Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji

hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka

proses penelitian banyak menggunakan angka mulai dari pengumpulan, penafsiran

dan penyajian hasil. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan

pendekatan cross sectional study dimana pengukuran atau pengamatan variabel

dependen dan independen dilakukan pada saat bersamaan (Nursalam, 2013). Pada

penelitian ini peneliti melakukan pengukuran terhadap variabel independen yaitu

kontrol diri dan variabel dependen yaitu perilaku seksual beresiko pada remaja,

yang dilakukan secara bersamaan.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA 9 Pekanbaru pada bulan november 2019

sampai bulan Desember 2019. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Novemver

sampai dengan Desember 2019.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/ siswi kelas X, XI, dan XII di

SMA 9 Pekanbaru. Berdasarkan data yang diperoleh dari SMA 9 Pekanbaru

jumlah siswa yang ada di SMA 9 yaitu sebanyak 1008 siswa, diantaraya 324
siswa kelas X, 324 siswa kelas XI dan 360 siswa kelas XII yang terbagi di 28

kelas yang ada di SMA 9.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling .Sampel diambil dengan menggunakan

rumus Slovin yang di kutip oleh Husein Umar, 2000:

n = N

1+(Nxd²)

= 1008

1+(1008x0.05²)

= 1008

1+(1008x0.0025)

= 1008

1+2,52

= 1008

3,52

= 286

Keterangan:

N = jumlah populasi

n = jumlah sampel

d = tingkat ketepatan (0.05)

Dari rumus diatas dengan jumlah populasi 1008 siswa SMA 9 pekanbaru, maka

didapat kan sampel 286 siswa SMA 9 pekanbaru.


3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini Proportional Random

Sampling. Pengambilan sampel secara proporsi dilakukan dengan mengambil

subyek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang dengan

banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau wilayah (Arikunto, 2006).

Kemudian dilakukan tehnik Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel

secara acak sederhana, tehnik ini dibedakan menjadi dua cara yaitu dengan

mengundi (lottery technique) atau dengan menggunakan tabel bilangan atau angka

acak (random number) (Notoatmodjo, 2010).dengan menggunakan tehnik

Proportional Random Sampling didapatkan jumlah sampel sebanyak 286 siswa

SMA, adapun besar atau jumlah pembagian sampel untuk masing-masing Kelas

dengan mengunakan rumus menurut Sugiyono (2007).

n = N1

N x X

Keterangan:

n: Jumlah sampel yang diinginkan setiap strata

N:Jumlah seluruh populasi siswa di SMA 9 Pekanbaru

X: Jumlah populasi pada setiap strata

N1: Sampel

Berdasarkan rumus, jumlah sampel dari masing-masing 3 kelas tersebut yaitu:

286

Kelas X : 1008x324 = 92

286

Kelas XI : 1008x324= 92
286

Kelas XII 1008x360 = 102

Setelah dilakukan perhitungan, jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar 286

orang. Jumlah sampel masing-masing Kelas, X sebanyak 92 orang, XI sebanyak

92 orang, XII sebanyak 102 orang.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X, XI, dan XII di SMA 9

Pekanbaru.

4. Kriteria inklusi

a. Siswa yang bersedia menjadi responden

b. Siswa kelas X, XI, XII SMA 9 pekanbaru

D. Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah berupa variabel bebas (independen) dan

variabel terikat (dependen). Variabel bebas (independen) dari penelitian ini adalah

Kontrol diri. Sedangkan variabel terikat (dependen) penelitian ini adalah perilaku

seksual pranikah pada remaja.

N Variabel Defenisi Cara Alat Ukur Skala Hasil Ukur


o Ukur Ukur
1 Dependen : Perilaku seksual angket Kuesioner Ordinal Resiko
Prilaku pranikah adalah segala rendah ≤
seksual tingkah laku yang mean/median
pranikah didorong oleh hasrat
remaja seksual, baik dengan Resiko tinggi
lawan jenis maupun <
sesama jenis. Bentuk- mean/median
betuk tingkah laku ini
dapat beraneka ragam,
mulai dari perasaan
tertarik hingga tingkah
laku berkencan,
bercumbu bahkan
bersenggama
2 Independen kemampuan angket Kuesioner Ordinal Baik ≥
: individu untuk mean/median
Kontrol diri menahan dorongan-
dorongan dan Kurang <
kemampuan individu mean/median
untuk mengendalikan
tingkah lakunya pada
saat tidak adanya
kontrol dari
lingkungan.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data


1. Jenis data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

yang dikumpulkan pengisian kuesioner oleh responden yang meliputi

pertangan-pertanyaan mengenai perilaku seksual pranikah dan kontrol diri.

b. Data Skunder

Data yang digunakan adalah data yang didapat dari Kantor BK

SMA 9 pekanbaru tahun 2019, meliputi jumlah siswa dan jumlah siswa

disetiap kelas X,XI,XII.

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini untuk tiap variabel

menggunakan kuesioner pada responden penelitian. Kuesioner yang diberikan

terdiri dari 3 bagian yang digunakan untuk menilai demografi responden, perilaku

seksual pranikah dan kontrol diri yaitu:

a. Data demografi responden berupa kuesioner yang terdiri dari : inisial, umur,

jenis kelamin.
b. Perilaku seksual pranikah

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner perilaku seksual yang disusun

sendiri oleh peneliti berdasarkan teori – teori yang terkait, yang terdiri dari

beberapa item yang akan dilakukan uji validitas oleh peneliti terlebih dahulu.

Pertanyaan dalam skala terdiri dari pertnyaan favourable dan unfavourable.

Pertanyaan favourable menunjukkan indikasi bahwa subjek mendukung objek

sikap. Pertanyaan unfavourable menunjukan bahwa subjek tidak mendukung

objek sikap, maksud kategorisasi jawaban SS, S, TS, STS, adalah untuk melihat

kecenderungan pendapat responden ke arah setuju atau ke arah tidak setuju,

adapun jumlah soal pernyataannya sebanyak 45 soal.

Favourable Keterangan Skor Unfavourable Keterangan Skor

SS Sangat setuju 4 SS Sangat setuju 1

S setuju 3 S setuju 2

TS Tidak setuju 2 TS Tidak setuju 3

STS Sangat tidak 1 STS Sangat tidak setuju 4


setuju

Tabel 3.1 Penilaian Skala favourable & Unfavourable

a. Kontrol Diri
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tentang kontrol diri yang disusun

sendiri oleh peneliti berdasarkan teori – teori yang terkait, yang terdiri dari

beberapa item yang akan dilakukan uji validitas oleh peneliti terlebih dahulu.

Pertanyaan dalam skala terdiri dari pertnyaan favourable dan unfavourable.

Pertanyaan favourable menunjukkan indikasi bahwa subjek mendukung objek

sikap. Pertanyaan unfavourable menunjukan bahwa subjek tidak mendukung

objek sikap, maksud kategorisasi jawaban SS, S, TS, STS, adalah untuk melihat

kecenderungan pendapat responden ke arah setuju atau ke arah tidak setuju,

adapun jumlah soal pernyataannya sebanyak 30 soal.

Tabel 3.1 Penilaian Skala favourable & Unfavourable

Favourable Keterangan Skor Unfavourable Keterangan Skor

SS Sangat setuju 4 SS Sangat setuju 1

S setuju 3 S setuju 2

TS Tidak setuju 2 TS Tidak setuju 3

STS Sangat tidak 1 STS Sangat tidak setuju 4


setuju

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

kuesioner untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan prilaku seksual

beresiko pada remaja di SMA 9 Pekanbaru. Jenis kuesioner yang digunakan

dengan pilihan jawaban tertutup, artinya semua jawaban sudah disediakan dan

responden tinggal memilih jawaban yang tersedia.

3. Uji validitas dan rehabilitas


a. Uji validitas

Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur

sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut.Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang

tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur

yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Dalam

penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya

dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya

suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Teknik

pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah

menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Skor total

adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi

signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan

dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap à Valid. Jika r hitung ≥ r

tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan

berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

b. Uji Reliabilitas
Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran yang memiliki reliabilitas

yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel

Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat

diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang

seharusnya diukur. Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran

dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek

dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila

memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa

diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang berbeda-

beda.

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang

disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai

rxx mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap

sudah cukup memuaskan jika ≥ 0.700.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.

Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),

equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat

diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument

dengan teknik tertentu.


Dilakukan dengan cara mencobakan instrument beberapa kali pada responden.

Jadi dalam hal ini instrumenya sama, respondenya sama, dan waktunya yang

berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama

dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka

instrument tersebut sudah dinyatakan reliable. Pengujian cara ini sering juga

disebut stability.

F. Etika Penelitian

Etika penelitian merujuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam

kegiatan penelitian. Peneliti melakukan penelitian dengan menekankan masalah

etik menurut Kelana, K.D (2011) yang meliputi:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan

ikut atau menolak penelitian (autonomy). Tidak boleh ada paksaan atau

penekanan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam penelitian. Sebelum

lembar persetujuan diberikan pada siswa/siswi SMA 9 Pekanbaru, peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan yang akan dilakukan. Setelah diberikan

penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada siswa/siswi SMA 9

Pekanbaru.

Informed Consent adalah suatu proses komunikasi, bukan suatu

formulir. Bentuk formulir itu hanya merupakan persetujuan, pengukuhan atau

pendokumentasian apa yang telah disepakati bersama antara peneliti dengan

siswa/siswi SMA 9 Pekanbaru.


2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and

confidentiality)

Siswa/siswi SMA 9 Pekanbaru sebagai subjek penelitian memiliki

privasi dan hak asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Peneliti

perlu merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi subjek yang

tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya diketahui orang lain.

Prinsip ini diterapkan dengan cara meniadakan identitas seperti nama dan

alamat subjek kemudian diganti dengan kode atau inisial tertentu. Peneliti

akan menjamin kerahasiaan siswa/siswi SMA 9 Pekanbaru agar tidak

merugikan baik peneliti maupun subjek penelitian dan melindungi privasi

masing-masing subjek penelitian.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for inclusiveness)

Peneliti memberikan kuisioner dengan memantau responden dalam

mengisi kuesioner yang diberikan. Peneliti memberlakukan semua responden

sama tidak ada yang dibeda-bedakan dalam melaksanakan penelitian. Semua

responden sama-sama diberikan kuisioner serta hak dalam mengisi kuisioner.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harm

and benefits) Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian karena penelitian ini

dijaga kerahasiaan responden dari berbagai pihak, dengan mencantumkan

inisial pada kuesioner, bukan nama responden, karena responden takut

apabila nama responden dicantumkan dan diketahui oleh pihak sekolah.

Sehingga responden bisa leluasa, jujur, dan terbuka dalam mengisi kuesioner.

Penelitian ini juga memberikan manfaat karena setelah mengisi kuesioner,

peneliti memberikan pendidikan seksual beresiko remaja pada responden.


J. Teknik Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (Nursalam,2008) kegiatan dalam proses pengolahan

data meliputi :

1. Penyuntingan data

Setelah kuesioner diisi oleh responden, peneliti mengecek isian kuesioner

tersebut yang meliputi :

a. Lengkap, semua pertanyaan terisi jawaban

b. Jelas, jawaban pertanyaan penelitian cukup jelas dibaca

c. Konsisten, beberapa pertanyaan yang berkaitan isinya konsisten

2. Pengkodean

Masing-masing kuesioner diberi kode dan nilai pada setiap kuesioner dan

jawaban responden untuk memudahan pengolahan data. Pengkodean merupakan

kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi angka.

3. Pemasukkan data (entry)

Seluruh data yang telah dikoding dan diedit kemudian dimasukkan ke

dalam komputer sesuai dengan urutan nomor responden yang diteliti seperti yang

tertera pada instrument penelitian. Sehingga memudahkan peneliti untuk

melakukan proses pengolahan data.

4. Pembersihan Data (Cleaning)

Proses pengecekan kembali seluruh data untuk melihat kesalahan yang

mungkin terjadi pada saat data dientri ke dalam komputer, sehingga diperoleh data

yang lebih valid dan relevan dengan cara melihat distribusi frekuensi dari variabel

dan menilai kelogisan data tersebut.


H. Analisis Data
1. Analisa Univariat
Analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian

(Notoadmodjo, 2012). Analisa univariat yaitu untuk proporsi frekuensi masing-

masing variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, analisis univariat dilakukan

terhadap variabel dependen yaitu perilaku seksual pranikah pada remaja dan

variabel independennya kontrol diri. Analisis univariat dalam penelitian ini

dilakukan melalui proses komputerisasi dengan distribusi frekuensi.

2. Analisa Bivariat
Setelah masing-masing variabel penelitian dianalisis selanjutnya masing-

masing variabel yaitu variabel dependen dan independen dihubungkan. Analisis

bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji Chi- Square, hasil analisis

dikatakan bermakna jika nilai p value ≤ 0,05 (ada hubungan). Dan dikatakan tidak

bermakna jika p value > 0,05 (tidak ada hubungan) (Notoatmodjo, 2012).

Anda mungkin juga menyukai