Protein merupakan suatu senyawa organic komplek yang terdiri dari asam amino yang
dihubungkan dengan ikatan peptide. Molekul ini berperan penting dalam pembentukan
struktur, fungsi, regulasi sel-sel makhluk hidup dan virus. Tentu saja protein memiliki banyak
fungsi dan manfaat juga bagi perkembangan tubuh kita.
Nah, kali ini kita akan membahas apa saja sih fungsi-fungsi protein bagi tubuh kita?
Protein sering kali disebut dengan pondasi/ zat pembangunan dalam tubuh manusia.
Bagaimana tidak? Protein lah yang berperan aktif dalam pemeliharaan jaringan tubuh, mulai
dari rambut, kulit, otot, mata, dan lain sebagainya. Untuk itu, protein sangatlah dibutuhkan
oleh anak-anak. Ibu-ibu hamil juga wajib mengonsumsi banyak protein agar janin yang
dikandungnya dapat tumbuh sehat dan lahir sempurna.
Zat protein dalam tubuh tentu tidak akan berdiam diri saja menyaksikan tubuh diserang oleh
virus maupun bakteri. Protein inilah yang akan membantu sel antibody dalam tubuh untuk
mengidentifikasi dan mengelilingi antigen (virus atau bakteri) agar tetap terkurung sampai
pada akhirnya dibasmi oleh sel darah putih.
Sebagai sumber energi
Tidak hanya karbohidrat, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi dalam tubuh
manusia. Mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi, dapat membantu manusia
itu sendiri untuk merawat jaringan dan fungsi tubuh lainnya. Selain itu, protein berlebih pada
tubuh akan dikonversi menjadi lemak dan menjadi sumber energi cadangan untuk tubuh.
Salah satu fungsi protein adalah untuk membantu mengatur metabolisme pada tubuh. Protein
digunakan untuk menyeimbangkan cairan dalam tubuh dengan asam basa sehingga akan
menciptakan kestabilan PH cairan pada tubuh kita.
Protein mampu mengikat hemoglobin dan mengangkut oksigen dari dalam darah. Proses
yang biasanya terjadi adalah hemoglobin awalnya mengambil oksigen dari pari-paru,
kemudian sel darah merah bergerak mengelilingi tubuh. Hemoglobin pula yang kemudian
melepaskan oksigen ke sel jaringan tubuh manusia.
FUNGSI LEMAK
Kwashiorkor dan marasmus adalah dua bentuk malnutrisi yang sering terjadi pada
anak-anak di negara berkembang. Kemiskinan dan kekurangan bahan pangan adalah
dua penyebab utamanya.
Selain di negara miskin, kondisi ini juga dapat terjadi di negara-negara yang tingkat
pendidikan penduduknya rendah, sedang mengalami situasi politik yang tidak stabil, sedang
mengalami bencana alam, dan kekurangan bahan makanan. Kwashiorkor dan marasmus
dapat terjadi pada usia berapa pun, tapi paling umum terjadi pada anak-anak.
Di Indonesia, masalah gizi tersebut masih ditemukan pada anak-anak berusia di bawah 3
tahun. Angka kemiskinan, kesulitan memperoleh asupan makanan bergizi, dan tidak
diberikan ASI, merupakan beberapa faktor yang turut berperan dalam terjadinya kedua
masalah gizi ini.
Secara spesifik, kwashiorkor diartikan sebagai kondisi kekurangan atau bahkan ketiadaan
asupan protein. Padahal, protein dibutuhkan tubuh untuk memperbaiki dan membuat sel-sel
baru. Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan di bagian bawah kulit (edema), akibat
terlalu banyaknya cairan dalam jaringan tubuh. Pembengkakan dapat terjadi pada seluruh
bagian tubuh dan umumnya dimulai di kaki.
Rambut yang kering, jarang, dan rapuh, bahkan dapat berubah warna menjadi putih atau
kuning kemerahan seperti rambut jagung.
Mudah marah.
Perut membesar.
Diare.
Pada kasus yang lebih parah, pengidap kwashiorkor juga dapat mengalami syok karena
dehidrasi berat. Kondisi ini perlu segera mendapat penanganan medis oleh dokter di rumah
sakit.
Jika kwashiorkor adalah malnutrisi karena kekurangan protein meski asupan energinya
cukup, maka marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk
makronutrien, mencakup karbohidrat, lemak, dan protein. Kondisi ini paling banyak
ditemukan pada anak berusia di bawah 2 tahun.
Pertumbuhan terhambat.
Diare kronis.
Selain itu, penderita marasmus rentan mengalami infeksi akut seperti infeksi saluran
pernapasan dan gastroenteritis, serta infeksi kronis seperti tuberkulosis.
Selain kwashiorkor dan marasmus, terdapat jenis ketiga keadaan malnutrisi energi protein
berat, yaitu campuran marasmus-kwashiorkor. Keadaan ini mempunyai gejala campuran dari
kedua kondisi tersebut.
Selain meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam penyakit, keadaan malnutrisi energi
protein berat juga dapat mengancam nyawa. Meski telah ditangani, namun anak-anak yang
pernah mengalami kwashiorkor dan marasmus mungkin masih akan mengalami masalah
kesehatan dalam jangka panjang. Sebagian anak akan tetap mengalami gangguan fisik dan
mental akibat kwashiorkor seumur hidupnya. Karena itu, penting untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi anak untuk mencegah kwashiorkor dan marasmus.