Anda di halaman 1dari 22

Malnutrisi

Marasmus
Dan
Kwarsiorkor
Kelompok 1 :
1. Anidya Fadhlia Kharis
32101900021

2. Azzurivia Reihana Lupianto 32101900024

3. Souwwafit Khalimah 32101900030

4. Erika Varahika Isnaningsih 32101900037

5. Isna Nazala Rahma 32101900042

6. Nining Alkomah 32101900047

7. Pramitha Indra Putri 32101900050

8. Sarah Tri Ernawati 32101900054

9. Erlanda Kusuma Wardani 32101900062

10. Sisca Anggun Cahyani 32101900065


Pengertian Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi energi protein yang
terutama disebabkan kekurangan kalori berat dalam jangka
waktu lama, terutama terjadi selama tahun pertama
kehidupan, yang ditandai dengan retardasi pertumbuhan
dan pengurangan lemak bawah kulit dan otot secara
progresif tetapi biasanya masih ada nafsu makan dan
kesadaran mental.
Penyebab Marasmus
Penyebab utama marasmus adalah
kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena diet yang tidak cukup, kebiasaan
makan yang tidak tepat seperti yang
hubungan dengan orangtua-anak
terganggu,karena kelainan metabolik,
atau malformasi kongenital.
Gejala Klinis
Gejala pertama dari malnutrisi tipe marasmus
adalah kegagalan tumbuh kembang. Pada kasus
yang lebih berat, pertumbuhan bahkan dapat
terhenti sama sekali. Selain itu didapatkan
penurunan aktifias fisik dan keterlambatan
perkembangan psikomotorik. Pada saat
dilakukan pemeriksaan fisik, akan ditemukan
suara tangisan anak yang monoton, lemah, dan
tanpa air mata, lemak subkutan menghilang dan
lemak pada telapak kaki juga menghilang
sehingga memberikan kesan tapak kaki seperti
orang dewasa.
Faktor Resiko

1. Asupan 2. Status
3. Pendidikan
makanan sosial
ibu
ekonomi

4. 6.
5. Penyakit
Pengetahuan Kelengkapan
penyerta
ibu imunisasi
7. BBLR
Patofisiologi
Kurang energi protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan
kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan
kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan
hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan
tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan
hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat
(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar,
sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat
sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan
Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar
dan ginjal. .
Penatalaksanaan
1. Keadaan ini
3.Penatalaksanaan
memerlukan diet yang
berisi jumlah cukup segera setiap
protein yang kualitas masalah akut seperti
biologiknya baik. Diit masalah diare berat.
tinggi kalori, protein,
mineral dan vitamin.

4. Pengkajian riwayat status


sosial ekonomi, kaji riwayat
pola makan, pengkajian
2. Pemberian terapi antropometri, kaji manifestasi
cairan dan klinis, monitor hasil
laboratorium, timbang berat
elektrolit.
badan, kaji tanda-tanda vital.
Pencegahan
1.Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi yang paling baik untuk
bayi.
2.Ditambah dengan pemberian makanan tambahan bergizi dan berprotein serta energi tinggi pada anak
sejak umur 6 bulan ke atas
3.Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan
4.Pemberian imunisasi
5.Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu kerap.
6.Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat merupakan usaha pencegahan
jangka panjang.
7.Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis kurang gizi, dengan
cara penimbangan berat badan tiap bulan.
8.Meningkatkan hasil produksi pertanian agar persediaan makan mencukupi.
9.Memperbaiki infrastruktur pemasaran dan mensubsidi harga bahan makanan
10.Melakukan program transmigrasi ke daerah lain agar terjadi pemerataan penduduk.
Prognosis

Malnutrisi yang hebat mempunyai angka kematian yang


tinggi, kematian sering disebabkan oleh karena infeksi,
sering tidak dapat dibedakan antara kematian karena infeksi
atau karena malnutrisi sendiri. Prognosis tergantung dari
stadium saat pengobatan mulai dilaksanakan. Dalam
beberapa hal walaupun kelihatanyya pengobatan adekuat,
bila penyakitnya progesif kematian tidak dapat dihindari,
mungkin disebabkan perubahan yang irreversible dari sel-sel
tubuh akibat kekurangan nutrisi
Komplikasi
1. Defisiensi vitamin A (xerophtalmia) : Vitamin A berfungsi pada penglihatan (membantu regenerasi
visual ini akan berlanjut menjadi keratomalasia (menjadi buta).
2. Defisiensi Vitamin B1 (tiamin) disebut Atiaminosis : Tiamin berfungsi sebagai ko-enzim dalam
metabolisme karbohidrat. Defisiensi vitamin B1 menyebabkan penyakit beri-beri dan
mengakibatkan kelainan saraf, mengal dan jantung
3. Defisiensi Vitamin B2 (Ariboflavinosis) : berfungsi sebagai ko-enzim pernafasan. Kekurangan
vitamin B2 menyebabkan stomatitis angularis (retak-retak pada sudut mulut, glositis, kelainan
kulit dan mata).
4. Defisiensi Vitamin B6 yang berperan dalam fungsi saraf
5. Defisiensi Vitamin B12 dianggap sebagai anti anemia dalam faktor ekstrinsik. Kekurangan
vitamin B12 dapat menyebabkan anemia pernisiosa.
6. Defisit Asam Folat menyebabkan timbulnya anemia makrositik, megaloblastik, granulositooenia,
trombositopenia.
7. Defisiensi Vitamin C menyebabkan skorbut (scurvy), mengganggu integrasi dinding kapiler.
Bitamin C diperlukan karena merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel, pada proses
pematgangan eritrosit, pembentukan tulang dan dentin.
8. Defisiensi Mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium, besi, yodium. Kekurangan yodium dapat
menyebabkan gondok yang dapat merugikan tumbuh kembang anak.
Pengertian Kwarsiorkor
Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu
bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai
Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa
karakteristik berupa edema dan kegagalan
pertumbuhan, depigmentasi, hyperkeratosis. Penyakit
ini merupakan bentuk malnutrisi paling banyak
didapatkan di dunia ini, pada dewasa ini,terutama
sekali pada wilayah-wilayah yang masih
terkebelakangan bidang industrinya.
Insiden Dan Prevalensi
Kwashiorkor dijumpai terutama pada golongan umur tertentu yaitu
bayi pada masa menyusui dan pada anak prasekolah, 1 hingga 3
tahun yang merupakan golongan umur yang relatif memerlukan
lebih banyak protein untuk tumbuh sebaik-baiknya. Akan tetapi
faktor ekonomi bukan merupakan satu-satunya penyebab penyakit
ini. Ada berbagai protein nabati yang bernilai cukup baik, misalnya
kacang kedele, kacang hijau, dan sebagainya, akan tetapi karena
tidak diketahui atau tidak disadari, bahan makanan tersebut tidak
digunakan sebagaimana mestinya. Pengetahuan yang kurang tentang
nilai bahan makanan, cara pemeliharaan anak, disamping
ketakhyulan merupakan faktor tambahan dari timbulnya penyakit
kwashiorkor. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) dari Kementrian
Kesehatan tahun 2018 melaporkan prevalensi KEP di Indonesia
berdasarkan pengukuran berat badan terhadap usia sebesar 17,7%
dengan presentase kategori gizi kurang (underweight) sebesar 13,0%
dan kategori gizi buruk sebesar 3,9%.
Penyebab
Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor,
namun faktor paling mayor adalah menyusui, yaitu
ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak adekuat
atau tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih
,kwashiorkor dapat muncul bahkan ketika kekurangan
bahan pangan bukanlah menjadi masalahnya, tetapi
kebiasaan adat atau ketidak tahuan (kurang nya
edukasi) yang menyebabkan penyimpangan
keseimbangan nutrisi yang baik.
Gejala Klinis

1. Wujud Umum 7. Kelainan Gigi dan Tulang

2. Retardasi Pertumbuhan 8. Kelainan Hati

3. Perubahan Mental 9. Kelainan Darah dan Sumsum Tulang

10. Kelainan Pankreas dan Kelenjar Lain


4. Edema
11. Kelainan Jantung
5. Kelainan Rambut
12. Kelainan Gastrointestinal
6. Kelainan Kulit
Faktor Resiko

Kwasiorkor sering terjadi pada usia antara 1-4 tahun


,namun dapat terjadi pada bayi. Kwashiorkor yang mungkin
terjadi pada orang dewasa adalah sebagai komplikasi dari
parasit atau infeksi lain.
Namun, SetelahSetelah usia 1 tahun atau lebih
,kwashiorkor dapat muncul bahkan ketika kekurangan bahan
pangan bukanlah menjadi masalahnya, tetapi kebiasaan adat
atau ketidak tahuan (kurang nya edukasi) yang
menyebabkan penyimpangan keseimbangan nutrisi yang
baik.
Patofisiologi
Pada Kwashiorkor yang klasik,
gangguan metabolik dan perubahan
sel menyebabkan edema dan
perlemakan hati. Kelainan ini
merupakan gejala yang menyolok.
Pada penderita defisiensi protein,
tidak terjadi katabolisme jaringan
yang sangat berlebihan, karena
persediaan energi dapat dipenuhi
oleh jumlah kalori yang cukup dalam
dietnya .Namun kekurangan protein
dalam diet akan menimbulkan
kekurangan berbagai asam amino
esensial yang dibutuhkan untuk
sintesis.
Penatalaksanaan
1. Diet tinggi kalori, protein, cairan, vitamin dan
mineral.
2. Makanan yang dihidangkan dalam bentuk mudah
dicerna dan diserap.
3. Memberikan makanan secara bertahap.
4. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
5. Penanganan diare.
6. Pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan
gizi.
 
Pencegahan
Pencegahannya dapat berupa diet adekuat dengan jumlah-jumlah
yang tepat dari karbohidrat, lemak (minimal 10% dari total kalori),
dan protein (12 % dari total kalori). Sentiasa mengamalkan konsumsi
diet yang seimbang dengan cukup karbohidrat, cukup lemak dan
protein bisa mencegah terjadinya kwashiorkor. Protein terutamanya
harus disediakan dalam makanan. UntukUntuk mendapatkan sumber
protein yang bernilai tinggi bisa didapatkan dari protein hewan seperti
susu, keju, daging, telur dan ikan. Bisa juga mendapatkan protein dari
protein nabati seperti kacang ijo dan kacang kedelei..
Prognosis
Kwashiorkor dapat secara efektif dikelola dengan memasukkan makanan
kaya protein dalam makanan, seperti, ikan, daging, produk susu, kedelai, dan
kacang - kacangan. Rejimen ini menggabungkan peningkatan yang lambat dalam
kalori dari karbohidrat, dan lemak. Suplemen Vitamin dan mineral serta suplemen
enzim yang penting untuk membantu mencerna produk susu.Pengobatan
kwashiorkor juga mencakup koreksi cairan dan ketidakseimbangan elektrolit
dan manajemen infeksi.Pengobatan kwashiorkor tergantung sampai pada intensitas
gejala. Defisit protein perlu diperbaiki. Cairan dan ketidakseimbangan elektrolit
harus dikoreksi dengan cairan IV, dan infeksi memerlukan antibiotik.Sedangkan
tujuannya adalah untuk meningkatkan protein dalam diet, peningkatan yang cepat
dalam protein dan kalori dapat berisiko.
KOMPLIKASI MALNUTRISI
ENERGI PROTEIN
 1. Diare
2. Anemia
3. Gangguan tumbuh kembang
4. Hipokalemia
5. Hipernatremia
6. Shock
7. Koma
8. Cacat
THA
NK
YOU

Anda mungkin juga menyukai