Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1

Disusun Oleh :

1. Nila Nur Adhila 32101900026


2. Souwafit Khalimah 32101900030
3. Amilinda Kustati 32101900032
4. Insan Karunia I 32101900040
5. Nining Alkomah 32101900047
6. Nisa Aprilia 32101900048
7. Refi Mulyasih 32101900051
8. Siti Nurjanah 32101900056
9. Sutinah 32101900057
10. Sisca Anggun C 32101900065

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG


FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI KEBIDANAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dengan memanjatkan syukur Alhamdulillahirrobbil’alamin kehadirat Allah


Subhanahu wata’ala atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “HIPEREMESIS
GRAVIDARUM Tingkat 1 ” dengan baik dan lancar

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
Kuliah. Disamping itu, makalah ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Tingkat 1

Akhir kata, segala kritik dan saran dari pembaca sangat penulis perlukan
untuk perbaikan pada penulisan makalah berikutnya dan semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Semarang, 14 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................6
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
A. Pengertian Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1............................................7
B. Etiologi Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1 ..............................................7
C. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1.........................................8
D. Tanda Gejala Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1........................................9
E. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1........................................10
F. Pengaruh Terhadap Kehamilan Tingkat 1...................................................11
BAB III..................................................................................................................22
PENUTUP..............................................................................................................22
A. Kesimpulan ................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
2. Bagaimana Etiologi dari Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
3. Bagaimana Patofisiologi dari Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
4. Apa saja Tanda Gejala dari Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
5. Bagaimana Pencegahan dari Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
6. Bagaimana Pengaruh Terhadap Kehamilan

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui yang dimaksud hiperemesis gravidarum . Tingkat 1
2. Untuk mengetahui etiologi dari hiperemesis gravidarum Tingkat 1
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari hiperemesis gravidarum Tingkat 1
4. Untuk mengetahui tanda gejala hiperemesis gravidarum Tingkat 1
5. Untuk mengetahui pencegahan dari hiperemesis gravidarum Tingkat 1
6. Untuk mengetahui pengaruh terhadap kehamilan

D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah
1. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang hiperemesis gravidarum Tingkat 1
2. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam penulisan sebuah karya tulis
khususnya dalam bentuk makalah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1


Hiperemesis gravidarum dideskripsikan sebagai kondisi mual atau muntah
yang berlebihan, sehingga hal tersebut menyebabkan adanya gangguan pada aktivitas
sehari-hari dan kondisi tubuh menjadi buruk (Dinkes, 2012). Adanya mual muntah
yang terjadi secara terus-menerus pada akhirnya membuat adanya penurunan
cadangan karbohidrat akibat cadangan tersebut terus-menerus digunakan sebagai
energi, sehingga tubuh pada akhirnya menggunakan cadangan lemak serta protein
untuk proses metabolisme. Akibat adanya ketidaksempurnaan pembakaran lemak,
maka terbentuk badan keton di dalam aliran darah yang kemudian meningkatkan
gejala klinik menjadi lebih berat. Selain itu, mual-muntah yang terjadi terus-menerus
dapat menyebabkan munculnya permasalahan lain, seperti dehidrasi atau kekurangan
cairan, hiponatremia, hipokloremia, hingga adanya penurunan klorida urin yang pada
akhirnya akan menimbulkan hemokonsentrasi. Hemokonsentrasi tersebut dapat
memunculkan adanya timbunan zat toksik akibat adanya pengurangan perfusi darah
ke jaringan.(Febriyanti, 2021)
Hiperemesis Gravidarum didefinisikan sebagai komplikasi mual dan muntah
selama kehamilan. Salah satu komplikasi kehamilan yang mempengaruhi status
kesehatan ibu dan perkembangan janin adalah Hiperemesis Gravidarum yang dapat
dideteksi dan dicegah selama kehamilan, dimana mual dan muntah terjadi pada 60-
80% primigravida dan 40-60 multigravidaHiperemesis gravidarum adalah mual dan
muntah berlebihan pada ibu hamil yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan
dapat menyebabkan tubuh ibu menjadi lemas, wajah pucat, dan frekuensi buang air
kecil menurun (Rasida, 2020)
Klasifikasi Hiperemesis gravidium diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan
menurut berat ringannya gejala sebagai berikut, yakni grade I-III. Grade I ditunjukkan
dengan adanya gejala muntah yang terjadi secara terus-menerus hingga memengaruhi
kondisi umum. Grade II ditunjukkan dengan adanya gejala lemas yang dialami oleh
ibu hamil dan disertai dengan apatis serta penurunan turgor kulit, lidah kotor dan
kering, denyut nadi kecil dan cepat, penurunan tekanan darah, kenaikan suhu tubuh,

6
mata tampak cekung serta sedikit icterus, penurunan berat badan, adanya
hemokonsentrasi, oliguria, serta sembbelit. Grade III ditandai dengan kondisi umum
semakin parah, tidak muntah, penurunan kesadaran dari samnolen hingga koma, nadi
kecil dan cepat, penurunan tekanan darah, serta peningkatan suhu (Rasida,2020)

B. Etiologi Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1


Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun ada
beberapa teori mengenai etiologi hiperemesis gravidarum. Seperti kadar hormon
gonadotropin chorion, hormon estrogen, hormon progesteron, hingga hormon tiroid
memiliki hubungan dengan kejadian hiperemesisgravidarum.
Sekitar 51,4% wanita mengalami mual dan 9,2% wanita mengalami muntah. Keadaan
hiperemesis gravidarum yang sangat patologis jauh lebih jarang daripada mual dan
muntah secara logika, diperkirakan hiperemesis gravidarum yang sangat patologis
terjadi pada 1 per 500 kehamilan (Rasida, 2020)
Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan
sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama karena: fluktuasi tinggi
kadar hCG (human chorionic gonadotrophin), terutama karena periode mual dan
muntah kehamilan yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama, yang pada
saat itu, hCG mencapai tingkat tertinggi (Febriyanti, 2021)

C. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1


Penyebab pasti hiperemesis gravidarum masih belum jelas. Namun, ada
beberapa teori tentang apa yang mungkin berkontribusi pada perkembangan proses
penyakit ini.
a. Perubahan Hormon
a) Tingkat human chorionic gonadotropin (hCG) telah terlibat. Kadar hCG
memuncak selama trimester pertama, sesuai dengan onset khas gejala
hiperemesis. Beberapa penelitian menunjukkan korelasi antara konsentrasi
hCG yang lebih tinggi dan hiperemesis. Namun, data ini belum konsisten.
b) Estrogen juga diduga berkontribusi terhadap mual dan muntah pada
kehamilan. Tingkat estradiol meningkat pada awal kehamilan dan menurun
kemudian, mencerminkan perjalanan khas mual dan muntah pada kehamilan.

7
Selain itu, mual dan muntah adalah efek samping yang diketahui dari obat
yang mengandung estrogen. Ketika tingkat estrogen meningkat, begitu pula
kejadian muntah.
b. Perubahan pada Sistem Gastrointestinal
a) Diketahui bahwa sfingter esofagus bagian bawah berelaksasi selama
kehamilan karena peningkatan estrogen dan progesteron. Hal ini
menyebabkan peningkatan insiden gejala penyakit gastroesophageal
reflux (GERD) pada kehamilan, dan salah satu gejala GERD adalah
mual. Studi yang meneliti hubungan antara GERD dan emesis pada
kehamilan melaporkan hasil yang bertentangan.
c. Genetika
a) Peningkatan risiko hiperemesis gravidarum telah ditunjukkan di antara
wanita dengan anggota keluarga yang juga mengalami hiperemesis
gravidarum.
b) Dua gen, GDF15 dan IGFBP7 , berpotensi dikaitkan dengan
perkembangan hiperemesis gravidarum. (Jennings & Mahdi, 2021)

D. Tanda Gejala Hiperemis Gravidarum Tingkat 1

a. Tanda Gejala Hiperemis Gravidarum Tingkat 1


1. Tanda gejala hipermesis gravidarum pada kasus ini didapatkan melalui
keluhan utama yaitu ibu mengatakan lemas, mual dan muntah yang terus
menerus, tidak dipagi hari saja. Lebih dari 5 kali sehari, tidak bisa masuk
minum dan makan, sehingga ibu tidak nafsu makan. Muntahnya berupa cairan
dan makanan. (Marliana & Tita, 2016)
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital ibu menunjukan tekanan darah yang kurang,
nadi meningkat, suhu tubuh meningkat. Pada hiperemesis gravidarum ditandai
dengan muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum pasien,
pada kasus ini keadaan umum ibu lemah, terlihat mata cekung, conjungtiva
pucat, bibir pucat dan lidah kering. terdapat penurunan berat badan, turgor
kulit mengurang. Berdasarkan data diatas dirumuskan diagnosa sebagai
berikut: amenore 10 minggu dengan hiperemesis gravidarum tingkat I.
(Marliana & Tita, 2016)
3. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 2012).
4. Mual muntah mulai terjadi pada usia kehamilan 6 – 8 minggu. Mual biasanya
terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula muncul setiap saat dan malam hari dan
menyebabkan gangguan pada pekerjaan sehari-hari. ( Ari & Wayan, 2016)

8
5. Tingkat I: Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan
darah sistolik menurun, turgor kulit menurun, lidah mengering dan mata
cekung (Israni, 2021)
b. Tanda gejala hiperemesis gravidarum :

1. Mual muntah hingga mengakibatkan gangguan aktivitas, dehidrasi,dan tidak dapat


mencium bau makanan
2. Mual muntah terjadi sering dan lebih dari 10 kali dalam 24 jam pada masa
kehamilan (Rini, 2021)
3. Keadaan umum menjadi buruk
4. Aktivitas terganggu
5. Dehidrasi termasuk hipotensi dan takikardia
6. Penurunan berat badan
7. Ptialism atau air ludah berlebih (Suriyati dkk, 2021)
8. Makanan dan minuman selalu di muntahkan dan mempengaruhi kondisi fisik
9. Mual muntah pada masa kehamilan yang sukar untuk di kendalikan bisa terjadi
pada trimester awal atau bahkan selama kehamilan terjadi.

Awal mula terjadinya hiperemesis gravidarum yaitu selalu terjadi pada trimester awal
kehamilan dengan adanya mual,muntah yang terus menerus,penurunan Berat badan, waita
hamil sering mengalami ptyalism,dan memiliki tanda dehidrasi, hipotensi dan takikardia.

E. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1

9
F. Pengaruh Terhadap Kehamilan
a. Pengaruh hyperemesis Gravidarum tingkat 1 terhadap kehamilan :
1. menyebabkan dehidrasi, kelaparan, kehilangan >5% berat badan sebelum hamil
dan ketidakseimbangan elektrolit (Rahayu, 2020)
2. mengalami gangguan tidur, kecemasan, dan depresi : sebuah artikel
menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gangguan tidur,
kecemasan, dan depresi dan masalah ini tinggi terjadi pada ibu hamil dengan HG
(Nawaz dkk, 2020)
3. menurunkan kemampuan dan menurunkan stamina ibu hamil
4. peningkatan signifikan dalam gangguan perkembangan saraf dan perilaku pada
anak anak yang terpapar HG dalam rahim penyebabnya karena stres ibu, kadar
hormon abnormal selama perkembangan janin, kekurangan gizi dan vitamin
(Engin & Demir, 2019)
5. berat badan lahir rendah
6. ukuran kecil untuk usia kehamilanlengket dan terbuat dari substansi gelatinosa.
Jeli wharton ini mengelilingi pembuluih darah, sekaligus melindungi pembuluh
darah tersebut dari tekanan. (Marlena, 2015)

b. Pengaruh hyperemesis gravidarum tingkat 1 terhadap kehamilan :


Pengaruh dari hiperemesis gravidarum pada ibu dan janin adalah gizi ibu
berkurang sehingga mengakibatkan gangguan perkembangan dan pertumbuhan
janin di dalam rahim. Selain dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit
dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Mallory-weiss
syndrome) dengan akibat perdarahan gastrointestinal. (Febriyanti, 2021)
Komplikasi dapat berakibat fatal pada susunan saraf pusat (ensefalopati) yang
ditandai dengan nictagamus diplopia dan perubahan mental (Hayati, 2013).
Kurangnya nutrisi atau suplemen yang tidak memadai dapat menyebabkan
pasien mengalami dehidrasi. Suplemen makanan yang seimbang dan memadai
harus disediakan, dengan berkonsultasi dengan ahli gizi. Ini penting untuk
perkembangan janin dan untuk menjaga kesehatan ibu. Pemberian nutrisi
intravena mungkin diperlukan jika mereka tidak dapat mentoleransi formulasi oral.
Di sisi lain, ekspander plasma sangat penting untuk mengisi kembali cairan dan
elektrolit dalam tubuh yang mengalami dehidrasi. Kristaloid seperti normal saline,

10
dekstrosa atau ringer laktat dapat diberikan dengan kecepatan yang sesuai. Namun,
suplementasi tiamin harus mendahului infus dekstrosa untuk mencegah risiko
ensefalopati Wernick (Rasida, 2020)

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

12
DAFTAR PUSTAKA

1 Dinas Kesehatan Kota Batam. 2012.Profil Dinas Kesehatan Kota Batam tahun 2012. Batam:
Dinas Kesehatan Kota Batam.
2 Febriyanti,R.2021. PENATALAKSANAAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1 PADA IBU
HAMIL TRIMESTER 1 DI PUSKESMAS KOKOP BANGKALAN
3 Rasida. N.A, (2020), Kupas Tuntas Hiperemesis Gravidarum. Jakarta Barat: One Peach Media
4 Jennings LK, Mahdy H. Hyperemesis Gravidarum. 2021 Aug 25. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–. PMID: 30422512.
5 DA.Rini.2021. Asuhan gizi pada hiperemesis gravidarum. Poltekkes kemenkes
semarang. Jurnal of nutrition on health (JNH) vol. 9. No.1.
6 Suriyati Suyuti1* , Rosdianah2, Supriadi Sahibu3, Syamsuriyati4. 2021. Pengetahuan
Dan Sikap Ibu Hamil Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di Puskesmas
Kuprik Kota Merauke. Prodi Diploma IV Kebidanan, Universitas Megarezky,
Makassar 3Universitas Megarezky Makassar. Hassanudin jurnal of midwifery vol. 3
hal.1
7 Israini Suriati1Yusnidar2.2021. Causes of Hyperemesis Gravidarum. Jurusan
Kebidanan , Fakultas Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Palopo. Jurnal
Kebidanan vol. 11 no.1
8 Ary Widayana1 , I Wayan Megadhana2 , Ketut Putera Kemara.2016. DIAGNOSIS
DAN PENATALAKSANAAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM. 1 Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana 2 Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana
9 Marliana Rahma1 , Tita Restu Safura. 2016. ASUHAN PADA IBU HAMIL
TRIMESTER I DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I. Akademi
Kebidanan Bandung Jl. Garuda no 79 Bandung, Indonesia. Jurnal Bidan Volume 2
No. 02, Juli 2016
10 Mehwish Nawaz, dkk. 2020. Frequency of Hyperemesis Gravidarum and associated risk
factors among pregnant women. Journal Of Pakistan Medical Association. (4):613-617. doi:
10.5455/JPMA.656.
11 Engin Yıldırım & Emre Demir (2019): The relationship of hyperemesis
gravidarum with sleep disorders, anxiety and depression, Journal of Obstetrics and
Gynaecology, DOI: 10.1080/01443615.2019.1572725
12 Rahayu Kusuma Wardani. 2020. EFEKTIFITAS KONSUMSI AIR TEBU KOMBINASI DENGAN AIR
JAHE TERHADAP HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP
SIDOMULYO PEKANBARU. Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwifery Sciences). Volume 9,
Nomor 1, Tahun 2020
13 marlena, s.Fejzo. 2015. Neurodevelopmental delay in children exposed in utero to
huperemesis gravidarum. journal of obstetrics & gynecology and reproductive

13

Anda mungkin juga menyukai