam penurunan tingkat nyeri pada pasien Infark

Miocard.

Berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan tehnik relaksasi efektif

digunakan untuk mengurangi tingkat nyeri pada pasien Infark Miocard.

Menurut peneliti, tehnik relaksasi sangat efektif menurunkan tingkat nyeri

pada pasien Infak Miocard sehingga dapat diterpkan dan dikembangkan dalam

intervensi pada pasien Infark Miocard. Selain dapat menurunkan tingkat nyeri yang

dirasakan pasien juga dapat merelaksasi otot otot yang tegang.

39
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat nyeri pada pasien Infark Miocard sebelum dilakukan tehnik relaksasi di

Ruang ICU Rs Bina Sehat Jember sebagian besar mengalami tingkat nyeri

sedang

2. Tingkat nyeri pada pasien dengan Infark Miocard sesudah diberikan tehnik

relaksasi di Ruang ICU Rs Bina Sehat Jember sebagian mengalami tingkat nyeri

ringan.

3. Ada pengaruh tehnik relaksasi terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien

Infark Miocard di Ruang ICU Rs Bina Sehat Jember.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi perawat dan tenaga medis

Perawat atau petugas diharapkan dapat mengembangkan tehnik relaksasi

untuk menjadi terapi alternative untuk menangani tingkat nyeri pada kasus lainnya

6.2.2 Bagi peneliti

Peneliti menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang tehnik

relaksasi terhadap gangguan rasa nyaman nyeri pada kasus lainnya.

40
6.2.3 Bagi institusi oendidikan

1. Bahan pengajaran

Sebagai study literature dalam proses pembelajaran bagi dosen dan

mahasiswa

2. Pengabdian masyarakat

Dapat diterapkan dosen dan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat

dimanapun dengan menggunakan tehnik relaksasi sebagai terapi alternatif untuk

mengatasi masalah fisik maupun psikologi

6.2.4 Bagi pasien

Pasien diharapkan bertambah pengetahuan tentang cara menangani nyeri yang

dirasakan sehingga pasien yang mengalami nyeri dapat melakukan tehnik relaksasi

secara mandiri.

41
DAFTAR PUSTAKA

Aisya S. ( 2017 ). Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non

Farmakologi. Jurnal 1 Keperawatan Muhammadiyah, 2(1).

Alwi I,2009. Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST, dalam : buku ajar

pengetahuan ilmu penyakit dalam jilid II, Sudoyono A. W, Setriyohadi,

Alwi I, Simadibratam, Setiati S. Edisiv, jakarta : Interna Publising pp. 1741-

1754

Andarmoyo, S. ( 2013 ) Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. ( R. KR, Ed

).Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Arif M., 2008. Penerapan Subjek Penelitian ( populasi,

sample,represensivitassample, rancangan sample), dalam : Pengantar

Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan, Surakarta: Lembaga

Pengembangan Pendidikan ( LPP ) UNS dan UPT Penerbitan dan

percetakan UNS ( UNS Press ) pp 54 .

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. (2013 ). Riset Kesehatan Dasar.

Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian

Kesehatan RI.

Boestan I. N, suryawan R., 2003. Penyakit Jantung Koroner, dalam: Ilmu Penyakit

Jantung, Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR pp. 121- 134.

Hidayat, A.A. 2014. Metode Penelitian dan Teknik Analisa Data. Jakarta :Salemba

Medika

42
Lase, Bertha T.W. 2015. Pengaruh Teknik Relaksasi Dalam Terhadap Intensitas

Nyeri pada Ibu Post Operasi Sectio Caesaria. Jurnal : Medan

Notoadmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian, ed 2.

Jakarta :Salemba Medika

Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian, ed 3. Jakarta :

Salemba Medika

Santoso, R.B. 2015. Stop Nyeri Sekarang Teknik dan Metode Psikologis Untuk

Menangani Berbagai Nyeri Fisik. Yogyakarta : Talenta Indonesia Mandi

Yusrizal, dkk. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan

Masase.Jurnal. Universitas Andalas.

43
LAMPIRAN 1

FORMULIR PENGAJUAN JUDUL


SKRIPSI MAHASISWA S- 1 KEPERAWATAN

YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI :

Nama : Vika setiawati

Nim : 2021030171

Program study : S- 1 Keperawatan

Dengan ini mengajukan alternatif judul penelitian sebagai berikut :

1. Pengaruh tehnik distraksi dan relaksasi terhadap penurunan tingkat nyeri pada

pasien Infark Miokard di ruang ICU RS Bina Sehat Jember.

2. Pengaruh tehnik relaksasi terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien Infark

Miokard di ruang ICU RS Bina Sehat Jember.

Judul penelitian terpilih adalah : 2

Penulisan terhitung mulai : 21 Maret 2022

Skripsi diharapkan selesai : 20 September 2022

Jombang, 21 Maret 2022

Mengetahui, Yang menyatakan

Penasehat akademik

Vika setiawati

44
Lampiran 2

45
Lampiran 3

46
Lampiran 4

47
Lampiran 5

Lembar konsultasi

Nama : Vika Setiawati

Nim : 2021030171

Dosen pembimbing 1 : Eka Suryaningtyas, S. Kep., M. Kep

Judul skirpsi : Pengaruh Tehnik Relaksasi Terhadap Penurunan

Tingkat Nyeri Pada Pasien Infark Miokard

Diruang ICU RS Bina Sehat Jember.

No Tanggal Keterangan Paraf pembimbing

1 21 maret 2022 Konsul judul

2. 13 juni 2022 1. konsul bab 1 - 4

2. revisi penambahan populasi

dan sample

3. 21 september 2022 Revisi gambaran umum tempat

penelitian, pembahasan terkait

peneliatian

4. 12 oktober 2022 Acc skripsi

48
Lampiran 6

Lembar konsultasi

Nama : Vika Setiawati

Nim : 2021030171

Dosen pembimbing 1 : Fika Indah Prasetya, S. Kep., Ns., MM

Judul skirpsi : Pengaruh Tehnik Relaksasi Terhadap Penurunan

Tingkat Nyeri Pada Pasien Infark Miokard

Diruang ICU RS Bina Sehat Jember.

No Tanggal Keterangan Paraf pembimbing

1 21 maret 2022 Konsul judul

2. 13 juni 2022 1. konsul bab 1 -4

3. 21 juni 2022 Acc proposal bab 1- 4

4. 12 oktober 2022 Konsul bab 5-6

5. 20 oktober 2022 Acc skripsi

49
Lampiran 7
SURAT PERMOHONAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Vika Setiawati


NIM : 2021030171
Pekerjaan : Perawat
Alamat : Dharma Alam blok s 27 Kaliwates - Jember
Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Tehnik

Relaksasi Terhadap Pengurangan Tingkat Nyeri Pada Pasien Infark Miokard di

Ruang ICU RS Bina Sehat Jember”. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis

apakah ada pengaruh dari penerapan tehnik relaksasi terhdap pengurangan tingkat

nyeri. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak/

Ibu. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian. Jika Bapak/ Ibu tidak bersedia menjadi responden, maka

tidak ada ancaman bagi Bapak/ Ibu. Jika Bapak/ Ibu beredia menjadi responden,

maka saya mohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan dan

menjawab pertanyaan- pertanyaan yang saya sertakan. Atas perhatian dan

kesediaannya menjadi responden saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Vika Setiawati

50
Lampiran 8
LEMBAR PERSETUJUAN MENADI RESPONDEN

Saya mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Husada Jombang

Nama : vika Setiawati

NIM : 2021030171

Bermaksud melaksanakan penelitian tentang “Pengaruh Tehnik Relaksasi Terhadap


Pengurangan Tingkat Nyeri Pada Pasien Infark Miokard di Ruang ICU RS Bina
Sehat Jember”

Adapun informasi yang diberikan dan diterima akan dijamin kerahasiaan dan saya
bertanggung jawab apabila informasi yang diberikan merugikan. Sehubungan dengan
hal tersebut, apabila Anda setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini mohon untuk
menandatangani kolom yang telah disediakan.

Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Responden Peneliti

( ) Vika Setiawati

51
Lampiran 9
INSTRUMENT PENELITIAN

A. DATA RESPONDEN
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
B. SKALA NYERI SEBELUM INTERVENSI DILAKUKAN

petunjuk :

Pada skala ini diisi oleh peneliti setelah menunjukkan angka berapa nyeri yang
dirasakan dengan menggunakan skala nyeri numeric rating scale ( 0- 10 ).

0 : Tidak ada nyeri


1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
7-10 : Nyeri berat
Tanyakan pada responded tentang angka seberapa nyeri yang dirasakannya dengan
menunjukkan posisi garis yang sesuai untuk menggambarkan nyeri yang dirasakan
oleh responded sebelum intervensi dilakukan dengan membuat tanda (x ) pada skala
yang disediakan.

Sebelum dilakukan tindakan ( intervensi )

52
C. SKALA NYERI SETELAH INTERVENSI DILAKUKAN

Petunjuk

Pada skala ini diisi oleh peneliti setelah menunjukkan angka berapa nyeri yang
dirasakan dengan menggunakan skala nyeri numeric rating scale ( 0- 10 ).

0 : Tidak ada nyeri


1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
7-10 : Nyeri berat
Tanyakan pada responded tentang angka seberapa nyeri yang dirasakannya dengan
menunjukkan posisi garis yang sesuai untuk menggambarkan nyeri yang dirasakan
oleh responded setelah intervensi dilakukan dengan membuat tanda (x ) pada skala
yang disediakan.

Setelah dilakukan tindakan ( intervensi )

53
Lampiran 10

Prosedur Tindakan

No Tehnik Relaksasi Dilakukan


Ya Tidak
1. Usahakan situasi ruangan atau
lingkungan relative tenang
2. Ambil posisi tidur yang
terlentang atau bias posisi
setangah duduk pada tempat
tidur, yang dirasakan paling
nyaman.
3. Kendurkan otot- otot serileks
mungkin mulai dari kaki, betis,
paha, perut dan lanjutkan
kesemua otot- otot tubuh.
Lemaskan kepala, leher dan
pundak dengan memutar kepala
dan mengangkat pundak
perlahan- lahan, tangan dan
lengan diulurkan, kemudian
kendorkan dan biarkan terkulai
wajar disisi badan, usahakan
agar tetap rileks.
4. Pejamkan mata dengan pelan
tidak perlu dipaksakan sehingga
tidaka ada ketegangan otot
sekitar mata

54
5. Mulailah bernafas dengan
lembut dan wajar, dan ucapkan
dalam hati fase atau kata yang
sesuai keyakinan. Misalnya “
astagfirullohal 'adzim “ samba
menarik nafas dalam.
6. Teruskan selama 10 menit, anda
diperbolehkan membuka mata
untuk melihat waktu tetapi
jangan menggunakan alarm. Bila
sudah selesai, tetap berbaring
dan tenang beberapa menit,
mula- mula mata terpejam dan
sesudah itu mata dibuka.

55
Lampiran 11

NPAR TEST
/WILCOXON=sebelum WITH sesudah (PAIRED)

/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

Notes

Output Created 21-Sep-2022 10:46:11

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 24

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all


cases with valid data for the variable(s)
used in that test.

Syntax NPAR TEST


/WILCOXON=sebelum WITH sesudah
(PAIRED)
/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.003


a
Number of Cases Allowed 112347

a. Based on availability of workspace memory.

[DataSet0]

Wilcoxon Signed Ranks Test

56
Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
tingkat nyeri - tingkat nyeri Negative Ranks 17 9.00 153.00
b
Positive Ranks 0 .00 .00
c
Ties 7

Total 24

a. tingkat nyeri < tingkat nyeri

b. tingkat nyeri > tingkat nyeri

c. tingkat nyeri = tingkat nyeri

b
Test Statistics

tingkat nyeri -
tingkat nyeri
a
Z -3.879

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

57
Lampiran 11

NO RESPONDEN SEBELUM SESUDAH

1. P1 5 4

2 P2 4 4

3 P3 4 3

4 P4 5 4

5 P5 4 4

6 P6 6 3

7 P7 5 5

8 P8 4 5

9 P9 3 3

10 P10 4 2

11 P11 3 3

12 P12 5 3

13 P13 4 5

14 P14 4 4

15 P15 3 3

16 P16 5 2

17 P17 4 3

18 P18 4 2

58
19 P19 4 4

20 P20 4 3

21 P21 5 4

22 P22 5 4

23 P23 5 3

24 P24 6 5

59

Anda mungkin juga menyukai