Anda di halaman 1dari 25

PROGRAM KB

Is Susiloningtyas, S.SiT., M.Keb


Pengertian Program KB
Adalah :
1. Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian
dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia
dan sejahtera.

UU no 1 th 1974 UU perkawinan yaitu pihak pria usia 19 tahun, wanita usia 16 tahun, dirubah menjadi
UU no 16 th 2019 ttg perkaiwinan yaitu pihak pria dan wanita boleh menikah apabila usia sudah 19 tahun

2. Sejak pelita V, program KB nasional berubah menjadi gerakan KB nasional yaitu gerakan
masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi
aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS dalam rangka meningkatkan mutu sumber
daya manusia Indonesia.
Tujuan KB
Menurut Peraturan Pemerintah RI no 87 th 2014
Mengatur kehamilan Meningkatkan akses
01 yang diinginkan
03 dan kualitas informasi, 05 Mempromosikan
pendidikan, konseling, penyusuan bayi
dan pelayanan KB dan sebagai upaya
kesehatan reproduksi untuk menjarangkan
jarak kehamilan

Menjaga kesehatan
02 dan menurunkan 04 Meningkatkan
partisipasi dan
angka kematian ibu, kesertaan pria
dalam praktek  
bayi, dan anak, Keluarga Berencana
Kebijakan KB
1. 1. Peningkatan keterpaduan dan Peran serta
masyarakat
2. 2. Pembinaan keluarga
3. 3. pengaturan kehamilan dengan
memperhatikan agama, kondisi perkembangan
sosek dan budaya, serta tata nilai yg hidup dlm
masy.
Manfaat KB
Menurut WHO (2018)

1. Mencegah Kesehatan Terkait Kehamilan


2. Mengurangi AKB
3. Membantu Mencegah Human Immunodeficiency Virus (HIV)/
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
4. Memberdayakan Masyarakat dan Meningkatkan Pendidikan
5. Mengurangi Kehamilan Remaja
6. Perlambatan Pertumbuhan Penduduk
 
 
Sasaran KB
Sasaran strategis BKKBN tahun 2015 - 2019 yang tertera 
pada Renstra BKKBN 2015-2019
1. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP),
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) per WUS (15 - 49 tahun),
3. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR),
4. Menurunnya unmet need,
5. Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15 -19 tahun (15 – 19 tahun
6. Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15 - 49 tahun)

Sasaran secara langsung nya adalah: Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan
tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan

Sasaran tdk langsung nya adalah : pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat
kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga
yang berkualitas, keluarga sejahtera.
Ruang Lingkup KB

Meliputi:
1. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
2. Konseling
3. Pelayanan Kontrasepsi
4. Pelayanan Infertilitas
5. Pendidikan sex (sex education)
6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi
perkawinan
7. Konsultasi genetik
8. Tes keganasan
9. Adopsi
Strategi Pendekatan

1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).


Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang
dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan

2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach)


Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera
sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan
dengan menerapkan kemitraan sejajar

3. Pendekatan integrative (integrative approach)


Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan
potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat
pada semua pihak
Lanjutan

4. Pendekatan Kulaitas (quality approach)


Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien)
sesuai dengan situasi dan kondisi.

5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)


Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera
mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasiona.

6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach)


Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dimana program tersebut
atas dasar survey pasangan usia subur di Indonesia terhadap ajakan KIE yang terbagi menjadi tiga
kelompok, yaitu :
a. 15% PUS langsung merespon “ya” untuk ber-KB
b. 15-55% PUS merespon ragu-ragu“ untuk ber-KB
c. 30 % PUS merespon "tidak“ untuk ber-KB
Kegiatan / cara operasional pelayanan KB
1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan
konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui
media cetak, elektronik

a. 2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB


i. Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai
calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai
potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar
dalam mempertahankan fungsi reproduksi.

b. 3. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah


PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah
(Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).

c. 4. Pendidikan KB
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter berupa pelatihan
konseling dan keterampilan
Dampak KB thd pencegahan kehamilan
1. Untuk Ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka manfaatnya :
 Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali
dalam jangka waktu yang terlalu pendek
 Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang
cuku untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan
kegiatan lainnya

2. Untuk anak-anak yang dilahirkan, manfaatnya :


 Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam keadaan
sehat
 Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup
karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan direncanakan
3. Untuk anak-anak yang lain, manfaatnya :
● Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan
yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga
● Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu
yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak
● Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk
mempertahankan hidup semata-mata

4. Untuk ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat :


● Memperbaiki kesehatan fisiknya
● Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta lebih banyak waktu terluang untuk
keluarganya

5. Untuk seluruh keluarga, manfaatnya :


● Kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota keluarga tergantung dari kesehatan seluruh keluarga. Setiap
anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk memperoleh pendidikan
Dampak program KB apabila gagal
● pe
Pola Penggunaan Kontrasepsi Rasional
(FASE-FASE KB )

1. Masa Menunda Kehamilan/Kesuburan.


a. Ciri-ciri kontrasepsi yg diperlukan :
 Reversibilitas yg tinggi, atinya kembalinya
kesuburan dpt t’jamin hampir 100%, krn pd masa
ini peserta blm mpyi anak
 Efektivitas yg relatif tinngi
b. Kontrasepsi yg cocok :
 PIL
 AKDR
 Cara sederhana
2. Masa mengatur kehamilan
a. Ciri-ciri kontrasepsi yg diperlukan :
 Efektifitas yg ckp tinggi
 Reversibilitas ckp tinggi,krn ibu msh
m’harapkan punya anak
 Dpt dipakai 3-4 th, yi ssai dg jarak kelahiran yg
direncanakan
 Tdk m’hambat produksi ASI
b. Kontrasepsi yg cocok
 AKDR ( prioritas I )
 PIL / suntikan
 Cara sederhana
 Susuk KB
3. Masa m’akhiri kesuburan/tdk hamil lagi
a. Ciri-ciri kontrasepsi yg diperlukan :
 Efektifitas sangat tinggi
 Reversibilitas rendah
 Dpt dipakai u/jangka panjang
b. Kontrasepsi yg cocok
 Tubektomi/Vasektomi ( Prioritas Pertama )
 Susuk KB
 AKDR
 Suntikan KB
 PIL dan cara sederhana
Bagan p’gunaan Kontrasepsi yg rasional

Masa Masa Mengatur Kesuburan Masa m’akhiri kesuburan ( tdk


menunda hamil lagi )
kehamilan

I IIa IIb IIIa IIIb


3-4 tahun
20 tahun 30 tahun 35 tahun
• Pil  AKDR • AKDR • Kontap • Kontap
• AKDR  PIL • Suntikan • Susuk • Susuk
• Cara  Suntikan • Susuk KB KB
sederhan  Cara KB • AKDR • AKDR
a sederhan • PIL • Suntikan • Suntikan
a • Cara • PIL • PIL
sederhan • Cara • Cara
a sederhan sederhan
a a
Istilah –istilah dalam KB

Angka kelahiran total / Total Contraceptive Prevalence Rate


Fertility Rate

Yaitu : Persentase cakupan peserta


Yaitu : Rata-rata banyaknya KB aktif dibandingkan dg jumlah
anak yang dilahirkan hidup oleh PUS di suatu wilayah kerja pada
seorang perempuan selama kurun waktu tertentu
masa reproduksinya
Istilah KB

Efek samping kontrasepsi: efek yg tdk diingikan yg dapat


terjadi akibat penggunaan alat kontrasepsi

Fasilitas pelayanan kesehatan: suatu tempat yg


digunakan untuk menyelenggarakan upaya yan kes,
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif
yg dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan
atau masy.
Fasilitas kesehatan tingkat pertama: fasilitas kes yg
menyelenggarakan yan komprehensif non
spesialistik berupa yan kes promotif, preventif,
kuratif , rehabilitatif
Istilah KB
 Fasilitas Kes Rujukan Tingkat Pertama : yan
kes yan komprehensif spesialistik atau sub
spesialistik

 Informed consent : persetujuan tertulis ttg


tindakan medis yg diberikan kpd klien atau
kelg nya atas dasar informasi dan penjelasan
mengenai tindakan medis yg akan dilakukan
thd klien tsb.

 KB Pasca Persalinan (KBPP) : penggunaan


suatu metode kontrasepsi sesudah melahirkan
sampai 6 minggu/ 42 hari melahirkan
Istilah KB
● Kegagalan KB : kasus terjadinya kehamilan pada
akseptor KB aktif yg pada saat tsb menggunakan
metode kontrasepsi

● Komplikasi kontrasepsi : gangguan kes ringan


sampai berat bagi klien yg terjadi akibat penggunaan
metode kontrasepsi

● Pasangan Usia Subur (PUS) : pasangan yg istrinya


berumur 15-49 tahun
 Peserta KB aktif : akseptor yg pada saat ini
sedang memakai alat atau obat kotrasepsi untuk
menjarangkan kehamilan atau yg mengakhiri
kesuburan dan masih terlindungi oleh
kontrasepsi

 Peserta KB Baru : peserta yg baru pertama


kali menggunakan metode kontasepsi
termasuk mereka yg pasca keguguran dan
sesudah melahirkan

 Unmet Need : PUS yg tdk ingin punya anak


lagi atau yg ingin menjarangkan kelahiran,
ttp tdk menggunakan kontasepsi
 Vasektomi : Metode
sterlisasi Pria

 Tubektomi : Metode
sterlisasi perempuan
Singkatan
AKBK-KB : Alat Bantu Pengambilan Keputusan Ber_-KB
BKKBN : Badan Kependudukan dan KB Nasional
CBR : Crude Birth Rate
CPR : Contraceptive Prevalence Rate
CTU : Contraceptive Technology Update
FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
KSK : Kontrasepsi suntik kombinasi
KPK : Kontrasepsi pil kombinasi
KSP : Kontrasepsi suntik progestin
KPP : Kontrasepsi pil progestin
MAL : Metode Amenore Laktasi
MKJP : Metode Kontrasepsi jangka panjang
MOP : Metode operasi pria
MOW : Metode operasi wanita
TFR : Total Fertility Rate
VTP : Vasektomi tanpa pisau
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai