Anda di halaman 1dari 65

Konsep Gizi Masyarakat

Oleh :
Fahrini Yulidasari, SKM., M.PH

Departemen Gizi Kesehatan


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
Definisi Ilmu Gizi

Ilmu Gizi :
Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan
dalam hubungannya dengan kesehatan optimal.
Gizi berasal dari bahasa arab “ghidza” : makanan

Ilmu gizi (WHO) :


Proses yang terjadi pada organisme hidup untuk
mengambil dan mengolah zat-zat padat dan cair dari
makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan,
pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan
menghasilkan energi.
Konsep Dasar Ilmu Gizi
Beberapa pengertian yang
berhubungan dengan gizi
Zat gizi :
Ikatan kimia yang diperlukan tubuh
untuk melakukan fungsinya:
menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, mengatur proses-
proses kehidupan.

Status gizi :
Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
Sejarah perkembangan ilmu gizi
Penemuan Energi
Pada tahun 400 sebelum Masehi, Hippocrates
(Bapak Ilmu Kedokteran), mengibaratkan
makanan sebagai panas yang dibutuhkan
manusia.

Anak-anak lebih membutuhkan panas


(energi) untuk perkembangannya, sehingga
perlu banyak makan dengan menu seimbang
Penemuan Mineral
Kalsium ditemukan pada tahun 1808. kalsium dalam jumlah kecil
ternyata diketahui diperlukan untuk penggumpalan darah.

Pada abad yang sama Boussingault menemukan zat besi sebagai


zat esensial dan meneliti kadar zat besi hewan.

Pada tahun 1840 penggunaan zat besi untuk menyembuhkan


anemia mendapatkan pengakuan.

Unsur-unsur merupakan zat gizi yang mutlak diperlukan untuk


fungsi tubuh dan harus dipenuhi melalui makanan.
 Unsur mineral makro : natrium, klorida, kalium, kalsium,
fosfor, magnesium dan sulfur.
 Unsur mineral mikro : besi, seng, iodium, tembaga, mangan,
krom, selenium, molibden, flour, dan kobal.
Penemuan vitamin
Pada awal abad ke-20 : pengakuan terhadap Ikatan organik
dalam jumlah sangat kecil dalam bahan makanan yang
diperlukan oleh tubuh dikenal sebagai vitamin.

Eykmen : menemukan bahwa selaput luar beras mengandung


zat yang dapat mencegah dan menyembuhkan beri-beri.

Holst dan frolig di Swedia (1907) : menimbulkan


scurvy(kekurangan vitamin C) pada guenia pig dan dapat
menyembuhkannya dengan memberi buah-buahan segar
dan kol.
Tiga fungsi zat gizi dalam
tubuh
1. Memberi energi
zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah
karbohidrat, lemak dan protein. Energi ini diperlukan
untuk aktivitas dan paling banyak jumlahnya yang
ditemukan dalam makanan. Ketiga zat gizi ini disebut
zat pembakar.

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh


protein, mineral dan air adalah bagian dari jaringan
tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk membentuk
sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang
rusak. Ketiga zat gizi ini disebut zat pembangun.
3. Mengatur proses tubuh
Protein, mineral, vitamin dan air diperlukan untuk mengatur
proses tubuh. Ketiga zat gizi ini disebut zat pengatur.
 protein : mengatur keseimbangan air di dalam sel,
bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara
netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai
penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-
bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh.
 mineral dan vitamin : diperlukan sebagai pengatur dalam
proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot.
 air : untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh, seperti
di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan dan
mengatur suhu tubuh, peredaran darah, dll.
Akibat gangguan gizi terhadap
fungsi tubuh
Status gizi baik/normal : terjadi bila tubuh
memperoleh cukup zat-zat gizi yang
digunakan secara efisien.

Status gizi kurang : terjadi bila tubuh mengalami


kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi
esensial.

Status gizi lebih : terjadi bila tubuh memperoleh


zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan.
Akibat gizi kurang pada proses tubuh
Kekurangan gizi secara umum (kuantitas dan kualitas) menyebabkan
gangguan pada proses :
1. Pertumbuhan : anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Kurang
protein menyebabkan otot-otot lembek dan rambut mudah rontok.
2. Produksi tenaga : kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan
kurang tenaga untuk bergerak, bekerja dan melakukan aktivitas.
3. Pertahanan tubuh : daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun.
Sistem imunitas dan antibodi berkurang, sehingga orang mudah terserang
infeksi.
4. Struktur dan fungsi otak : kurang gizi pada usia muda berpengaruh
terhadap perkembangan mental.
5. Perilaku : kurang gizi dapat menyebabkan mudah tersinggung, cengeng,
dll. Gizi yang baik merupakan modal bagi pengembangan sumberdaya
manusi.a
Akibat gizi lebih pada proses tubuh
Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau
obesitas. Kelebihan energi yang dikonsumsi
disimpan di dalam jaringan dalam bentuk
lemak.
Kegemukan merupakan salah satu faktor
risiko dalam terjadinya berbagai penyakit
degeneratif.
Gizi Makro dan Mikro
yang Diperlukan Tubuh
Zat gizi terbagi :

• Gizi Makro
• Gizi Mikro
Zat Gizi Makro dan Gizi Mikro
Zat gizi makro : sumber energi karbohidrat, lemak dan
protein
Zat gizi mikro : sumber energi vitamin dan mineral.

Masalah gizi makro meliputi


gizi kurang dan gizi lebih,
sedangkan masalah gizi mikro
hanya berbentuk gizi kurang.
Definisi
Masalah gizi
(malnutrision)

gangguan pada beberapa segi kesejahteraan


perorangan atau masyarakat

disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan


akan zat gizi yang diperoleh dari makanan
Masalah Gizi Makro
Yang masih terjadi di Indonesia adalah Kurang Energi
Protein (KEP)

KEP masalah gizi kurang akibat konsumsi pangan tidak


cukup mengandung energi dan protein

Gambaran umum KEP :


 Masyarakat banyak mengenal KEP dengan istilah
busung lapar atau HO(honger oedeem).
 Penderita memiliki berat badan rendah menurut tinggi
badan karena kelaparan.
 Dalam keadaan sakit, terdapat gejala pembengkakan
karena timbunan cairan tubuh disebagian badan
(terutama kaki, perut, muka).
Lanjutan……. KEP
 KEP pada orang dewasa erat kaitannya dengan
bencana alam dan kemiskinan.
 Prevalensinya meningkat pada saat ekonomi
masyarakat terpuruk dan menurun bila ekonomi
membaik.

Sifat keterkaitan ini tidak selalu terjadi pada KEP


balita.
 Marasmus: balita yang kurus karena kurang
energi
 Kwashiorkor : terjadi pada balita dgn KEP akut.
 KEP balita sering disebut sebagai kelaparan
tersembunyi atau hidden hunger.
Tanda-tanda klinis
Marasmus :
1. Wajah terlihat tua (old face)
2. Cengeng, rewel
3. Kulit keriput
4. Sering disertai diare kronik
5. Tulang rusuk menonjol
6. Tekanan darah, detak jantung dan
pernafasan berkurang
Lanjutan tanda klinis marasmus

7. Anak tampak sangat kurus (tinggal


tulang terbungkus kulit)
8. Lipatan kulit pada bokong
memperlihatkan seolah-olah anak
sedang memakai celana longgar
(baggy pants)
kwashiorkor :

1. Oedem umumnya diseluruh tubuh


(terutama pada kaki)
2. Perubahan status mental : cengeng,
rewel, kadang apatis
3. Wajahnya membulat dan sembab
(moon face)
4. Anoreksia
5. Otot-otot mengecil (pada posisi berdiri
dan duduk)
Lanjutan tanda klinis
kwashiorkor
6. Rambut berwarna kusam dan
mudah dicabut
7. Sering disertai infeksi, anemia
dan diare
8. Kulit kering dan mengelupas
9. Anoreksia
10. Pandangan mata nampak sayu
Marasmic-kwashiorkor
Tanda klinis dari marasmic-kwashiorkor
merupakan gabungan dari tanda-
tanda klinis masrasmus dan
kwashiorkor

Pada masyarakat dengan gizi buruk,


dapat terjadi tanda klinis campuran.
Lanjutan tanda klinis marasmic-
kwashiorkor
Penderita mempunyai berat badan di
bawah berat badan standar, klasifikasi
KEP :
1. KEP 0 (anak sehat) : BB 110-85%
2. KEP I : BB 84-75%
3. KEP II : BB 74-60%
4. KEP III : BB < 60%
∞ Selain KEP sebagai masalah gizi kurang yang terjadi
pada zat gizi makro.

Masalah gizi ganda (gizi lebih dan gizi


kurang).

∞ Manifestasi gizi lebih adalah gemuk dan gemuk sekali


pada kelompok masyarakat.

Berisiko lebih besar terhadap penyakit kegemukan,


diabetes, jantung dan kanker.

∞ Kemajuan ekonomi dan teknologi menyebabkan


perubahan gaya hidup, terhadap pola kebiasaan
makan yang berdampak pada perubahan pola
penyakit.
Obesitas
• Obesitas terjadi karena disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara konsumsi kalori
dan kebutuhan energi, dimana konsumsi
terlalu berlebih dibandingkan dengan
kebutuhan pemakaian energi

• Obesitas apabila berat badannya melebihi


15% pada laki-laki dan 20% pada wanita
dari berat badan ideal menurut umurnya
Masalah Gizi Mikro
Saat ini masalah gizi mikro yang
dihadapi Indonesia adalah Kurang
Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi
(AGB), dan Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium (GAKI).
KVA
Kekurangan Vitamin A dikenal sebagai buta
senja atau xerophtalmia (“mata kering”)
yang dapat berlanjut dengan kebutaan.
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan
balita menjadi rentan terhadap penyakit
infeksi.
Gejala dan Tanda KVA
• Gejala pertama dari kekurangan vitamin A biasanya adalah rabun
senja. Kemudian akan timbul pengendapan berbusa (bintik Bitot)
dalam bagian putih mata (sklera) dan kornea bisa mengeras dan
membentuk jaringan parut (xeroftalmia), yang bisa menyebabkan
kebutaan yang permanen.
• Malnutrisi pada masa anak-anak (marasmus dan kwashiorkor), sering
disertai dengan xeroftalmia; bukan karena kurangnya vitamin A
dalam makanan, tetapi juga karena kekurangan kalori dan protein
menghambat pengangkutan vitamin A.
• Kulit dan lapisan paru-paru, usus dan saluran kemih bisa mengeras.
• Peradangan kulit (dermatitis) dan meningkatkan kemungkinan
terkena infeksi.
• Kulit menjadi kering, gatal dan kasar.
• Gangguan pertumbuhan rambut dan kuku.
• Gangguan pertumbuhan pada anak-anak.
AGB
 Kurang gizi besi sering kali disamakan dgn anemia gizi besi.
Keduanya berbeda dalam hal intensitas kekurangan zat besi.
 KGB terjadi jika cadangan besi dalam hati menurun, tetapi
jumlah Hb masih normal. KGB dapat diketahui dari kadar
feritin dalam serum darah yang menurun.
 KGB akan menjadi AGB jika tingkat penurunan cadangan
besi dalam hati terjadi sangat parah sehingga jumlah Hb
darah menurun di bawah normal. AGB diukur kadar Hb
nya, yg berada di bawah standar normal WHO.
Kelompok Umur Hb dalam darah (g/dl)
6 bulan – 5 tahun < 11
6 – 14 tahun < 12
Wanita dewasa < 12
Wanita dewasa (hamil) < 11
Laki-laki dewasa < 13
Dampak dari anemia
• Anak-anak: Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar,
menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan
otak, serta meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena
daya tahan tubuh menurun.

• Wanita: Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga


mudah sakit, menurunkan produktivitas kerja, serta menurunkan
kebugaran.

• Remaja putri: menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar,


mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai
optimal, menurunkan kemampuan fisik olahragawati, serta
mengakibatkan muka pucat.

• Ibu hamil: Menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan,


meningkatkan risiko melahirkan Bayi dengan Berat Lahir Rendah
atau BBLR (<2,5 kg), Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan
kematian ibu dan/atau bayinya.
GAKI
Gaki dapat diketahui dari pembesaran kelenjar gondok
berdasarkan pengamatan dan perabaan (palpasi).
Keparahan GAKI diukur dari kelas-kelas palpasi.
 Kelas 0 jika tdk terlihat atau teraba, artinya tdk ada
gondok
 Kelas 1 A jika pembesaran gondok lebih besar dari ibu
jari
 Kelas 1 B gondok membesar dan dapat dilihat jika leher
menengadah ke atas
 Kelas 2 jika gondok kelihatan nyata membesar,
meskipun dengan posisi leher biasa.
 Kelas 3 jika gondok membesar dan kelihatan dari jarak
10 meter.
Lanjutan…..GAKI
 Pengukuran GAKI yang lebih obyektif
berdasarkan kadar iodium dalam urin.

 Hampir semua zat iodium yg masuk ke


dalam tubuh melalui makanan akhirnya
dibuang melalui urin.
Normal : iodium urin 100-200 mikrogram perliter
Ringan : iodium urin 50-99 mikrogram perliter
Sedang : iodium urin 20-49 mikrogram perliter
Berat : iodium urin < 20 mikrogram perliter
Gejala dan Tanda GAKI
• Reterdasi mental
• Gangguan pendengaran
• Gangguan bicara
• Hipertiroid (Pembesaran Kelenjar
Tiroid/Gondok)
• Kretinisme biasanya pada anak-anak
Faktor Risiko Timbulnya
Masalah Gizi
Konsep Sederhana Timbulnya
Penyakit
Tiga Faktor Utama Yang Mempengaruhi
Keseimbangan Tingkat Kesehatan

Agens Pejamu
(sumber penyakit) (host)

Seimbang

Lingkungan
Faktor yang Menyebabkan Timbulnya
Masalah Gizi
Zat Gizi Dalam
Makanan
Ada tidaknya program
pemberian makanan di Konsumsi makanan
luar keluarga

Daya beli keluarga


Status gizi

Kebiasaan makan

Pemeliharaan Kesehatan
kesehatan

Lingkungan fisik dan


sosial
Penilaian Status Gizi
Penilaian Status Gizi
PSG Secara Langsung :
 Antropometri : berasal dari kata antropos (tubuh) dan metros
(ukuran). Antropometri artinya ukuran tubuh.
guna : untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein
dan energi.
 Klinis : Penting untuk menilai status gizi masyarakat, terutama
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.
guna : mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau
riwayat penyakit.
 Biokimia : pemeriksaan spesimen dengan uji laboratoris
guna : untuk peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah.
 Biofisik : melihat kemampuan fungsi dan struktur jaringan
guna : dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
endemik : tes adaptasi senja
PSG Secara Tidak Langsung

 Survei Konsumsi Makanan :dengan melihat jumlah dan jenis


zat gizi yang dikonsumsi
guna : gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada
masyarakat, keluarga dan individu.
 Statistik vital : menganalisis data beberapa statistik kesehatan
guna : indikator tidak langsung pengukuran status gizi
masyarakat.
 Faktor Ekologi : malnutrisi merupakan masalah ekologi
sebagai interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan
lingkungan budaya.
guna : untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu
masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program
intervensi gizi.
Faktor pertimbangan dlm memilih
metode penilaian status gizi
1. Tujuan
2. Unit sampel yang akan diukur
3. Jenis informasi yang dibutuhkan
4. Tingkat reliabilitas dan akurasi yang
dibutuhkan
5. Tersedianya fasilitas dan peralatan
6. Tenaga
7. Waktu
8. Dana
Penyebab Gizi Kurang
KURANG GIZI DAMPAK

MAKAN TIDAK PENYAKIT PENYEBAB


SEIMBANG INFEKSI LANGSUNG

TIDAK CUKUP POLA ASUH PENYEBAB


SANITASI & PELAYANAN TIDAK
PERSEDIAAN PANGAN ANAK BURUK KESEHATAN TDK LANGSUNG
MEMADAI

KURANG PENDIDIKAN, PENGETAHUAN,


KETRAMPILAN RENDAH

KURANG PEMBERDAYAAN WANITA DAN KELUARGA, KURANG POKOK


PEMANFAATAN SUMBER DAYA MASYARAKAT MASALAH

PENGANGGURAN, KURANG PANGAN , KEMISKINAN

EKONOMI, SOSIAL DAN AKAR


POLITIK MASALAH
Intervensi dan Program
Perbaikan Gizi
Definisi
Intervensi Gizi

Kegiatan yang terencana dengan


tujuan memperbaiki gizi dari suatu
group populasi yang spesifik.
Tipe-Tipe Intervensi Gizi
• Produksi Pertanian
• Makanan Formulasi
• Subsidi Harga Pangan
• Pendidikan Gizi
• Program Terpadu
Produksi Pertanian
Tujuan :
Meningkatkan produksi dengan cara
yang dapat meningkatkan ketersediaan
makanan atau pendapatan dari group
populasi yang spesifik (petani kecil,
buruh tani, kaum urban contoh program
pertanian hibridisasi, pola tanam
berganda, dsbnya.
Makanan Formulasi
Tujuan:
Untuk memperbaiki kualitas makanan yang
defisiensi. Makanan yang diformulasi umumnya
adalah makanan sapihan bagi anak usia 6-36
bulan dan makanan ini harus padat gizi.
Pemberian makanan ini dapat diadakan melalui
program Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
atau mensubsidinya jika distribusi berlangsung
secara komersial.
Subsidi Harga Pangan
Tujuan :
Untuk mengatasi masalah hambatan
utama dari daya beli yang kurang.
Dengan mekanisme yang beragam pada
tahap distribusi seperti kontrol harga,
pengadaan toko ransum makanan
dsbnya.
Pendidikan Gizi
Tujuan:
Untuk meningkatkan penggunaan sumberdaya
makanan yang tersedia. Diselenggarakan
melalui Program PMT atau subsidi pangan.
Intervensi ingin mencoba mengubah
kebiasaan belanja, penyiapan, dan kebiasaan
makanan yang merugikan bila dilihat dari segi
zat gizi yang terkandung dalam makanan.
Program Terpadu
Tujuan:
Tipe ini melibatkan kegiatan intervensi di
atas dengan intervensi utama lain, seperti
perawatan kesehatan, sanitasi populasi,
karena telah diakui ada interaksi gizi
kurang dengan penyakit infeksi dan
variabel demografi.
OPERASIONAL TATALAKSANA ANAK
GIZI BURUK
1. TINGKAT PELAYANAN : DARI PUSKESMAS s/d RUMAH SAKIT

2. SECARA KOMPREHENSIF : Penanganan dari berbagai disiplin ilmu


 (spesialis anak, mata, THT, bedah serta gizi klinis)

3. MENGARAH KE PELAYANAN GIZI PARIPURNA (Tim Asuhan Gizi)


• Penyuluhan (Health Promotion)
• Perlindungan Khusus (Specific Protection)
• Deteksi Dini (Early Detection)
• Pengobatan Segera (Prompt Treatment)
• Mencegah Ketidakmampuan (Disability Limitation)
• Rehabilitasi (Rehabilitation)
TIM ASUHAN GIZI
dalam
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DOKTER
 Anamnesa, pemeriksaan fisik  diagnosa
 Menentukan tindakan dan perawatan
 Menentukan terapi obat dan terapi diit
 Memberikan konseling
 Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penderita gizi buruk
 Bertanggung jawab pada penderita secara keseluruhan

PERAWAT/BIDAN
 Melakukan tindakan dan perawatan (infus, NGT) atas instruksi dokter
 Membantu distribusi makanan
 Membantu pemantauan dan evaluasi pemberian makan kepada penderita
 Bertanggung jawab pada asuhan keperawatan penderita

NUTRISIONIS / DIETISIEN
 Melakukan anamnesa diit
 Membuat formula diit dan menyusun menu makanan
 Memberikan konseling gizi
 Memantau dan mengevaluasi pemberian mkn kpd penderita
 Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan makanan
Diet Energi Tinggi Protein Tinggi
(ETPT)
Tujuan Diet:
1. Memenuhi kebutuhan energi dan
protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan
jaringan tubuh
2. Menambah berat badan hingga
mencapai berat badan normal
Syarat Diet:

1. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB


2. Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB
3. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari
kebutuhan energi total
4. Karbohidrat cukup
5. Vitamin dan mineral cukup
6. Makanan diberikan dalam bentuk
mudah cerna
Macam diet dan indikasi
pemberian :
 Diet ETPT diberikan kepada pasien :
1. KEP
2. Sebelum dan setelah operasi tertentu, kemoterapi
3. Luka bakar berat dan baru sembuh dari penyakit
dengan panas tinggi
4. Hamil, post-partum di mana kebutuhan energi dan
protein meningkat

 Menurut kedaannya, pasien dapat diberikan salah satu


dari 2 macam diet ETPT :
1. ETPT I : Energi 2600 kkal, protein 100 g (2 g/kg BB)
2. ETPT II : Energi 3000 kkal, protein 125 g (2,5 g/kg BB)
Bahan makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Karbohidrat Nasi, roti, makaroni, tepung-
tepungan
Sumber Protein Hewani Daging sapi, ayam, ikan, Dimasak dengan banyak
telur, susu minyak, santan kental
Sumber Protein Nabati Tahu, tempe Dimasak dengan banyak
minyak, santan kental
Sayuran Bayam, buncis, kacang Dimasak dengan banyak
panjang, wortel minyak, santan kental
Buah-buahan Semua jenis buah/jus
Lemak dan Minyak Margarin, mentega, minyak Santan kental
goreng
Minuman Madu, sirup, teh Minuman rendah energi
Bumbu Laos, salam, kecap Bumbu tajam : cabe dan
merica
Contoh Menu ETPT II
Pagi Siang Malam
Nasi Nasi Nasi
Telur dadar Ikan Daging empal
Daging semur Ayam goreng Telur balado
Ketimun + tomat iris Tempe bacem Sup sayuran
Susu Sayur asam Pisang
Pepaya

Pukul 10.00 Pukul 16.00


Bubur kacang hijau Susu
Susu
Literature
1. Adriani, S dan Wirjatmadi B. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat.
Kencana, Jakarta.
2. Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta. 2004
3. Almatsier Sunita. Penuntun Diet Edisi Baru. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta. 2004
4. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
5. FKM UI. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Rajawali Pers,
Jakarta.
6. Sediaoetama, AD. 2009. Ilmu Gizi. Dian Rakyat, Jakarta.
7. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC: Jakarta.
8. Soekirman. 1999. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
9. Supariasa, D.N., dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta.
10. Kementerian Kesehatan RI dan WHO. Modul Pelatihan Penilaian
Pertumbuhan Anak. Direktorat Bina Gizi. Jakarta. 2008
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai