TINJAUAN PUSTAKA
a. Remaja
1. Pengertian Remaja
dari bahasa Latin yaitu adolescere yang artinya tumbuh kearah kematangan.
Menurut Sriwahyuni (2004), remaja adalah tahap umur yang datang setelah
Sedangkan menurut Sri Rumini (2004), masa remaja adalah masa peralihan dari
masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/
2. Tahapan Remaja
10
mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebih-lebih ini ditambah
punya sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, remaja juga berada
dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih mana: peka
atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis
c. Remaja Akir
Pada tahap ini dimana remaja berada pada masa konsolidasi menuju
masyarakat
11
2012):
12
Hurlock (2008) adalah sebagai berikut:
berlainan jenis
terutama sangat penting bagi laki-laki. Akan tetapi dewasa ini bagi kaum
keluarga
a. Perkembangan Psikososial
Pada usia 12-15 tahun, pencarian identitas diri masih berada pada
13
sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang lain. Bila kemauan itu
ditentang, mereka akan memaksa agar kemauannya dipenuhi. Ini bentuk awal
b. Emosi
fisik atau psikis, sedangkan emosi hanya dapat dipakai untuk keadaan psikis.
c. Perkembangan Kecerdasan
Dalam masa remaja, perkembangan intelegensi masih berlangsung
lebih suka belajar sesuatu yang mengandung logika yang dapat dimengerti
hubungan antara hal yang satu dengan yang lainnya. Imajinasi remaja juga
menunjukkan kemajuan.
14
tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek
seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri
(Sarwono, 2012).
a. Berfantasi
Fantasi merujuk pada citra mental seseorang, objek atau situasi
Namun jika dibiarkan terlalu lama aktivitas seksual ini bisa berlanjut ke
b. Berpegangan tangan
Perbuatan ini dapat memunculkan getaran romantis atau perasaan
c. Cium kering
Ciuman kering adalah aktivitas seksual berupa sentuhan bibir
d. Cium basah
15
Ciuman basah adalah aktivitas seksual yang berupa sentuhan bibir
dengan bibir, dilakukan dalam waktu yang lebih lama dan intim.
e. Berpelukan
Berpelukan merupakan suatu ungkapan kasih sayang yang
bila mengenai daerah yang sangat sensitif pada daerah tubuh wanita
maupun laki-laki.
f. Saling meraba
Tindakan ini dilakukan pada area sensitif seperti payudara, leher,
paha atas, vagina, penis dan lain-lain. Baik berpakaian maupun tanpa
pakaian.
g. Masturbasi
Masturbasi adalah usaha untuk merangsang bagian tubuh sendiri
lainnya.
16
Perilaku saling menempelkan/ menggesekan alat kelamin namun
j. Oral Seks
Oral seks adalah melakukan rangsangan seksual dengan mulut
pada alat kelamin pasangannya. Ada dua jenis seks oral, yaitu fellatio
k. Anal Seks
Anal seks adalah perilaku seksual yang dilakukan dengan
l. Berhubungan Kelamin
Hubungan seksual merupakan hubungan badan yang dilakukan
perempuan.
a. Frekuensi
Yaitu sering tidaknya remaja melakukan perilaku seks bebas
dilakukan oleh para remaja. Cara yang paling sederhana untuk mencatat
yang terjadi.
b. Lamanya berlangsung
Yaitu waktu yang diperlukan oleh remaja untuk melakukan
17
dan akhir tertentu, tetapi dalam jangka waktu yang berbeda untuk
bermanfaat lagi.
c. Intensitas
Yaitu bagaimana seseorang merasakan kepuasan dan
b. Norma Agama
Sementara usia kawin ditunda, norma-norma agama tetap berlaku
yang lain seperti berciuman dan masturbasi. Untuk remaja yang tidak
c. Media Informasi
Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya
18
dengan adanya teknologi canggih (video cassette, fotokopi, satelit, VCD,
Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan
meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari media massa, khususnya
dengan anak tidak terbuka terhadap anak, malah cenderung membuat jarak
dengan anak dalam masalah yang satu ini. Sehingga anak tidak memiliki
pengetahuan tentang seksualitas yang benar, ini akan membuat anak masuk
kedalam perilaku seksual yang tidak baik. Dalam berbagai penelitian yang
pergaulan yang semakin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat
kedudukan wanita makin sejajar dengan pria. Gejala ini banyak terjadi di
kota – kota besar, banyak kebebasan pergaulan antar jenis kelamin remaja,
19
semakin tinggi tingkat pemantauan orangtua terhadap remaja, maka
f. Faktor Internal
1) Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
2) Kontrol Diri
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan
g. Faktor eksternal
1) Keluarga
4) Media massa
20
5. Akibat Prilaku Seksual
Adapun dampak dari perilaku seksual pada remaja menurut Kumalasari
a. Bagi remaja
perawan.
b. Bagi keluarga
dari masyarakat
21
c. Bagi masyarakat
menurun
remaja ini dapat diatasi. Beberapa cara untuk mengatasi perilaku seksual remaja
konseling
sebaya
22
massa dan hiburan sangat berperan penting
informatif. Pandangan bahwa seks adalah hal yang tabu yang telah
C. Sex Education
1. Pengertian
membentuk sikap, keyakinan dan nilai – nilai tentang seksualitas (Edwards, et al,
2015). Menurut Gunarsa (2004) pendidikan seks adalah upaya untuk memberikan
tersebut.
lainnya yang dibutuhkan agar seseorang dapat memahami dirinya sendiri sebagai
Pendidikan seks adalah salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan seks atau sex education adalah
23
terbentuknya sikap, nilai – nilai dan keyakinan yang benar mengenai seksualitas.
Pendidikan seks ini dapat memberitahu remaja bahwa seks adalah sesuatu yang
alamiah dan wajar tejadi pada semua orang, selain itu remaja juga diberitahu
menghindarinya.
menjadi sangat jelas dengan melihat dan memahami kenyataan – kenyataan yang
dengan cara – cara yang justru akan merusak perkembangan diri anak.
24
f. Timbulnya kecenderungan dan dorongan seksual yang ada dalam diri
anak, khusus nya remaja, adalah proses alamiah yang berjalan seiring
dengan pertumbuhannya.
g. Pendidikan seks yang benar untuk anak merupakan faktor utama bagi
Menurut Sulistiyo (2005), secara umum tujuan pendidikan seks untuk anak
25
tentang seks. Dengan demikian masalah seks tidak menjadi seperti
mengetahui secara benar tentang bahaya seks bebas bagi individu dan
masyarakat.
e. Membekali anak dengan berbagai arahan yang lembut serta mulia dan
dasar untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu orangtua juga
merupakan tempat pertama bagi anak menerima pendidikan dan bimbingan serta
meletakkan dasar –dasar kepribadian anak. Oleh karena itu, orangtua mempunyai
nilai – nilai moral dan kehidupan yang akan menjadi landasan yang kuat bagi
tumbuhnya jiwa dan pribadi anak (Friedman, 2010). Orangtua adalah orang yang
seks.
26
Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran dan penerangan
bersifat sangat pribadi dan membutuhkan suasana akrab dan terbuka dari hati ke
hati. Kondisi ini akan lebih mudah diciptakan antara orangtua dengan anaknya
kepada anaknya, ini berarti akan mempengaruhi perilaku seksual pada anak
tersebut.
Menurut Lestari (2015) adapun materi – materi yang diberikan orangtua dalam
27
primer pada remaja adalah sebagai berikut :
a) Remaja laki-laki
Remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi reproduksi
remaja laki-laki.
b) Remaja wanita
Remaja wanita sebagai tanda kematangan organ reproduksi
berikut:
a) Remaja laki-laki
kakibertambah besar
28
Bahu melebar, pundak serta dada bertambah besar dan
b) Remaja wanita
29
Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada
Sharon J, 2011):
a) Penis
perkemihan).
b) Testis
Testis adalah sepasang organ yang berbentuk oval terletak
dalam mengontrol.
c) Skrotum
Skrotum adalah sebuah struktur menyerupai kantung yang
menyangga testis.
d) Sperma
Sperma adalah cairan yang dihasilkan oleh alat kelamin
pria, apabaila bertemu dengan sel telur (ovum) maka akan terjadi
30
pembuahan.
a) Vagina
Vagina adalah alat kelamin wanita/ otot yang
menstruasi.
b) Uterus/ rahim
Uterus disebut juga dengan rahim, ruang pada rahim ini
c) Himen/selaput dara
Himen merupakan selaput membra tipis yang menutupi
d) Sel telur/ovum
Sel telur adalah sel-sel yang dihasilkan oleh wanita, yang
c. Kelahiran/Persalinan
Tanda – tanda peringatan persalinan (Reeder, Sharon J, 2011):
31
2) Pengeluaran lendir disertai darah
3) Pecah ketuban
d. KB/ kontrasepsi
1) Fungsi KB
akibat pertemuan sel telur yang telah matang dengan sel sperma
(Johnson, 2014).
a) Kondom
b) Senggama terputus
c) KB alami
d) Spermicida
32
dan menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam
berbentuk tablet vagina, krim dan jelly, aerosol atau tisu KB.
e) Pil KB
f) Suntik KB
g) Implant
h) IUD
progesteron.
i) Tubektomi
Suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya
tuba falopi.
33
j) Vasektomi
Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk
g. Putus sekolah
6. Gangguan seksual
a. Fetihisme
b. Pedofilia
kontak fisik dan seksual dengan anak prapubertas yang tidak memiliki
34
hubungan darah dengannya.
d. Eksibisionisme
e. Homoseksual
Adalah relasi seks dengan jenis kelamin yang sama atau rasa tertarik
b. Gonorea
melalui kontak seksual. Gejala yang timbul meliputi nyeri abdomen bawah,
demam, leukositosis.
c. Sifilis
35
Sifilis dapat ditularkan melalui pajanan cairan eksudat yang
terinfeksi selama kontak seksual, kontak dengan luka terbuka atau darah
yang terinfeksi.
d. HIV/AIDS
opotunistik.
Didalam agama islan batasan pergaulan remaja telah diatur dalam bentuk
Dalam operasional pergaulan remaja, islam ada aturan baku yang mesti
mutlak ditaati, diantaranya yaitu menutup aurat, laki – laki dan perempuan saling
keluyuran tengah malam baik laki – laki maupun perempuan, batasan antara laki –
Dengan adanya pendidikan seks dari orangtua, ini dapat memberitahu pada
36
remaja bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada semua
orang, selain itu anak juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual
D. Kerangka Konsep
1. Kerangka Teori
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa, dimana pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah
laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku
berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksual dapat berupa orang (baik
sejenis maupun lawan jenis), orang dalam khayalan, atau diri sendiri (Tarwoto,
2012).
bersifat sangat pribadi dan membutuhkan suasana akrab dan terbuka dari hati ke
hati. Kondisi ini akan lebih mudah diciptakan antara orangtua dengan anaknya
kepada anaknya, ini berarti akan mempengaruhi perilaku seksual pada anak
37
tersebut.
PERILAKU
SEKSUAL
BERESIKO:
Berfantasi,
berpegangan
tangan, berciuman,
berpelukan, saling
meraba, masturbasi,
petting, oral sex, anal
seks, vaginal seks
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sex Education Dari Orang Tua Dengan Prilaku
Seksual Beresiko Pada Remaja
2. Kerangka Konsep
menunjukkan variabel dan hubungan antar variabel (Dahlan, Ms, 2013). Variabel
yang akan dilihat hubungannya yaitu sex education dari orangtua dan perilaku
38
seksual beresiko pada remaja. Menurut Sarwono (2012) salah satu faktor yang
orangtua.
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Sex Education Dari Orang Tua Dengan Prilaku
3. Hipotesa
Ha: Ada hubungan antara sex education orang tua dengan prilaku seksual
Ho : Tidak ada hubungan antara sex education orang tua dengan prilaku
39