Anda di halaman 1dari 5

A.

KOMPLIKASI KKP

1. Defisiensi vitamin A (xerophtalmia) Vitamin A berfungsi pada


penglihatan (membantu regenerasi visual purple bila mata terkena cahaya).
Jika tidak segera teratasi ini akan berlanjut menjadi keratomalasia
(menjadi buta).

2. Defisiensi Vitamin B1 (tiamin) disebut Atiaminosis. Tiamin berfungsi


sebagai ko-enzim dalam metabolisme karbohidrat. Defisiensi vitamin B1
menyebabkan penyakit beri-beri dan mengakibatkan kelainan saraf, mental
dan jantung.

3. Defisiensi Vitamin B2 (Ariboflavinosis) Vitamin B2/riboflavin berfungsi


sebagai ko-enzim pernapasan. Kekurangan vitamin B2 menyebabkan
stomatitis angularis (retak-retak pada sudut mulut, glositis, kelainan kulit
dan mata.

4. Defisiensi vitamin B6 yang berperan dalam fungsi saraf.

5. Defisiensi Vitamin B12 Dianggap sebagai faktor anti anemia dalam faktor
ekstrinsik. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia
pernisiosa.

6. Defisit Asam Folat Menyebabkan timbulnya anemia makrositik,


megaloblastik, granulositopenia, trombositopenia.

7. Defisiensi Vitamin C Menyebabkan skorbut (scurvy), mengganggu


integrasi dinding kapiler. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan
jaringan kolagen oleh fibroblas karena merupakan bagian dalam
pembentukan zat intersel, pada proses pematangan eritrosit, pembentukan
tulang dan dentin.
8. Defisiensi Mineral seperti Kalsium, Fosfor, Magnesium, Besi, Yodium
Kekurangan yodium dapat menyebabkan gondok (goiter) yang dapat
merugikan tumbuh kembang anak.
9. Tuberkulosis paru dan bronkopneumonia.

10. Noma sebagai komplikasi pada KEP berat Noma atau stomatitis
merupakan pembusukan mukosa mulut yang bersifat progresif sehingga
dapat menembus pipi, bibir dan dagu. Noma terjadi bila daya tahan tubuh
sedang menurun. Bau busuk yang khas merupakan tanda khas pada gejala
ini.
B. PENATALAKSANAAN / PENGOBATAN
1. Penatalaksanaan kurang kalori protein (Suriand & Rita Yuliani,
2001)
a. Diet tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
b. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
c. Penannganan diare bila ada : cairan, antidiare, dan antibiotic.

2. Penatalaksanan KKP berat dirawat inap dengan pengobatan rutin


(Arief Mansjoer, 2000) :
a. Atasi atau cegah hipoglikemi
Periksa kadar gula darah bila ada hipotermi (suhu skala < 35 derajat
celciul suhu rektal 35,5 derajat celcius). Pemberian makanan yang lebih
sering penting untuk mencegahkedua kondisi tersebut. Bila kadar gula
darah di bawah 50 mg/dl, berikan :
1. 50 mlbolus glukosa 10 % atau larutan sukrosa 10% (1 sdt gula
dalam 5 adm air) secara oral atau sonde / pipa nasogastrik
2. Selanjutnya berikan lanjutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam
(setiap kali berikan ¼ bagian dari jatah untuk 2 jam)
3. Berikan antibiotik
4. Secepatnya berikan makanan setiap 2 jam, siang dan malam.
b. Atasi atau cegah hipotermi Bila suhu rektal < 35.5 derajat celcius :
1. Segera berikan makanan cair / formula khusus (mulai dengan
rehidrasi bila perlu)
2. Hangatkan anak dengan pakaian atau seelimut sampai menutup
kepala, letakkan dekat lampu atau pemanas (jangan gunakan botol
air panas) atau peluk anak di dasa ibu, selimuti.
3. Berikan antibiotik
4. Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5 derajat celcius.

c. Atasi atau cegah dehidrasi


Jangan mengunakan jalur intravena untuk rehidrasi kecuali keadaan
syok/rentan. Lakukan pemberian infus dengan hati – hati, tetesan pelan
– pelan untuk menghindari beban sirkulasi dan jantung. Gunakan
larutan garam khusus yaitu resomal (rehydration Solution for
malnutrition atau pengantinya). Anggap semua anak KKP berat dengan
diare encer mengalami dehidrasi sehingga harus diberikan :
1. Cairal Resomal/pengantinya sebanyak 5ml/kgBB setiap 30
menitselama 2 jam secara oral atau lewat pipa nasogastric
2. Selanjutnya beri 5 -10 ml/kgBB/jam selama 4-10 jam berikutnya ;
jumlah yang tepat harus diberikan tergantung berapa baanyak anak
menginginkannntya dan banyaknya kehilangan cairan melalui tinja
dan muntah.
3. Ganti Resomal/penganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formulas
khusus sejumlah yang sama, bila keadaan rehidrasi menetap/stabil.
4. Selanjutnya mulai beri formula khusus.

d. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit


Pada senua KKP berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun
kadar Na plasma rendah. Defisiensi kalium (K) dan magnesium
(Mg)msering terjadi dan paling sedikit perlu 2 minggu untuk
pemulihan. Ketidakseimbangan ini ikut andil pada terjadinya edema
(jangan obati dengan pemberian diuretik). Berikan:
1. Tambahkan K2-4 mEq/kgBB/hari (=150-300mg KCL/kgBB/hari)
2. Tambahkan Mg 0,3-0,6 mEq/kgBB/hari (=7,5-
15mgKCL/kgBB/hari)
3. Siapkan makanan tanpa beri garam
Tambahkan K dan Mg dapat disiapkan dalam bentuk cairan dan
tambahkan langsung pada makanan. Penambahan 20ml larutan pada 1
liter formula. Selain itu atasi penyakit penyerta, yaitu :
a. Defisiensi vitamin A, seperti korelasi defisiensi mikro
b. Dermatosis
Umum defisiensi Zn terdapat pada keadaan ini dan dermatosis
membaik dengan pemberian suplementasi Zn, selain itu :
 Kompres bagian kulit yang terkena dengan KmnO (K-
permanganat) 1% selama 10 menit.
 Beri salep (Zn dengan minyak kastor)
 Jaga daerah perineum agar tetap kering
 Parasit/cacing, beri mebendazol 100 mg oral, 2 kali
sehari selama 3 hari.
 Diare melanjut
Diare biasa menyertai dan berkurang dengan sendirinya
pada pemberian makanan secara berhati – hati. Bila ada
intoleransi laktosa (jarang) obati hanya bila diare
berlanjutnya diare. Bila mungkin lakukan pemeriksaan
tinja mikroskopik, berikan metronidazol 7,5 mg/kgBB
setiap 8 jam selama 7 hari.
3. PATHWAY KKP

KKP

Respon individu

Nutrisi untuk metabolism tidak mencukupi kebutuhan tubuh

Cadangan protein digunakan sebagai sumber energi

Produksi asam amino Bagian pembentukan Protein tidak pecah secara


esensial untuk sisntesis berkurang Lipoprotein bebas sempurna

Asam amino dalam serum Transportasi lemak dari hati ke Kefosis


berkurang depot lemak terganggu

Produksi albumen oleh Akumulasi lemak dalam heper Mual, muntah


Heper berkurang

Albumin serum berkurang Cadangan lemak digunakan Ananeksi


Untuk metabolisme

Tekanan asmatik koloid Otot mengecil, jaringan lemak Kurang masuk zat giji
Menurun subcutan hilang, tanus otot
Menurun

Gangguan keseimbangan
Gangguan nutrisi kurang Sistem pertahanan tubuh
Cairan dan elektrolit menurun

Gangguan nutrisi dan


perkembangan Resiko Infeksi

Anda mungkin juga menyukai