Nama Kelompok :
-Askin Prima Hijriyani (O1A118054)
-La Ode Muhammad Etrick Akbar Wahid (O1A118087)
-Muni Fathuzzahra (O1A119173)
POKOK PEMBAHASAN
01 04
Definisi gangguan Nutrisi Kebutuhan Nutrisi dan Energi Perhari
yang tepat
02
Patofisiologi gangguan nutrisi
05
Penyebab terjadinya gangguan nutrisi
03 06
Tanda dan Gejala gangguan Terapi Farmakologi dan Farmakolgi
nutrisi gangguan nutrisi
01
“Definisi gangguan
nutrisi”
Malnutrisi adalah kekurangan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan kebutuhan energi tubuh. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mendefinisikan malnutrisi sebagai “ketidak seimbangan seluler antara pasokan
nutrisi dan energi dan kebutuhan tubuh terhadap mereka untuk menjamin
pertumbuhan, pemeliharaan dan fungsi tertentu”
Definisi gangguan Malnutrisi adalah suatu kondisi yang diakibatkan oleh kekurangan atau
1. Kurang gizi: Jenis malnutrisi ini terjadi karena tidak mendapatkan cukup protein,
kalori, atau zat gizi mikro. Hal ini menyebabkan rendahnya berat badan rendah
menurut tinggi badan (wasting), tinggi badan rendah menurut umur (stunting) dan
berat badan rendah menurut umur (underweight).
Asupan makanan yang kadar proteinnya kurang dari kebutuhan tubuh, mengakibatkan
kekurangan asam amino esensial yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perbaikan sel.
Apabila kebutuhan zat gizi akan protein tidak tercapai maka tubuh akan menggunakan
cadangan makanan yang ada, dimulai dengan pembakaran cadangan karbohidrat kemudian
cadangan lemak serta protein dengan melalui proses katabolik. Jika kondisi ini terjadi dalam
waktu lama, cadangan itu akan habis dan akan menyebabkan kelainan pada jaringan, dan
proses selanjutnya dalam tubuh akan menunjukkan manifestasi Kurang Energi Protein (KEP)
berat yang biasa disebut kwashiorkor (kekurangan protein) ataupun marasmus (kekurangan
energi.
03
“Tanda dan gejala
gangguan nutrisi”
Tanda dan Gejala gangguan Nutrisi
Tanda dan gejala gizi buruk tergantung pada jenisnya. Mampu mengenali efek kekurangan
gizi dapat membantu orang dan penyedia layanan kesehatan mengidentifikasi dan menangani
masalah yang berkaitan dengan kekurangan atau kelebihan gizi.
1. Kurang Gizi
Kurang gizi biasanya karena dari tidak mendapatkan cukup nutrisi dalam diet. Hal ini dapat
menyebabkan :
Penurunan berat badan, Kehilangan lemak dan massa otot, Pipi cekung dan mata cekung,
Perut kembung, Rambut dan kulit kering, Penyembuhan luka yang tertunda, Kelelahan, Sulit
berkonsentrasi, Sifat lekas marah, Depresi dan kecemasan.
Tanda dan Gejala gangguan Nutrisi
Orang dengan kekurangan gizi mungkin memiliki satu atau beberapa gejala ini. Beberapa jenis kekurangan gizi
memiliki efek tanda dan gejala sebagai berikut :
1. Kwashiorkor, kekurangan protein yang parah, menyebabkan retensi cairan dan perut yang menonjol.
2. Kondisi marasmus, yang diakibatkan oleh kekurangan kalori yang parah, menyebabkan pemborosan dan kehilangan
lemak dan otot yang signifikan.
Kekurangan gizi juga dapat menyebabkan kekurangan zat gizi mikro. Beberapa kekurangan yang paling umum
dan gejalanya yaitu:
- Vitamin A : Mata kering, rabun senja, peningkatan risiko infeksi.
-Seng : Kehilangan nafsu makan, pertumbuhan terhambat, penyembuhan luka yang tertunda, rambut rontok, diare.
-Zat Besi : Gangguan fungsi otak, masalah pengaturan suhu tubuh, masalah perut
-Yodium : Pembesaran kelenjar tiroid (gondok), penurunan produksi hormon tiroid,masalah pertumbuhan dan
perkembangan.
Tanda dan Gejala gangguan Nutrisi
2. Kelebihan Gizi
Tanda-tanda utama kelebihan gizi adalah kelebihan berat badan dan obesitas, tetapi juga dapat
menyebabkan kekurangan gizi. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang kelebihan berat badan
atau obesitas lebih cenderung memiliki asupan yang tidak memadai dan kadar vitamin dan mineral
tertentu dalam darah rendah dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan normal. Satu
studi pada 285 remaja menemukan bahwa kadar vitamin A dan E dalam darah pada orang gemuk
adalah 2-10% lebih rendah dari pada orang dengan berat badan normal. Ini mungkin karena
kelebihan berat badan dan obesitas dapat diakibatkan oleh konsumsi berlebihan makanan cepat saji
dan olahan yang tinggi kalori dan lemak tetapi rendah nutrisi lainnya.
04
“Kebutuhan Nutrisi dan
Energi perhari yang tepat ”
Kebutuhan Nutrisi dan Energi
Perhari yang tepat
Substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh , pertumbuhan , pemeliharaan kesehatan.
Nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem
tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh itu sendiri,
seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan
lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh
seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia (Sutanto dan Fitriana,
2017).
Kebutuhan Nutrisi manusia perhari
Penyebab malnutrisi yang berkaitan dengan gizi buruk atau undernutrition, antara lain :
a. Kejadian Infeksi Penyakit infeksi akan menyebabkan gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu
menghilangkan bahan makanan melalui muntahmuntah dan diare. Selain itu penyakit infeksi
seperti infeksi saluran pernapasan dapat juga menurunkan nafsu makan (Arisman, 2004).
Beberapa penyakit infeksi yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk adalah Infeksi Saluran
Pernapasan bagian Atas (ISPA) dan diare (Iqbal Kabir dkk., 1994). Menurut Ezzel dan Gordon
(2000) penyakit paru-paru kronis juga dapat menyebabkan gizi buruk. ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan bagian Atas) adalah penyakit dengan gejala batuk, mengeluarkan ingus, demam, dan
tanpa sesak napas (Priyanti, 1996). Diare adalah penyakit dengan gejala buang air besar ≥ 4 kali
sehari dengan konsistensi cair dengan atau tanpa muntah (Suandi. 1998).
Etiologi pada gangguan nutrisi
Penyebab malnutrisi yang berkaitan dengan gizi buruk atau undernutrition, antara lain :
C. Pengeluaran energi
Dipikirkan selama bertahun-tahun bahwa peningkatan pengeluaran energi telahdominan
bertanggung jawab untuk penyakit malnutrisi terkait. Sekarang sudah jelasbukti bahwa di banyak negara
penyakit total pengeluaran energi sebenarnya kurang dari dalam kesehatan biasa. Hipermetabolisme
basalolisme penyakit diimbangi dengan pengurangan aktivitas fisik, dengan studi intensif pasien
perawatan menunjukkan energi pengeluaran biasanya di bawah 2.000kkal/hari. Pengecualiannya adalah
pasien dengan trauma besar, cedera kepala atau luka bakar dimana pengeluaran energi dapat jauh lebih
tinggi, meskipun hanya untuk ajangka waktu yang singkat
06
“Terapi Farmakologi dan Non
Farmakologi gangguan
nutrisi/malnutrisi”
“Terapi Farmakologi dan Non Farmakologi gangguan
nutrisi/malnutrisi”
Menurut Wong (2009), penanganan gizi kurang adalah: a. Pemberian diet dengan protein. b. Karbohidrat, vitamin dan mineral
kualitas tinggi. Penatalaksanaan keperawatan menurut Ngastiyah (2005), pasien yang menderita defisiensi gizi tidak selalu dirawat
di rumah sakit kecuali yang menderita malnutrisi berat, seperti: kwashiorkor, marasmus, marasmus-kwasiorkor atau malnutrisi
dengan komplikasi penyakit lainnya. Masalah pasien yang perlu diperhatikan adalah memenuhi kebutuhan gizi, bahaya terjadinya
komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman/psikososial dan kurangnya pengetahuan orang tua pasien mengenai makanan.
Pada pasien dengan malnutrisi, penatalaksanaan yang adekuat diperlukan melalui kolaborasi
berbagai pihak yaitu oleh dokter dan tenaga medis, ahli nutrisi, dan keluarga dari pasien tersebut.
Pada anak dengan edema akibat malnutrisi, status nutrisi harus dinilai dengan hati-hati karena dapat
menyebabkan bias pada pengukuran berat badan. Anak dengan malnutrisi kronis membutuhkn
asupan kalori 120-150 kkal/kg/hari untuk mencapai berat badan sesuai. Rumus
yang digunakan untuk mengukur kebutuhan kalori yaitu:
Kkal/kg = (RDA untuk umur x BB ideal)/ BB aktual
Prinsip penatalaksanaan penyakit malnutrisi adalah dilakukan secara bertahap agar tidak terjadi
refeeding syndrome
• Atasi/cegah hipoglikemia
• Atasi/cegah hipotermia
• Atasi/cegah dehidrasi
• Koreksi ketidakseimbangan elektrolit
• Atasi/cegah infeksi
• Koreksi defisiensi mikronutrien
• Memulai pemberian makan
• Mengupayakan tumbuh-kejar
• Memberikan stimulasi sensoris dan dukungan emosional
• Mempersiapkan untuk tindak lanjut pasca perbaikan
“Terapi Farmakologi dan Non Farmakologi gangguan
nutrisi/malnutrisi”
B. Terapi Farmakologi
Koreksi defisiensi mikronutrien juga perlu diberikan,namun pemberian preparat besi tidak boleh diberikan hinggaminggu
kedua atau pada fase rehabilitasi. Pada hari pertama perawatan dapat diberikan Vitamin A peroral (dosis >12bulan 200.000 SI,
untuk 6-12 bulan 100.000 SI, untuk 0-5 bulan 50.000 SI), ditunda bila kondisi klinis buruk. Dapat pula diberikan asam folat 5 mg
peroral. Di Indonesia, terdapat larutan yang mengandung elektrolit dan mineral yang dibutuhkan yaitu zinc, tembaga (Cu), kalium
dan magnesium.Larutan ini dikenal sebagai Mineral Mix.
Untuk memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit dan defisiensi vitamin, WHO telah menetapkan komposisi Mineral
Mix (MM) dan Vitamin Mix yang selanjutnya dapat dibuat di masing-masing negara. Unsur mineral dalam MM terdiri dari K, Mg, Zn,
Cu, Na, I, sedangkan vitamin mix terdiri dari vitamin B1, B2, B5, B6, B12, asam folat, niasin, A, D, E dan K. Untuk Indonesia, MM
sesuai spesifikasi WHO baru, tersedia secara luas sejak tahun 2009 berupa serbuk dalam kemasan saset dari perusahaan farmasi
nasional. Sebelumnya MM dalam bentuk larutan baru dibuat secara terbatas di beberapa instalasi farmasi RS, terutama untuk
memenuhi kebutuhan pasien yang dirawat di RS bersangkutan atau memenuhi permintaan beberapa institusi yang membutuhkan.
Untuk vitamin mix tampaknya tidak ada kendala karena secara komersial cukup banyak tersedia vitamin mix di Indonesia yang
sesuai dengan komposisi yang dianjurkan
THANKYOU!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik