Anda di halaman 1dari 32

APLIKASI

KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
 Teori ini menghubungkan berbagai perawatan
individu, hubungan secara universal, social
cultural, dan dimensi lain, dan mencakup
perawatan individu berbeda maupun sama,
dalam mempertahankan atau meningkatkan
kesejahteraan, kesehatan dan dalam
mengahadapi kematian
 Tujuan dari teori ini adalah meningkatkan
dan mempertimbangkan aspek budaya yang
dianut oleh klien, keluarga dan kelompok
dalam upaya mempertahankan kesehatannya
 Teori ini juga didefinisikan berdasarkan hubungan
logis dari berbagai konsep, serta hipotesis yang dapat
diuji dalam menjelaskan atau memprediksi suatu
kejadian atau fenomena /situasi tertentu.
 Teori membahas secara dalam dan menyeluruh serta
berkesinambungan tentang pengaruh budaya terhadap
perawatan individu, keluarga, dan kelompok.
 Teori ini dapat digunakan di budaya barat maupun
budaya timur, sebab berbagai faktor budaya akan
berpengaruh atau mempengaruhi secara universal.
Konsep Utama Dari
Theory Of Culture Care Diversity And Universality
 Human Care And Caring
 Mengekpresikan bagaimana suatu fenomena untuk
membantu, mendukung dan memfasilitasi individu atau
orang lain dalam mengantisipasi kebutuhan dalam upaya
meningkatkan kesehatan.
 Culture
 Culture merupakan suatu pola hidup, keyakinan, nilai-nilai,
norma, simbol, yang dianut atau dijalankan oleh individu,
kelompok atau institusi, dipelajari dan disebarkan dan selalu
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
 Culture Care
 Merupakan bagian dari budaya yang membantu,
mendukung, serta digunakan atau dapat memfasilitasi
tindakan keperawatan individu secara mandiri serta
terhadap orang lain, berfokus pada kenyataan, atau
mengantisipasi suatu pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
atau peningkatan kesejahteraan, memfasilitasi suatu
ketergantungan, kematian, atau berbagai kondisi
manusia/individu
 Culture Care Diversity
 Berbagi budaya dan nilai nilai yang dianut, adanya
perpedaan nilai, keyakinan diantara budaya yang ada, dan
dalam kehidupan manusia
 Culture Care Universality
 Kesamaam antar budaya, kesamaan nilai, kesamaan
keyakinan dalam merefleksikan perawatan kesehatan di
masyarakat
 Worldview
 Baigaimana individu atau kelompok melihat dunia
berdasarkan budaya, nilai dan keyakinan yang dianut
oleh individu atau kelompok tersebut
 Culture And Social Structure Dimensions
 Berdasarkan suatu kedinamisan, keseluruhan
(menyeluruh), hubungan antar dimensi dari budaya
dan struktur social di masyarakat, baik politik,
ekonomi, pendidikan, tekhnologi, agama, sejarah dan
bahasa
 Environmental Context
 Merujuk kepada lingkungan fisik, psikososial, dan
sosiokultural, dan hubunganya bagaimana manusia
memandang dan berfikir tentang hubungan
lingkungan dengan kondisi kesehatan.
 Ethnohistory
 Merujuk kepada kejadian kejadian yang lalu,
perkembangan dari waktu ke waktu, atau
dokumentasi dari suatu budaya yang dianut.
 Emic
 Merupakan hal lokal dan bagaimana memandang suatu
fenomena.
 Etic
 Etik lebih dari bagaimana memandang atau keyakinan
terhadap suatu fenomena secara global atau menyeluruh
 Health
 Merupakan suatu kesejahteraan manusia, kemampuan
dalam menjalankan budaya secara terus menerus,
menjelaskan nilai -nilai, serta mampu mempraktekkan
dalam melakukan kehidupan sehari -hari.
 Transcultural Nursing
 Merupakan suatu area yang berfokus kepada humanistic,
berdasarkan ilmu pengetahuan, dan praktek. Dan secara
menyeluruh untuk membantu individu atau kelompok
dalam mempertahankan kesehatan dan meningkatkan
kesejahteraan.
 Culture Care Preservation Or Maintenance
 Bagaimana membantu, memfasilitasi, sebagai suatu tindakan
professional bagi individu atau kelompok dalam mengambil
suatu keputusan perawatan dan membantu memberikan
pengetahuan atau merubah pola pikir individu dan
kelompok dalam perawatan kesehatan.
 Culture Care Accomondation Or Negotiation
 Bagaimana tindakan professional dalam
memfasilitasi atau membantu individu dalam
menjelaskan hubugan budaya yang dianut dalam
perawatan kesehatan,
 Culture Care Repeatterning Or Restructuring
 Membantu dan memfasilitasi individu dan
kelompok dalam malakukan modifikasi atau
perubahan terhadap sesuatu, dalam upaya perawatan
dan peningkatan kesehatan.
 Culturally Competent Nursing Care
 Perawatan kesehatan yang berdasarkakn budaya dan
peningkatan pengetahuan, merubah pola pkir
tentang kesehatan yang terkait dengan budaya,
dalam upaya peningkatan kesehatan individu dan
kelompok.
Major Assumptions
 Care merupakan hal yang pokok, pusat, dan merupakan domain dalam
keperawatan.
 Keperawatan yang berdasarkan budaya sangant penting dalam
meningkatkana kesejahteraan, kesehatan, pertumbuhan,
mempertahankan hidup, atau menyikapi suatu keadaan yang tidak baik.
 Keperawatan yang berdasarkan budaya perlu diketahui secara
komprehensif dan holistic, yang dapat menjelaskan, menginterpretasikan,
serta mempredikasi suatu fenomena dalam keperawatan. Dan membantu
perawat dalam mengambil keputusan dan bertindak.
 Transcultural nursing merupakan hal yang humanistic dan scientific dari
profesi keperawtan dalam memberikan pelayanan kepada individu,
kelompok, dan masyarakat.
 Budaya merupakan hal yang penting dalam perawatan
dan penyembuhan.
 Culture care consepts,meanings, expressions,
patterns, process, structuraal, merupakan bagian dari
care very transculturally dan budaya secara berbeda,
maupun universal.
 Setiap budaya dari individu/manusia merupakan dasar
pengetahuan perawatan, termasuk keperawatan secara
professional.
 Nilai budaya, keyakinan, praktek individu, merupakan
bagian dari budaya, dunia, bahasa, philosophi, agama
dan lain-lain.
 Keuntungan, kesehatan, dan dasar budaya merupakan
hal yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan
individu, kelompok, dan masyarakat.
 Culturaly care dan beneficial nursing dapat tercapi jika
perawat memperhatika nilai-nilai budaya,
mengekspreikanya dalam praktek keperawatan.
 Perbedaan dan persamaan antara professional dan
perawatan dasar klien hanya didasarkan perbadaan
budaya.
 Konflik budaya, stress, ketidakmampuan mengekpresikan
budaya, hanya akan menimbulkan masalah pengetahuan
dalam memberikan pelayanan dalam keperawatan
 Dalam melakukan penelitian keperawatan berdasarkan
budaya, perlu pengetahuan secara baik dan benar dan
kemampuan interpretasi emic dan etnic dan data diverse
culture care
Theoretical Assertions
Cutural nursing yang dikemukakan oleh Leinenggers memiliki 4
konsep dan formula besar, yaitu :
 culture care expresions, meaning, patterns, and practice are
divers, belum merupakan satu bagian akan tetapi masih sangat
universal.
 Pandangan global dari berbagai struktur sosial, seperti agama,
nilai-nilai budaya, ekonomi, lingkungan, bahasa dan lain-lain,
merupakan elemen yang kritikal dari culture care untuk
dapat memprediksi kesehatan, kesejahteraan, sakit,
penyembuhan, ketergantungan/ketidakmampuan, serta
kematian.
Paradigma Keperawatan
1. Manusia
Manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dan
dimanapun ia berada.
2. Kesehatan
 Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang
didefinisikan secara kultural memiliki nilai dan
praktek serta merefleksikan kemampuan individu
maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan
budaya mereka sehari-hari dan pola hidup.
3. Lingkungan
 Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu
keadaan, situasi, atau pengalaman-pengalaman
yang memberikan arti bagi perilaku manusia,
interpretasi, dan interaksi sosial dalam lingkungan
fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan
kebudayaan.
4. Keperawatan
 Suatu profesi keilmuan yang bertujuan untuk
membantu individu & kelompok untuk memperoleh
kesehatan mereka dalam suatu cara yang
menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan
ANALISA TEORI
Kelebihan :
 Bersifat komprehensif dan holistik yang dapat
memberikan pengetahuan kepada perawat dalam
pemberian asuhan dengan latar belakang budaya
yang berbeda.
 Berguna pada setiap kondisi perawatan untuk
memaksimalkan pelaksanaan model-model teori
lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
Lanjutan kelebihan

 Dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan


berdampak terhadap pasien, staf keperawatan dan
rumah sakit.
 Dapat membantu perawat untuk membuat
keputusan yang kompeten dalam memberikan
asuhan keperawatan.
 Banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian
dan pengembangan praktek keperawatan .
B. Kelemahan :
 Bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri
sendiri dan hanya digunakan sebagai
pendamping dari berbagai macam konseptual
model lainnya.
 Tidak mempunyai intervensi spesifik dalam
mengatasi masalah keperawatan sehingga perlu
dipadukan dengan model teori lainnya
Terdapat 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" dan dapat menjadikan
inspirasi dalam penelitian khususnya yang berkaitan dengan asuhan
transkultural yaitu :

 Faktor teknologi (tecnological factors)


Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat
perlu mengkaji lebih dalam tentang persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat
atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan
klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien
tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini.
 Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical
factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang
amat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang
sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di
atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat
adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien
terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang
berdampak positif terhadap kesehatan.
 Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social
factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama
lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan
hubungan klien dengan kepala keluarga.
 Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life
ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan
oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma
budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas
pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :
posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi
sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dankebiasaan
membersihkan diri.
 Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and
legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala
sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan
keperawatan lintas budaya. Yang perlu dikaji
pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan
jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat.
 Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber
material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan
klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor
atau patungan antar anggota keluarga.
 Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam
menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi
pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti
ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi
terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang
perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis
pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri
tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
PENUTUP
 Teori cultural care menekankan pada prinsip sosial
budaya dalam setiap pemberian asuhan keperawatan
kepada klien.
 Untuk melihat aplikasi yang lebih jelas dari teori ini
maka perlu digabungkan dengan pelaksanaan
model-model teori lainnya
KASUS
Ny. M ( 20 tahun) dengan diagnosa medis post partum hari pertama tanda-tanda vital
T.120/90 mmHg, N : 88 x/mnt, S : 37 C, RR : 22 x/mnt lochea rubra + 200 cc, ada luka
episiotomi dengan jahitan dalam 3 dan jahitan luar 7 buah, luka masih basah dan ibu
mengeluh nyeri pada daerah jahitan, ASI sudah keluar tapi Ny.M belum mau menyusui
bayinya, bayi masih mendapat susu formula dari RS, tinggi fundus uteri setinggi pusat, ada
striae di perut, tidak ada kloasma gravidarum, Ny. M sudah duduk di tepi tempat tidur dan
mulai belajar turun dari tempat tidur, makan habis satu porsi. Bayi lahir spontan dengan AS
8-9 jenis kelamin laki-laki dengan berat 3200 gram panjang 49 cm, tidak ada kelainan
bawaan, umbilikus masih basah dan tertutup kassa, bayi rawat gabung dengan ibunya. Ny. M
menolak mandi dan diseka dan meminta perawat untuk merawat luka episiotomi karena ibu
tidak mau terkena air dengan alasan takut masuk angin dan kondisinya lama pulih seperti
semula. Ny.M juga memakai baju yang tertutup dari kepala sampai kaki. Menurut Ny.M hal
ini sesuai anjuran orang tuannya dan hal itu juga dilakukan secara turun temurun oleh
keluarganya sampai kurang lebih satu minggu habis melahirkan. Selain itu Ny.M juga
mendapat tambahan makan ayam yang dimasak steam dengan bumbu jahe dan bawang putih
paling tidak satu ekor sehari. Sambil menunggu kondisinya pulih betul biasanya perawatan
bayinya akan diserahkan kepada neneknya.
PERTANYAAN
1. Aplikasikan jawaban anda melalui Pengkajian dengan
pendekatan Leininger’s menelaah tujuh komponen
dimensi budaya dan struktur sosial yang saling
berinteraksi "Sunrise Model" .
a. Pemanfaatan teknologi kesehatan
b. Agama dan Filosofi
c. Kekeluargaan dan Sosial
d. Nilai-nilai Budaya dan Gaya Hidup
e. Kebijakan dan Peraturan Rumah Sakit yang berlaku
f. Status Sosial Ekonomi
g. Latar Belakang Pendidikan Pasien

2. Perencanaan dan Implementasi yang tepat pada pasien


Ny.M

Anda mungkin juga menyukai