A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien:
Nama, alamat, umur, jemis kelamin, alamat dst.
2. Keluhan utama
Kwashiorkor: ibu mengatakan anaknya mengalami bengkak
pada kaki dan tangan, kondisi lemah dan tidak mau maka,
BB menurun dll.
Marasmus : ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak
mau makan, badan kelihatan kurus dll.
3. Riwayat kesehatan;
a. Riwayat penyakit sekarang
a) Kapan keluhan mulai dirasakan
b) Kejadian sudah berapa lama.
c) Apakah ada penurunan BB
d) Bagaimanan nafsu makan psien
e) Bagaimana pola makannya
f) Apakah pernah mendapat pengobatan, dimanan, oleh
siapa, kapan, jenis obatnya.
b. Pola penyakit dahulu
a) Apakah dulu pasien dulu pernah menderita penyakit
seperti sekarang
c. Riwayat penyakit keluarga
a) Apakah anggota keluarga pasien pernah menderita
penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi atau
kurang protein.
d. Riwayat penyakit sosial
a) Anggapan salah satu jenis makanan tertentu.
b) Apakah kebutuhan pasien tepenuhi.
c) Bagaimanan lingkungan tempat tinggal pasien
d) Bagaimana keadaan sosial ekonomi keluarga.
e. Riwayat spiritual
a) Adanya kepercayaan yang melarang makanan
tertentu.
B. PENGKAJIAN FISIK.
1. Inspeksi:
Meliputi observasi sistemik keadaan pasien sehubungan
dengan status gizi pasien meliputi :
b) Pemampilan umum pasien menunjukkan status nutrisi
atau gizi pasien
c) Pada kwashiorkor; apakah ada edema, rambut rontok, BB
menurun, muka seperti bulan.
d) Pada marasmus : badan kurus, atrofi otot, rambut
kemerahan dan kusam, tampak siannosis, perut membuncit.
2. Palpasi
Pada marasmus terdapat tugor kulit yang jelek.
Pada kwashiorkor terdapat pembesaran hati.
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Data laboratorium;
- feses, urine, darah lengkap
- pemeriksaan albumin.
- Hitung leukosit, trombosit
- Hitung glukosa darah.
III DIAGNOSA KEPERAWATAN.
A. Pada Kwashiorkor
1. Gangguan nutrisi s/d intake yang kurang
( protien ) ditandai dengan pasien tidak mau makan,
anoreksia, makanan tidak bervariasi, BB menurun,
tinggi badan tidak bertambah.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi pasein terpenuhi dengan kreteria
timbul nafsu makan, BB bertambah ½ kg per 3 hari.
Intervensi :
a. Mengukur dan mencatat BB pasein
b. Menyajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
c. Menyajikan makanan yang dapat menimbulkan
selera makan
d. Memberikan makanan tinggi TKTP
e. Memberi motivasi kepada pasien agar mau makan.
f. Memberi makan lewat parenteral ( D 5% )
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik.
Tujuan :
Aktivitas pasien dapat maksimal dengan kreteria pasien
dapat melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa dibantu
orang lain.
Intervensi :
a. Kaji aktivitas pasien sehari-hari
b. Bantu pasien melakukan aktivitas sesuai dengan
kemampuannya.
c. Melatih dan membimbing dalam merubah posisi.
d. Membantu pasien melekukan aktivitas / gerakan-
gerakan yang ringan.
3. Potensial terjadinya komplikasi b.d rendahnya daya
tahan tubuh
Tujuan :
a. Mencegah komplikasi
Intervensi :
a. Memberikan makanan cukup gizi (TKTP)
b. Menjaga personal hygiene pasien
c. Memberikan penkes tentang pentingnya gizi untuk
kesehatan.
d. Kolaborasi pemberian cairan parenteral.
B. Pada marasmus.
1. gangguan pemenuhan nutrisi b.d intake yang kurang
adekuat ditandai dengan pasien tidak mau makan, BB
menurun, anoreksia, rambut merah dan kusam, fisik
tampak lemah.
Tujuan :
Kebutuhan nutisi pasien terpenuhi dengan kreteria; BB
bertambah ½ kg / 3 hari , rambut tidak kusam, penderita
mau makan.
Intervensi :
a. Mengukur dan mencatat berat badan pasien.
b. Menyajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
c. Menyajikan makanan yang dapat menimbulkan selera
makan.
d. Memberi makanan TKTP
e. Memberi motivasi kepada penderita agar mau makan.
f. Memberikan makanan lewat parenteral ( D 5% )
2. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d intake yang
kurang adekuat ditandai dengan turgor kulit yang jelek, bibir pecah-
pecah. Pasien merasa haus ,nadi cepat 120 / menit.
Tujuan :
Keseimbangan cairan dan elektrolit terpenuhi dengan kreteria ;
turgor kulit normal, bibir lembab, pasien tidak mengeluh haus, nadi
normal.
Intervensi :
a. mengukur tanda vital pasien.
b. Menganjurkan agar minum yang banyak kepada pasien
c. Mengukur input dan output tiap 6 jam.
d. Memberikan cairan lewat parenteral
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik.
Tujuan :
Aktivitas pasien dapat maksimal dengan kriteria pasien dapat
melakukan aktivitas sehari-hari tanpa dibantu orang lain.
Intervensi :
a. Kaji aktivitas pasien sehari-hari.
b. Membantu pasien melakukan aktivitas sesuai dengan
kemampuannya.
c. Melatih dan membimbing pasien dalam ,merubah posisi.
d. Membantu pasien melakukan gerakan-gerakan ringan.
DAFTAR PUSTAKA :