Oleh :
Kelompok 2
Alif Akira
Erlina Lestari
Juwita Chesiawati
Lidya Adrian
Ni Kadek Yuni Sugiari
Pande Made Dwi Suryana
Wayan Mita Yuliantini
1
LAPORAN PENDAHULUAN
KKP ANAK
2. Etiologi
a. Kekurangan kalori
b. Kekurangan protein
3. Patofisiologi
Terjadinya kwasiorkor dapat diawali oleh faktor makanan yang kadar
proteinnya kurang dari kebutuhan tubuh sehingga akan kekurangan asam
amino esensial dengan dalam serum yang diperlukan dalam pertumbuhan
dan perbaikan sel. Kemudian produksi albumin dalam hati pun berkurang,
sehingga berbagai kemungkinan terjadi hipoproteinemia yang dapat
menyebabkan edema dan akhirnya menyebabkan asites, gangguan mata,
kulit dan lain-lain.
Sedangkan terjadinya marasmus juga dapat disebabkan faktor makanan
dengan kadar kalori dan protein yang kurang dari kebutuhan tubuh,
sehingga dapat terjadi atropi jaringan khususnya pada lapisan subkutan
dan akhirnya kelihatan kurus seperti orang tua.
2
KKP
Marasmus Kwasiorkor
Energi yang
Defisiensi kalori Defisiensi protein
dibutuhkan tubuh
dalam diet
berkurang
Gangguan
pertumbuhan disertai Asam amino esensial
atropi otot berkurang untuk
sintesis
Pembentukan albumin
Gangguan pertumbuhan
oleh hepar berkurang
lipoprotein β
Perlemakan hati
Edema
3
4. Komplikasi
a. Kwashiorkor : diare, infeksi, anemia, gangguan tumbuh kembang,
hipokalemi dan hipernatermi.
b. Marasmus : infeksi, tuberculosis, parasitosis, disentri, malnutrisi
kronik, gangguan tumbuh kembang.
5. Manifestasi klinis
Kekurangan kalori protein secara klinis terdapat 3 type yaitu
kwashiorkor, marasmus, marasmus-kwasiorkor.
a. Kwashiorkor
Edema, umumnya seluruh tubuh dan terutama pada kaki (dorsum
pedis )
Lethargi
Wajah membulat dan sembap
Pandangan mata sayu
Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah
dicabut tanpa rasa sakit, rontok
Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis
Pembesaran hati
Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa dengan
posisi berdiri atau duduk
Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan
berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkupas (crazy
pavement dermatosis)
Alopecia
Anorexsia
Sering disertai : infeksi, anemia, diare
Gagal dalam tumbuh kembang
4
b. Marasmus
Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit
Wajah seperti orang tua
Lethargi
Iritabel
Cengeng, rewel
Ubun-ubun cekung pada bayi
Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak
ada
Turgor kulit jelek
Malaise
Apatis
Perut cekung
Sering disertai : penyakit kronik, diare kronik
c. Marasmus-kwashiorkor
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus. Dengan BB/U < 60% baku median WHO-
NCHS disertai edema yang tidak mencolok.
Pada setiap penderita KEK berat, selau periksa adanya gejala defisiensi
nutrient mikro yang sering menyertai seperti xerophtalamia (defisiensi
vitamin A), anemia (defisiensi Fe,Cu, vitamin B12, asam folat), stomatitis
(vitamin B,C).
6. Penatalaksanaan diagnostic
a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan laboratorium :albumin, creatinine dan nitrogen,
Elektrolit, Hb, Ht, transferin.
7. Penatalaksanaan teraupetik
5
a. Diit tinggi kalori, protein, mineral, dan vitamin
b. Pemberian terapi cairan dan elektrolit
c. Penanganan diare bila ada ; cairan, antidiare, dan antibiotic.
6
khusus yaitu resomal (rehydration solution for malnutrition atau
penggantinya). Anggap semua anak KEP berat dengan diare encer mengalami
dehidrasi sehingga harus diberi :
a. Cairan resomal/pengganti sebanyak 5 ml/kgBB setiap 30 menit
serlama 2 jam secara oral atau lewat pipa nasogastrik
b. Selanjutnya beri 5-10 ml/kgBB/jam selam 4-10 jam berikutnya
:jumlah yang tepat yang harus diberikan tergantung berapa banyak
anak menginginkanya dan banyaknya kehilangan cairan melalui tinja
dan muntah
c. Ganti/resomal atau pengganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formula
khusus sejumlah yang sama. Bila keadaan rehidrasi menetap/stabil
d. Selanjutnya mulai dari formula khusus
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Pada semua KEP berat terjadi bewrlebihan natrium tubuh, walaupun kadar Na
plasma rendah.defisiensi kalsium (K) dan magnesium (Mg) sering terjadi dan
paling sedikit perlu 2 minggu untuk pemulihan. Ketidakseimbangan ini ikut
andil pada terjadinya edema (jangan obati dengan pemberian deuretik).
Berikan :
a. Tambahan K 2-4 mEq/kgBB/hari (= 150-300 mg KCL/kgBB/hari)
b.Tambahkan Mg 0,3-0,6 mEq/kgBB/hari (= 7,5-15 mg KCL/kgBB/hari)
c. Siapkan makanan tanpa diberi garam
Tambahan K dan Mg dapat disiapkan dalam bentuk cairan dan ditambahkan
langsung pada makanan. Penambahan 20 ml larutan pada 1 liter formula.
5. Obati/cegah infeksi
Antibiotik spectrum luas dengan pilihan :
a. Bila tanpa komplikasi. Kotrimoksasol 5 ml, suspense pediatri secara oral 2
x sehari selama 5 hari (2,5 ml bila BB <4 kg) atau
b. Bila anak sakit berat (apatis, latergi)atau ada komplikasi
(hipoglikemia,hipotermia, infeksi kulit, saluran nafas atau saluran
7
kencing), beri ampisilin 50 mg /kgBB/IM/IV setiap 6 jam selama 2 hari,
kemudian secara oral amoksisilin 15 mg/kgBB setiap 8 jam selam 5 hari.
Bila amoksisilin tidak ada, teruskan ampisilin 50 mg/kgBB setiap 6 jam
secara oral
Dan :
Gentamisin 7,5 mg/kgBB IM,IV sekali sehari selama 7 hari
Bila dalam 48 jam tidak ada kemajuan klinis, tambahkan kloramfenicol 25
mg/kgBB,IM,IV setiap 6 jam selama 5 hari.
Bila terdeteksi kuman yang spesifik, beri pengobatan spesifik.
Beberapa ahli menambahkan metronidazol (7,5 mg/kgBB setiap 8 jam selama
7 hari)
Bila anoreksia menetap selama 5 hari pengobatan antibiotik, lengkap
pemberian hingga 10 hari.
Vaksinasi campak bila anak umur >6 bulan dan belum pernah diimunisasi
(tunda bila syok). Ulangi pemberian vaksin setelah keadaan gizi anak menjadi
baik.
6. Koreksi defisiensi nutrient mikro
Berikan setiap hari :
a. Tambahan multivitamin
b. Asam folat 1 mg/hari (5 mg hari pertama)
c. Seng (Zn) 2 mg/kgBB/hari
d. Bila BB mulai naik : Fe 3 mg/kgBB/hari atau sulfas ferosus 10
mg/kgBB/hari
e. Virtamin A oral pada hari 1.2, dan 14
Umur > 1 tahun :200.000 SI
Umur 6-12 bulan :100.000 SI
Umur 0-5 bulan :50.000 SI
Bila ada ulserasi pada mata, beri tambahan perawatan mata untuk
mencegah prolaps lensa :
8
a) Beri kloramfenikol atau tetrasiklin tetes mata, setiap 2-3 jam selam
7-10 hari
b) Teteskan atropin tetes mata, 3 kali 1 tetes sehari, selama 3-5 hari
c) Tutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam faali
7. Mulai pemberian makan
Pada wala fase stabilisasi, perlu pendekatan yang sangat berhati-hati karena
keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang.
Pemberian nutrisi harus dimulai segera setelah anak dirawat dan harus
dirancang sedemikian rupa sehingga cukup energi dan protein untuk
memenuhi metabolisme basal.
Prinsip pemberian nutrisi pada fase inisial/stabilisasi adalah :
a. Porsi kecil, sering, rendah serat dan laktosa
b. Oral atau nasogastrik (jangan mulai dengan nutrisi parenteral)
c. Energi :100 kkal/kgBB/hari
d. Protein :1-1,5 g/kgBB/hari
e. Cairan :130 ml/kgBB/hari (100 ml/kgBB bila ada udema berat)
f. Bila anak mendapat ASI, teruskan, tetapi beri formula khusus lebih dulu.
Berikan formula dengan cangkir/gelas. Bila anak terlalu lemah, berikan
dengan sendok/pipet. Jadwal dan cara pemberian yang dianjurkan adalah
volume makanan ditambah bertahap disertai pengurangan frekuensi
pemberian makanan, seperti contoh
Hari frekuensi vol/kg/kali makan vol/kg hari
1-2 setiap 2 jam 11/2 sendok makan 130 ml
3-5 setiap 3 jam 2 sendok makan 130 ml
6-7 setiap 4 jam 3 sendok makan 130 ml
Pada anak dengan selera makan baik dan tidak edema, jadwal dapat
diselesaikan dalam 2-3 hari saja (1 hari untuk setiap tahap). Bila asupan
makanan kurang dari 80 kkal/kgBB/kkal/kgBB/hari pada fase stabilisasi ini.
8. Fasilitas tumbuh kejar
9
Pada masa pemulihan, dibutuhkan berbagai pendekatan secara gencar agar
tercapai asupan makanan yang tinggi dan pertambahan berat badan
>10g/kgBB/hari. Awal fase rehabilitasi ditandai dengan timbulnya selera
makan, biasanya 1-2 minggu setelah dirawat transisi secara perlahan
dianjurkan untuk menghindari risiko gagal jantung yang dapat terjadi bila
anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak secara mendadak.
Pada periode transisi dianjurkan untuk merubah secara perlahan –
lahan dari formula khusus awal keformula khusus lanjutan.
Ganti formula khusus awal (energi 75 kkal dan protein 0,9- 1g per 100
ml)dengan formula khusus lanjutan (energi 100 kkal dan protein 2,9 g per
100 ml)dalam jangka waktu 48 jam. Modifikasi bubur / makanan keluarga
dapat digunakan asalkan dengan kandungan energi dan protein yang sama
Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai ada sedikit formula
tersisa, biasanya pada saat tercapainya jumlah 30 ml /kgBB/kali (=200
ml/kgBB/hari).
Bila terjadi peningkatan frekuensi nafas > 5x/menit dan denyut nadi >
35x/menit dalam pemantauan setiap 4 jam berurutan, kurangi volume
pemberian formula. Setelah normal kembali, ulangi menaikkan volume
seperti diatas
Setelah periode transisi dilampaui anak diberi :
1) Makanan / frormula dengan jumlah tidak terbatas dan sering
2) Energi :150 – 220 kal/kgBB/hari
3) Protein 4 – 6 g/kgBB/hari
4) Bila anak masih mendapat ASI, teruskan tetapi beri formula lebih dulu
karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh
kejar
Kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan pertambahan berat badan :
1) Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan
10
2) Setiap minggu, kenaikan BB dihitung (g/kgBB/hari)
Bila kenaikkan BB :
1) Kurang (< 5 g/kgBB/hari), perlu reevaluasi menyeluruh
2) Sedang (5-10 g/kgBB/hari), cek apakah asupan makanan mencapai
target atau apakah infeksi telah dapat diatasi.
9. Sediakan stimulasi sensorik dan dukungan emosi / mental
Pada KKP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku,
karenanya berikan :
a. Kasih sayang
b. Lingkungan yang ceria
c. Terapi bermain terstruktur selama 15-30 menit/hari
d. Aktivitas fisik segera setelah sembuh
e. Keterlibatan ibu (member makan, memandikan, bermain )
10. Siapkan fellow up setelah sembuh
Bila berat anak sudah mencapai 80% BB/U, dapat dikatakan anak sembuh.
Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan
dirumah setelah penderita dipulangkan.
Tunujukkan kepada orang tua :
a. Pemberian makan yang sering dan kandungan energi dan nutrient yang
padat
b. Terapi bermain terstruktur
Sarankan :
a. Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur
b. Pemberian suntikan/imunisasi ulang (booster)
c. Pemberian vitamin A setiap 6 bulan
Selain itu atasi penyakit penyerta yaitu :
a. Defisiensi vitamin A. seperti koreksi defisiensi nutrient mikro
b. Dermatosis
11
Umumnya defisiensi Zn terdapat pada keadaan ini dan dermatosis
membaik dengan pemberian Zn. Selain itu :
1) Kompres bagian kulit yang terkena dengan KmnO (K-permanganat) 1%
selama 10 menit
2) Beri salep/krim (Zn dengan minyak kastor)
3) Jaga daerah perineum agar tetap kering
c. Parasit/cacing, beri mebendazol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari
d. Diare melanjut
Diare biasanya mentertai dan berkurang dengan sendirinya pada
pemberian makanan secara berhati-hati. Bila ada intolerasi laktosa
(jarang),obati hanya bila diare berlanjut dan tidak ada perbaikan keadaan
umum . berikan formula bebas/ rendah laktosa. Kerusakan mukosa usus
dan giardiasis merupakan penyebap lain melanjutnya diare. Bila mungkin
lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik. Beri metronidazol 7,5 mg/kgBB
setiap 8 jam selama 7 hari
e. Tuberculosis, obat sesuai pedoman TB
Bila pasien pulang sebelum rehabilitasi tuntas (BB/U ≥90%), dirumah
harus sering diberi makanan tinggi energi (150 kkal/kgBB/hari)dan tinggi
protein (4 g/kgBB/hari)
1) Beri anak makanan yang sesuai (energi dan protein), paling sefikit 5
kali sehari
2) Beri makanan selingan diantara makanan utama
3) Upayakan makanan selalu dihabiskan
4) Beri suplementasi vitamin dan mineral/elektrolit
5) Teruskan ASI
12
Dalam 24 jam : kemungkinan hipoglikemia, hipotermia, sepsis terlambat
atau tidak diatasi atau proses rehidrasi kurang cepat
Dalam 72 jam : cek apakah volume formula terlalu banyak atau pemulihan
formula tidak tepat
Malam hari : kemungkinan hipotermia karena selimut kurang memadai,
tidak diberi makan
2) Kenaikan berat badan tidak adekuat pada fase rehabilitasi penilaian
kenaikan BB :
Baik : > 10 g/kgBB/hari
Sedang :5-10 g/kgBB/hari
Kurang: > 5 g/kgBB/hari
Kemungkinan kenaikan BB, antara lain :
Pemberian makanan tidak adekuat
Defisiensi nutrient tertentu : vitamin, mineral
Infeksi yang tidak terdeteksi, sehingga tidak diobati
HIV/AIDS
Masalah psikologik
13
ml/kgBB/jam sampai 10 jam bila tidak ada perbaikan klinis setelah
pemberian cairan pertama, anggap anak menderita sepsis, sehingga
beri cairan rumat 4 ml/kgBB/jam. Berikan darah segar 10 ml/kgBB
perlahan-lahan (selama 3 jam). Selanjutnya mulai berikan formula
khusus.
2) Anemia berat
Transfusi darah diperlukan bila :
a. Hb < 4 g/dl
b. Atau bila ada distress nafas atau hb 4-6 g/dl
Beri transfuse darah berupa darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam
Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red cells untuk transfusi
dengan jumlah yang sama, beri furosemid 1 mg/kgBB.IV pada saat
transfusi dimulai.
Bila pada anak dengan distress pernafasan setelah transfuse Hb tetap <
4 g/dl atau antara 4-6 g/dl, jangan ulangi pemberian darah
B. Penatalaksanaan keperawatan
1. Pengkajian
- Riwayat status social-ekonomi
- Riwayat pola makan
- Pengkajian antropometri
- Kaji manifestasi klinis
- Monitor hasil laboratorium
- Timbang berat badan
- Kaji tanda-tanda vital
2. Diagnose keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake nutrisi
14
b. Kurangnya volume cairan dan konstipasi berhubungan dengan kurangnya
intake cairan
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tidak adanya kandungan
makanan yang cukup
d. Risiko infeksi berhubungan dengan gangguan respon imun sekunder dari
malnutrisi
e. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan tidak tahu memberikan intake
nutrisi yang adekuat pada anak
3. Perencanaan
a. Anak akan memperlihatkan pemenuhan kebutuhan nutrisi secara adekuat yang
ditandai dengan berat badan normal sesuai dengan usia. Nafsu makan
meningkat, dan tidak ditemukan manifestasi malnutrisi.
b. Anak tidak menunjukan tanda-tanda dehidrasi yang ditanndai dengan ubun-
ubun tidak cekung, turgor kulit normal, membrane mukosa lembab, outpute
urine sesuai, berat jenis urine normal dan anak menunjukan kebiasaan buang
air besar dengan konstitensi lembek.
c. Anak menunjukan keutuhan integritas kulit yang ditandai dengan kulit tidak
bersissik, tidak kering dan elastisitas kulit normal.
d. Anak akan terbebas dari infeksi yang ditandai dengan sushu tubuh normal dan
leukosit dalam batas normal.
e. Orang tua memahami pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak.
4. Implementasi
a. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan status nutrisi
Kaji antropometri
Kaji pola makan
Berikan intake makanan tinggi kalori, protein, mineral, dan vitamin
Frekuensi makan dapat ditingkatkan setiap 3-4 jam dan selingi dengan
makanan kecil yang tinggi kalori dan protein
15
Timbang berat badan setiap hari
Tingkatkan pemberian asi dengan pemasukan intake nutrisi yang adekuat pada
pada orang tua (ibu)
2. Meningkatkan hidrasi dan mencegah konstipasi
Berikan cairan yang adekuat sesuai dengan kondisi
Berikan cairan peroral
Berikan cairan atau nutrisi perparenteral ; pantau kecepatan infuse.
Ukur intake dan output ; 23 ml/kg/jam
Ukur berat jenis urin
Auksultasi bising usus
Kaji tanda-tanda dehidrasi
Pantau adanya overload cairan
3. Meningkatkan integritas kulit
Kaji keutuhan kulit setiap pergantian dinas
Berikan suplemen vitamin
Berikan alas matras yang lembut
Berikan krim kulit
Ganti segera pakaian yang lembab atau basah
Lakukan kebersihan kulit
Hindari pengguanaan sabun yang dapat mengiritasi kulit
4. Mencegah terjadinya infeksi
Kaji tanda-tanda infeksi ; ukur suhu tubuh setiap 4 jam
Gunakan standar pencegahan universal ; kebersihan, mencuci tangan yang
benar bila akan kontak pada anak, menghindari dari anak yang infeksi
Berikan imunisasi bagi anak yang belum imunisasi.
5. Meningkatkan pengetahuan orangtua
Ajarkan orang tua dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat
16
Jelaskan kondisi yang terkait dengan malnutrisi
Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk menungkatkan
produksi ASI
Libatkan keluarga dalam perawatan anak untuk pemenuhan kebutuhan sehari-
hari
Perencanaan pulang
- Jelaskan kebutuhan nutrisi yang adekuat dengan menggunakan gambar-
gambar.
- Jelaskan komplikasi yang dapat terjadi akibat malnutrisi
- Ajarkan dan jelaskan orang tua untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi
kalori, protein, mineral dan vitamin.
- Berikan penjelasan, tentang makanan formula yang perlu diberikan pada
anak.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
19