Anda di halaman 1dari 4

Aida Aqliya Dzakkiyah

2108861

Dinamika Permasalahan Perkembangan PAUD

Dra. Nenden Sundari, M.Pd.

Permasalahan Anak Usia Dini

Jurnal Permasalahan Anak Usia Dini

Judul : MALNUTRISI PADA ANAK BALITA

Penulis : Tita Menawati Liansyah

Tahun Terbit : 2015

Penerbit : Jurnal Buah Hati

Volume : 2(1)

Halaman : 1-12

DOI : https://doi.org/10.46244/buahhati.v2i1.528

1. Identifikasi Permasalahan
Gizi buruk (Malnutrisi) pada anak dapat menyebabkan gangguan pada proses fisik,
mental, atau kognitif yang dalam jangka panjang akan menurunkan produktivitas di tempat
kerja. Tidak hanya menambah angka kesakitan dan angka kematian. Banyak kondisi yang
diakibatkan oleh malnutrisi atau gizi buruk termasuk, antara lain, Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), yang disebabkan oleh penggunaan KEP (Kurang Energi Protein) oleh
orang dewasa, dan yang dapat memperburuk risiko bayi dilahirkan dengan terlalu sedikit
zat besi. Kekurangan zat besi bayi dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel
otak dengan dikemudian hari dapat menurunkan IQ anak hingga 10%. Selain itu, diabetes
dan jantung koroner adalah penyakit lain yang dapat menyebabkan gizi buruk.
2. Diagnosis
Diagnosis malnutrisi dapat diketahui melalui gejala klinis, antropometri dan
pemeriksaan laboratorium, berbeda-beda tergantung dari derajat dan lamanya deplesi
protein dan energi, umur penderita, modifikasi disebabkan oleh karena adanya kekurangan
vitamin dan mineral yang menyertainya. Gizi buruk ringan sering ditemukan pada anak-
anak dari 9 bulan sampai 2 tahun, akan tetapi dapat dijumpai pula pada Anak yang lebih
besar.
Pertumbuhan yang terganggu dapat dilihat dari pertumbuhan linier mengurang atau
terhenti, kenaikan berat badan berkurang, terhenti dan adakalanya beratnya menurun,
ukuran lingkar lengan, maturasi tulang terlambat, rasio berat terhadap tinggi normal atau
menurun. Gizi buruk berat memberi gejala yang kadang-kadang berlainan, tergantung dari
dietnya, fluktuasi musim, keadaan sanitasi dan kepadatan penduduk.
Pengukuran antropometrik lebih ditujukan untuk menemukan gizi buruk ringan dan
sedang, dan dilakukan pengukuran-pengukuran fisik anak (berat, tinggi, lingkar lengan,
dan lain-lain). Untuk anak, terdapat tiga parameter yang biasa digunakan, yaitu berat
dibandingkan dengan umur dan tinggi. Digunakan grafik pertumbuhan yang terdapat pada
KMS untuk membandingkan berat dengan umur anak. Pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan adalah kadar hemoglobin darah merah dan kadar protein (albumin/globulin)
darah. Pula lebih jelas diketahui penyebab malnutrisi dan komplikasi-komplikasi yang
terjadi pada anak tersebut. Pada gizi buruk, perubahan nyata dari komposisi tubuhnya
seperti jumlah dan distribusi cairan, lemak, mineral, dan protein terutama protein otot.
Keadaan ini merupakan akibat hilangnya lemak dan otot dan jaringan lain.
Cairan ekstra sel terutama pada anak-anak dengan edema terdapat lebih banyak
dibandingkan tanpa edema. Kalium total tubuh menurun terutama dalam sel sehingga
menimbulkan gangguan metabolik pada organ-organ seperti ginjal, otot dan pankreas.
Dalam sel otot kadar natrium dan fosfor anorganik meninggi dan kadar magnesium
menurun.
3. Klasifikasi
1) Marasmus
Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk yang paling sering ditemukan
pada balita. Tipe marasmus ditandai dengan gejala tampak sangat kurus, wajah seperti
orang tua, cengeng dan rewel meskipun setelah makan, kulit keriput yang disebabkan
karena lemak di bawah kulit berkurang, perut cekung, rambut tipis, jarang dan
kusam, tulang iga tampak jelas, pantat kendur dan keriput (baggy pant) serta iga
gambang.
2) Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein yang berat disebabkan
oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi namunasupan protein yang
inadekuat. Tipe kwashiorkor ditandai dengan gejala tampak sangat kurus dan atau
edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh, pertumbuhan terganggu, perubahan
status mental, gejala gastrointestinal, rambut tipis kemerahan seperti warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok, wajah membulat dan sembab,kulit
penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam
dan lebar, sering ditemukan hiperpigmentasi dan persikan kulit, pembesaran hati serta
anemia ringan.
3) Marasmiks-Kwashiorkor
Tipe marasmik-kwashiorkor merupakan gabungan beberapa gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus dengan Berat Badan (BB) menurut umur (U) <60% baku
median WHO-NCHS yang disertai oedema yang tidak mencolok.

4. Faktor Resiko
Faktor risiko terjadinya malnutrisi antara lain :
1) Asupan makanan 5) Pengetahuan ibu
2) Status sosial ekonomi 6) Penyakit penyerta
3) Asi 7) Berat Badan Lahir Rendah
4) Pendidikan ibu 8) Kelengkapan imunisasi
5. Penatalaksanaan Malnutrisi
1) Mencegah dan mengatasi hipoglikemi
2) Mencegah dan mengatasi hipotermi
3) Mencegah dan mengatasi dehidrasi
4) Koreksi gangguan elektrolit
5) Mencegah dan mengatasi infeksi
6) Mulai pemberian makan
7) Koreksi kekurangan zat gizi mikro
8) Memberikan makanan untuk tumbuh kejar
9) Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
10) Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah

Anda mungkin juga menyukai