DI SUSUN OLEH :
CI LAHAN CI INSTITUSI
1. Kwashiorkor
Tanda dan gejala :
a. Edema
b. Wajah membulat dan sembab
c. Pandangan mata sayu
d. Rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut tanpa sakit,
rontok
e. Perubahan status mental : apatis dan rewel
f. Pembesaran hati
g. Otot mengecil (hipotrofi)
h. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna
menjadi coklat kehitaman dan terkelupas
i. Sering disertai penyakit infeksi, anemia dan diare
2. Maramus
Tanda dan gejala :
a. Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulit
b. Wajah seperti orang tua
c. Cengeng, rewel
d. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada.
e. Perut umumnya cekung
f. Iga gembung
g. Sering disertai penyakit infeksi dan diare.
3. Marasmik – Kwashiorkor
Tanda dan gejala :
Gambaran klinik merupakan campuran dari gejala klinik kwashiorkor dan marasmus
dengan BB/TB < 3 SD disertai edema yang tidak mencolok.
G. PEMERIKSAAN FISIK
a. Mengukur TB dan BB
b. Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB
(dalam meter)
c. Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep)
ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur,
biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit
banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm
pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
d. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan
jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak
berlemak)
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium : kadar gula darah, darah tepi lengkap, feses lengkap,
elektrolit serum, protein serum (albumin, globulin), feritin. Pada pemeriksaan
laboratorium anmeia selalu ditemukan terutama jenis normositik normokron
karena adanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis sumsum
tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan
hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin serum
yang menurun.
2. Pemeriksaan radiologi (dada, AP dan lateral) juga perlu dilakukan untuk
menemukan adanya kelainan pada paru.
3. Tes mantoux
4. EKG
I. DIAGNOSIS
Pada pasien dengan tanda dan gejala malnutrisi, dokter akan mencari tahu penyebab
yang mendasarinya. Bila dokter mencurigai penyakit crohn atau kondisi medis
lainnya menjadi penyebab gizi buruk, pemeriksaan laboratorium akan dilakukan
untuk menegakkan doagnosis. Dengan mengobati penyebab gizi buruk dapat diatasi.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakan diagnosis gizi buruk antara lain :
1. Tes darah untuk skrinning dan pemantauan umum
2. Tes kadar nutrisi spesifik seperti vitamin atau zat besi
3. Tesprotein pre albumin karena malnutrisi biasanya mempengaruhi kadar protein
ini
4. Tes protein albumin yang dapat mengindikasikan adanya penyakit ginjal atau
hati.
J. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penderita marasmus yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa
tahap,
yaitu :
a. Tahap awal : 24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk
menyelamatkan jiwa, antara lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis
dengan pemberian cairan IV.
1. Cairan yang diberikan adalah larutan Darrow-Glukosa atau Ringer Laktat
Dextrose 5%.
2. Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.
3. Kemudian 140ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya.
4. Cairan diberikan 200ml/kg BB/ hari.
b. Tahap penyesuaian terhadap pemberian makanan.
1. Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/
kg BB/ hari atau rata-rata 50 kalori/ kg BB/ hari, dengan protein 1-1,5 gr/ kg
BB/ hari.
2. Kemudian dinaikkan bertahap 1-2 hari hingga mencapai 150-175 kalori/ kg
BB/ hari, dengan protein 3-5 gr/ kg BB/ hari.
3. Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet TKTP ini lebih kurang 7-10
hari.
K. KOMPLIKASI
Komplikasi gizi buruk dapat melibatkan semua sistem di dalam tubuh.
Komplikasinya antara lain :
1. Lebih rentan mengalami penyakit infeksi
2. Penurunan massa otot dapat menyebabkan pasien tidak aktif bergerak dan
memicu pressure ulcer dan pembentukan gumpalan darah
3. Gagal jantung
4. Gangguan ginjal
5. Depresi, apatis, gangguan interaksi sosial
6. Gangguan kesuburan (infertilitas)
7. Hipotermia
8. Gangguan pertumbuhan dan stunting
9. Meningkatkan resiko osteroporosis
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan & kontak dengan klien
tentang : nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien,
tujuan waktu, tempat, pertemuan, dan topik yang akan dibicarakan.
b. Usia dan nomor Rekam Medik
c. Mahasiswa menuliskan sumber data yang di dapat
2. Alasan masuk
a. Tanyakan kepada klien / keluarga yang datang
b. Apa yang menyebabkan klien / keluarga datang ke rumah sakit ini
3. Focus pengkajian
a. Data subjektif
1) Rasio berat badan
2) Kehilangan BB dengan asupan makan yang adekuat.
3) BB 20% atau lebih dibawah BB ideal untuk tinggi badan& bentuk tubu
yang normal
4. Tinggi aktivitas
Berkurangnya aktivitas tampak pada kebanyakan kasus marasmus. Anak tampak
lesu dan tidak bergairah & pada anak yang lebih tua terjadi penurunan
produktivitas kerja.
5. Masukan atau intake nutrisi
a. Melaporkan asupan makan yang tidak adekuat kurang dari jumlah harian
yang dianjurkan
b. Melaporkan/terlihat kurang makan
c. Melaporkan perubahan dalam hal merasakan makanan.
6. Pengetahuan tentang nutrisi
Memperlihatkan /terobservasi kurangnya pengetahuan dalam perilaku
peningkatan kesehatan.
a. Data objektif
1) Data umum
a) Perubahan rambut
Warnanya lebih muda (coklat, kemerah-merahan dan lurus, panjang,
halus, mudah lepas bila ditarik).
b) Warna kulit lebih muda
Seluruh tubuh / lebih sering pada muka, mungkin menampakan warna
lebih muda daripada warna kulit anak sehat.
c) Tinja encer
Disebabkan gangguan penyerapan makan, terutama gula
d) Adanya ruam “bercak bersepih
Noda warna gelap pada kulit, bila terkelupas meninggalkan warna
kulit yang sangat muda / bahkan ulkus di bawahnya.
e) Gangguan perkembangan & pertunbuhan
Hilangnya lemak di otot & bawah kulit karena makanan kurang
mengandung kalori dan protein.
f) Adanya perut yang membuncit atau cekung dengan gambaran usus
yang jelas
g) adanya anemia yang berat
Kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi, asam folat
dan berbagai vitamin.
h) Mulut dan gigi
Adanya tanda luka di sudut-sudut mulut
i) Kaji adanya anoreksia, mual.
B. PATHWAY
Sosial ekonomi rendah malabsorbsi, infeksi anoreksia kegagalan melakukan
Sintetis protein dan
kalori
Kerusakan integritas
Resiko infeksi Resiko keterlambatan
kulit
perkembangan
Anoreksia, diare
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan
2. Resiko infeksi berhubungan dengan malnutrisi
3. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan nutrisi tidak adekuat
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor kulit
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
D. INTERVENSI