Anda di halaman 1dari 16

SIDANG PLENO

PEMICU 1
Kelompok 12
Ketua : Lias Bramasta (190600214)
Sekretaris : Hanna Elfrida Renita Nababan (190600215)
Anggota :
• Hotma Natasya Siahaan (190600069)
• Angelica (190600070)
• Enda Mamo Sipedame Tindaon (190600071)
• Kartini Lucia Marbun (190600073)
• Lili Mardiani Siregar (190600072)
• Nada Thahirah (190600074)
• Lisna Fajaryati Nasution (190600108)
• Agnes Harsa Artileria (190600109)
• Naomi Aprilia Sianipar (190600110)
• Hanifah Noer (190600111)
• Annurul Badri (190600112)
• Syarifah Aini Rambe (190600212)
• Rut Lestari Sembiring(190600213)
• Dharshen Khaunder A/L Munusamy (190600230)
• Hilyah Hilaliah Uswanas (190600231)
PEMICU 1
Nama Pemicu : Kurang Energi dan Protein
Narasumber : Neni Dwi Aprianti Lubis, SP; Dr. Juliati Br. Tarigan, M.Si; dr.Mutiara I
Sari,M.Kes
Hari/ Tanggal : Kamis, 13 Februari 2020
Jam : 07.30 - 09.30 WIB
Skenario :
Seorang anak perempuan berusia 6 tahun dibawa ibunya ke PUSKESMAS dengan
keluhan muntah dan diare sejak 3 hari terakhir, diare terjadi 5-6 kali perhari.
Berdasarkan pemeriksaan fisik, anak tersebut tampak lemah, apatis dan tak mampu
banyak bergerak. Tubuhnya kurus, tulangnya tampak jelas menonjol dan seluruh kulit
di tubuhnya kelihatan mengering. Anak ini didiagnosis mengidap KEP (Kurang Energi
Protein kronik) atau penyakit gizi buruk akibat kekurangan energi dan protein.
Perekonomian keluarga anak ini berkekurangan dan dari rekam medis diketahui 3
bulan yang lalu anak tersebut datang berobat karena kondisi penyakit yang sama.
Pertanyaan
1. Sebutkan tanda-tanda klinis KEP!
2. Jelaskan penyebab KEP!
3. Jelaskan peranan nutrisi makronutrien dalam
pembentukan energi!
4. Jelaskan peranan mikronutrien dalam pembentukan
energi!
5. Jelaskan mekanisme pembentukan energi intraselular!
6. Jelaskan peran mitokondria dalam respirasi sel.
Jawaban
1) Kurang Energi Protein (KEP) merupakan salah satu bentuk malnutrisi yang merupakan
faktor utama (60%) penyebab kematian anak di bawah 5 tahun (balita) di daerah tropis
dan subtropis. KEP disebabkan oleh kekurangan makanan sumber energi dan protein.
Menurut Ngastiyah (1997), penderita kekurangan energi protein akan memberikan
tanda-tanda klinik berupa:
a. Pertumbuhan terganggu meliputi berat badan dan tinggi badan.
b. Perubaha mental berupa cengeng dan apatis.
c. Adanya cedera ringan atau berat karena penurunan protein plasma.
d. Jaringan lemak dibawah kulit menghilang dan keriput.
e. Kulit bersisik.
f. Anemia.
g. Crazy Pavement Dermatosis (bercak-bercak putih dan merah muda
dengan tepi hitam).
h. Pembesaran hati.
KEP terbagi menjadi tiga jenis yaitu kwashiorkor, marasmus, dan marasmus-
kwashiorkor:
1. Kwashiorkor merupakan KEP tingkat berat yang disebabkan oleh asupan protein
yang inadekuat dengan asupan energi yang cukup. Usia paling rawan terkena
kwashiorkor adalah dua tahun karena pada usia tersebut terjadi peralihan dari ASI ke
makanan pengganti ASI. Gejala umum dari kwashiorkor adalah hypoalbuminemia,
edema, apatis dan terjadi penipisan rambut.
2. Marasmus adalah gejala kelaparan yang hebat karena makanan yang dikonsumsi
tidak menyediakan energi yang cukup untuk mempertahankan hidupnya sehingga
badan menjadi sangat kecil dan tinggal kulit pembalut tulang. Tanda – tanda
Marasmus yaitu berat badan sangat rendah, kemunduran pertumbuhan otot, wajah
anak seperti orang tua, ukuran kepala tidak sebanding dengan badan, cengeng dan
apatis, mudah terkena infeksi, kulit kering, sering diare, rambut tipis dan mudah
rontok (Budiyanto, 2002).
3. Marasmus – Kwashiorkor disebabkan karena makanan sehari – hari kekurangan
energi dan juga protein. Gejala nya antara lain adalah edema, kelainan rambut, kulit
mongering dan kusam, otot menjadi lemah, menurunnya kadar protein (albunin)
dalam darah (Par’i, 2016).
Jawaban
2) Penyebab langsung dari KEP adalah defisiensi kalori maupun protein, yang berarti
kurangnya konsumsi makanan yang mengandung kalori maupun protein, hambatan
utilisasi zat gizi. Adanya penyakit infeksi dan investasi cacing dapat memberikan hambatan
adsorpsi dan hambatan utilisasi zat-zat gizi yang menjadi dasar timbulnya KEP. Penyebab
langsung KEP:
1. Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi yang dapat menyebabkan KEP yaitu cacar air, batuk rejang, TBC, Malaria,
diare, dan cacing, misalnya cacing Ascaris Lumbricoides dapat memberikan hambatan
absorbs dan hambatan utilisasi zat-zat gizi yang dapat menurunkan daya tahan tubuh yang
semakin lama dan tidak diperhatikan akan merupakan dasar timbulnya KEP.
2. Konsumsi Makanan
KEP sering dijumpai pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun dimana pada usia tersebut
tubuh memerlukan zat gizi yang sangat tinggi, sehingga apabila kebutuhan zat gizi tidak
terpenuhi maka tubuh akan menggunakan cadangan zat gizi yang ada di dalam tubuh,
yang berakibatkan semakin lama cadangan semakin habis & akan menyebabkan
terjadinya kekurangan yang menimbulkan perubahan pada gejala klinis.
3. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi tiap anak berbeda-beda. Hal ini ditentukan oleh metabolisme basal
tubuh, umur, aktivitas, fisik, lingkungan, serta kesehatannya. Energi yang dibtuhkan
seseorang tergantung pada faktor, yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, fisik, suhu,
lingkungan, serta kesehatannya. Energi yang dibutuhkan seseorang tergantung pada
beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas fisik, dan kondisi psikologis.
4. Kebutuhan Protein
Protein merupakan zat gizi penting karena erat hubungannya dengan kehidupan.
5. Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu.
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh dan
kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik maka orang tua dapat
menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang
baik. Pengetahuan ibu tentang cara memperlakukan bahan pangan dalam
pengolahan dengan tujuan membersihkan kotoran, tetapi sering kali dilakukan
berlebihan sehingga merusak dan mengurangi zat gizi yang dikandungnya.
6. Tingkat Pendapatan dan Pekerjaan Orang Tua.
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang
anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik
yang primer seperti makanan maupun sekunder.
7. Besar Anggota Kelurga.
Jumlah anak yang banyak pada keadaan social ekonominya cukup akan
mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih saying yang diterima
anak, lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Adapun pada keluarga
dengan keadaan social ekonomi yang kurang, jumlah anak yang banyak
akan mengakibatkan kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak,
juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang, papan tidak terpenuhi.
Jawaban
3) “Makronutrien merupakan nutrisi terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein yang
menyediakan kalori atau energi yang dibutuhkan untuk menjaga fungsi tubuh serta
menjalankan aktivitas kehidupan sehari – hari” (WHO,2019). Jadi, status gizi berkaitan
dengan asupan makronutrien dan energi. Energi didapatkan terutama melalui konsumsi
makronutrien berupa karbohidrat, protein dan lemak. Sehingga peranan makronutrien
dalam pembentukan energi adalah karbohidrat yaitu sumber energi utama, yang kedua
adalah protein yaitu sebagai sumber energi dan sumber asam amino esensial yang
digunakan tubuh sebagai zat pembangun, dan yang ketiga adalah lemak sebagai sumber
energi serta pelarut vitamin.
- Karbohidrat memberikan energi sekitar 4 kalori per gram
- Protein memberikan energi sekitar 4 kalori per gram
- Lemak memberikan energi sekitar 9 kalori per gram
Jadi, lemak memberikan energi paling besar kepada tubuh.
Jawaban
4) “Mikronutrien adalah zat gizi (nutrient) yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tapi sangat
diperlukan. Fungsi vitamin dan mineral adalah untuk aktivator metabolisme energi, fungsi
syaraf, fungsi kontraksi otot, fungsi imun, dan metabolisme tulang.” Vitamin adalah zat
biokimia yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, vitamin penting karena tubuh tidak dapat
memproduksi viramin. Beberapa vitamin dapat memberikan pengaruh buruk, jika terdapat
dalam makanan dalam jumlah yang berlebihan, vitamin diklasifikasikan berdasarkan
kelarutan:
Vitamin Larut Lemak : Vitamin A, D, E dan K.
Vitamin Larut Air : Vitamin C kompleks dan vitamin B.
Fungsi vitamin dan mineral adalah untuk activator metabolisme energi, fungsi syaraf,
fungsi kontraksi otot, fungsi imun, dan metabolisme tulang. Jadi, peranan mikronutrien
dalam pembentukan energi terbagi menjadi 2 yaitu vitamin dan mineral yang dibutuhkan
tubuh dalam pembentukan energi terbagi menjadi 2 yaitu vitamin dan mineral yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit yaitu 4% sampai kurang dari 10% dari total
kebutuhan energi.
Jawaban
5) “Pembentukan energi intraseluler merupakan pembentukan energi yang hasilnya dapat
berpindah dari 1 sel ke sel yang lain. Energi intraseluler dikendalikan oleh zat ATP
(Adenosine Triphosphate). ATP dapat menyipan dan memindahkan energi kimia di dalam
sel dan dapat menggunakan molekulnya sebagai bahan pembentuk repsirasi sel.”
“Respirasi sel memiliki empat tahapan yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs
dan transpor elektron.” Tahapan pembentukan energi intraseluler diantaranya:
a. Glikolisis
Pembentukan molekul glukosa yang punya 6 atom C menjadi atom piruvat (3C) erjadi di
sitoplasma dan menghasilkan 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, 2 ATP dan 2 molekul air.
b. Dekarbolisasi Oksidatif
Matriks Mitokondria, jika tidak dapat molekul O2 yang cukup asam piruvat akan melalui
fermentasi. Asam piruvat yang cukup mendapatkan molekul O2 memiliki 3-atom C. Syarat
molekul dalam melalui tahap siklus krebs yaitu 2-atom C (2C). Karena itu asam piruvat
akan menjadi reaksi dekarboksilasi oksidatif. Hasil: 2 NADH2, 2 CO2
c. Siklus Krebs
Setelah memasuki mitokondria, piruvat dipecah dari 3-atom C menjadi 2
atom C yang disebut Acetyl CoA. Molekul ini memasuki siklus krebs dengan
cara bergabung dengan molekul 4C yang disebut Oxaloacetae. Kemudian,
menghasilakn 6-atom C yaitu Citrid Acid. Citrid Acid dipecah dan
dimodifikasi dan melepaskan ion H+ dan C yang kemudian ditangkap oleh
NAD dan FAD. Hasil: 6 NADH, 2 FADH, 4 CO2, 2 ATP
d. Transpor Elektron
Proses terakhir untuk menghasilkan ATP, H2O yang terjadi di membran
dalam/ krista mitokondria. Elektron yang dibawa oleh NADH ditransfer ke
berbagai pembawa elektron agar energi dapat memompa proton yang
digunakan oleh enzim ATP sintase untuk menghasilkan ATP. Hasil: 34
ATP, H2O
Jawaban
6) Mitokondria merupakan sumber energi (power house) dari sel yang berfungsi
mengekstrak energi dari makanan berupa ATP. Energi yang dihasilkan merupakan
hasil konversi gula melalui fosforilasi oksidatis dan menghasilkan 90% energi dalam
tubuh kita. Mitokondria terdiri dari 2 membran yang mana di dalamnya banyak
terdapat enzim fosforilasi oksidatif yang berperan dalm oksidasi glukosa dan lemak
serta sintesis ATP.
Mitokondria juga merupakan organel sitoplasmik yang mempunyai membran ganda,
dan memiliki DNAnya sendiri. Mitokondria memiliki peran kunci dalam homeostasis
biokimia dalam tubuh sehingga dapat menentukan hidup atau matinya sel.
Ada beberapa tahap pembentukan ATP yaitu glikolisis, Asetil Co-A, Siklus Krebs, dan
Transpor Elektron. Glikolisis merupakan tahapan dalam metabolisme yang memecah
glukosa menjadi asam piruvat di steel sel yang akan di transport menuju matriks
mitokondria. Peranan mitokondria dalam respirasi sel adalah pabrik energi sel yang
menghasilkan ATP.
Kesimpulan
• Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari – hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).
• Malnutrisi energi protein adalah seseorang yang kekurangan gizi yang disebabkan
oleh konsumsi energi protein dalam makanan sehari – hari atau gangguan penyakit
tertentu. Kekurangan energi protein adalah suatu sindroma penyakit gizi yang
disebabkan oleh defiensi zat – zat makanan atau nutrient terutama protein dan kalori.
• Menurut Arisman (2004) Kurang Energi Protein (KEP) akan terjadi disaat kebutuhan
tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Kedua bentuk
defisiensi ini tidak jarang berjalan bersisian, meskipun salah satu lebih dominan
daripada yang lain. Sedangkan menurut Meryana Adriani dan Bambang Wijatmadi
(2012) KEP merupakan keadaan kurang gizi disebabkan oleh rendahnya konsumsi
energi dan protein dalam makanan sehari – hari sehingga tidak memenuhi
kecukupan yang dianjurkan.

Anda mungkin juga menyukai