DI SUSUN OLEH :
NERS LANJUTAN
B. ETIOLOGI
Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena : diet yang
tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang hubungan dengan orangtua-anak
terganggu,karena kelainan metabolik, atau malformasi kongenital. (Nelson,1999).
Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai pada bayi yang
tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare.
Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan
saluran pencernaan atau jantung, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun
dan juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin, 1990:116).
C. PATOFISIOLOGI
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau
keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92). Dalam keadaan kekurangan makanan,
tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau
energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal
yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh
seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan
karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya
katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera
diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam
lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies
sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan
mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari
tubuh. (Nuuhchsan Lubis an Arlina Mursada, 2002:11).
D. MANIFESTASI KLINIK
Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat badan
sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar
karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal
selama beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan
datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat,
mula-mula bayi mungkin rewe, tetapi kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya
konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar
sering, tinja berisi mukus dan sedikit. (Nelson,1999).
Marasmus
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik
a. Mengukur TB dan BB
b. Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB (dalam meter)
c. Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik
menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan
menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari
lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada
wanita.
d. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan jumlah otot
rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak).
2. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin.
H. FOKUS INTERVENSI
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan tidak
adekuat (nafsu makan berkurang). (Wong, 2004)
Tujuan :
Pasien mendapat nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil :
meningkatkan masukan oral.
Intervensi :
a. Dapatkan riwayat diet
b. Dorong orangtua atau anggota keluarga lain untuk menyuapi anak atau ada disaat
makan
c. Minta anak makan dimeja dalam kelompok dan buat waktu makan menjadi
menyenangkan
d. Gunakan alat makan yang dikenalnya
e. Perawat harus ada saat makan untuk memberikan bantuan, mencegah gangguan
dan memuji anak untuk makan mereka
f. Sajikan makansedikit tapi sering
g. Sajikan porsi kecil makanan dan berikan setiap porsi secara terpisah
Intervensi :
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
b. Pastikan semua alat yang kontak dengan pasien bersih/steril
c. Instruksikan pekerja perawatan kesehatan dan keluarga dalam prosedur kontrol
infeksi
d. Beri antibiotik sesuai program
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen sekunder akibat
malnutrisi. (Carpenito, 2001:3)
Tujuan :
Anak mampu beraktifitas sesuai dengan kemampuannya.
Kriteria hasil :
Menunjukkan kembali kemampuan melakukan aktifitas.
Intervensi :
a. Berikan permainan dan aktifitas sesuai dengan usia
b. Bantu semua kebutuhan anak dengan melibatkan keluarga pasien
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, 2004, Gizi dalam daur kehidupan, Jakarta : EGC
Betz, L & Linda S, 2002, Buku saku peditrik, Alih bahasa monica ester edisi 8, jakarta, EGC
Carpenito, L. J, 2001, Hand book of nursing diagnosis, 8-e (buku saku diagnosa keperawatan, 8-e), Alih
bahasa monica ester dkk, Jakarta, EGC
Doengoes ME, 2000, Nursing care plans guide line for planning and documenting patien care, edisi 3,
alih bahasa I made kariasa, Jakarta, EGC
Nelson, & behrman, kliegman, 2000, Nelson teks book of pediatric 15/e, vol. 2, Ed 15, alih bahasa A
Samik Wahab, Jakarta, EGC
Nuchsan .A, 2002, Penatalaksanaan Busung lapar pada balita, Cermin Dunia Kedokteran no. 134,
2002 : 10-11
Wong, L. D & Whaleys, 2004, Pedoman klinis asuhan keperawatan anak, alih bahasa monica ester,
Jakarta, EGC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK AN. MKA DENGAN DIAGNOSA MEDIS MARASMUS
DIRUANGAN E ATAS
Identitas Klien
Nama : An. MKA
Jenis Kelamin :Perempuan
Umur : 1 Thn 10 bulan
Agama : Islam
Alamat : kampung islam
Diagnosa Medis : marasmus
Tanggal MRS : 27-10-2020
Tgl Pengkajian 09-11-2020
Identitas orang tua
1. Ayah
a. Nama : Tn. MA
b. Usia : 50 Th
c. Pendidikan :SMA
d. Pekerjaan :Supir
e. Agama :Islam
f. Alamat :Kampung islam
2. Ibu
a. Nama : Ny. Y
b. Usia :48 Th
c. Pendidikan :SMA
d. Pekerjaan :IRT
e. Agama :Islam
f. Alamat :Kampung islam
3. Saudarah
No Nama Usia Hubungan Status kesehatan
1 An. ONA 17 Th Kakak Sehat
2 An . BA 5 Th Kakak Sehat
Riwayat penyakit
Keluhan Utama : Ibu klien mengatakan bahwa anaknya semakin
kurus badannya.
Riwayat Penyakit Pada tanggal 9 november 2020 pasien di kaji
Sekarang : dengan keluahan ibu klien mengatakan anaknya
semakin kurus badannya. BB 6,3 Kg
Riwayat Kesehatan Pasien pernah menderita batuk, pilek dan
Dahulu : demam tetapi tidak pernah dirawat di RS
x x
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Hubungan Keluarga
: Tinggal Serumah
X ; meninggal
KETERANGAN
Keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit yang sama
RIWAYAT IMUNISASI
BCG 1 bulan
MR 1 tahun
RIWAYAT TUMBANG
1. Pertumbuhan fisik
a. BB 6,4 Kg
b. PB 83 cm
c. Tumbuh gigi pada saat 9 bulan
d. BB Klien tidak sesuai dengan pertumbuhan klien. klien mengalami kekurang gizi
(marasmus) untuk usia 1 tahun 10 bulan
2. Perkembangan tiap tahap
Klien saat ini hanya bisa melaukan kegiatan di tempat tidur. Perkembangan tiap tahap
tidak sesuai dengan perkembangan usia. Karena klien mengalami syndrom down.
Observasi
Makan dan minum Pasien makan 100ml/3 jam sehari selama
dirumah sakit
Pola tidur Pasien tidur pada siang hari 2 jam dan sore
hari 2 jam pada malam hari jam 9 malam
dan bangun padsa jam 6 pagi.
Pola eliminasi Selama di RS pasien sudah 2 kali BAB
4) Mulut & Lidah Keadaan mukosa bibir kering dan pucat. Tonsil ukuran
normal
uvula letak simetris ditengah .
5) Telinga Bentuk telinga, simetris kanan dan kiri. Lubang
telinga bersih, tidak ada serumen berlebih,
pendengaran berfungsi dengan baik
G. Pemeriksaan Kaki klien kecil dan belum bisa berjalan dan kulit klien
muskuluskeletal tampak kering, terdapat luka di dada klien
(ekstremitas) dan
Integumen
H. Sistem Endokrin Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
HASIL LABORATORIUM
PENGOBATAN
IV
Saleb
Fucilex 2x1
Betamethasone valerate 2x 1
Tetes Mata
Cendo lyteers 3x1
ANALISA DATA
Identifikasi isyarat
prilaku dan fisiologis yang
di tunjukkan bayi
2. Terapeutik
Pertahankan
sentuhan seminimal
mungkin pada bayi
premature
Berikan sentuhan
yang bersifat gentle dan
tidak ragu ragu
Minimalkan nyeri
Minimalkan
kebisingan ruangan
Pertahankan
lingkungan yang
mendukung
perkembangan optimal
Motivasi anak
berinteraksi dengan anak
lain
3. Edukasi
Jelaskan tujuan
dan prosedur ambulasi
dikenalnya makan melalui NGT sebnyak 120cc P: pertahankan tindakan keperawatan 1-5
5. Perawat harus ada saat makan dan 10 cc di anjurkan untuk dihisap
untuk memberikan bantuan,
mencegah gangguan dan memuji
anak untuk makan mereka
6. Menyajikan makansedikit tapi
sering
7. Menyajikan porsi kecil makanan
dan berikan setiap porsi secara
terpisah
A: belum tercapai
dikenalnya makan melalui NGT sebnyak 140cc P: pertahankan tindakan keperawatan 1-5
12. Perawat harus ada saat makan dan 10 cc di anjurkan untuk dihisap
untuk memberikan bantuan,
mencegah gangguan dan memuji
anak untuk makan mereka
13. Menyajikan makansedikit tapi
sering
14. Menyajikan porsi kecil makanan
dan berikan setiap porsi secara
terpisah
2 6. Identifikasi pencapaian tugas 13. Klien di panggil namanya dan S:
perkembangan anak
klien melihat saat di panggil
7. Identifikasi isyarat prilaku dan ibu pasien mengatakan Anak saya tidak
fisiologis yang di tunjukkan bayi 14. Klien hanya berguman saat di
tumbuh dan berkembang seperti anak pada
8. Pertahankan sentuhan seminimal panggil berbicara
mungkin pada bayi premature umumnya
15. Menyentuh tangan dan kaki klien
9. Berikan sentuhan yang bersifat
gentle dan tidak ragu ragu 16. Mengatur tempat tidur dan O:
10. Minimalkan kebisingan ruangan ruagan agar nyaman
11. Pertahankan lingkungan yang BB turun dan jauh dari IMB, dan
mendukung perkembangan optimal 17. Memberitahukan ibu untuk
klien mengalami keterlambatan
12. Motivasi anak berinteraksi dengan mengajak anak bermain dengan
perkembangan dan pertumbuhan sesuai
anak lain
teman seusianya
dengan usia
A: belum tercapai
ANALISA PICO
Nama CLARA MULYAWATI SAHEDE
Nim 711490120007
Acute Malnutrition in Children: Pathophysiology, Clinical Effects and Treatment in italia tahun 2020
P I C O
Pada penelitian ini Dalam penelitian ini yang Faktor yang menyebabkan malbutrisi Pada penelitian ini didapatkan Asupan
menggambarkan patofisiologi dan menggunakan berbagai metode meliputi kerawanan pangan rumah energi yang tidak memadai menyebabkan
aspek klinis utama dari malnutrisi untuk menilai malnutrisi tangga, kemiskinan,gizi buruk pada ibu berbagai adaptasi fisiologis, termasuk
akut di masa kanak-kanak, dan (ringan,sedang, parah malnutrisi), hamil, hambatan pertumbuhan hambatan pertumbuhan, hilangnya lemak,
untuk memberikan gambaran prevalensi malnutrisi (penyakit intrauterine, berat badan lahir rendah, otot, dan massa viseral, penurunan laju
umum dari rekomendasi saat ini neurologi, menular,kardiovakuler, ASI yang buruk dan makanan metabolisme basal, dan pengurangan
tentang manajemen berdasarkan gastrointestinal, fibrosis kistik, pendamping tidak memadai, penyakit pengeluaran energi total.
jenis malnutrisi akut, penyebab ongkologi) di antara anak-anak menular yang sering terjadi, kualitas air
dan kerasnya. yang dirawat di rumah sakit di yang buruk, kebersihan, dll. Oleh Kesimpulan dari penelitian ini malnutrisi
akut adalah defisiensi nutrisi yang
negara maju karena itu, malnutrisi akut primer diakibatkan oleh asupan energi atau
sebagian besar berasal dari sosial bukan protein yang tidak memadai,
biomedis, tetapi juga multifaktorial. denganvariabel presentasi klinis.
Misalnya, kualitas air yang buruk, Pemeriksaan klinis dan pengukuran yang
sanitasi dan higienis semakin diyakini cermat dari status pertumbuhan dan
sebagai penyebab kondisi yang disebut referensi ke grafik pertumbuhan standar
sangat penting untuk mengidentifikasi
"enteropati lingkungan" yang
anak-anak dengan malnutrisi akut.
berkontribusi terhadap malnutrisi akut Sebagian besar anak dengan malnutrisi
di masa kanak-kanak. Paparan patogen akut primer dapat ditangani di rumah,
yang berulang di lingkungan sedangkan mereka yang mengalami
menyebabkan kolonisasi bakteri usus malnutrisi akut parah dan komplikasi
halus, dengan akumulasi sel inflamasi di memerlukan perawatan di rumah sakit;
mukosa usus halus, kerusakan vili usus, mereka yang tanpa komplikasi dapat
dan akibatnya, malabsorpsi nutrisi, yang diobati di rumah.
mengakibatkan malnutrisi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KURANG GIZI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1. THEO K. LAITI
2. CLARA MULYAWATI SAHEDE
3. ALFANY NATALIA TORAR
4. CHINDY K. TAMPILANG
5. KALIGIS SARAH GABRIELA
b. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan penyuluhan,di harapkan :
Keluarga DapatMengetahui Pengertian Gizi Kurang
Keluarga Dapat Mengetahui Penyebab Gizi Kurang
Keluarga Dapat Mengetahui Tanda dan Pejala Gizi Kurang
KeluargaDapat Mengetahui cara MemantauGizi Kurang
Keluarga Dapat Mengetahui PenatalaksanaanGizi Kurang
B. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4.
C. MEDIA/ ALAT
a. Leaflet
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
E. MATERI : Terlampir
F. MEDIA : Leafleat,
G. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Keluarga ikut dalamkegiatanpenyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah keluarga Tn. T
2. Evaluasi proses
a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Keluarga terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).
3. Evaluasi hasil
a. 80% keluarga mampu menjelaskan pengertian Gizi Kurang
b. 75% keluarga mampu menyebutkan penyebab Gizi Kurang
c. 75% keluargamampu menyebutkan tanda dan gejala Gizi Kurang
d. 70% keluarga mampu menyebutkanmemantauGizi Kurang
e. 75 % keluarga mampu menyebutkan Penatalaksanaan Gizi Kurang
materi
KURANG GIZI
1. Definisi.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di konsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transfortasi, penyimpanan metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan dan
fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.
Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti protein, karbohidrat,
lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
2. Penyebab KurangGizi
Gizi kurang dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
a) Faktor diet / makanan
Makanan yang mengandung cukup energi tetapi kurang protein dapat
menyebabkan akan menderita Kwashiorkor sedangkan anak yang kurang energi
walaupun zat-zat gizi essensialnya seimbang akan menyebabkan anak menderita
marasmus.
b) Faktor sosial
Dimasyarakat pedesaan masih memegang tradisi yang sebenarnya salah bila
dilihat dari segi kesehatan, pantangan untuk menggunakan bahan makanan
tertentu banyak sekali di temukan, dapat mempengaruhi status gizi terutama anak-
anak, faktor sosial yang lain diantaranya keluarga yang mempunyai banyak anak
dan berpenghasilan rendah.
c) Faktor infeksi/ penyakit
Penyakit infeksi apapun dapat memperburuk keadaan gizi karena di sebabkan
karena penurunan daya tubuh terutama pada anak karena asupan yang kurang
akibat anak tidak nafsu makan.
d) Faktor kemiskinan.
Kemiskinan merupakan dasar penyakit KEP, serta penghasilan masyarakat negara
yang rendah dapat menyebabkan ketidakmampuan masyarakat memenuhi bahan
makanan sendiri di tambah dengan banyak timbulnya penyakit infeksi dan
lingkungan yang kotor, maka timbul gejala KEP lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, Siti Uswatun. (2009). Peningkatan prevalensi gizi kurang pada balita setelah
pemberianbantuan langsung tunai. http://eprints.undip.ac.id/
Newsmedical.(2015). Penyebab Gizi Kurang. http://www.news-medical.net/health/Causes-of-
malnutrition-(Indonesian).aspx
KELOMPOK 2:
THEO K. LAITI
CLARA MULYAWATI SAHEDE
ALFANY NATALIA TORAR
CHINDY K. TAMPILANG
KALIGIS SARAH GABRIELA
DOKUMENTASI PENYULUHAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
5. Mendekatkan alatalat dan bahan untuk melakukan tindakan pemberia
6. Mencuci tangan
FASE Kerja
TERAPI BERMAIN
PENGERTIAN 1. cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dirinya yang
tidak disadari
2. bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan
yang ditimbulkannya tapan mempertimbangankan hasil akhirnya
3. kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keingianan dalam mengatasi
konflik dari dalam dirinya uang tidak disadari serta dengan
keingianan sendiri untuk memperoleh kesenangan
TUJUAN 1. meminimalisisr tindakan perawatan yang traumatis
2. mengurangi kecemasan
3. membantu mempercepat penyembuhan
4. sebagai fasilitas komunikasi
5. persiapan untuk hospitalisasi ( surgeri)
6. sarana untuk mengekspresikan perasaan
ALAT 1. rancang program bermain yang lengkap da sistematis
2. Alat bermain sesui dengan umur?jenis kelamin dan tujuan
PROSEDURE Tahap pra interansi
PELAKSANA
1. Melakukan kontrak waktu
2. Mengecek kesiapan anak
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi