Anda di halaman 1dari 6

MALNUTRISI

Definisi
Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan
terhadap absorbsi,pencernaan,dan penggunaan zat gizi untuk
pertumbuhan,perkembangan dan aktivitas.
Malnutrisi merupakan kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau
absolute untuk periode tertentu. (Bachyar Bakri, 2002). Malnutrisi (Gizi salah)
adalah kesalahan pangan terutama terletak dalam ketidakseimbangan
komposisi hidangan penyediaan makanan. (Akhmad Djaeni, 2004).
Malnutrisi adalah defisiensi gizi terjadi pada anak mendapatkan
masukan makanan yang cukup bergizi dalam waktu yang lama. (Ngastiyah,
1997)
Malnutrisi adalah keadaan terang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam keadaan sehari-hari sehingga
tidak memenuhi dalam angka kecukupan gizi. (Depkes RI, 1999).
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan
zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat
gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. (A Aziz Alimul H,2008).
Etiologi
a) Penyebab langsung
Kurangnya asupan makanan: Kurangnya asupan makanan sendiri
dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan yang diberikan
kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan
yang salah. Adanya penyakit: Terutama penyakit infeksi mempengaruhi
jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.
b) Penyebab tidak langsung
a. Kurangnya ketahanan pangan keluarga: Keterbatasan keluarga untuk
menghasilkan atau mendapatkan makanan.
b. Kualitas perawatan ibu dan anak.
c. Buruknya pelayanan kesehatan.
d. Sanitasi lingkungan yang kurang
Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala dari malnutrisi adalah sebagai berikut :
1. Kelelahan dan kekurangan energi
2. Pusing
3. Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan
untuk melawan infeksi)
4. Kulit yang kering dan bersisik
5. Gusi bengkak dan berdarah
6. Gigi yang membusuk
7. Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat
8. Berat badan kurang
9. Pertumbuhan yang lambat
10. Kelemahan pada otot
11. Perut kembung
12. Tulang yang mudah patah
13. Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh
Marasmus Kwshiorkor
• Pertumbuhan berkurang • Perubahan mental sampai apatis
atau berhenti • Anemia
• Terlihat sangat kurus • Perubahan warna dan tekstur
• Penampilan wajah seperti rambut, mudah dicabut / rontok
orangtua • Gangguan sistem gastrointestinal
• Perubahan mental • Pembesaran hati
• Cengeng • Perubahan kulit
• Kulit kering, dingin, • Atrofi otot
mengendor, keriput • Edema simetris pada kedua
• Lemak subkutan punggung kaki, dapat sampai
menghilang hingga turgor seluruh tubuh.
kulit berkurang
• Otot atrofi sehingga kontur
tulang terlihat jelas
• Vena superfisialis tampak
jelas
• Ubun – ubun besar cekung
• tulang pipi dan dagu
kelihatan menonjol
• mata tampak besar dan
dalam
• Kadang terdapat bradikardi
• Tekanan darah lebih
rendah dibandingkan anak
sebaya

Klasifikasi
1. Marasmus
Adalah suatu keadaan kekurangan kalori protein berat. Namun, lebih
kekurangan kalori daripada protein. Penyebab marasmus adalah sebagai berikut
:
1. Intake kalori yang sedikit.
2. Infeksi yang berat dan lama, terutama infeksi enteral.
3. Kelainan struktur bawaan.
4. Prematuritas dan penyakit pada masa neonates.
5. Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang
cukup.
6. Gangguan metabolism.
7. Tumor hipotalamus.
8. Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang
kurang.
9. Urbanisasi.
2. Kwashiorkor
Adalah suatu keadaan di mana tubuh kekurangan protein dalam jumlah besar.
Selain itu, penderita juga mengalami kekurangan kalori. Penyebabnya adalah :
a. Intake protein yang buruk.
b. Infeksi suatu penyakit.
c. Masalah penyapihan.

Komplikasi
1. Diabetes militus
2. Hipertensi
3. Penyakit jantung
4. Gastritis
5. Ulkus pektikum

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht,
transferin.
a. Pemeriksaan Fisik
1) Mengukur TB dan BB
2) Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi
dengan TB (dalam meter)
3) Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang
(lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak
dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka
lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari
lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan
sekitar 2,5 cm pada wanita.
4) Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa,
massa tubuh yang tidak berlemak).
b. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb,
Hematokrit, transferin.

Pencegahan

KEP disebabkan oleh multifaktor yang saling terkait sinergis secara


klinis maupun lingkungan (masyarakat). Pencegahan hendaknya meliputi
seluruh faktor secara simultan dan konsisten. Meskipun KEP tidak
sepenuhnya dapat diberantas, tanpa harus menunggu, dapat segera
dilaksanakan beberapa tindakan untuk mengatasi keadaan :

1. Mengendalikan penyakit-penyakit infeksi, khususnya diare:


- Sanitasi : personal, lingkungan terutama makanan dan peralatannya.
- Pendidikan : Dasar, Kesehatan dan Gizi.
- Program Imunisasi.\
- Pencegahan penyakit yang erat dengan lingkungan, seperti TBC,
nyamuk (malaria, DHF), parasit (cacing).
2. Memperkecil dampak penyakit-penyakit infeksi terutama diare di
wilayah yang sanitasi lingkungannya belum baik. Diarhea merupakan
penyakit endemo-epidemik yang menjadi salah satu penyebab bagi
malnutrisi. Dehidrasi awal dan re-feeding secepat mungkin merupakan
pencegahan untuk menghindari bayi malnutrisi/KEP.
3. Deteksi dini dan manajemen KEP awal/ringan:
- Memonitor tumbuh kembang dan status gizi Balita secara kontinyu,
misalnya dengan tolok ukur KMS.
- Perhatian khusus untuk faktor “risiko tinggi” yang akan berpengaruh
kelangsungan status gizi (antara lain: kemiskinan, ketidak tahuan,
adanya penyakit infeksi).
4. Memelihara status gizi anak
- Dimulai sejak dalam kandungan, ibu hamil dengan gizi yang baik
diharapkan akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula.
- Setelah lahir segera diberi ASI eksklusif sampai usia 4 atau 6 bulan.
- Pemberian makanan pendamping ASI (weaning food) bergizi, mulai
usia 4 atau 6 bulan secara bertahap sampai anak dapat menerima menu
lengkap keluarga.
- Memperpanjang masa menyusui (prolong lactation) selama ibu dan
bayi menghendaki

Penatalaksanaan

Prosedur tetap pengobatan dirumah sakit:

1. Prinsip dasar penanganan 10 langkah utama (diutamakan


penanganan kegawatan)
Tatalaksana umum malnutrisi energi protein:
• Penilaian triase anak dengan gizi buruk dengan tatalaksana syok pada
anak
dengan gizi buruk
• Jika ditemukan ulkus kornea, beri vitamin A dan obat tetes mata
kloramfenikol/tetrasiklin dan atropin; tutup mata dengan kasa yang telah
dibasahi dengan larutan garam normal, dan balutlah. Jangan beri obat
mata yang mengandung steroid.

Anda mungkin juga menyukai