1. Definisi penyakit
Malnutrisi merupakan kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolute untuk
periode tertentu. (Bachyar Bakri, 2002)
Malnutrisi (Gizi salah) adalah
kesalahan
pangan
terutama
terletak
dalam
2. Etiologi
a. Penyebab langsung:
Kurangnya asupan makanan: Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh
kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan
dan cara pemberian makanan yang salah.
Adanya penyakit: Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan
dan penggunaan nutrien oleh tubuh.
Infeksi apapun dapat memperburuk keadaan gizi, malnutrisi walaupun masih ringan
mempunyai pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap infeksi.
b. Penyebab tidak langsung:
Kurangnya ketahanan pangan keluarga: Keterbatasan keluarga untuk menghasilkan atau
mendapatkan makanan. Penyakit kemiskinan malnutrisi merupakan problem bagi golongan
bawah masyarakat tersebut.
Dalam World Food Conference di Roma dikemukakan bahwa kepadatan jumlah penduduk
yang cepat tanpa diimbangi dengan tambahnya persediaan bahan makanan setempat yang
memadai merupakan sebab utama krisis pangan. Ms. Lorent memperkirakan bahwa marasmus
terdapat dalam jumlah yang banyak jika suatu daerah terlalu padat daerahnya dengan hygiene
yang buruk.(Iskandar, 2002)
3. Tanda Dan Gejala
Adapun tanda dan gejala dari malnutrisi adalah sebagai berikut:
a. Kelelahan dan kekurangan energi
b. Pusing
c. Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk
melawan infeksi)
d. Kulit yang kering dan bersisik
e. Gusi bengkak dan berdarah
f. Gigi yang membusuk
g.
h.
i.
j.
k.
l.
4.
faktor ini dapat digolong-kan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent (kuman
penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegang peranan
penting tetapi faktor lain ikut menentukan.
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup
dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mem-pergunakan
karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan
kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar,
sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25
jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal.
Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan
makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah
protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. Pada Malnutrisi, di dalam tubuh
sudah tidak ada lagi cadangan makanan untuk digunakan sebagai sumber energi. Sehingga tubuh
akan mengalami defisiensi nutrisi yang sangat berlebihan dan akan mengakibatkan kematian
Tabel Klasifikasi IMT Menurut WHO :
Klasifikasi
Malnutrisi berat
Malnutrisi sedang
Berat badan kurang/ malnutrisi ringan
Berat badan normal
Berat badan kurang
Dengan resiko
Obes I
Obes II
PATHWAY
5. Komplikasi
a. Diabetes mellitus
b. Hipertensi
c. Penyakit jantung
d. Gastritis
e. Ulkus peptikum
6.
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Prinsip pengobatan adalah makanan yang mengandung banyak protein bernilai
tinggi, banyak cairan, cukup vitamin dan mineral, masing-masing dalam bentuk yang
sudah dicerna dan diserap. Karena toleransi makanan masih rendah pada permulaan,
maka makanan jangan diberikan sekaligus banyak, tetapi dinaikkan bertahap setiap hari.
Diperlukan makanan yang mengandung protein 3-4 gram/ kg BB/ hari 150-175 kalori.
Antibiotik diberikan jika terdapat infeksi penyakit penyerta marasmus. Antibiotik efektif
harus diberikan parenteral selama 5-10 hari.
Untuk dehidrasi ringan sampai sedang, cairan diberikan secara oral atau dengan
pipa nasogastrik. Bayi ASI harus disusui sesering ia menghendaki. Untuk dehidrasi berat,
cairan intravena diperlukan. Jika cairan intravena tidak dapat diberikan, infuse intraosseus
(sumsum tulang) atau intaperitoneal 70 ml/ kg larutan Ringer Laktat setengah kuat dapat
menyelamatkan jiwa.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Pasien yang menderita defisiensi gizi tidak selalu dirawat di rumah sakit kecuali
yang menderita malnutrisi berat, kwashiorkor/ marasmik kwashiorkor atau melnutrisi
dengan komplikasi penyakit lainnya. Masalah pasien yang perlu diperhatikan ialah
memenuhi kebutuhan gizi, bahaya terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman/
psikososial, dan kurangnya pengetahuan orang tua pasien mengenai makanan anak.
7. DATA FOKUS PENGKAJIAN
a.wawancara
Keluhan utama
Kurus(perubahan BB)
Mengukur TB dan BB
Menghitung indeks masa tubuh, yaitu BB(dalam kg) dibagi dengan TB(dalam meter)
Mengukur ketebalan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik
menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnyadapat diukur, biasanya dengan
menggunakan jangka lengkung (kapiler). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari
lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada
wanita.
Status gizi juga diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan jumlah oto
c.
8. Diagnosa Keperawatan
a. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
ditandai dengan diare, bising usus hiperaktiif, menghindari makan, berat badan 20% atau
lebih dibawah berat badan ideal.
b. pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang tidak adekuat
c. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan status cairan ditandai dengan kerusakan lapisan
kulit, gangguan permukaan kulit.
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya informasi
e. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan pertahanan tubuh
NIC
1. Jelaskan kepada anak dan
keluarga dampak bila anak tidak
mau makan dalam jangka w aktu
yang lama.
2.Anjurkan anak untuk
berkumur dahulyu sebelum
makan.
3.Anjurkan kepada keluarga
1.
2.
3.
4.
5.
pengubahan posisi.
4.Inspeksi kulit pasien setiap
pergantian jaga, jelaskan dan
dokumentasikan kondisi kulit,
dan laporkan perubahannya
4
DAFTAR PUSTAKA
http://sunuykayai.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-malnutrisi.html
http://aslikoe.blogspot.com/2013/11/askep-malnutrisi.html
http://rianlegio.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawatan-pada-klien-malnutrisi.html
Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
Fakultas Kedokteran UI. 2000. Pedoman Pengelolan Kesehatan Pasien Geriatri Untuk Dokter
dan Perawat. Jakarta
Beck, Mary E. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan Penyakit-penyakit untuk Perawat
dan Dokter. Jakarta : Yayasan Essentia Medico