Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

KURANG KALORI PROTEIN

Disusun Oleh: 
SAMSIUS (211151031)
 
Pembimbing:
Ns. Emiliana, S.Kep.,M.A.P
NIP.197201212000032004
TINJAUAN PENYAKIT KKP

a. Definisi KKP
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapat masukan
makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama.
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan adanya
defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein maupun energi.

Kekurangan kalori protein adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan
adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi ptotein
maupun energi.

Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan
adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein
maupun energi.
b. Gambaran Klinik/Fatofisiologi KKP

Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori protein dengan berbagai tekanan, sehingga
terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai nuansa dan melahirkan klasifikasi klinik
(kwashiorkor, marasmus, marasmus kwashiorkor). Penyebab utama dari kwashiorkor adalah
makanan yang sangat sedikit mengandung protein (terutama protein hewani), kebiasaan memakan
makanan berpati terus-menerus, kebiasaan makan sayuran yang mengandung karbohidrat.

Penyebab kwashiorkor yang lain yaitu:


a. Adanya pemberian makanan yang buruk yang mungkin diberikan oleh ibu karena alasan:
miskin, kurang pengetahuan, dan adanya pendapat yang salah tentang makanan.
b. Adanya infeksi, misalnya: Diare akan mengganggu penyerapan makanan, Infeksi pernapasan
(termasuk TBC dan batuk rejan) yang menambah kebutuhan tubuh akan protein dan dapat
mempengaruhi nafsu makan, Kekurangan ASI.
c. Gambaran Klinik/Fatofisiologi KKP

Tanda-tanda Klinik Marasmus Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh
akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan,
tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau
energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal
yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh
seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan
karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.
Tanda-tanda Klinik kwashiorkor berbeda pada masing-masing anak di berbagai negara, dan
dibedakan menjadi 3, yaitu:

-selalu ada
-biasanya ada
-kadang-kadang ada
d. Pemeriksaan Diagostik pada KKP

Secara umum anak nampak sembab, letargik, cengeng, dan mudah terserang. Pada tahap lanjut
anak menjadi apatik, sopor atau koma.
a. Pertumbuhan yang terhambat, berat badan dan tinggi badan lebih rendah dibandingkan dengan
berat badan baku. Jika ada edema anasarka maka penurunan berat badan tidak begitu mencolok.
b. Edema
c. Jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang menurun, jaringan subkutan tipis dan lembek.
d. Kelainan gastrointestinal yang mencolok adalah anoreksia dan diare.
e. Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku, serta mudah dicabut.
f. Kelainan kulit: kering, bersisik dengan garus-garis kulit yang dalam dan lebar, disertai denitamin
B kompleks, defisiensi eritropoetin dan kerusakan hati.
g. Anak mudah terjangkit infeksi akibat defisiensi imunologik (diare, bronkopneumonia,
faringotonsilitis, tuberkulosis).
h. Defisiensi vitamin dan mineral.
i. Defisiensi vitamin A, riboflavin (stomatitis angularis), anemia defisiensi besi dan anemia
megaloblastik.
e. Penatalaksanaan

-Medik
a. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
b. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
c. Penannganan diare bila ada : cairan, antidiare, dan antibiotic.

Penatalaksanan KKP berat dirawat inap dengan pengobatan rutin:


1. Atasi atau cegah hipoglikemi
Periksa kadar gula darah bila ada hipotermi (suhu skala < 35 derajat celciul suhu rektal
35,5 derajat celcius). Pemberian makanan yang lebih sering penting untuk mencegahkedua
kondisi tersebut. Bila kadar gula darah di bawah 50 mg/dl, berikan :
a) 50 mlbolus glukosa 10 % atau larutan sukrosa 10% (1 sdt gula dalam 5 adm air) secara oral
atau sonde / pipa nasogastric.
b)Selanjutnya berikan lanjutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali berikan ¼
bagian dari jatah untuk 2 jam).
c) Berikan etronidaz d. Secepatnya berikan makanan setiap 2 jam, siang dan malam.
2. Atasi atau cegah hipotermi

Bila suhu rektal < 35.5 derajat celcius :

a. Segera berikan makanan cair / formula khusus (mulai dengan rehidrasi bila perlu).

b. Hangatkan anak dengan pakaian atau seelimut sampai menutup kepala, letakkan
dekat lampu atau pemanas (jangan gunakan botol air panas) atau peluk anak di dasa
ibu, selimuti.

c. Berikan etronidaz d. Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5 derajat celcius.

3. Atasi atau cegah dehidrasi

Jangan mengunakan jalur intravena untuk rehidrasi kecuali keadaan syok/rentan.


Lakukan pemberian infus dengan hati – hati, tetesan pelan – pelan untuk menghindari
beban sirkulasi dan jantung. Gunakan larutan garam khusus yaitu resomal (rehydration
Solution for malnutrition atau pengantinya). Anggap semua anak KKP berat dengan
diare encer mengalami dehidrasi sehingga harus diberikan :
a. Cairal Resomal/pengantinya sebanyak 5ml/kgBB setiap 30 menit selama 2 jam secara oral atau
lewat pipa nasogastric.

b.Selanjutnya beri 5 -10 ml/kgBB/jam selama 4-10 jam berikutnya ; jumlah yang tepat harus
diberikan tergantung berapa baanyak anak menginginkannntya dan banyaknya kehilangan cairan
melalui tinja dan muntah.
c. Ganti Resomal/penganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formulas khusus sejumlah yang sama,
bila keadaan rehidrasi menetap/stabil.
d.Selanjutnya mulai beri formula khusus.

4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit

Pada senua KKP berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah.
Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg)msering terjadi dan paling sedikit perlu 2 minggu untuk
pemulihan. Ketidakseimbangan ini ikut andil pada terjadinya edema (jangan obati dengan pemberian
etronid). Berikan:
a)Tambahkan K2-4 mEq/kgBB/hari (=150-300mg KCL/kgBB/hari).

b)Tambahkan Mg 0,3-0,6 mEq/kgBB/hari (=7,5-15mgKCL/kgBB/hari)

c)Siapkan makanan tanpa beri garam.


Tambahkan K dan Mg dapat disiapkan dalam bentuk cairan dan tambahkan langsung pada
makanan. Penambahan 20ml larutan pada 1 liter formula. Selain itu atasi penyakit penyerta, yaitu:
a. Defisiensi vitamin A, seperti korelasi defisiensi mikro.
b. Dermatosis
Umum defisiensi Zn terdapat pada keadaan ini dan dermatosis membaik dengan pemberian
suplementasi Zn, selain itu :
c. Kompres bagian kulit yang terkena dengan KmnO (K-permanganat) 1% selama 10 menit.
d. Beri salep (Zn dengan minyak kastor).
e. Jaga daerah perineum agar tetap kering.
f. Parasit/cacing, beri mebendazol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari.
g. Diare melanjut.
• Diare biasa menyertai dan berkurang dengan sendirinya pada pemberian makanan secara
berhati – hati. Bila ada intoleransi laktosa (jarang) obati hanya bila diare berlanjutnya diare.
Bila mungkin lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik, berikan etronidazole 7,5 mg/kgBB setiap
8 jam selama 7 hari.
-Keperawatan
• Penanganan KKP berat

Secara garis besar, penanganan KKP berat dikelompokkan menjadi pengobatan


awal dan rehabilitasi. Pengobatan awal ditujukan untuk mengatasi keadaan yang
mengancam jiwa, sementara fase rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan keadaan
gizi.

Upaya pengobatan, meliputi :


• Pengobatan/pencegahan terhadap hipoglikemi, hipotermi, dehidrasi. Pencegahan
jika ada ancaman perkembangan renjatan septik
 Pengobatan infeksi,
 Pemberian makanan,
 Pengidentifikasian, dan
 pengobatan masalah lain, seperti kekurangan vitamin, anemia berat dan payah
jantung.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KKP
a. Pengkajian Keperawatan
1. Data biologis meliputi :
Identitas klien Identitas penanggung
2. Riwayat kesehatan :

a) Riwayat kesehatan dahulu


Apakah dahulu si anak memiliki gangguan nutrisi,

b). Riwayat kesehatan sekarang


Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan
(berat badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan
keluhan lain yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.
c). Riwayat keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan
kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang
penyakit klien dan lain-lain.
1.Pengkajian fisik :
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah
dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan
hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat
mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan
lain-lain. Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too
yang meliputi keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area
kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria.
4. Fokus pengkajian pada anak dengan Marasmik-Kwashiorkor adalah
pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas
dan tebal lipatan kulit). Tanda dan gejala yang mungkin didapatkan adalah:
 Penurunan ukuran antropometri,
 Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah
dicabut),
 Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema
palpebra,
 Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot
intercostal),
 Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat
bila terjadi diare.
 Edema tungkai,
• Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement
dermatosis terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa
popliteal, lulut, ruas jari kaki, paha dan lipat paha).
b. Rumusan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
I. Diagnosa: Resiko feksi b.d Imunosupresi (penurunan kekebalan tubuh).

II. Diagnosa: ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d diare
dan ketidakmampuan mencerna makanan.

III. Diagnosa: defisiensi pengetahuan b.d kurang pengetahuan

IV. Diagnosa: resiko keterlambatan perkembangan b.d gangguan kogenital


(kelainan pada otot)
c. Rencana Keperawatan yang dapat diberikan
1. NOC:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan diagnosa “Resiko Infeksi” diharapkan setelah
1x 24 jam perawat dapat:.
a) Titer antibodi.

b) Kontrol Kehilangan berat badan.

c) Skiring infeksi saat ini.


• NIC:

a) Tentukan status gizi dan kemampuan psien untuk memenuhi kebutuhan gizi.
b) Berikan tawaran pilihan makanan sambil berikan bimbingan terhadap pilihan makanan
tersebut.
c) Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makanan.
2. NOC:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam, pasien dapat terpenuhi dengan kreteria ;
toleransi terhadap makanan, diare, penurunan berat badan
NIC:

a. Tentukan riwayat diare.

b. Ambil tinja ntuk pemeriksaan kultur dan sensitifitas.

c. Ajari pasien penggunaan obat antidiare secara tepat.

d. Anjurkan pasien menghindari makanan pedas dan yang menimbulkan gas dalam perut

3. NOC:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam, pasien dapat terpenuhi dengan kreteria;
manajemen kelainan makanan, managemen diet yang disarankan dan gaya hidup sehat

NIC:

e. Tentukan status gizi dan kemampuan psien untuk memenuhi kebutuhan gizi.

f. Berikan tawaran pilihan makanan sambil berikan bimbingan terhadap pilihan makanan
tersebut.

g. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makanan.


4. NOC:

•Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam, pasien dapat


terpenuhi dengan kreteria; berat badan : massa tubuh

• NIC

a. Tentukan populasi target untuk pemeriksaan kesehatan.

b. Berikan prosedur kenyamanan saat skiring.

c. Berikan informasi skiring pemeriksaan dini.


Thankyou

See You

Anda mungkin juga menyukai