Anda di halaman 1dari 28

ASKEP PADA PASIEN ANAK

DENGAN HIDROCHEPALUS

BY. KELOMPOK VII


1. ULLIA.S
2. EKA ERIZON
3. SUSI NOVITA
4. HERLINA SANDI
5. SRI MURNI
6. INDRA PURWANTI
7. ELPIRA ROSA YOLANDA
DEFINISI

Suatu keadaan patologis otak yang


mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinalis, disebabkan baik oleh
produksi yang berlebihan maupun
gangguan absorpsi, dengan atau pernah
disertai tekanan intrakanial yang meninggi
sehingga terjadi pelebaran ruangan-
ruangan tempat aliran cairan
serebrospinalis (darto suharso,2009)
ANATOMI
ETIOLOGI

Penyebab penyumbatan aliran CSS


yang sering terdapat pada bayi dan
anak ialah :
1. Kelainan Bawaan (Kongenital)
a. Stenosis akuaduktus sylvii
b. Spina bifida dan kranium bifida
c. Sindrom Dandy-Walker
d. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
2. Infeksi
3. Neoplasma
4. Perdarahan
KLASIFIKASI
Anak atau bayi pada dasarnya dapat di bagi 2:
1. Kongenital
2. Didapat
Berdasarkan letak obstruksi CSS (Cairan
Serbrospinal) hidrosefalus pada bayi dan
anak ini juga terbagi:
1. Hydrocephalus komunikan
2. Hydrocephalus non komunikan
3. Hidrocephalus Bertekan Normal ( Normal Pressure
Hidrocephalus )
PATOFISIOLOGI

Dikarenakan kondisi CSS yang tidak normal


hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai akibat
dari tiga mekanisme yaitu:
1. Produksi likuor yang berlebihan
2. Peningkatan resistensi aliran likuor
3. Peningkatan tekanan sinus venosa
Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah peningkatan
tekanan intrakranial(TIK) sebagai upaya
mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi.
Mekanisme terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit
dan berlangsung berbeda-beda tiap saat selama
perkembangan hidrosefalus.
Lanjutan.....PATOFISIOLOGI

Dilatasi ini terjadi sebagai akibat dari :


1. Kompresi sistem serebrovaskuler.
2. Redistribusi dari likuor serebrospinalis atau cairan
ekstraseluler
3. Perubahan mekanis dari otak.
4. Efek tekanan denyut likuor serebrospinalis
5. Hilangnya jaringan otak.
6. Pembesaran volume tengkorak karena regangan
abnormal sutura kranial.
PATOFISIOLOGI
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIS
1. Hidrosefalus terjadi pada masa neonatus
a. Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.
b. Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela
menjadi tegang, keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
Tanda tanda peningkatan tekanan intracranial antara lain :
a. Muntah
b. Gelisah
c. Menangis dengan suara ringgig.
d. Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan
pernafasan dan tidak teratur, perubahan pupil, lethargi stupor .
e. Peningkatan tonus otot ekstrimitas
f. Dahi menonjol atau mengkilat dan pembuluh – pembuluh darah terlihat
jelas
g. Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera terlihat seolah – olah
diatas iris
h. Bayi tidak dapat melihat ke atas, ‘‘Sunset Eyes”
i. Strabismus, nystagmus, atropi optic
j. Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas
Lanjutan....MANIFESTASI KLINIS

2. Hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-


kanak (Anak yang telah menutup suturanya): Tanda
–tanda peningkatan TIK:
 Nyeri kepala
 Muntah
 Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas
 Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak
berumur 10 tahun
 Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer
 Strabismus
 Perubahan pupil
PEMERIKSAAN PENUNJANG
& DIAGNOSTIK

Lingkar kepala pada


masa bayi
Ct scan kepala
MRI
Transimulasi
Uji fungsi ventrikel
 Ekoensefalografi
PENATALAKSANAAN

1. Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan tindakan


reseksi atau pembedahan /obat azetasolamid (diamox) .
2. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi cairan
serebrospinal.
3. Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ
ekstrakranial, yakni:
 Drainase ventrikule-peritoneal
 Drainase Lombo-Peritoneal
 Drainase ventrikulo-Pleural
 Drainase ventrikule-Uretrostomi
 Drainase ke dalam anterium mastoid.
4. Tindakan bedah
KLASIFIKASI

 Gambaran klinis
 Waktu pembentukan
 Proses terbentuknya
 Sirkulasi CSS
KOMPLIKASI

 Peningkatan TIK
 Pembesaran Kepala
 Kerusakan Otak
 Meningitis, Ventrikularis, abses abdomen
 Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi,
sensibilitas kulit menurun
 Kerusakan jaringan saraf
 Proses aliran darah terganggu
 Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi
mekanik
 Infeksi; septicemia, endokarditi, infeksi luka, nefritis,
meningitis, ventrikulitis, abses otak
PROGNOSIS

1. Jika tidak dioperasi 50-60% bayi akan


meninggal/40% bayi yang bertahan memiliki
kecerdasan hampir normal.
2. Dengan bedah saraf dan penatalaksanaan medis
yang baik, sekitar 70% diharap dapat melampaui
masa bayi, sekitar 40% dengan intelek normal, dan
sektar 60% dengan cacat intelek dan motorik.
ASKEP
HIDROSEFALUS
PENGKAJIAN

PENGKAJIAN
1. Dapatkan Riwayat Kesehatan, khusunya mengenai cidera kepala
atau infeksi serebral .
2. Lakukan pengkajian fisik , khususnya untuk bukti-bukti
perbaikan mielomeingokel, pengukuran lingkar oksipitofrontal
3. Observasi adanya manifestasi hidrosefalus
Pada bayi muda:
1. Pertumbuhan kepala dengan kecepatan yang tidak normal
2. normalPenonjolan fontanel (khususnya anterior) kadang tanpa
pembesaran kepala
3. Dilatasi vena kulit kepala
4. Peregangan sutura
5. Tanda macewen (bunyi cracked pot) pada perkusi
6. Penipisan tulang tengkorak
Lanjutan....PENGKAJIAN
PADA BAYI LANJUT
1. Pembesaran frontal atau bossing
2. Depresi mata
3. Tanda setting sun (sklera terlihat diatas iris)
4. Pupil lambat dalam berespons , dan dengan respons yang tidak sama
terhadap cahayaB
Bayi, Pada Umum nya :
1. Peka rangsang
2. Letargi
3. Bayi menangis bila di angkat atau di ayun dan diam bila di biarkan
berbaring
4. Kerja reflek dini bayi menetap
5. Respons normal tidak terlihat
Dapat menunjukkan hal-hal berikut :
1. Perubahan tingkat kesadaran
2. Opistotonus (sering kali bersifat ekstrem)
3. Spastisitas ekstremitas bawah
Lanjutan....PENGKAJIAN

Kasus kasus parah:


1. Sulit menghisap makanan
2. Menangis melengking, singkat dan bernada tinggi
3. Kesulitan kardiopulmonal
Masa kanak-kanak :
1. Sakit kepala pada saat bangun, membaik setelah muntah atau postur tegak
2. Papiledema
3. Strabismus
4. Tanda-tanda saluran ekstrapiramidal (misal : ataksia)
5. Peka rangsang
6. Letargi
7. Apatis
8. Konfusi
9. Sering bicara tidak logis
Lanjutan....PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
1. Umur : paling sering terjadi pada usia dibawah duan tahun
2. Jenis kelamin : laki dan perempuan mempunyai kemungkinan
yang sama
3. Suku /golongan : semua golongan beresiko
A. RIWAYAT KESEHATAN:
1. Riwayat Penyakit / keluhan utama : Pembesaran pada
kepala, muntah, gelisah, nyeri kepala, lelah apatis, penglihatan
ganda, perubahan pupil, kontriksi penglihatan perifer
2. Riwayat Penyakit dahulu :
a. Antrenatal : Perdarahan ketika hamil
b. Natal : Perdarahan pada saat melahirkan, trauma sewaktu
lahir Postnatal : Infeksi, meningitis, TBC, neoplasma
3. Riwayat penyakit keluarga: Apakah keluarga memiliki
penyakit menular atau penyakit keturunan, serta riwayat
anggota keluarga yang pernah menderita Hidrosefalus
Lanjutan....PENGKAJIAN

4. Riwayat kehamilan dan persalinan :


a. Kelahiran yg premature
b. Apakah sebelumnya pernah melahirkan bayi dengan Hidrosefalus
c. Neonatal meningitis
d. Perdarahan subarchnoid
e. Infeksi inta uterin
f. Perdarahan perinatal
g. Trauma/cedera persalinan , misalnya karena penggunaan alat seperti vakum
atau porsef
5. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Selama kehamilan atau maternal: Hiperekesis,Preeklamsi,Terjadi
perdarahan
b. Natal: Lahir dengan bantuan alat porsef,Kelahiran prematurBB, TB, LK
c. Post natal :
. Umur 5 bulan : mulai bisa mengangkat kepala
. Umur 8 bulan : mulai bisa merangkak
. Umur 9 bulan : Terkena infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi peningkatan tekan intracranial b.d peningkatan


jumlah cairan serebrospinal
2. Nyeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan perubahan mencerna makanan, peningkatan
kebutuhan metabolisme.
4. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
meningkatnya volume cairan serebrospinal, meningkatnya tekanan
intra karnial
5. Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan dengan kurang
informasi dalam keadaan krisis.
6. Resiko tinggi terjadinya kerusakn intregasi kulit sehubungan
dengan penekanan dan ketidakmampuan untuk menggerakan
kepala.
INTERVENSI

1. DX 1: Kaji factor penyebab dari keadaan, Monitor


tanda-tanda vital tiap 4jam, Evaluasi pupil, Monitor
temperature dan pengaturan suhu lingkungan,
Pertahankan kepala / leher pada posisi yang netral
2. DX 2: Kaji pengalaman nyeri pada anak, Bantu anak
mengatasi nyeri , Pantau dan catat TTV, Jelaskan kepada
orang tua , Gunakan teknik distraksi .
3. DX 3: Pertahankan kebersihan mulut dengan baik ,
Tawarkan makanan porsi kecil tetapi sering , Atur agar
mendapatkan nutrien yang berprotein/ kalori , Timbang
berat badan pasien , Konsultasikan dengan ahli gizi
4. DX 4: Observasi TTV, Kaji data dasar neurologi,hindari
pemasangan infuse pada vena kepala, Tentukan posisi anak
, Hindari penggunaan obat – obat penenang
Lanjutan...INTERVENSI

5. DX 5:Berikan perawatan kulit,Laporkan segera bila


terjadi perubahan TTV ( tingkah laku ),Monitor
daerah sekitar operasi adanya infeksi.
6. DX 6: Jelaskan tentang penyakit tindakan dan
prosedur , Berikan kesempatan pada orang tua
tentang perasaanya, Berikan dorongan pada orang
tua
PENATALAKSANAAN & IMPLEMENTASI

Mempertahankan perfusi
jaringan serebral tetap adequat:
 Mencegah terjadinya injuri dan infeksi
 Meminimalkan terjadinya persepsi
sensori
 Mengatasi perubahan proses keluarga
dan antisipasi berduka.
EVALUASI

 Masalah teratasi atau tujuan tercapai


(intervensi di hentikan)
 Masalah teratasi atau tercapai sebagian
(intervensi dilanjutkan)
 Masalah tidak teratasi / tujuan tidak
tercapai (perlu dilakukan pengkajian
ulang & intervensi dirubah).

Anda mungkin juga menyukai