Anda di halaman 1dari 105

Organ

Reproduksi
Pria

1.

6 3

5
4
PETA KONSEP
ALAT REPRODUKSI PRIA

KESEHATAN
ORGAN HORMON REPRODUKSI
PRIA

ORGAN ORGAN
DALAM LUAR
ORGAN
A. ORGAN DALAM
a. Testis

Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan


manusia. Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis
dibungkus oleh skrotum, kantong kulit di bawah perut.
Pada manusia, testis terletak di luar tubuh, dihubungkan
dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum.
Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada
mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari

suhu tubuh (< 37°C).


b. Saluran reproduksi

- Epididimis (tempat pematangan sperma)


Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma
sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens

- Vas deferens (saluran sperma dari testis ke kantong sperma)

Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan


saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari
epididimis. Berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari

epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula


seminalis).
- Saluran ejakulasi

Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang


menghubungkan kantung semen dengan uretra. Berfungsi
untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra

- Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di
dalam penis. Berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal
dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari
kantung kemih.
c. Kelenjar Kelamin
- Vesikula seminalis (tempat penampungan sperma)

Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan


kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding
vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber
makanan bagi sperma.
- Kelenjar prostat (penghasil cairan
basa untuk melindungi sperma)
Kelenjar prostat melingkari bagian
atas uretra dan terletak di bagian

bawah kantung kemih. Kelenjar


prostat adalah kelenjar pensekresi
terbesar. Cairan prostat bersifat
encer dan seperti susu,

mengandung enzim antikoagulan,


sitrat (nutrient bagi sperma),
sedikit asam, kolesterol, garam
dan fosfolipid yang berperan
untuk kelangsungan hidup
sperma.
- Kelenjar bulbouretra / cowper (penghasil lendir untuk melumasi saluran
sperma)
Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak
disepanjang uretra, dibawah prostat. Kelenjar Cowper (kelenjar
bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju
uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
B. ORGAN LUAR
a. Penis

Penis (dari bahasa Latin yang


artinya “ekor”, akar katanya sama
dengan phallus, yang berarti
sama) adalah alat kelamin jantan.
biologi
Fungsi penis secara
adalah sebagai alat pembuangan
sisa
cairan metabolisme berwujud
(urinasi) dan sebagai alat
bantu reproduksi
b. Skrotum
Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot)
yang membungkus testisatau buah zakar. Skrotum
terletak di antara penis dan anus serta di
depan perineum Fungsi skrotum adalah untuk
memberikan kepada testis suatu lingkungan yang
memiliki suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan
temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat
terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh

sistem otot rangkap yang menarik testis mendekati


dinding tubuh untuk memanasi .
HORMON PADA LAKI-LAKI
a. Testosteron

Testosteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus


seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk
sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk
spermatosit sekunder.
b. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH
Leydig untuk mensekresi testoteron. berfungsi menstimulasi sel-sel

c. FSH (Follicle Stimulating Hormone)

FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi
sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
d. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel- sel
sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat
testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada
tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan
sperma.
e. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme

testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan


pembelahan awal pada spermatogenesis.
PENYAKIT ORGAN REPRODUKSI PRIA

Hipogonadisme
Kriptorkidisme Uretritis Prostatitis

Hyperthropic
Epididimitis Anorkidisme prostat
Hernia inguinalis

Kanker testis Impotensi Gonorhoe Infertilitas

Sifilis Kanker Prostat HIV/AIDS


CARA MENJAGA KESEHATAN REPRODUKSI PRIA

1. Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar kelainan


dapat segera ditangani lebih awal.
Melindungi testis selama beraktifitas, misalnya dengan tidak
2.
menggunakan pakaian teralu ketat sehingga testis tidak kepanasan.
Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Temperatur yang sejuk
diperlukan untuk perkembangan sperma.
3.
Menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan bergizi,
cukup olahraga, menghindari penyakit menular seksual,
4. dan menciptakan ketenangan psikis. Menghindari minuman berakohol
dan rokok.

5.
Wanita
1. Organa genitalia eksterna (Vulva)
 Mons pubis
 Labia Mayora
 Labia Minora
 Klitoris
 Uretra
 Orificium vagina

2. Organa genitalia interna


 Vagina
 Serviks
 Uterus
 Tuba
 Ovarium
Vulva
 Eksterna : Vulva

2
7
3

4
5

6
Vagina dan Portio
Vagina dan Portio
Vagina
 Panjang 7-10 cm, H-shape
 Rugae
 Hymen
 Forniks

Portio serviks
 Portio vaginalis cervicis uteri
 Bagian serviks uteri dalam vagina
 Anatomi sistem reproduksi wanita dapat
dibedakan atas struktur dinding
abdomen, organ genitalia eksterna,
struktur dinding pelvis dan organ
genitalia interna.
 Struktur dinding pelvis terdiri dari
struktur tulang yang meliputi os sakrum,
os.koksae, os.pubis, os.ischium,
os.illium dan struktur otot yang terdiri
dari m.levator ani, m.coccygeus,
m.obturator internus dan m.piriformis.
 Organ genitalia eksterna meliputi vulva
yang terdiri dari mons pubis, labia
mayor, labia minor, vestibulum vagina,
klitoris, bulbus vestibuli dan glandula
vestibularis mayor
 Organ genitalia interna meliputi:
ovarium, tuba, uterus dan vagina.
Ovarium, tuba, uterus terletak di dalam
kavum pelvis
 vagina sebagian terletak di dalam
kavum pelvis dan sebagian lagi terletak
pada perineum. Pudendum terletak di
sebelah ventral dan kaudal dari simfisis
osseum pubis.
ORGAN GENITALIA EKSTERNA
1. VULVA
Struktur vulva terletak diatas os.pubis
dan meluas ke kaudal dibawah arkus
pubis. Vulva terdiri dari mons pubis,
labia mayora, labia minora, klitoris
dan struktur kelenjar yang bermuara
pada vestibulum vagina
Mons pubis
 Mons pubis atau mons veneris
mengandung jaringan lemak yang
menutupi simpisis pubis, diliputi oleh
rambut
Labia Mayora
 Pada bagian posterior dari mons
pubis terdapat labia mayora yang juga
terdiri dari jaringan lemak yang diliputi
oleh rambut.
 Labia mayora membentuk tepi lateral
dari vulva dan berukuran panjang ± 7-
9 cm dan lebar ± 2-4 cm. Permukaan
superfisial dari labia mayora juga
dipenuhi oleh rambut.
Labia Minora
 Labia minora merupakan struktur yang tidak
berambut dan berukuran panjang ± 5 cm
dengan ketebalan 0,5 – 1 cm.
 Struktur kutaneus dari labia minora tidak terdiri
dari jaringan lemak namun terdiri dari jaringan
penyambung yang memungkinkan mobilisasi
dari kulit selama proses sanggama.
 Labia minora akan bersatu pada bagian anterior
menajadi klitoris, sedangkan pada bagian
posterior bersatu pada sisi bawah dari glandula
vestibularis menjadi frenulum.
Klitoris
 Klitoris merupakan bagian erektil,
disanggah oleh dua krura yang melekat
pada os pubis, disertai bagian dorsal
yang terletak diatas rami pubis.
 Muskulus ischiocavernosus ber-origo
pada ischial tuberosities dan
permukaan bebas dari krura
Vestibulum
 Vestibulum merupakan struktur yang
menyerupai biji almond dan ditutupi
disebelah lateral oleh labia minora.
 Pada vestibulum terdapat muara dari
uretra, vagina, 2 duktus kelenjar
Bartholini dan 2 duktus kelenjar
parauretral yang disebut sebagai Skene
ducts and glands.
VAGINA
 Merupakan saluran kopulasi yang
menghubungkan vulva dan uterus.
 Jika dilakukan inspeksi vagina melalui
introitus vagina, maka dapat dilihat
dinding anterior dan posterior yang
memiliki midline ridge yang disebut
sebagai kolum anterior dan posterior
PERINEUM
 Terdapat banyak struktur yang
menyokong perineum, diantaranya
dapat dibedakan atas diafragma pelvis
dan diafragman urogenital
ORGAN GENITALIA INTERNA
UTERUS
 Uterus adalah sebuah organ muskuler
dengan bentuk, berat, dan dimensi yang
sangat bervariasi, tergantung pada
stimulasi estrogen dan riwayat
persalinan.
 Uterus mempunyai ukuran panjang 7 - 8
cm, lebar 4 - 5 cm serta tebal 3-4 cm dan
tergantung pada lig.latum.
 Uterus dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:1
 Fundus uteri: letaknya di bagian kranial dan
mempunyai permukaan yang bundar.
 Korpus uteri: merupakan bagian yang utama,
terletak menghadap ke arah kaudal dan dorsal.
Fasies vesikalis uteri dipisahkan dari vesika urinaria
oleh spasium uterovesikalis. Fasies intestinalis uteri
dipisahkan dari kolon sigmoid di bagian kranial dan
dorsal oleh excavatio rektouterina. Pada margo
lateralis melekat lig.latum uteri.
 Isthmus uteri: bagian ini mengecil, panjang kira-kira
1 cm. Pada masa gravid bagian ini menjadi bagian
dari korpus uteri dan dalam klinis disebut ”segmen
bawah rahim”
 Serviks uteri: letak mengarah ke kaudal dan dorsal.
Merupakan bagian yang terletak antara isthmus uteri
dan vagina.
TUBA UTERINA / TUBA FALLOPII

 Tuba uterina berfungsi


menghubungkan ovarium dan uterus.
 Fertilisasi terjadi pada tuba uterina
 tuba berukuran 7 – 14 cm panjang dan
dapat dibagi menjadi isthmus, ampula
dan infundibulum
OVARIUM
 Ovarium merupakan sepasang organ
yang terletak dekat pada pelvis minor dan
berukuran panjang 2,5 – 5 cm, lebar 0,7 –
1,5 cm dengan berat 4 – 8 g.
 Ovarium berfungsi memproduksi oosit
sesudah usia pubertas dan juga
menghasilkan 2 jenis hormon, yaitu
estrogen dan progesteron
I. Vesika Urinaria:
Lapisan VU:
1. Epitel transvaginal di bag dlam
2. Lapisan Submukosa
3. Lapisan penyangga sebelum otot
4. Otot detrusor VU:
- Bag dalam longitudinal
- Sirkuler & Oblik
5. Lapisan palingl luar ditutupi oleh serosa
atau peritoneum
Uretra:
Uretra sangat penting artinya u/ mempertahankan air
seni dalam VU :
Tentang fungsi uretra sebagai bagian dari alat
perkemihan wanita, dikemukakan bbrp jaringan
penyangga sebagai berikut:
- Sfingter urogenitalis
- Otot polos uretra
- Jaringan pembuluh darah submukosa uretra
- Mukosa uretra
- Jaringan ikat uretra
- Kelenjar pada uretra
II. Jaringan Penyangga Pelvis

1. Peritonium viseralis:
semua organ intraabdominal, untuk
uterus VU terdapat kelonggaran sehinga
dapat berkembang sesuai umur
kehamilan tanpa gangguan rasa sakit
2. Visero endopelvik fascia:
Adalah jaringan ikat PD serat & aliran kel
yg menghubungkan organ pelvis & ddg
pelvis. Fascia penting untuk menyagga
uterus & vagina dalam posisinya
Lanj….
3. Diagfragma pelvis:
Adalah M levator ani yg terbungkus oleh fascia.
Levator ani ini berfungsi unutk berkontraksi tonik
untuk menutup lumen, vagina & uretra

4. Membran Perineal & M Genitelia


Eksterna:
Bag dpan diagfragma pelvis & di bawah tulang
pubis terdapat segitiga yg merpkn jar ikat & di
bawahnya terdapat M perineal transvag interna.
Disebut membran perineal. M genitelia eksterna
sebagai penyangga organ genitalia bersifat tidak
langsung
Bagian Lunak pintu panggul:

1. Diagfragma pelvis : m levator ani (M.


pubokoksigeus dan M. ileokoksigeus)
2. Diagfragma urogenitalis :
A. Menutupi arkus pubis, ta:
a. A M T P Provunda
b. A M T P Supervisialis
c. Di dalam AP terdapat M rabhdosfingter
uretrae
Lanj….

B. M yang menutupi/menunjang diagfragma


urogenetal
a. M bulbokavernosus melingkari gen
b. MTP supervisialis
c. M ischiokavernosus
d. M sfingter ani eksternum
Bagian Lunak Pintu Bawah Panggul
DIGFRAGMA PELVIS ASAL INSERSI FUNGSI
(OTOT)
M Levator Ani Pubokoksigeus Tendon Mencengkram rektum
perinei
P koksigeus Os pubis Ddg vagina Bgn dpn membentuk H.
P Vaginalis Ddg rektum Urogenitalis
P rektalis Korpus
Iliokoksigeus anokok

N. Sakralis (S3-S4) Iliokoksigeus Os


koksigeum
M. Iskhiokoksigeus S. ishiadika Os sakrum Memperkuat dasar
panggul
Lig sakrospinal
M Sfingter ani eks Subkutis Kel anus Menutup anus
T Perinei L ani Liganokoksig
eus
M T P profunda Ramos osis iskii O Lempeng Melindungi gerbang M
N. Pudendalis A pubis Levator ani
MTPS Bentuk cincin Sbgn ke ten Mendukung M T P S
Supervisialis perinei
N. Pudendalis
M Iskiokavernosus R O iskii Korpus Membantu saat
N Pudendalis kevernosus ejakulasi
Posisi & Mobilitas
Vesika Urinaria-Uretra
Ureter yg keluar dari ginjal
retroperitoneal ditutupi jar ikat yg
longgar shg mobilitas tidak terganggu
& bebas untuk mengalirkan urine
kedalam VU. Di bag distal, menyilang
art uterina agak terfiksasi jar ikat
ligamenthum kardinale.
Lanj….
Posisi uretra ditentukan oleh hub
ospubis dgn ligamenthum pubouretral
& kaitannya dgn M levator ani. Uretra
di atas 3 cm di belkng simfisis pubis &
di atas dari insersio lig pubouretral
pada tepi bawah tulang pubis. Posisi
ini dipertahankan Oleh aktivitas M
levator ani.
Lanj….

Mobilitas VU dalam menampung


urine 2/3 bag atas uretra bersifat
lebih aktif pada saat berkemih karena
relaksasi M levator ani dapat terjadi
penurunan uretra setelah air
berkemih akan mengembalikan leher
VU & sudut antara ddg belakangnya.
Lanj…

Lapisan Penyangga Uretra:


1. Ikatan fasialis
2. Ikatan muskulus
Lanj…
Fungsi ke2 ikatan ini:
1. Mempertahankan posisi leher VU pada
t4nya
2. Bila otot relaks saat berkemih
menyebabkan leher VU memutar kebelakang
3. Bila berkontarkasi saat selesai berkemih
posisi VU akan kembali lagi Fungsi
kontraksinya akan membuka leher VU
relaksasi – menutup leher VU
Uterus –Tuba - Ovarium
Uterus (hyster, metrus)
 Terdiri: fundus-korpus-serviks
 Lapisan: perimetrium-myometrium-endometrium

Tuba (salping)
 Terdiri: istmus-impula-fimbria
 Terdapat silia

Ovarium (oophoron)
 Korteks
 Stroma
KENAPA PERSALINAN PADA MANUSIA
LEBIH SULIT DIBANDING PADA HEWAN
LAIN
What is Sexuality ?
 Our body and how our bodies work?
 Our gender – male or female
 Our gender identity – our feeling about
being male or female
 Our sexual orientations – Heteroseksual
or homoseksual
 Our value about live, love and the people
in our lives
Pertumbuhan &
perkembangan seks manusia

 Tahap oral usia sekitar 1-2 tahun


 Tahap anal usia sekitar 3-4 tahun
 Tahap falik usia sekitar 5-6 tahun
 Tahap laten usia sekitar 6-12 tahun
 Tahap genital usia sekitar 12-15 tahun
Bagaimana kita menyampaikan
tentang seksualitas ini ?

 Segera setelah anak mendapat pesan


seksual atau segera setelah anak
dilahirkan
 “ Being different is normal “
 Sesuai dengan fase kehidupannya
Usia 1-2 Tahun
 Pelukan, sentuhan
 Dimandikan, diganti popoknya
 Menimang, mengajak bernyanyi,
memperdengarkan musik
 Menjaga agar ia tetap tenang dan nyaman
Usia 3-4 Tahun
 Anak sudah siap tahu tentang perbedaan
seksual
 Bermain peran
 Masturbasi pada fase ini adalah normal
Usia 5-7 Tahun
 Mulai menunjukkan sifat feminim dan
maskulin
Pra Remaja ( Usia 8 –12 Tahun)

 Mereka mulai diberikan tentang tanda


menstruasi, mimpi basah
 Pra remaja khawatir “ Normal”
 Mengagumi perubahan yang mereka alami
 Setelah berusia 12 tahun anak siap untuk
mengetahui sex dan reproduksi (STD, KB dan
konsekuensi kehamilan pada remaja dan
efeknya terhadap kehidupan selanjutnya )
Remaja
 Seks yang aman
 Berani berkata “ tidak”
 Remaja dan kelompok (Gang)
HUMAN SEKSUAL RESPON
Human seksual respon
(masters et.al.,1992)

 Excitement phase
 Plateu phase
 Orgasm phase
 Resolution phase
Excitement phase
 Perubahan fisiologi Umum
 Vasokongesti / pembesaran (reaksi primer)
 Myotonia (reaksi sekunder)
 Tachicardi
 Peningkatan TD
 Peningkatan RR
 Keinginan seksual meningkat
Excitement phase
 Wanita
 Vaginal lumbrikasi
 Pembengkakan atau pembesaran daerah
vagina 2-3x
 Elevasi serviks dan uterus
 Pembengkakan pada glans klitoris
 Payudara
Excitement phase
 Pria
 Ereksi pada penis (tanda primer)
 Elevasi & elargement testis
Plateau phase
 Perubahan Fisiologi Umum
 Pembesaran atau pembengkakan max
 Myotonia max
 Tachicardi (100-175x/mnt)
 Tekanan darah meningkat Sistolik 20-
60mmHg, diastolik 10-20mmHg
 RR meningkat (hiperventilasi pada akhir fase)
 Keinginan seksual semakin meningkat
Plateau phase
 Wanita
 Final pembesaran atau pembengkakan
(vaginal opening berkurang)
 Elevasi serviks dan uterus
 Seks skin
 Pembengkakan pada areola & nipple
ereksi
Plateau phase
 Pria
 Pembesaran diameter saluran glans
 Pembesaran testis (50%)
 Elevasi testis
 Sekresi dari Cowper’s glans berupa cairan
jernih / cairan preejakulasi ( sperma bisa
diamati dari cairan ini)
Orgasm phase
 Perubahan fisiologi umum
 Myotonia seluruh otot tubuh
 Tachicardia 100 –180 x/mnt
 TD meningkat : Sistole 30-80 mmHg diastolik
20-40 mmHg
 Hiperventilasi >40x/mnt
Orgasm phase
 Wanita
 Spasme ritmik intervalnya kurang lebih 0,8
detik, semakin intens orgasme maka semakin
sering diikuti oleh kontraksi
 Kontraksi uterus
 Kontraksi spinter anal
 Kontraksi eksternal spinkter eksterna
Orgasm phase
 Pria
 Ejakulasi terdiri dari 2 fase :
 Emission, cairan berisi sperma dan sekresi dari
prostat, semen, dikumpulkan di prostatik uretra
sehingga menghasilkan kontraksi ritmik pada
organ ini
 Ejakulasi ritmik: kontraksi pada uretra dan penis
kurang lebih interval 0,8 detik mendorong cairan
keluar dari penis, saat ini spinkter dari VU akan
menutup
Resolution fase
 Perubahan fisiologi umum
 Tubuh kembali seperti preexcitement fase
 Relaksasi
 RR, Nadi, TD kembali ke level normal
 Pengeluaran keringat
 Gelora seksual menghilang
Resolution fase
 Wanita
 Ereksi menghilang (klitoris kembali seperti
semula)
 Dinding vagina relax
 Cerviks dan uterus kembali ke posisi semula
 Payudara dan putting kembali
 Labia mayora dan minora kembali ke ukuran
normal
Resolution fase
 Pria
 Kehilangan ereksi
 Seluruh organ kembali seperti semula
Aktivitas Seksual Selama
Kehamilan
 Faktor-faktor yang mempengaruhi “ Seksual
Relationship “ selama kehamilan :
 Pola seksual sebelum kehamilan (frekuensi,
kenyamanan, kemampuan berkomunikasi tentang
seks )
 Arti seks bagi pasangan
 Arti kehamilan bagi pasangan dan pengalaman
kehamilan sebelumnya jika pernah
 Kesehatan umum wanita selama hamil
 Masalah medis selama kehamilan
 Nasihat tim kesehatan untuk aktivitas seksual
 Rencana kehamilan
 Ketakutan akan melukai janin
 Pemahaman budaya terhadap aktivitas
seksual selama kehamilan
 Respon pasangan terhadap perubahan
fisik
Aktivitas Seksual selama kehamilan

 Hubungan seksual dan orgasm “aman” bagi wanita


dan kehamilan
 Resiko minimal”emboli udara” (Guana – Trujillo, 1987)
 Kehamilan beresiko “ aktivitas seksual dibatasi “
 Premature dilatasi serviks
 Riwayat abortus
 Riwayat persalinan preterm
 Kehamilan multipel
 Plasenta previa
 PIH
 DM
Perubahan aktivitas seksual
selama kehamilan
 4 tipe pola yang menarik dalam aktivitas seksual
wanita selama hamil :
 Terjadi peningkatan ketertarikan seksual selama
kehamilannya
 Membatasi aktivitas seksual selama trimester 1,
meningkat pada trimester 2 dan menurun lagi pada
trimester 3
 Terjadi penurunan aktivitas seksual selama hamil
 Tidak ada perubahan selama hamil

Anda mungkin juga menyukai