Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN

SENSORI PERSEPSI
HIDROCEPALUS

Keperawatan Anak II
Kelompok 3
Nama Kelompok :

1. Prischa Septi Diana (10219045) 12. Tiara Gangsar Putri (10219058)


2. Putri Agustin (10219046) 13. Tiara Rosa Prameswari I (10219059)
3. Rendri Asrika Yogi K (10219047) 14. Ucik Fajar Eka S (10219060)
4. Rivanda Anisa W (10219049) 15. Vela Diah Ayu Prastika (10219061)
5. Rizki Adinda Putri (10219050) 16. Violita Oktarina (10219062)
6. Rosa Rahmania A (10219051) 17. Widi Nofia Denizha (10219063)
7. Salsabila Aprilia (10219052) 18. Yosi Fatwa Permadani (10219065)
8. Sendi Eka O (10219053) 19. Yuriska Della Viantika (10219066)
9. Sinta Purnama Sari (10219055) 20. Hildasari Astuti Wibowo (10220031)
10. Siska Fithia Putri (10219056) 21. Devita Putri Hayu N (70410003)
11. Suci Via Aprilian (10219057) 22. Tata Melati Meliyazis (70421001)
TABLE OF CONTENTS

01 Konsep Tumbuh Kembang 07 Patofisiologi

02 Faktor Yang
Mempengaruhi
08 WOC

03 Tahap-Tahap 09 Pemeriksaan Penunjang

04 Definisi Hidrosefalus 10 Penatalaksanaan

05 Etiologi Hidrosefalus 11 Komplikasi

06 Manifestasi Klinis 12 Askep Hidrosefalus


Konsep Tumbuh Kembang

Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yg


terjadi pada individu secara bertahap, berat dan tinggi
anak semakin bertambah dan secara simultan
mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara
kognitif, psikososial maupun spiritual
Perkembangan adalah perubahan secara
berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi
alat tubuh, meningkatkan dan meluasnya kapasitas
seseorang melalui pertumbuhan, kematangan atau
kedewasaan, dan pembelajaran
Faktor Tumbuh Kembang

Faktor
Faktor Genetik
Lingkungan

Faktor Status Faktor Nutrisi Faktor Kesehatan


Tahap Tumbuh Kembang

Neonatus (1-28 hari) Pra Sekolah (3-6th)


Bayi tumbuh & kembang Pada tahap ini anak memiliki
sesuai tindakan ortu karakteristik tersendiri dalam segi
pertumbuhan & perkembangannya

Bayi (1 bln-1 th) Usia Sekolah (6-12th)


Pada tahap ini bayi mulai bisa Perkembangan fisik,
mengangkat kepala, tengkurap, psikososial, mental anak
duduk, dll meningkat

Todler (1-3 th) Remaja (12-20th)


Sistem kontrol tubuh mulai Perawat membantu remaja
membaik, hampir setiap organ dalam pengendalian emosi
mengalami maturitas maksimal dan koping
Lanjutan..

Dewasa Muda (20- Dewasa Menengah (40-


Dewasa Tua
40th) 65th)
Perawat membantu dalam
Perawat membantu individu Perawat membantu individu
menerima gaya hidup yang mereka membuat perencanaan untuk menghadapi kehilangan
pilih, membantu dalam
sebagai antisipasi terhadap (pendengaran, penglihatan,
penyesuaian diri perubahan hidup kematian orang tercinta).
Pengertian Hidrocepalus

Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang


mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal
dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial
yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran
ventrikel
Etiologi Hidrocepalus

Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada


bayi dan anak ialah:

Infeksi Kelainan Bawaan Perdarahan Neoplasma


● Stenosis Akuaduktus
Sylvii
● Spina Bifida dan
Kranium Bifida
Hidrosepalus
● Syndrom Dandy-
Walker
● Kista Araknoid
Manifestasi Klinis

Hidrosefalus Pada Masa Hidrosefalus Pada Akhir Masa


Neonatus Kanak-Kanak

Meliputi pembesaran kepala Nyeri kepala sebagai manifestasi


abnormal, gambaran tetap hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri
hidrosefalus kongenital dan pada kepala tidak khas. Dapat disertai
masa bayi. Lingkaran kepala keluhan penglihatan ganda (diplopia)
neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan jarang diikuti penurunan visus.
dan pertumbuhan ukuran lingkar Secara umum gejala yang paling umum
kepala terbesar adalah selama tahun terjadi pada pasien-pasien hidrosefalus
pertama kehidupan. di bawah usia dua tahun adalah
pembesaran abnormal yang progresif
dari ukuran kepala
Patofisiologi Hidrocepalus

Secara teoritis, terdapat tiga penyebab terjadinya hidrosefalus, yaitu:


1. Produksi likuor yang berlebihan, hampir semua keadaan ini
disebabkan oleh adanya tumor pleksus koroid (papiloma atau
karsinoma), namun ada pula yang terjadi akibat dari hipervitaminosis
vitamin A.
2. Gangguan aliran likuor, merupakan akibat dari obstruksi atau
tersumbatnya sirkulasi cairan serebrospinalis yang dapat terjadi di
ventrikel maupun vili arakhnoid.
3. Gangguan penyerapan cairan serebrospinal, yaitu sindrom vena cava
dan trombosis sinus dapat mempengaruhi penyerapan cairan
serebrospinal (termasuk hidrosefalus tekanan normal atau pseudotumor
serebri).
WOC Kongenital Infek Trauma Neoplasma Hepatitis Degeneratif GG Vaskuler

HIDROSEFALUS

Pembesaran kepala, Gangguan kesadaran, Dilakukan Belum tau Mual muntah,


TIK meningkat, kejang, gangguan tindakan penyakit kurang nafsu
perubahan tanda- sensorik, penurunan operasi pengalaman makan nafsu
tanda vital (nafas dan hilangnya shunting. pertama di makan tidak ada.
dalam, nadi lambat, kemampuan aktifitas, rawat. Berat badan
hipertermi), muntah, perubahan pupil menurun.
nyeri, kepala, oedema dilatasi, gangguan
pupil. penglihatan (duplobia
kabur).

Resiko Infeksi Kurang Gangguan


Pengetahuan Nutrisi

Perfusi
Jaringan Gangguan Resiko
Selebral tidak Mobilitas Fisik Kerusakan
efektif Integritas Kulit
Pemeriksaan Penunjang

1. Rontgen Foto Kepala


5. Ultrasonografi

2. Transimulasi

6. CT Scan Kepala
3. Lingkaran Kepala
MRI
4. (Magnetic
4. Ventrikulografi Resonance
Imaging)
Penatalaksanaan
a) Keperawatan
Prinsip pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni :
• Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus koroidalis dengan tindakan
reseksi atau pembedahan.
• Memperbaiki hubungan antara tempat produksi cairan serebrospinal dengan tempat absorbsi.

b) Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung melalui kateter yang
berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan pengaliran cairan serebrospinal ke
satu arah.

c) Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah diagnosis lengkap
dan pasien telah di bius total.

d) Pengobatan modern/canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan jenis silicon yang awet,
lentur, tidak mudah putus.
Komplikasi

Infeksi Perdarahan Obstruksi atau Keadaan tekanan


Subdural penyumbatan selang darah
Infeksi dapat shunt (low pressure)
Perdarahan
menyebabkan
subdural terjadi Terjadi pada selang Bila cairan yang
meningitis,
karena robekan shunt mengakibatkan dialirkan terlalu
peritonitis,
pada pembuluh gejala yang terus berlebihan, maka
dan
darah balik menerus ada atau dapat menjadi
peradangan
(vena). timbulnya kembali keadaan dengan
sepanjang
selang. gejala yang sudah tekanan rendah.
mereda.
ASUHAN
KEPERAWATAN
A. Pengkajian

1. Identitas
Identitas Klien: hidrosefalus merupakan sebuah kondisi di mana terjadi penumpukan
cairan dalam rongga (ventrikel) yang letaknya di dalam otak. Hal ini akan
menyebabkan ukuran ventrikel membesar dan menimbulkan tekanan pada otak.

2. Keluhan Utama
Pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital dan pada masa
bayi. Pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama
kehidupan.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Anak dengan hidrosefalus mengalami muntah, gelisah, menangis dengan suara ringgi.
peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan pernafasan dan
tidak teratur, perubahan pupil, lethargi - stupor.
Lanjutan…

4. Riwayat Penyakit
Dahulu Adanya suatu infeksi, trauma, konginental Pada saat lahir keadaan otak bayi
terbentuk kecil Terdesak oleh banyaknya cairan didalam kepala dan tingginya tekanan
intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.

5. Riwayat Perinatal
a) Antenatal
Masalah selama kehamilan infeksi pada rahim selama kehamilan dapat meningkatkan
risiko hydrocephalus pada bayi
b) Intra natal
Lahir prematur, bayi yang lahir prematur memiliki risiko yang lebih tinggi perdarahan
intraventricular (perdarahan dalam ventrikel otak).
c) Post natal
Stenosis akuaduktus Sylvii merupakan saluran buntu sama sekali atau abnormal lebih
sempit dari biasa
Lanjutan…

6. Riwayat Kesehatan Keluarga


Anak dengan hidrosefalus biasanya dalam keluarganya, khususnya pada ibu menderita
beberapa infeksi, infeksi ini dapat berpengaruh pada perkembangan normal otak.

7. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan


Pemeriksaan terdiri dari adaptasi sosial, motorik kasar, motorik halus, dan bahasa.
Tingkat perkembangan pada pasien hidrosefalus dapat dikaji melalui tingkah laku
pasien maupun informasi dari keluarga.

8. Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit


Selama fase prenatal ibu kurang memperhatikan kondisi kesehatannya termasuk
kondisi lingkungan yang tidak bersih akan menyebabkan adanya kemungkinan
infeksi.
Lanjutan…

9. Pola Fungsi Kesehatan


a) Pola persepsi dan tata laksana kesehatan g) Pola konsep diri
b) Pola nutrisi dan metabolisme h) Pola hubungan-peran
c) Pola eliminasi i) Pola seksual-seksualitas
d) Pola aktivitas/bermain j) Pola mekanisme koping keluarga
e) Pola istirahat dan tidur k) Pola nilai dan kepercayaan
f) Pola kognitif dan persepsi sensori

10. Pengkajian menurut system


a) B1 (breathing) d) B4 (Bledder)
b) B2 (Blood) e) B5 (Bowel)
c) B3 (Brain) f) B6 (Bone)
Lanjutan…

11. Pemeriksaan Fisik


a) Keadaan umum : Lemah
b) TTV
Tekanan Darah : Peningkatan sistole tekanan darah
Suhu : Suhu tubuh tinggi, lebih dari 37°C (normal 36°C – 37°C)
Nadi : Penurunan nadi / Bradicardia
RR : Peningkatan frekuensi pernapasan
c) Kepala dan Leher
Inspeksi : Wajah : asimetris, dahi menonjol, kepala membesar.
Rambut : Lurus/keriting, distribusi merata/tidak Mata pupil miosis, konjungtiva
anemis.
Hidung : Terdapat pernafasan cuping hidung.
Telinga : Bersih bibir dan mulut mukosa bibir agak kering.
Lidah : Terdapat bercak-bercak putih pada lidah.
Palpasi : Ada pembesaran pada bagian kepala, nyeri tekan (+)
Lanjutan…

d) Dada
Inspeksi : Asimetris, terdapat tarikan otot bantu pernafasan
Palpasi : Denyutan jantung teraba lambat, badan terasa panas
Perkusi : Jantung : dullness
Paru : Sonor
Auskultasi : Tidak terdengar suara ronchi, tidak terdengar bunyi wheezing
e) Abdomen
Inspeksi : Flat/datar
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Ada bising usus
f) Kulit
Turgor kurang, pucat, kebiruan.
g) Ekstremitas
Tidak terdapat odem pada pada extremitas.
Lanjutan…

12. Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada anak dengan moniliasis/trush
adalah :
a) CT Scan c) Rontgen Kepala
b) MRI (Magnetik resonance imaging) d) Pemeriksaan CSS dan Lumbal pungsi

10. Terapi
Terapi pada pasien dengan hidrosefalus biasanya dengan menggunakan obat
obatan seperti asetazolamid untuk mengurangi sekitar sepertiga produksi CSS,
dan terkadang efektif pada hydrocephalus ringan yang berkembang lambat. Pada
keadaan akut dapat diberikan manitol
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 DS Defisiensi stimulus Gangguan Tumbuh Kembang
- Orangtua pasien mengatakan bahwa anak
masih belum bisa berbicara dan berjalan tidak
seperti anak seumuran lainnya.
 
DO
- Anak tidak mampu melakukan keterampilan
atau perilaku khas sesuai usia.
- Pertumbuhan fisik anak terganggu.

2 DS Agen pencedera Nyeri Akut


- Orangtua pasien mengatakan bahwa anak fisiologis
tampak merasakan nyeri.
 
DO
- Anak tampak meringis. (Skala nyeri 8)
- Anak bersikap protektif.
- Anak tampak gelisah.
- Frekuensi nadi anak meningkat. (N :
170x/menit)
- Anak tampak sulit tidur.
 
LANJUTAN…….
3 DS Hambatan Gangguan Pola
- Orangtua mengatakan anak sulit tidur. lingkungan Tidur
- Orangtua mengatakan anak sering terjaga.
- Orangtua mengatakan anak tidak puas tidur.
- Orangtua mengatakan anak pola tidurnya berubah.
- Orangtua mengatakan istirahat anak tidak cukup.
 
DO
- Mata anak terlihat cekung da nada kehitaman di daerah mata.
- Mata anak merah.
- Anak terlihat rewel.
- N : 170 x/menit.
- TD : 115/70 mmHg
- S : 39 Derajat Celcius
- RR : 50 x/menit.

4 DS : Orangtua mengatakan suhu tubuh anak meningkat DO Peningkatan laju Hipertermi


DO : Suhu tubuh anak diatas nilai normal. (S : 39 Derajat Celcius) metabolism

5 DS Kurang terpapar Ansietas


- Orangtua mengatakan bingung. informasi
- Orangtua mengatakan merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi.
- Orangtua mengatakan sulit berkonsentrasi.
 
DO
- Orangtua tampak gelisah.
- Orangtua tampak tegang.
- Orangtua mengatakan sulit tidur. (Terlihat dari kehitaman yang berada didaerah mata dan mata tampak
kemerahan)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

● Gangguan Tumbuh Kembang berhubungan dengan Defisiensi stimulus


ditandai dengan Orangtua pasien mengatakan bahwa anak masih belum
bisa berbicara dan berjalan tidak seperti anak seumuran lainnya, Anak
tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku khas sesuai usia,
Pertumbuhan fisik anak terganggu.
● Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis ditandai
dengan Orangtua pasien mengatakan bahwa anak tampak merasakan
nyeri, Anak tampak meringis. (Skala nyeri 8), Anak bersikap protektif,
Anak tampak gelisah, Frekuensi nadi anak meningkat. (N : 170x/menit),
Anak tampak sulit tidur.
LANJUTAN..

● Gangguan pola tidur berhubungan dengan Hambatan lingkungan ditandai


dengan Orangtua mengatakan anak sulit tidur, Orangtua mengatakan anak
sering terjaga, Orangtua mengatakan anak tidak puas tidur, Orangtua
mengatakan anak pola tidurnya berubah, Orangtua mengatakan istirahat
anak tidak cukup, Mata anak terlihat cekung da nada kehitaman di daerah
mata, Mata anak merah, Anak terlihat rewel, N : 170 x/menit, TD : 115/70
mmHg, S : 39 Derajat Celcius, RR : 50 x/menit.
● Hipertermi berhubungan dengan Peningkatan laju metabolisme ditandai
dengan Orangtua mengatakan suhu tubuh anak meningkat, Suhu tubuh
anak diatas nilai normal. (S : 39 Derajat Celcius).
LANJUTAN..

Ansietas berhubungan dengan Kurang terpapar informasi Orangtua


mengatakan bingung, Orangtua mengatakan merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang dihadapi, Orangtua mengatakan sulit berkonsentrasi,
Orangtua tampak gelisah, Orangtua tampak tegang, Orangtua mengatakan
sulit tidur (Terlihat dari kehitaman yang berada didaerah mata dan mata
tampak kemerahan).
INTERVENSI
No Diagnosa Luaran Intervensi
1 Gangguan Tumbuh Kembang Setelah dilakukan intervensi Perawatan perkembangan
berhubungan dengan Defisiensi keperawatan selama 1x24 jam maka Observasi :
stimulus ditandai dengan status perkembangan membaik, dengan - Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
Orangtua pasien mengatakan kriteria hasil :  
bahwa anak masih belum bisa - Keterampilan/ perilaku sesuai usia Teraupetik :
berbicara dan berjalan tidak meningkat - Pertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan
seperti anak seumuran lainnya, - Respon sosial meningkat optimal
Anak tidak mampu melakukan - Regresi menurun - Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain
keterampilan atau perilaku khas - Afek membaik - Sediakan aktivitas yang memotivasi anak berinteraksi
sesuai usia, Pertumbuhan fisik dengan anak lainnya
anak terganggu. - Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan
  kebutuhan secara mandiri
- Dukung partisipasi anak di sekolah, ekstrakurikuler dan
aktivitas komunitas
 
Edukasi :
- Jelaskan orang tua dan/pengasuh tentang milestone
perkembangan anak dan perilaku anak
- Anjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya
- Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
- Ajarkan anak teknik asertif
 
Kolaborasi :
- Rujuk untuk konseling, jika perlu
LANJUTAN……

Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri


2
dengan Agen pencedera keperawatan selama 1x24 Observasi :
fisiologis ditandai dengan jam maka tingkat nyeri - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
Orangtua pasien menurun dengan kriteria hasil - Identifikasi skala nyeri
mengatakan bahwa anak : - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
tampak merasakan nyeri, - Keluhan nyeri menurun - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Anak tampak meringis. - Meringis menurun - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
(Skala nyeri 8), Anak - Sikap protektif menurun - Monitor efek samping penggunaan analgetik
bersikap protektif, Anak - Gelisah menurun  
tampak gelisah, Frekuensi - Frekuensi nadi Teraupetik :
nadi anak meningkat. (N : membaik - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
170x/menit), Anak tampak - Pola tidur membaik - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
sulit tidur. - Fasilitasi istirahat dan tidur
  - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
 
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
 
LANJUTAN….
3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Dukungan tidur
Hambatan lingkungan ditandai dengan Orangtua keperawatan selama 1x24 jam Observasi :
mengatakan anak sulit tidur, Orangtua mengatakan maka pola tidur membaik - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
anak sering terjaga, Orangtua mengatakan anak dengan kriteri hasil : - Identifikasi faktor penggangu tidur
tidak puas tidur, Orangtua mengatakan anak pola - Keluhan sulit tidur - Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
tidurnya berubah, Orangtua mengatakan istirahat meningkat  
anak tidak cukup, Mata anak terlihat cekung da - Keluhan sering terjaga Teraupetik
nada kehitaman di daerah mata, Mata anak merah, meningkat - Modifikasi lingkungan
Anak terlihat rewel, N : 170 x/menit, TD : 115/70 - Keluhan tidak puas tidur - Batasi waktu tidur siang, jika perlu
mmHg, S : 39 Derajat Celcius, RR : 50 x/menit. meningkat - Tetapkan jadwal tidur rutin
  - Keluhan pola tidur - Lakukan prosedur untuk meningkatkan
berubah meningkat kenyamanan
- Keluhan istirahat tidak - Sesuaikan jadwal pemberian obat dan /
cukup meningkat tindakan untuk menunjang siklus tidur-
terjaga
 
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
- Anjurkan menepati waktu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
- Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur
- Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
cara nonfarmakologis lainnya
 
4 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen hipertemia
dengan Peningkatan laju keperawatan selama 1x24 jam  
metabolisme ditandai dengan maka termoregulasi membaik Observasi :
Orangtua mengatakan suhu dengan kriteria hasil : - Identifikasi penyebab hipertermia
tubuh anak meningkat, Suhu - Suhu tubuh membaik - Monitor suhu tubuh
tubuh anak diatas nilai normal. - Suhu kulit membaik - Monitor komplikasi akibat hipertermia
(S : 39 Derajat Celcius). Teraupetik :
  - Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis ( keringat
berlebih )
- Lakukan pendinginan eksternal
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
5 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Reduksi ansietas
Kurang terpapar informasi keperawatan selama 1x24 jam Observasi :
Orangtua mengatakan maka tingkat ansietas menurun - identifikasi saat tingkat ansietas berubah
bingung, Orangtua dengan kriteria hasil : - monitor tanda-tanda ansietas
mengatakan merasa khawatir - Verbalisasi kebingungan  
dengan akibat dari kondisi menurun Teraupetik :
yang dihadapi, Orangtua - Verbalisasi khawatir akibat - ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan kepercayaan
mengatakan sulit kondisi yang dihadapi - temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
berkonsentrasi, Orangtua menurun - pahami situasi yang membuat ansietas
tampak gelisah, Orangtua - Perilaku gelisah menurun - dengarkan dengan penuh perhatian
tampak tegang, Orangtua - perilaku tegang menurun - gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
mengatakan sulit tidur (Terlihat - pola tidur membaik - tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
dari kehitaman yang berada    
didaerah mata dan mata Edukasi :
tampak kemerahan). - jelaskan prosedur, termasuk sensai yang mungkin dialami
  - anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
- anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
- latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi keperawatan


  Keperawatan
1. Gangguan Tumbuh Kembang - Mengidentifikasi pencapaian tugas S :
berhubungan dengan Defisiensi perkembangan anak - Orang tua pasien mengatakan bahwa
stimulus ditandai dengan Orangtua - Mempertahankan lingkungan yang mendukung anak sudah mau mencoba berbicara
pasien mengatakan bahwa anak perkembangan optimal dan berjalan
masih belum bisa berbicara dan - Memotivasi anak berinteraksi dengan anak lain O:
berjalan tidak seperti anak seumuran - Menydiakan aktivitas yang memotivasi anak - Anak mampu melakukan ketrampilan
lainnya, Anak tidak mampu melakukan berinteraksi dengan anak lainnya atau perilaku khas sesuai usia
keterampilan atau perilaku khas sesuai - Memfalitasu anak melatih keterampilan - Pertumbuhan fisik anak membaik
usia, Pertumbuhan fisik anak pemenuhan kebutuhan secara mandiri A:
terganggu. - Mendukung partisipasi anak di sekolah, - Masalah Teratasi
  ekstrakurikuler dan aktivitas komunitas  
- Menjelaskan orang tua dan/pengasuh tentang P:
milestone perkembangan anak dan perilaku anak - Intervensi dihentikan
- Mengganjurkan orang tua berinteraksi dengan
anaknya
- Mengajarkan anak keterampilan berinteraksi
- Mengajarkan anak teknik asertif
- Merujuk untuk konseling, jika perlu
 
LANJUTAN……
2. - Mengidenentifikasi lokasi, karakteristik, S :
Nyeri akut berhubungan dengan Agen
durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri - Orangtua pasien mengatakan nyeri yang
pencedera fisiologis ditandai dengan - Mengidentifikasi skala nyeri dirasakan anaknya berkurang
- Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan O :
Orangtua pasien mengatakan bahwa
memperingan nyeri - Nyeri pada anak berkurang
anak tampak merasakan nyeri, Anak   - Anak tampak tenang
- Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
tampak meringis. (Skala nyeri 8), Anak - Anak bersikap kooperatif
- Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang
- Pola tidur anak tambah membaik
bersikap protektif, Anak tampak gelisah, sudah diberikan
- Memonitor efek samping penggunaan analgetik - Frekuensi nadi normal (N :88x/menit)
Frekuensi nadi anak meningkat. (N: A:
 
170x/menit), Anak tampak sulit tidur. - Memberikan teknik nonfarmakologis untuk - Masalah Teratasi
  mengurangi rasa nyeri  P:
- Mengkontrol lingkungan yang memperberat rasa - Intervensi dihentikan
nyeri
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
- Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
 
- Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- Mengnanjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Mengnjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 
 
 
LANJUTAN……

3. Gangguan pola tidur - Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur S :


- Orang tua pasien mengatakan bahwa
berhubungan dengan Hambatan - Mengidentifikasi faktor penggangu tidur gangguan tidur pada anak sudah
lingkungan ditandai dengan - Mengidentifikasi obat tidur yang dikonsumsi berkurang
Orangtua mengatakan anak sulit - Memodifikasi lingkungan O:
tidur, Orangtua mengatakan anak - Membatasi waktu tidur siang, jika perlu - Anak bersikap kooperatif

sering terjaga, Orangtua - Menetapkan jadwal tidur rutin - Anak sudah tidak rewel
mengatakan anak tidak puas - Melakukan prosedur untuk meningkatkan A :
tidur, Orangtua mengatakan anak kenyamanan - Masalah Teratasi
pola tidurnya berubah, Orangtua - Menyesuaikan jadwal pemberian obat dan /  
mengatakan istirahat anak tidak tindakan untuk menunjang siklus tidur-terjaga P:
- Intervensi dihentikan
cukup, Mata anak terlihat cekung - Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
da nada kehitaman di daerah - Menganjurkan menepati waktu tidur
mata, Mata anak merah, Anak - Menganjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
terlihat rewel, N : 170 x/menit, TD mengandung supresor terhadap tidur REM
: 115/70 mmHg, S : 39 Derajat - Mengajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
Celcius, RR : 50 x/menit. terhadap gangguan pola tidur
  - Mengajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologis lainnya
 
LANJUTAN…

4. Hipertermi berhubungan - Mengidentifikasi penyebab hipertermia S :


dengan Peningkatan laju - Memonitor suhu tubuh - Orang tua pasien mengatakan bahwa suhu
metabolisme ditandai - Memonitor komplikasi akibat hipertermia tubuh anak sudah normal
dengan Orangtua - Menyediakan lingkungan yang dingin
mengatakan suhu tubuh - Melonggarkan atau lepaskan pakaian O:
anak meningkat, Suhu - Membasahi dan kipasi permukaan tubuh - Anak bersikap kooperatif
tubuh anak diatas nilai - Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika - Anak terlihat lebih aktif
normal. (S : 39 Derajat mengalami hiperhidrosis ( keringat berlebih )
Celcius). - Melakukan pendinginan eksternal - Suhu tubuh anak 36,9 Derajat Celcius
- Menganjurkan tirah baring
- Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit A:
intravena, jika perlu - Masalah Teratasi
   
P:
- Intervensi dihentikan
LANJUTAN….

5. Ansietas berhubungan dengan - Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah S :


Kurang terpapar informasi Orangtua - Memonitor tanda-tanda ansietas - Orang tua pasien mengatakan
mengatakan bingung, Orangtua - Menciptakan suasana teraupetik untuk kekhawatiran yang dirasa berkurang
mengatakan merasa khawatir dengan menumbuhkan kepercayaan
akibat dari kondisi yang dihadapi, - Menemani pasien untuk mengurangi O:
Orangtua mengatakan sulit kecemasan, jika memungkinkan - Orangtua terlihat lebih santai
berkonsentrasi, Orangtua tampak - Memahami situasi yang membuat ansietas - Gelisah pada orangtua menurun
gelisah, Orangtua tampak tegang, - Mendengarkan dengan penuh perhatian
Orangtua mengatakan sulit tidur - Menggunakan pendekatan yang tenang dan - Sulit tidur pada orangtua berkurang
(Terlihat dari kehitaman yang berada meyakinkan
didaerah mata dan mata tampak - Menempatkan barang pribadi yang memberikan A:
kemerahan). kenyamanan - Masalah Teratasi
- Menjelaskan prosedur, termasuk sensai yang  
mungkin dialami P:
- Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama - Intervensi dihentikan
pasien, jika perlu
- Menganjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
- Melatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
- Melatih teknik relaksasi
- Mengkolaborasi pemberian obat antiansietas,
jika perlu
THANKS
!
DOES ANYONE HAVE ANY QUESTIONS?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai