Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK RETINO

BLASTOMA

Nama Dosen :
Ns. Dwi Elka Fitri, S. Kep

Di Susun Oleh :
Sarimawati
Sri Karlina Hasibuan
Eka Afriani
Nurul Fahmiati
Helmita
Hidayati
Putri Lestari
DEFENISI
Retinoblastoma adalah suatu keganasan intraokular primer yang paling sering pada bayi
dan anak dan merupakan tumor neuroblastik yang secara biologi mirip dengan
neuroblastoma dan meduloblastoma (Skuta et al. 2011) (Yanoff M, 2009).

Retinoblastoma adalah salah satu jenis kanker pada mata dimana pertumbuhan sel-sel
retina secara tidak terkontrol dan terus-menerus ke arah keganasan sehingga terbentuk
suatu massa di retina. Retina sendiri merupakan lapisan tipis yang melapisi bagian dalam
bola mata, bertugas untuk menangkap rangsangan cahaya kemudian diubah menjadi
impuls listrik melewati saraf optik menuju ke otak.
ETIOLOGI
Retinoblastoma dapat terjadi sejak janin berada dalam rahim. Selama
tahap awal pertumbuhannya, sel retinoblas membelah diri menjadi
sel baru. Selanjutnya, sel akan berkembang menjadi sel retina yang
matang. Pada kasus retinoblastoma, terjadi perubahan atau mutasi
gen sehingga sel tumbuh terus-menerus secara tidak terkendali.
Hingga saat ini penyebab terjadinya mutasi gen belum dapat
dipastikan. Sekitar 25% dari kasus retinoblastoma diturunkan dengan
pola autosomal dominan, yaitu meskipun hanya salah satu orang tua
yang mewariskan gen tersebut pada anak, dapat meningkatkan risiko
terjadinya retinoblastoma. Retinoblastoma yang diturunkan biasanya
akan menyerang kedua mata. Sedangkan retinoblastoma yang
tidak diturunkan dari orang tua, umumnya hanya akan mengenai
salah satu mata.
MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda retinoblastoma yang paling sering dijumpai adalah leukokoria (white
pupillary reflex) yang digambarkan sebagai mata yang bercahaya, berkilat, atau cat’s-eye
appearance, strabismus dan inflamasi okular. Gambaran lain yang jarang dijumpai,
seperti heterochromia, hyfema, vitreous hemoragik, sellulitis, glaukoma, proptosis dan
hypopion. Tanda tambahan yang jarang, lesi kecil yang ditemukan pada pemeriksaan
rutin. Keluhan visus jarang karena kebanyakan pasien anak umur prasekolah. (Skuta et
al. 2011).
TANDA DAN GEJALA
Oleh karena retinoblastoma banyak terjadi pada bayi dan anak-anak,
maka gejala yang timbul sulit dideteksi. Kedua orangtua harus peka,
apabila pada mata bayi atau anaknya ditemukan tanda-tanda sebagai
berikut :

1. Gangguan penglihatan
2. Tampak warna putih pada bagian pupil , apabila mata disinari oleh
lampu senter.
3. Pupil tidak tampak mengecil pada saat disinari cahaya
4. Strabismus atau mata jereng atau Lazy eye. Dimana arah pandangan
mata tampak berbeda pada umumnya.
5. Tampak warna iris bermacam-macam.
Mata kemerahan di bagian sklera mata.
6. Bola mata tampak menonjol ke depan,
PATOFISIOLOGI
Retinoblastoma intraokular dapat menampakkan sejumlah
pola pertumbuhan, pada pola pertumbuhan endofitik, ini
tampak sebagai gambaran massa putih sampai coklat muda
yang menembus membran limiting interna. Retinoblastoma
endofitik kadang berhubungan dengan vitreus seeding. Sel-sel
dari retinoblastoma yang masih dapat hidup terlepas dalam
vitreous dan ruang sub retina dan biasanya dapat menimbulkan
perluasan tumor melalui mata. Vitreous seeding sebagian kecil
meluas memberikan gambaran klinis mirip endopthalmitis,
vitreous seeding mungkin juga memasuki bilik mata depan,
dimana dapat berkumpul di iris membentuk nodule atau
menempati bagian inferior membentuk pseudohypopyon.
KOMPLIKASI
Pada kasus yang parah, retinoblastoma dapat menyebabkan
berbagai komplikasi. Beberapa di antaranya adalah:

Ablasi retina.
Perdarahan dalam bola mata.    
Glukoma
Peradangan jaringan bola mata dan sekitarnya (selulitis
orbita).    
Bola mata berkerut dan tidak berfungsi normal (phthisis
bulbi).    
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan fisik mata. Dokter dapat melakukan
pemeriksaan fisik mata untuk menentukan penyebab
terjadinya suatu gejala gangguan pada anak. Untuk
pemeriksaan lebih rinci, dokter bisa menyarankan
pembiusan agar anak lebih tenang.
 Pemeriksaan pencitraan. Pemeriksaan pencitraan dapat
membantu dokter untuk menentukan bila retinoblastoma
telah memengaruhi struktur lain di sekitar mata.
Beberapa pemeriksaan pencitraan yang dapat dilakukan
adalah ultrasonografi, computerized tomography (CT)
scan, dan magnetic resonance imaging (MRI).
PENATALAKSANAAN
Saat retinoblastoma pertama di terapi yang paling
penting dipahami retinoblastoma adalah suatu
keganasan. Saat penyakit ditemukan pada mata, angka
harapan hidup melebihi 95% di negara barat. Walaupun
dengan penyebaran ekstraokular, angka harapan hidup
menurun sampai kurang dari 50%. Selanjutnya dalam
memutuskan strategi terapi, sasaran pertama yang harus
adalah menyelamatkan kehidupan, kemudian
menyelamatkan mata, dan akhirnya menyelamatkan
visus.
Managemen modern retinoblastoma intraokular
sekarang ini dengan menggabungkan kemampuan
terapi yang berbeda mencakup antara lain :

1. enukleasi
2. eksenterasi
3. kemoterapi
4. photocoagulasi
5. cryoteerapi
6. external-beam radiation
7. plaque raditherapy
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
A.    Pengkajian yang penting untuk retinoblastoma
1.   Sejak kapan sakit mata dirasakan
 Penting untuk mengetahui perkembangan penyakitnya, dan sejauhmana perhatian klien dan keluarganya terhadap
masalah yang dialami. Retinoblastoma mempunyai prognosis baik bila ditemukan dini.
2.   Riwayat trauma sebelum atau sesudah ada keluhan
 Trauma dapat memberikan kerusakan pada seluruh lapis kelopak ataupun bola  mata.  Trauma  sebelumnya  dapat
 juga  memberikan  kelainan  pada  mata tersebut sebelum meminta pertolongan.
3.   Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama sebelumnya
 Retinoblastoma  bersifat  herediter  yang  diwariskan  melalui  kromosom, protein  yang  selamat  memiliki
 kemungkinan  50  %  menurunkan  anak dengan retinoblastoma.
4.   Apakah pasien merasakan adanya perubahan dalam matanya.
 Retinoblastoma dapat menyebabkan bola mata menjadi besar.
5.   Apakah ada keluhan lain yang menyertai
 Keluhan  sakit  kepala  merupakan  keluhan  paling  sering  diberikan  oleh penderita. Adanya keluhan pada organ
lain juga bisa diakibatkan oleh tumor yang bermetastase.
6.   Penyakit mata sebelumnya
 Kadang-kadang  dengan  mengetahui  riwayat  penyakit  mata  sebelumnya akan  dapat  menerangkan  tambahan
 gejala-gejala  penyakit  yang  dikeluhkan penderita.
7.   Penyakit lain yang sedang diderita
 Bila sedang menderita penyakit lain dengan keadaan yang buruk, dapat pula memperburuk keadaan klien.
8.   Usia penderita
 Dikenal     beberapa   jenis    penyakit    yang     terjadi    pada    usia    tertentu.
Retinoblastoma  umumnya  ditemukan  pada  anak-anak,  terutama  pada  usia  di
bawah 5 tahun.
9.   Riwayat Psikologi
 a.   Reaksi pasien dana keluarganya terhadap gangguan penglihatan yang dialami
pasien: cemas, takut, gelisah, sering menangis, sering bertanya.
 b.   Mekanisme koping
10. Pemeriksaan Fisik Umum
 Diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya keadaan umum yang dapat
merupakan penyebab penyakit mata yang sedang diderita.
11. Pemeriksaan Khusus Mata
 a.   Pemeriksaan tajam penglihatan
 b.   Pemeriksaan gerakan bola mata
 c.   Pemeriksaan susunan mata luar dan lakrimal
 d.   Pemeriksaan Pupil
 e.   Pemeriksaan funduskopi
 f.    Pemeriksaan tekanan bola mata
Pengelompokan Data
•     Data Subjektif
–     Mengeluh nyeri pada mata
–     Sulit melihat dengan jelas
–     Mengeluh sakit kepala
–     Merasa takut
•     Data Objektif
–     Mata juling (strabismus)
–     Mata merah
–     Bola mata besar
–     Aktivitas kurang
–     Tekanan bola mata meningkat
–     Gelisah
–     Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)
–     Tajam penglihatan menurun
–     Sering menangis
–     Keluarga sering bertanya
–     Ekspresi meringis
–     Tak akurat mengikuti instruksi
-     Keluarga nampak murung
–     Keluarga nampak gelisah
–     Pertanyaan/pernyataan keluarga salah konsepsi
Diagnosa Keperawatan
1.   Gangguan     rasa    nyaman      nyeri     sehubungan      dengan     proses    penyakitnya
(kompresi/dekstruksi jaringan saraf, inflamasi), ditandai dengan:
–     Keluhan nyeri
–     Aktivitas kurang (distraksi/perilaku berhati-hati)
–     Gelisah (respons autonomik)
–     Sering menangis
–     Keluhan sakit kepala
–     Ekspresi meringis
2.   Gangguan    persepsi     sensorik     penglihatan      sehubungan      dengan     gangguan penerimaan sensori dari organ penerima, ditandai
dengan:
–     Menurunnya ketajaman penglihatan
–     Mata juling (strabismus)
–     Mata merah
–     Bola mata membesar
–     Tekanan bola mata meningkat
–     Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)
3.   Gangguan rasa aman cemas, sehubungan dengan:
–     Perubahan status kesehatan
–     Adanya nyeri
–     Kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan
Ditandai dengan:
–     Merasa takut
–     Gelisah
–     Sering menangis
–     Sering bertanya
4.   Resiko  tinggi  cedera,  sehubungan  dengan  keterbatasan  lapang  pandang   yang ditandai dengan:
–     Menurunnya ketajaman penglihatan
–     Mata juling (strabismus)
–     Tekanan bola mata meningkat
–     Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)
TUJUAN
1.   Nyeri teratasi dengan kriteria:
–     Menunjukkan/melaporkan hilangnya nyeri maksimal
–   Menunjukkan         tindakan         santai,        mampu        berpartisipasi         dalam
aktivitas/tidur/istirahat dengan maksimal.
–     Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi untuk
situasi individu.
2.   Mempertahankan  lapang  ketajaman  penglihatan  tanpa  kehilangan  lebih   lanjut, dengan kriteria:
–     Berpartisipasi dalam program pengobatan
–     Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
–     Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
3.   Kecemasan teratasi dengan kriteria:
–     Tampak rileks dan melaporkan cemas menurun sampai tingkat dapat teratasi.
–     Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah
–     Menggunakan sumber secara efektif.
4.   Resiko cedera berkurang, dengan kriteria:
–     Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan untuk
melindungi diri cedera.
–     Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.
–     Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
. Rencana Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri
Tindakan/Intervensi Rasional
Mandiri: – Informasi memberikan data dasar
– Tentukan riwayat nyeri, misalnya untuk mengevaluasi
lokasi nyeri, frekuensi, durasi, kebutuhan/keefektifan intervensi.
dan intensitas (skala 0 – 10) dan Catatan: pengalaman nyeri adalah
tindakan penghilangan yang individual yang digabungkan dengan
digunakan. baik respon fisik dan emosional.
– Evaluasi/sadari terapi tertentu. – Ketidaknyamanan rentang luas
Misalnya pembedahan, radiasi, adalah umum (misalnya: nyeri insisi,
kemoterapi, bioterapi, ajarkan sakit kepala) tergantung pada
pasien/orang terdekat apa yang prosedur/agen yang
diharapkan. digunakan.
– Berikan tindakan kenyamanan – Meningkatkan relaksasi dan
dasar (misalnya: reposisi) dan membantu memfokuskan kembali
aktivitas hiburan (misalnya: mudik, perhatian
televisi).
– Dorong penggunaan keterampilan – Memungkinkan pasien untuk
manajemen nyeri (misalnya: teknik berpartisipasi secara aktif dan
relaksasi, visualisasi, bimbingan meningkatkan rasa kontrol.
imaginasi), tertawa, musik, dan
sentuhan terapeutik.
– Evaluasi penglihatan – Tujuannya adalah kontrol nyeri
nyeri/kontrol nilai aturan pengobatan maksimum dengan pengaruh
bila perlu minimum pada AKS
Kolaborasi: – Rencana terorganisasi
– Kembangkan rencana manajemen mengembangkan kesempatan untuk
nyeri dengan pasien dan dokter. kontrol nyeri. Terutama
Kolaborasi: – Pengangkatan bola mata, dilakukan
– Siapkan intervensi bedah sesuai apabila tumor sudah mencapai
indikasi: enuklasi

– Pelaksanaan krioterapi, fotokoagulasi laser, atau kombinasi sitostatik.


seluruh vitreous dan visus nol, dilakukan untuk mencegah tumor bermetastasis
lebih jauh.
– Dilakukan apabila tumor masih intraokuler, untuk mencegah pertumbuhan tumor
akan mempertahankan visus.
3. Gangguan rasa aman cemas
Tindakan/Intervensi Rasional
Mandiri: – Faktor ini mempengaruhi persepsi
– Kaji tingkat ansietas, derajat pasien terhadap ancaman diri dan
pengalaman nyeri/timbulnya gejala potensial siklus ansietas.
tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat
ini
– Berikan informasi yang akurat – Menurunkan ansietas sehubungan
dan jujur. Diskusikan dengan dengan ketidaktahuan/harapan yang
keluarga bahwa pengawasan dan akan datang dan memberikan dasar
pengobatan dapat mencegah fakta untuk membuat pilihan
kehilangan penglihatan tambahan. informasi tentang pengobatan.
– Dorong pasien untuk mengakui – Memberikan kesempatan kepada
masalah dan mengekspresikan pasien menerima situasi nyata,
perasaan mengklarifikasi salah konsepsi dan
pemecahan masalah.
– Identifikasi sumber/orang yang – Memberikan keyakinan bahwa
menolong pasien tidak sendiri dalam
menghadapi masalah.
– Berikan analgesik sesuai indikasi
(misalnya: morfin, metadon)
dengan nyeri kronis, pasien/orang terdekat harus aktif menjadi partisipan dalam
manajemen nyeri di rumah.
– Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individual berbeda.
Saat perubahan penyakit/pengobatan terjadi, penilaian dosis dan pemberian akan
diperlukan.
2. Gangguan persepsi sensoris penglihatan
Tindakan/Intervensi Rasional
Mandiri: – Kebutuhan individu dan pilihan
– Tentukan ketajaman penglihatan, intervensi bervariasi sebab kehilangan
catat apakah satu atau kedua mata penglihatan terjadi lambat dan
terlibat. progresif. Bila bilateral, tiap mata
dapat berlanjut pada laju yang
berbeda.
– Orientasikan pasien terhadap – Memberikan peningkatan
lingkungan, staf, orang lain di kenyamanan dan kekeluargaan, dan
areanya. menurunkan cemas.
– Letakkan barang yang – Memungkinkan pasien melihat
dibutuhkan/posisi bel pemanggil objek lebih mudah dan memudahkan
dalam jangkauan panggilan untuk pertolongan bila
diperlukan.
– Dorong mengekspresikan perasaan – Sementara intervensi dini mencegah
tentang kehilangan/kemungkinan kebutaan, pasien menghadapi
kehilangan penglihatan kemungkinan atau mengalami
pengalaman kehilangan penglihatan
sebagian atau total. Meskipun
kehilangan penglihatan telah terjadi
tak dapat diperbaiki, kehilangan lanjut
dapat dicegah.
– Lakukan tindakan untuk membantu – Menurunkan bahaya keamanan,
pasien untuk menangani keterbatasan sehubungan dengan perubahan lapang
penglihatan, contoh, atur perabot/ pandang/kehilangan penglihatan dan
4. Resiko tinggi terhadap cedera
Tindakan/Intervensi Rasional
Mandiri: – Memberi peningkatan kenyamanan,
– Orientasikan pasien klien terhadap memudahkan adaptasi terhadap
lingkungan, staf, dan orang lain yang lingkungannya dan mengetahui
ada di areanya. tempat untuk meminta bantuan pada
saat membutuhkan.
– Anjurkan keluarga memberikan – Menurunkan resiko memecahkan
mainan yang aman (tidak pecah), dan mainan dan jatuh dari tempat tidur
pertahankan pagar tempat tidur.
– Arahkan semua alat mainan yang – Memfokuskan lapang pandang
dibutuhkan klien pada tempat dan mencegah cedera pada saat

10. sentral pandangan klien, dan mudah untuk dijangkau.


Kolaborasi:
– Pemberian analgesik, misalnya: acetaminophen (tyenol), empirin dengan kodein.
berusaha untuk menjangkau mainan.
– Digunakan untuk mengatasi ketidaknyamanan, meningkatkan istirahat/mencegah
gelisah.
5. Kurangnya pengetahuan keluarga
Tindakan/Intervensi Rasional
Mandiri: – Meningkatkan pemahaman dan
– Beri penjelasan tentang kondisi meningkatkan kerjasama dalam
pasien, prognosis, dan pemberian tindakan.
pengobatannya.
– Tekankan pentingnya evaluasi – Pengawasan periodik
perawatan rutin. menurunkan resiko komplikasi serius.
– Diskusikan dengan keluarga tentang – Stress dapat menambah ketegangan
pentingnya pada mata dan
menghindari/mengurangi situasi memperburuk keadaannya.
pencetus stress.
– Ajarkan cara mengatasi nyeri – Dapat membantu mengurangi nyeri
dengan teknik relaksasi, tertawa, apabila nyeri pada klien timbul.
Implementasi

Dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan, menjelaskan setiap tindakan


yang akan  dilakukan  sesuai  dengan  pedoman  atau  prosedur  teknis  yang
 telah ditentukan.

VI.  Evaluasi

Kriteria keberhasilan:
•     Berhasil
Tuliskan kriteria keberhasilannya dan tindakan dihentikan.
•     Tidak berhasil
Tuliskan mana yang belum berhasil dan lanjutkan tindakan.
 

Anda mungkin juga menyukai