Dosen Pengampu
Ns. Wahyuningsih, M.Kep
Disusun Kelompok 7 :
1. Alya Neta Melis (2107095)
2. Wiwik Wahyuni (2107097)
3. Yessi Utami Fibrianti (2107100)
4. Maulida Miska Marlisti (2107106)
5. Maulida Izzatin Ni’mah (2107003)
6. Sinta Khoirunisa (2107079)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekurangan kalori protein atau kekurangan energi protein adalah keadaan
kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi dari energi protein dalam
makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan gizi disebut
KKP apabila berat badannya kurang 80% indeks berat badan menurut (BB/U)
bsku WHO-NCHS ( Waspadji,2013).
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), Pada tahun 2006 sekitar 170jt
umat manusia terinfeksi KKP. Angka inimeliputi 3% dari seluruh populasi
manusia didunia dan setiap tahunnya infeksi baru kurang KKP bertambah 3-4 jt
orang ( Waspadji, 2013).
Upaya perbaikan gizi yang di ada di puskesmas ialah bentuk pelayanan,
seperti, Penyuluhan di Pojok Gizi (untuk balita KKP), Pemberian vitamin A
dosis tinggi bagi balita 6 bln-5 tahun, Pemberian sirup besi (bila ada alokasi) bagi
balita 6 bln-5 tahun terutama yang KKP atau anemia dan tablet besi 90 tablet
bagi bumil (Profil puskesmas klampis ngasem,2011). Peran perawat dalam
keperawatan keluarga yang dapat di lakukan antara lain adalah : Memberikan
asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, mengenalkan masalah
dan kebutuhan kesehatan keluarga, koordinator pelayanan kesehatan dan
keperawatan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik kesehatan, penyuluh dan
konsultan.
B. Tujuan
1. Mengetahui Definisi KKP
2. Mengetahui Manifestasi Klinis Anak dengan KKP
3. Mengetahui Klasifikasi Anak dengan KKP
4. Mengetahui Patofisiologi Anak dengan KKP
5. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Anak dengan KKP
6. Mengetahui Penatalaksanaan Anak dengan KKP
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi KKP
B. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh dietDalam keadaan kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan
memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk
mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat
penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat
dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya
kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga
setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein
terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera
diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjalSelam puasa jaringan lemak dipecah
menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodiesOtot dapat mempergunakan
asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan
makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan
sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.
(Arisman, 2012).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
a) Kaji tanda-tanda fital
b) Kaji perubahan status mental, pada anak apakah anak nampak cengeng/
apatis.
c) Pengamatan timbulnya gangguan gastrointestinal, untuk menentukan
kerusakan fungsi hati, pankreas dan usus
d) Menilai secara berkelanjutan adanya perubahan warna rambutdan
keelastisan kulit dan membran mukosa
e) Pengamatan pada output urine
f) Kaji perubahan pola eliminasi
g) Perhatikan apakah ada ditemukan gejala seperti diare, perubahan
frekuensi BAB.
h) Ditandai dengan adanya keadaan lemas dan konsistensi BAB cair
i) Ksjisecara berkelanjutan asupan makanan tiap hari
j) Perhatikan apakah dijumpai gejala mual/muntah dan biasanya ditandai
dengan penurunan berat badan
k) Pengkajian pergerakan anggota gerak/aktifitas anak dengan mengamati
tingkah laku anak melalui rangsang.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan uji faal hati tampak nilai albumin sedikit atau amat rendah,
trigliserida normaldan kolesterol normal atau merendah.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kurang kalori protein:
1. Diit tinggi kaloriprotein, mineral dan vitamin
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit
3. Penanganan diare bila ada: cairan, antidiare, dan antibiotic
G. Komplikasi
Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein dalam makanan
akan mengakibatkan kekurangan asam amino esensial dalam serum yang
diperlukan untuk sintesis dan metabolism terutama sebagai pertumbuhan dan
perbaikan selmakin berkurangnya asam amino dalam serum menyebabkan
berkurangnya produksi albumin oleh hati. Kulit akan tampak bersisik dan kering
karena depigmentasiAnak dapat mengalami gangguan pada mata karena
kekurangan vitamin A. Kekurangan mineral khususnya besi, kalsium dan seng.
Edema yang terjadi karena hipoproteinemia yang mana cairan akan berpindah
dari intravascular kompartemen ke rongga interstisial yang kemudian
menimbulkan ascites Gangguan gastrointestinal seperti adanya perlemakan pada
hati dan atropi pada sel acini pankreasTanda dan gejala kwashiorkor:
1. Otot lemah, lunak.
2. Sukar diberi makan dan cengeng
3. Gejala anemia dan defisiensi nutrient
4. Biasa terjadi pada anak usia 1-3 bulan.
5. Wajah bulat (moon face)
6. Ada edema terutama pada kaki dan tungkai bawah
7. Rambut menjadi merah dan mudah rontokmudah dicabut tanpa rasa sakit
Kelainan kulit berupa bercak merah muda meluas dan berubah warna
menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
Letargi
Jaringan subkutan tipis dan lembut
Kulit kering dan bersisik
Alopecia
Anorexia
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
B. Diagnosa keperawatan
1. Hipovolemia (D.0023)
Definisi
Penurunan volume cairan intravascular, interstisiel, dan / intraseluler
Etiologi
a. Kehilangan cairan aktif
b. Kegagalan mekanisme regulasi
c. Peningkatan permeabilitas kapiler
d. Kekurangan intake cairan
e. Evaporasi
Subyektif (-)
Obyektif
Subyektif
a. Merasa lemah
b. Mengeluh Haus
Obyektif
Subyektif (-)
Obyektif
Subyektif
Obyektif
Subyektif
Obyektif
Subyektif (-)
Obyektif
- Anjurkan
memperbanya
k asupan
cairan oral
- Anjurkan
menghindari
perubahan
posisi
mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
cairan IV
isotonis (mis:
NaCL, RL)
- Kolaborasi
pemberian
cairan IV
hipotonis (mis:
glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
- Kolaborasi
pemberian
cairan koloid
(albumin,
plasmanate)
- Kolaborasi
pemberian
produk darah
- Lakukan oral
hygiene
sebelum
makan, jika
perlu
- Fasilitasi
menentukan
pedoman diet
(mis: piramida
makanan)
- Sajikan
makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
- Berikan
makanan
tinggi serat
untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan
makanan
tinggi kalori
dan tinggi
protein
- Berikan
suplemen
makanan, jika
perlu
- Hentikan
pemberian
makan melalui
selang
nasogastik jika
asupan oral
dapat
ditoleransi
Edukasi
- Ajarkan posisi
duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum
makan (mis:
Pereda nyeri,
antiemetik),
jika perlu
- Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan,
jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
- Kolaborasi
faktor-faktor
yang dapat
meningkatkan
dan
menurunkan
motivasi
perilaku hidup
bersih dan
sehat
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurang kalori dan protein ini terjadi karena ketidak seimbangan antara
konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau
terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya penyakit ini
terjadi pada anak balita karena pada umur tersebut anak mengalami
pertumbuhan yang pesat.
Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori
maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein). Beberapa ahli
hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP ringan atau gizi
kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus
(kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat
badan kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut
seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus dan jarang
berwarna kemerahan.
B. SARAN
Dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan keluarga terutama
keluarga dengan kekurangan kalori protein, maka penulis mengajukan
beberapa saran untuk keluarga kesadaran akan pentingnya kesehatan diri, cara
perawatan anak kekurangan kalori protein dan lingkungan hendaknya lebih
ditingkatkan, meningkatkan kegiatan untuk berobat kepelayanan kesehatan
jika ditemukan masalah-masalah kesehatan dalam keluarga.
DAFTAR PUSTAKA