Anda di halaman 1dari 27

Kekurangan kalori protein KKP

NUSA INDAH
SRIWAHYUNI
FAZIRA NADIANA
WIYAH
IKA
YUHDA DWI ARIANTI
DWI ARIANTI
a. Pengertian Kekurangan Kalori
Protein (KKP)
• Protein yang berasal dari
kata protos atau proteos yang berarti pertama
atau utama. Protein berfungsi sebagai zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan
tubuh. Kita memperoleh protein dari makanan
yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Jika
kita tidak mendapat asupan protein yang
cukup dari makanan tersebut, maka kita akan
mengalami kondisi malnutrisi energi protein.
• Penyakit ini paling banyak menyerang
anak balita, terutama di negara-
negara berkembang. Gejala kurang
gizi ringan relative tidak jelas, hanya
terlihatbahwa berat badananak
tersebut lebih rendah disbanding
anak seusianya. Kira-kira berat
badannya hanya sekitar 60% sampai
80% dari berat badan ideal.
b. Anatomi Fisiologi
• Anatomi fisiologi pada malnutrisi kurang energi
protein berupa gangguan pada sistem
pencernaan yang tidak dapat mengaabsorbsi
protein.organ saluran cerna membentuk suatu
lumen lumen kontinue yang berawal di mulut
berakhir di anus fungsi utama saluran cerna
adalah mencerna makanan dan menyerap
cairan dan zat giziyang di perlukan untuk energi
dan sebagai bahan dasar untuk pertumbuhan.
karena lumennya bersambung dengan dunia
luar, saluaran cerna juga harus membentuk
sawar selektif untuk mencegah penetrasi oleh
bakteri.
c. Faktor Penyebab
1. sosial
2. kemiskinan
3. Laju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi
dengan bertambahnya ketersedian bahan pangan
akan menyebabkan krisis pangan.Ini pun menjadi
penyebab munculnya penyakit KKP.
4. Infeksi.
5. Pola makan.
Protein (asam amino) adalah zat yang sangat
dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang.
Meskipun intake makanan mengandung kalori yang
cukup, tidak semua makanan mengandung protein
atau asam amino yang memadai.
6. Tingkat pendidikan orang tua khususnya ibu
mempengaruhi pola pengasuhan balita. Para
ibu kurang mengerti makanan apa saja yang
seharusnya menjadi asupan untuk anak-anak
mereka.

7. Kurangnya pelayanan kesehatan, terutama


imunisasi. Imunisasi yang merupakan bagian
dari system imun mempengaruhi tingkat
kesehatan bayi dan anak-anak.
d. Klasifikasi Kekurangan Kalori Protein (KKP)
1. Kwashiorkor
Kwashiorkor disebabkan oleh insufiensi
asupan protein yang bernilai biologis adekuat
dan sering berkenaan dengan defisiensi
asupan energy
2. Marasmus
Marasmus adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh kekurangan kalori protein.
(Suriadi, 2001:196). Marasmus merupakan
gambaran KKP dengan defisiensi energi
yang ekstrem.
3. Kwashiorkor Marasmus
• Kwashiorkor Marasmus merupakan kelainan
gizi yang menunjukkan gejala klinis
campuran antara marasmus dan
kwashiorkor.kwashiorkor Marasmus
merupakan malnutrisi pada pasien yang telah
mengalami kehilangan berat badan lebih dari
10%, penurunan cadangan lemak dan
protein serta kemunduran fungsi fisiologi.
(Graham L. Hill, 2000).
f. Patofisiology
• Kwasiokor
• Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan protein baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Kekurangan protein dalam makanan akan
mengakibatkan asam amino esensial dalam serum yang
diperlukan untuk sistesis dan metabolisme terutama
sebagai pertumbuhan dan perbaikan sel, semakin
berkurangnya asam amino dalam serum menyebabkan
kurangnya produksi albumin oleh hati. Kulit akan tampak
bersisik dan kering karena depikmentasi. Anak dapat
mengalami gangguan pada mata karena kekurangan
vitamin A. kekurangan mineral khususnya Besi, kalsium
dan Seng. Edema yang terjadi karena hipoproteinnemia
yang mana cairan akan berpindah dari intravaskuler
komperteman kerongga interstinal yang kemudian
menimbulkan asites. Gangguan gastrointestinal seperti
adanya perlemakan pada hati dan atropi pada sel
acinipankreas.
• Marasmus
• Marasmus adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh kekurangan kalori dan
protein. Pada marasmus ditandai dengan
atropi jaringan terutama lapisan subkutan dan
badan tampak kurus seperti orang tua. Pada
marasmus metabolisme kurang terganggu
daripada kwasiorkhor sehingga kekurangan
vitamin biasanya minimal atau tidak ada. Pada
marasmus tidak ditemukan edema akibat dari
hipoalbuminemia dan atau retensi sodium.
Pemenuhan kebutuhan dalam tubuh masih
dapat dipenuhi dengan adanya cadangan
protein sebagai sumber energi.( Suriadi, 2001)
g. Manifestasi Klinis
1. Kwasiokor
• Muka sembab
• Lethargi
• Edema
• Jantung otot mengecil
• Jaringan subkutan tipis dan lembut
• Warna rambut pirang atau seperti rambut jagung
• Kulit kering dan bersisik
• Alopecia
• Anorexia
• Gagal dalam tumbuh kembang
• Tampak anemia
2. Marasmus
• Selalu ada gangguan perkembangan dan
hilangnya lemak di otot dan di bawah kulit.
• Kadang-kadang ada Mencret/diare atau konstipasi,
perubahan pada rambut, seperti pada kwashiorkor,
Tanda-tanda dari defisiensi vitamin.dan dehidrasi
(Jelliffe,1994).
• Tanda dan Gejala yang lain yaitu: Anak menjadi
cengeng, sering bangun tengah malam, turgor kulit
rendah dan kulitnya nampak keriput, pipi terlihat
kempot, vena superfisialis tampak lebih jelas,
ubun-ubun besar cekung, tulang dagu dan pipi
kelihatan menonjol, mata tampak besar dan
dalam, sianosi, ekstremitas dingin, perut
buncit/cekung dengan gambaran usus jelas, atrofi
otot, apatis, bayi kurus kering.
h. Komplikasi
1. Defisiensi vitamin A (xerophtalmia) Vitamin A
berfungsi pada penglihatan (membantu
regenerasi visual purple bila mata terkena
cahaya). Jika tidak segera teratasi ini akan
berlanjut menjadi keratomalasia (menjadi buta).
2. Defisiensi Vitamin B1 (tiamin) disebut
Atiaminosis. Tiamin berfungsi sebagai ko-enzim
dalam metabolisme karbohidrat. Defisiensi
vitamin B1 menyebabkan penyakit beri-beri dan
mengakibatkan kelainan saraf, mental dan
jantung.
3. Defisiensi Vitamin B2 (Ariboflavinosis) Vitamin
B2/riboflavin berfungsi sebagai ko-enzim
pernapasan. Kekurangan vitamin B2
menyebabkan stomatitis angularis (retak-retak
pada sudut mulut, glositis, kelainan kulit dan
mata.
4. Defisiensi vitamin B6 yang berperan dalam
fungsi saraf.
5. Defisiensi Vitamin B12 Dianggap sebagai faktor
anti anemia dalam faktor ekstrinsik.
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan
anemia pernisiosa.
6. Defisit Asam Folat Menyebabkan timbulnya
anemia makrositik, megaloblastik,
granulositopenia, trombositopenia.
7. Defisiensi Vitamin C Menyebabkan skorbut (scurvy),
mengganggu integrasi dinding kapiler. Vitamin C
diperlukan untuk pembentukan jaringan kolagen oleh
fibroblas karena merupakan bagian dalam pembentukan
zat intersel, pada proses pematangan eritrosit,
pembentukan tulang dan dentin.
8. Defisiensi Mineral seperti Kalsium, Fosfor, Magnesium,
Besi, Yodium Kekurangan yodium dapat menyebabkan
gondok (goiter) yang dapat merugikan tumbuh kembang
anak.
9. Tuberkulosis paru dan bronkopneumonia.
10. Noma sebagai komplikasi pada KEP berat Noma atau
stomatitis merupakan pembusukan mukosa mulut yang
bersifat progresif sehingga dapat menembus pipi, bibir
dan dagu. Noma terjadi bila daya tahan tubuh sedang
menurun. Bau busuk yang khas merupakan tanda khas
pada gejala ini.
I. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan kurang kalori protein
(Suriand & Rita Yuliani, 2001)
• Diit tinggi kalori, protein, mineral dan
vitamin
• Pemberian terapi cairan dan elektrolit
• Penannganan diare bila ada : cairan,
antidiare, dan antibiotic
Penatalaksanan KKP berat dirawat inap dengan
pengobatan rutin (Arief Mansjoer, 2000) :

1. Atasi atau cegah hipoglikemi


Periksa kadar gula darah bila ada hipotermi
(suhu skala < 35 derajat celciul suhu rektal
35,5 derajat celcius). Pemberian makanan
yang lebih sering penting untuk
mencegahkedua kondisi tersebut. Bila kadar
gula darah di bawah 50 mg/dl, berikan :
• 50 mlbolus glukosa 10 % atau larutan sukrosa
10% (1 sdt gula dalam 5 adm air) secara oral atau
sonde / pipa nasogastrik
• Selanjutnya berikan lanjutan tersebut setiap 30
menit selama 2 jam (setiap kali berikan ¼ bagian
dari jatah untuk 2 jam)
• Berikan antibiotik
• Secepatnya berikan makanan setiap 2 jam, siang
dan malam
2. Atasi atau cegah hipotermi Bila suhu rektal <
35.5 derajat celcius :
– Segera berikan makanan cair / formula khusus
(mulai dengan rehidrasi bila perlu)
– Hangatkan anak dengan pakaian atau seelimut
sampai menutup kepala, letakkan dekat lampu
atau pemanas (jangan gunakan botol air panas)
atau peluk anak di dasa ibu, selimuti.
– Berikan antibiotik .
– Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5 derajat
celcius
3. Atasi atau cegah dehidrasi
• Jangan mengunakan jalur intravena untuk rehidrasi kecuali
keadaan syok/rentan. Lakukan pemberian infus dengan hati
– hati, tetesan pelan – pelan untuk menghindari beban
sirkulasi dan jantung.
• Cairal Resomal/pengantinya sebanyak 5ml/kgBB setiap 30
menit selama 2 jam secara oral atau lewat pipa nasogastrik
• Selanjutnya beri 5 -10 ml/kgBB/jam selama 4-10 jam
berikutnya ; jumlah yang tepat harus diberikan tergantung
berapa baanyak anak menginginkannntya dan banyaknya
kehilangan cairan melalui tinja dan muntah.
• Ganti Resomal/penganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan
formulas khusus sejumlah yang sama, bila keadaan
rehidrasi menetap/stabil
j. Pemeriksaan Penunjang
• Pada kwashiorkor ;penurunan kadar albumin, kolesteron
dan glukosa
• Kadar globulin dapat normal atau meningkat, sehingga
perbandingan albumin dan globulin serum dapat terbalik
• Kadar asam amino essensial dalam plasma relatif lebih
rendah dari pada asam amino non essiensial.
• Kadar imunoglobulin normal, bahkan dapat menigkat
• Kadar IgA serim normal, namun kadar IgA sekretori
rendah.
• Feses, urine, darah lengkapemeriksaan albumin.
• Hitung leukosit, trombosit
• Hitung glukosa darah
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
• Nama, alamat, umur, jemis kelamin, alamat
dst.
• Keluhan utama:
– Kwashiorkor: ibu mengatakan anaknya mengalami
bengkak pada kaki dan tangan, kondisi lemah dan
tidak mau maka, BB menurun dll
– Marasmus : ibu pasien mengatakan anaknya
rewel, tidak mau makan, badan kelihatan kurus
dll.
2. Riwayat kesehatan;
a. Riwayat penyakit sekarang
• Kapan keluhan mulai dirasakan
• Kejadian sudah berapa lama
• Apakah ada penurunan BB
• Bagaimanan nafsu makan psien
• Bagaimana pola makannya
• Apakah pernah mendapat pengobatan,
dimanan, oleh siapa, kapan, jenis obatnya.
b. Pola penyakit dahulu
• Apakah dulu pasien dulu pernah menderita penyakit
seperti sekarang
c. Riwayat penyakit keluarga
• Apakah anggota keluarga pasien pernah menderita
penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi atau
kurang protein.
d. Riwayat penyakit sosial
• Anggapan salah satu jenis makanan tertentu.
• Apakah kebutuhan pasien tepenuhi.
• Bagaimanan lingkungan tempat tinggal pasien
• Bagaimana keadaan sosial ekonomi keluarga.
• Riwayat spiritual
• Adanya kepercayaan yang melarang makanan tertentu.
B. Pengkajian Fisik
1. Inspeksi:
• Observasi sistemik keadaan pasien sehubungan
dengan status gizi pasien meliputi: Pemampilan
umum pasien menunjukkan status nutrisi atau
gizi pasien apakah ada edema, rambut rontok,
BB menurun, muka seperti bulan, badan kurus,
atrofi otot, rambut kemerahan dan kusam,
tampak siannosis, perut membuncit.
2. Palpasi
• Pada marasmus terdapat tugor kulit yang
jelek,Pada kwashiorkor terdapat pembesaran
hati.
• PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
– Pada kwashiorkor ;penurunan kadar albumin, kolesteron dan
glukosa
– Kadar globulin dapat normal atau meningkat, sehingga
perbandingan albumin dan globulin serum dapat terbalik
– Kadar asam amino essensial dalam plasma relatif lebih
rendah dari pada asam amino non essiensial.
– Kadar imunoglobulin normal, bahkan dapat menigkat
– Kadar IgA serim normal, namun kadar IgA sekretori rendah.
– Feses, urine, darah lengkapemeriksaan albumin.
– Hitung leukosit, trombosit
– Hitung glukosa darah
• DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang
kurang
• Kerusakan integritas kulit b.d perubahan status nutrisi
• Keterlambatan perkembangan dan pertumbuhan b.d kuranganya asupan
nutrisi
• Defisiensi pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai