A. Pengertian
protein. Penyakit kwashiorkor pada umumnya terjadi pada anak dari keluarga
dengan status sosial ekonomi yang rendah karena tidak mampu menyediakan
makanan yang cukup mengandung protein hewani seperti daging, telur, hati,
susu dan sebagainya. Makanan sumber protein sebenarnya dapat dipenuhi dari
sumber energi (kalori), dapat terjadi bersama atau tanpa disertai defsiensi
protein. Bila kekurangan sumber kalori dan protein terjadi bersama dalam
waktu yang cukup lama maka anak dapat berlanjut ke dalam status marasmik
kwashiorkor.
B. Klasifikasi
1. Berat badan 60-80% standar tanpa edema : gizi kurang (MEP ringan)
1. Marasmus
terjadi karena: diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat
Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering
dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi
2. Kwashiorkor
D. Patofisiologi
1. Marasmus
kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan
dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya
yang segera diubah menjadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa
jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies.
Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber
2. Kwashiorkor
dan perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena
akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya
lemak di hati.
Ketidakadekuatan
Kehilangan
Peningkatan kebutuhan pemberian ASI
Nutrien meningkat
kalori-protein (Kalori-Protein)
Intake nutrisi kurang
Marasmus
Penurunan massa otot, Ketidakseimbangan nutrisi Asupan cairan tidak Resiko tinggi
cepat letih, kurang dari kebutuhan seimbang dengan infeksi
kebutuhan tubuh
Gangguan Pertumbuhan
Intoleransi aktivitas
dan perkembangan Resiko ketidakseimbangan
volume cairan Diare
Kehilangan penyimpanan
jaringan dan kapasitas Gangguan cairan tidak
fungsional dapat di koreksi
Pemakaian jaringan
Kematian lemak untuk
homeostasis tubuh
Jaringan lemak
subkutan menipis
standar).
Lahir 3,25
4 tahun 2 x TB lahir
c. Sering diare, warna hijau tua, terdiri dari lendir dengan sedikit tinja.
bawah kulit
e. Pada keadaan marasmik yang berat, lemak pipi juga hilang sehingga
wajah tampak lebih tua, tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol
F. Pencegahan
lain:
zat gizinya antara lain dengan : pemberian tablet besi, pemberian dan
tidak terlalu lama, sebab akan menurunkan lemak serta vitamin yang larut
G. Penatalaksanaan
1. Ibu memberikan aneka ragam makanan dalam porsi kecil dan sering
di rumah
mengancam jiwa)
9. Pengobatan infeksi
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan langkah keempat dalam tahap proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan yang
telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam tahap ini
perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya fisik
dan perlindungan bagi klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam
prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari klien serta dalam
memahami tingkat perkembangan klien.
5. Evaluasi
Evaluasi respon klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
dan pencapaian hasil yang diharapkan adalah tahap akhir dari proses
keperawatan. Fase evaluasi diperlukan untuk menentukan sejauh mana
tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan.
Behrman. E .R., Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol I, 1999. Jakarta : EGC
Krisnansari, Diah. 2010. Malnutrisi dan Gizi Buruk. Mandala of Health Volume
1. Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto