Anda di halaman 1dari 24

MATRIKULASI

PSIKOLOGI DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN


- Transcultural Nursing-

IRWINA ANGELIA SILVANASARI, S.Kep., Ns., M.Kep

Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas


Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES dr. Soebandi
2019
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL / TRANSKULTURAL DALAM
KEPERAWATAN adalah area utama keperawatan yang berfokus
pada studi komparasi dan analisis dari keragaman budaya dan sub
budaya di dunia dengan memperhatikan nilai caring, ekspresi,
kepercayaan tentang sehat sakit, serta pola perilaku mereka.

Teori keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya


peran perawat dalam memahami budaya klien.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya
klien, baik individu,keluarga,kelompok,maupun masyarakat,
dapat mencegah terjadinya culture shock maupun
cultur imposition.
Cultur shock  terjadi saat pihak luar (perawat)
mencoba mempelajari atau
beradaptasi secara efektif dengan
kelompok budaya tertentu (klien).
Klien akan merasakan perasaan
tidak nyaman, gelisah dan
disorientasi kerena perbedaan nilai
budaya, keyakinan, dan kebiasaan.
Culture imposition  kecenderungan tenaga
kesehatan (perawat), baik
secara diam-diam maupun
terang-terangan, memaksakan
nilai-nilai budaya, keyakinan
dan kebiasaan atau perilaku
yang dimilikinya kepada
individu, keluarga atau
kelompok dari budaya lain
karena mereka meyakini bahwa
budayanya lebih tinggi dari
pada budaya kelompok lain.
Culture Care Theory of Diversity and
Universality
by. MADELINE M. LEINENGER

Teori Leinenger berasal dari dua disiplin ilmu 


ILMU KEPERAWATAN dan ANTROPOLOGI.

Teori ini membahas terkait bagaimana


peran transkultural dalam keperawatan.
MODEL YANG DIKEMUKAKAN OLEH LEINENGER DIKENAL
DENGAN SEBUTAN, YAITU:

“SUNRISE MODEL”
(Model Matahari Terbit)
Alligood (2010) menuliskan tentang Leinenger yang menjelaskan
bahwa terdapat tujuh komponen dimensi budaya dan struktur
sosial yang saling berinteraksi yaitu teknologi, agama dan
kesehatan, keluarga dan sosial, nilai budaya dan gaya hidup,
politik dan legal, ekonomi, dan pendidikan (pada
gambar/model terletak pada bagian atas yang membentuk
setengah lingkaran)  Pengkajian Budaya
1. FAKTOR TEKNOLOGI

Teknologi kesehatan  memungkinkan individu


untuk memilih atau mendapat penawaran
menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan.

Perawat perlu mengkaji: persepsi sehat sakit,


kebiasaan berobat atau mengatasi masalah
kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan,
alasan klien memilih pengobatan alternatif dan
persepsi klien tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini.
2. FAKTOR AGAMA DAN KESEHATAN

Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan


yang amat realistis bagi para pemeluknya.
Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk
menempatkan kebenaran diatas segalanya, bahkan diatas
kehidupannya sendiri.

Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat:


Agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien
terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan
kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap
kesehatan.
3. FAKTOR KELUARGA DAN SOSIAL

Hal yang harus dikaji: nama lengkap, nama


panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan
dalam keluarga,dan hubungan klien dengan kepala
keluarga.
4. NILAI BUDAYA DAN GAYA HIDUP
NILAI-NILAI BUDAYA adalah sesuatu yang dirumuskan
dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap
baik atau buruk.
Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut
budaya terkait.

Hal yang harus dikaji: posisi dan jabatan yang dipegang oleh
kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan
makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit,
persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, dan
kebiasaan membersihkan diri.
5. POLITIK DAN LEGAL
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku
adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya.

Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah :


Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam
berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh
menunggu, dan cara pembayaran untuk klien yang
dirawat.
6. EKONOMI
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan
sumber-sumber material yang dimiliki untuk
membiayai sakitnya agar segera sembuh.

Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat


diantaranya:
Pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang
dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya
asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan
antar anggota keluarga.
7. PENDIDIKAN
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien
dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi
saat ini.
Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien
biasanya didukung oleh bukti -bukti ilmiah yang
rasional dan individu tersebut dapat belajar
beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan
kondisi kesehatannya.
Hal yang perlu dikaji:
Tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta
kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri
tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang
kembali.
PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
terkait Transkultural Nursing

Terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang umum


ditegakkan terkait asuhan keperawatan transkultural,
yaitu:

Gangguan komunikasi verbal b/d perbedaan budaya


Ketidakpatuhan dalam pengobatan b/d sistem nilai yang
diyakini
Dalam teori Leinenger, diketahui ada 3
konsep INTERVENSI berupa:

Culture care preservation or maintenance


Culture care accomodation or negotiation
Culture care repatterning or restructuring
 Culture care preservation or maintenance
 pelestarian atau pemeliharaan asuhan budaya
 tindakan atau keputusan profesional yang
bersifat membantu, mendukung, memfasilitasi,
yang dapat menolong orang dengan budaya
tertentu untuk memulihkan atau
MEMPERTAHANKAN nilai-nilai perawatan
dan cara hidup yang bermakna untuk
kesejahteraan mereka, untuk pemulihan dari
penyakit, atau untuk menerima
ketidakberdayaan maupun kematian.
 Culture care accomodation or negotiation
 akomodasi atau negosiasi asuhan budaya
 tindakan atau keputusan profesional yang
bersifat membantu, mendukung, memfasilitasi,
yang dapat menolong orang dengan budaya
tertentu untuk BERADAPTASI atau untuk
bernegosiasi dengan orang lain guna
mencapai luaran kesehatan yang bermakna,
bermanfaat, dan sesuai dengan budaya.
 Culture care repatterning or restructuring
 pemolaan dan strukturisasi ulang asuhan
budaya
 tindakan atau keputusan profesional yang
bersifat membantu, mendukung, memfasilitasi,
yang dapat menolong klien mengatur kembali,
mengubah atau memodifikasi cara hidup
mereka untuk luaran kesehatan yang baru,
berbeda, dan bermanfaat.
 Diharapkan dengan dilakukannya salah satu
dari ketiga hal tersebut  dapat tercipta
culturally congruent care for health, well
being, or dying  perawatan untuk
kesehatan, kesejahteraan, atau kematian
secara budaya.
PERAN PERAWAT pada transcultural
nursing theory ini, yaitu:

menjembatani antara sistem perawatan yang


dilakukan masyarakat awam dengan sistem
perawatan profesional melalui asuhan
keperawatan
TRIMS ... 

Anda mungkin juga menyukai