Anda di halaman 1dari 28

KEKURANGAN

KALORI
PROTEI N PADA
ANAK
START
Anggota
1 Kelompok
Suratin
2 Tiur Valentina
3 Silaban Triyuni
4 Lestari Vionica
5 Zulfa
6 Nurjannah
Dwika W aliana
Daftar I si
BAB 1 Pendahuluan

BAB Landasan Teori


2

BAB Asuhan Kepera ata


3 n
BAB Penutup
4
BAB 1
PENDAHULUA
Latar N
Belakang 1

2
Rumusan
Masalah
Tujuan 3

masalah
LATAR
BELAKANG
Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tidak lepas dari pengaruh status
gizi, namun terjadinya kekurangan gizi dapat mengakibatkan beberapa penyakit
seperti anemia, xerophtalmia, kekurangan kalori protein. Di Indonesia terdapat empat
masalah gizi yang utama antara lain kurang kalori protein (KKP), kurang vitamin A
(KVA), gondok endemik dan kretin, anemia gizi. Kurang Kalori dan Protein pada
anak masih menjadi masalah gizi dalam lingkup kesehatan masyarakat di Indonesia.
berdasarkan Riskesdas (2010), sebanyak 13% berstatus gizi kurang diantaranya 4,9%
berstatus gizi buruk. Data yang sama menunjukkan 13,3% anak kurus, diantaranya 6%
anak sangat kurus dan 17,1% anak memiliki kategori sangat pendek. Status gizi yang
buruk menurut Marasmus dan Kwashiorkor merupakan hasil akhir dari tingkat
keparahan penderita.
Kwashiorkor adalah sindrom sebagai akibat adanya kekurangan protein parah dan
pemasukan kalori kurang dari yang dibutuhkan. Umumnya terdapat lemak subkutan,
muscular wasting tertutupi edema serta retardasi pertumbuhan.
Rumusan
Masalah

1. Bagaimana konsep teoritis dari Kekurangan Kalori Protein (KKP)?

2. Bagaimana asuhan keperawatan yang sesuai dengan masalah


kesehatan berhubungan dengan Kekurangan Kalori Protein (KKP)?

3.Bagaimana Evidance Based Practice (EBP) terkait intervensi keperawatan


yang dilakukan pada masalah kesehatan Kekurangan Kalori Protein (KKP)?
Tujuan
Masalah
Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah pembaca dapat
mengetahui dan memahami tentang masalah Kekurangan
Kalori dan Protein pada anak (KKP)

Tujuan Khusus
a.Memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak Sehat dan
Sakit Akut.
b. Menjelaskan konsep teori dari KKP.
c. Menjelaskan asuhan keperawatan KKP.
d.Menjelaskan evidence based practice yang
relavan dengan masalah KKP
BAB
2
Landasan
Teori
D
Kurang Kalori dan Protein pada anak masih menjadi masalah gizi dalam
lingkup kesehatan masyarakat di Indonesia. Kurangnya Kalori dan Protein

E terjadi akibat ketidakseimbangan antara konsumsi kalori (karbohidrat dan


protein) dengan kebutuhan energi sehingga menyebabkan defisiensi atau
defisit energi dan protein (Sediatoema, 1999). Umumnya penyakit ini terjadi
pada anak balita karena umur tersebut membutuhkan gizi yang cukup untuk
F mendukung pertumbuhan dan perkembangan begitu pesat. KKP juga
diartikan sebagai keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi
I energi dan protein dalam makanan sehari-hari (4 sehat 5 sempurna) dalam
waktu yang cukup lama sehingga tidak mencukupi Angka Kecukupan Gizi
(AKG) (Ngastiyah, 1997).

N
I
ETI OLO
GI
a.P ola makan yang salah

b. Anak sering sakit dan


perhatian yang kurang.

c. P enyakit M enular

d.Gizi yang tidak mencukupi


Faktor
Resiko
1.Faktor 4.Infeksi
sosial.

2.Kemiskina 5.Nutris
n i

3.Laju pertumbuhan 6.Tingkat pendidikan orang


penduduk tua

7.Kurangnya pelayanan
kesehatan khususnya
P A T O F I S I O L O
G I
Kwashiorkor Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi Ketika
Pada defesiensi protein murni tidak terjadi kebutuhan tubuh akan kalori, protein, dan atau
katabolisme jaringan yang sangat lebih, keduanya tidak terpcukupi oleh makanan.
karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh Kemampuan tubuh untuk mempergunakan
jumlah kalori dalam makanan. Kelainan yang karbohidrat, protein dan lemak pada saat
mencolok adalah gangguan metabolik dan kekurangan makanan merupakan hal yang
perubahan sel yang menyebabkan edem dam sangat penting untuk mempertahankan
perlemakan hati. Karena kekurangan protein kehidupan. Karbohidrat (glukosa) dapat
dalam makanan, akan terjadi kekurangan dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai
berbagai asam amino esensial dalam serum bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh
yang diperlukan untuk sintesis dan untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit,
metabolisnye. sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi
kekurangan.
P
A
T
H
Manifestasi
Klinis
Pada tubuh Pada mulut Hipoplasia
Perut buncit, BB Bada
menurun, n email (hypoplasia enamel), Gigi
kurus da tampak seperti
n orang
terha
tua, Pertu mb uh an yang mbat, yang berjejal (crowding),
Edema,Perubahan rambut da kulit,
n Erupsi gigi yang terlambat
Suh biasa nya norm al da nadi
u
melambat, Malaise, Kelap n aran, (delayed eruption),
Daya tahan tubu yang lemah. Angular cheilitis pada
h
bibir, Pada

lidah berupa papil-papil (papillary


Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan
Fisik
1.kaji ttv anak
2.kaji status mental anak
3.kaji gangguan gastrointestinal
4. kaji kepala dan kulit anak
5.kaji output urine anak
6. kaji proses eliminasi anak
7.kaji gejala diare pad anak
8. kaji asupan makanan tiap hari
anak
9. kaji mual dan muntah pada anak
10.kaji anggota gerak/aktivitas anak
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1.pemeriksaan darah tepi Pemeriksaan Radiologik
2.pemeriksaan uji Faal hati
3.pemeriksaan elektrolit pemeriksaan tulang
4. pemeriksaan kadar gula darah memperlihatkan
5.pemeriksaan Asam lemak osteoporosis ringan.
6. pemeriksaan lipoprotein
7.pemeriksaan Kadar hormon insulin
8. pemeriksaan Analisis asam amino dalam
urine
Penatalaksanaan

1. DIIT TINGGI PROTEIN, MINERAL DAN VITAMIN B.


2. PEMBERIAN TERAPI CAIRAN DAN ELEKTROLIT C.
3.PENANGANAN DIARE, JIKA ADA: CAIRAN, ANTIDIARE, DAN ANTIBIOTIK.
JIKA KKP BERAT HINGGA ANAK DI RAWAT INAP, MAKA
PENATALAKSANAANNYA :
• ATASI ATAU CEGAH HIPOTERMI
• ATASI ATAU CEGAH DEHIDRASI
4. KOREKSI GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
Analisa K

Kasus
Seorang An. E berusia 5 tahun diantar oleh orang tuanya ke RS Anak Sejahtera pada tanggal 24 Oktober 2022
untuk melakukan pemeriksaan. Keluhan yang dialami tungkai punggungkaki tampak bengkak sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Ibu pasien juga mengeluhkan adanya penurunan nafsu makan sehingga
berat badan awalnya 18 kg menjadi 12 kg selama 2 minggu terakhir. Menurut Ibu pasien, pasien tidak pernah
sakit sebelumnya dan tidak ada riwayat penyakit keluarga mengalami keluhan yang sama. Ibu pasien juga
K
mengatakan bahwa badan pasien terasa panas di seluruh badan, pucat dan sebelum sakit pasien jarang
meminum air putih. Pasien merupakan anak keempat dan lahir secara normal dengan berat badan lahir 4900
gram dan panjang badan 50 cm. Selama hamil ibu pasien rutin untuk memeriksakan kehamilannya. Namun
P
K sejak kecil, Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak lengkapdiimunisasi. Kesan gizi saat usia 0-24 bulan
kurang. Pola makan pasien sebelum sakit yaitu nasi biasa 3 kali sehari, sarapan nasi (100 gram), ½ butir telur (25
gram) dan minum susu kental manis 1 gelas (20 gram). Makan siang dan malam dengan nasi (100 gram), tempe
(25 gram) atau tahu (25 gram), sayur sop (30 gram) dan kerupuk setiap hari. Pasien juga mengkonsumsi 1 buah

K roti (20 gram) sering jajan the, chiki, dan sirup. Malam harinya pasien minum susu kental manis 1 gelas ( 25
gram). Kadang diberi 1 buah papaya (50 gram) 4 kali dalam seminggu. Analisis makanan per hari sekitar 1574,2
kkal dan 24,9 gram protein. Kualitas dan kuantitas makan sebelum sakit (kurang). Pola makan saat pasien sakit
yaitu makan nasi biasa 3 kali sehari, sarapan nasi (100 gram), ditambah daging ayam (100 gram) pada pagi dan
P malam hari, telur ayam ½ butir pada siang hari (25 gram), ttempe (25 gram), tahu (30 gram), sayur bayam (50
gram) setiap makan. Diberikan juga susu full cream (20 gram) dan gula (15 gram) selama 6 kali sehari dan roti
(40 gram). Analisis makanan per hari sekitar 2188,3 kkal dan 89,7 gram protein. Kualitas dan kuantitas makan
selama sakit (baik). dalam pemeriksaan fisik juga didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang dengan
kesadaran komposmentis, nadi 103x/menit, pernapasan 27x/menit, suhu 38,5°C tampak badan memerah, ujung
kedua ekstremitas terasa dingin, tekanan darah 100/80 mmHg, albumin 3,08 g/dL. Pasien memiliki tinggi badan
105 cm dan berat badan 12 kg. rambut berwarna coklat kemerahan, tipis, sedikit mudah dicabut, agak kasar
dengan distribusi merata.Kulit tampak pucat, CRT lebih dari 2 detik, turgor kulit menurun, perut tampak datar,
hepar dan lien tidak teraba, adanya nyeri tekan bagian epigastrium skala 3, bising usus (+), auskultasi paru
12vesikuler +/+. Terdapat tanda gizi buruk berupa pitting edema pada tungkai dan punggung kaki pasien.
Pengkaji K

an Keluhan
Utama:
K
P
Data
•Orangsubjektif
tua klien:mengatakan bahwa nafsu makan anaknya
menurun, sehingga berat badannya menurun.
•Orang tua klien mengatakan badan pasien terasa panas di
seluruh badan, pucat dan sebelum sakit pasien jarang
K meminum air putih.

K Data objektif :
• Tungkai punggung kaki klien tampak bengkak.
P •BB: 12 kg, TB: 105 cm, TTV: P: 27x/menit, N: 103x/menit, S:
38 C, TTD: 100/80 mmHg.
•Rambut berwarna coklat kemerahan, tipis, sedikit mudah
dicabut, agak kasar dengan distribusi merata
• Perut datar
• Hepar dan linen tidak teraba
• Ada nyeri tekan pada bagian epigastrum skala 3
Riwayat
Kesehatan
a) Riwayat penyakit yang lalu
Orang tua klien mengatakan bahwa sebelumnya tidak ada riwayat sakit.

b) Riwayat penyakit sekarang


Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya mengalami pembengkakan pada
tungkai punggung kaki sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan juga mengatakan
bahwa adanya penurunan nafsu makan pada anaknya.

c) Riwayat penyakit keluarga


Orang tua klien mengatakan bahwa kondisi dalam keluarga baik, tidak ada riwayat
penyakit keluarga yang menurun seperti Asma, Jantung, Hepatitis, Hipertensi, DM,
dan penyakit menular seperti TBC dan Pneumonia
Pola Kebiasaan Sehari-
a) Nutrisi hari
Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya makan 3x sarapan nasi (100 gram), 1 ⁄ 2 butir telur (25 gram) dan minum
susu kental manis 1 gelas (20 gram). Makan siang dan malam dengan nasi (100 gram), tempe (25 gram) atau tahu
(25 gram), sayur sop (30 gram) dan kerupuk setiap harinya.
b) Pola makan
Sebelum sakit : Orang tua mengatakan bahwa sebelum sakit nafsu makan anaknya menurun. Pada analisis makan per
hari hanya sekitar 1574,2 kkal dan 24,9 gram protein. kualitas dan kuantitas makan sebelum sakit juga sangat (kurang).
Selama sakit : Orang tua mengatakan bahwa selama sakit kualitas dan kuantitas makan (baik), karena ada penigkatan
analisis makanan per hari sekitar 2188,3 kkal.
c) Personal hygiene
Sebelum sakit: Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya mandi 2 kali sehari, sering menggosokan gigi dan
sewaktu- waktu mengganti baju jika kotor.
Selama sakit : Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya tetap mandi 2 kali sehari.
d) Aktivitas
Sebelum sakit: Orang tua mengatakan bahwa anaknya jarang beraktivitas diluar
Selama sakit : Orang tua mengatakan bahwa anaknya tampak lemah, lesu, selalu baring ditempat tidur.
e) Eliminasi
Sebelum sakit: Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya BAB 2-3 x/hari dengan konsistensi feses padat dan
berwarna kecoklatan, dan BAK 4-5 x/hari dan berwarna kuning jernih
Selama sakit: Orang tua mengatakan bahwa frekuensi BAB dan BAK masih tetap sama.
Pemeriksaan
Fisikumum : Sedang
• Keadaan
• Kesadaran : Composmentis
•Rambut : Berwarna coklat kemerahan, tipis, sedikit mudah dicabut, agak kasar
dengan distribusi merata
• Konjungtiva : Anemis
• Mukosa bibir : Kering
• TTV : P: 27x/menit, N: 103x/menit, S: 38 C, TTD: 100/80 mmHg
• Kulit : Kulit tampak pucat, CRT lebih dari 2 detik, turgor kulit menurun
• Dada : Auskultasi paru vesikuler +/+.
•Abdomen : Tampak datar, hepar dan lien tidak teraba, adanya nyeri tekan bagian
epigastrium skala 3, bising usus (+), turgor kulit menurun
• Kaki : Terdapat pitting edema pada tungkai dan punggung kaki pasien.
Analisa
Data
Diagnosa
Keperawatan
Definit Nutrisi (D.0019) Hipertermia (D.0130) Perfusi perifer tidak
efektif (D.0009)
b.d faktor psikologis
(keengganan untuk makan) d.d b. d kekurangan
b.d dehidrasi d.d suhu
berat badan menurun minimal volume cairan d.d
10% di bawah rentang ideal, tubuh diatas normal,
pengisian kapiler lebih
kram/nyeri abdomen, nafsu kulit merah, takikardi,
dari 3 detik, akral
makan menurun, bising usus takipnea, kulit terasa
teraba dingin, warna
hiperaktif, otot pengunyah hangat (kategori:
kulit pucat, turgor kulit
lemah, membran mukosa lingkungan,
menurun, nyeri
pucat, serum albumin subkategori:
ekstremitas, edema
menurun, rambut rontok keamanan dan
(kategori: fisiologis,
berlebihan (kategori: fisiologis, proteksi, halaman
subkategori: sirkulasi,
subkategori: nutrisi dan cairan, 284)
halaman: 37).
halaman: 56)
I

R
I nterven
si
Kesimpula
n
Kekurangan kalori protein (defisiensi gizi) sering terjadi pada
anak yang kurang mendapatkan asupan makanan bergizi atau
asupan kalori dengan protein dalam waktu yang cukup lama
(Ngastiyah, 1997). Hal ini menyebabkan penyakit gangguan gizi
yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein (KKP)
dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein atau
energi (Sediatoema, 1999). Kebutuhan zat gizi yang tidak sejalan
dengan pemenuhannya membuat gizi buruk pada anak, kondisi
ini terlihat ketika kondisi tubuh yang secara perlahan terus
berubah secara fisik dan nonfisik. Tanda kelainan yang
mengindikasikan anak mengalami kekurangan gizi (KKP) sering
kali dilatar belakangi oleh faktor masalah sosial, ekonomi, biologi,
dan lingkunganyang tidak mendukung.
THANKS
YOU

Anda mungkin juga menyukai