Anda di halaman 1dari 22

Diskusi Panel 3

Blok Sistem Endokrin &


Metabolisme
Kelompok 6
1. Asrida Sakinah 8. Marta Lia Pusarini
2. Alvredo Sasajua 9. Nadya Isra Miranti
3. Arini Elfi 10. Nia Ashari
4. Alda Rizky Syaputri 11. Octaliana Sihaloho
5. Anggi Ekto R 12. M. Raflin
6. Dhea Fajria Khasanah 13. Sri Wulan Dari
7. Indah Kharunia 14. Putri Melina S

2
SKENARIO
Anakku Kurus Sekali
Yopi, Seorang anak lelaki umur 1 tahun 11 bulan masuk rawat inap di Rumah
Sakit karena demam dan batuk berulang 6 bulan terakhir. Sekarang Yopi juga
mengeluh sesak napas. Nafsu makan Yopi sangat kurang. Kaki, tungkai serta perut
membengkak secara berangsur 1 bulan ini.
Yopi juga mencret berulang dan berlanjut, kadang tinja disertai darah dan lendir.
Kondisi sosio-ekonomi keluarga Yopi tergolong kurang. Menurut ayahnya Yopi,
tidak ada Kontak dengan penderita Tbc Paru. Berdasarkan hasil pemeriksan fisik :
Anak nampak sakit berat, gizi buruk, apati. BB 8,1 kg, PB 76 cm. Nampak sesak,
pernapasan cuping hidung, takhipnu, retraksi, sianosis. Paru rhonkhi basah halus
namun tidak jelas.
3
SKENARI
O
Jantung dalam batas normal. Nampak muka, telapak tangan dan kaki pucat. Hati 3 cm
b.a.c. dan limpa Sl. Edema dorsum pedis dan pretibial serta tungkai atas dan ascites.
Skor dehidrasi 10. Dokter menjelaskan bahwa Yopi saat ini mengalami keadaan gizi
buruk. Yopi harus menjalani perawatan khusus dan perlu tambahan gizi yang cukup
untuk kembali pada status gizi normal. Kondisi ini bertolak belakang dengan
keadaan yang dialami oleh Jodi sepupunya Yopi yang mengalami gangguan gizi lebih.
Jodi berusia 3 tahun dengan berat badan 40 kg. Dengan berat badan yang berlebih
tersebut Jodi dapat berisiko mengalami gangguan seperti sindrom metabolik,
hiperlipidemia, gangguan pada jantung dan ginjal serta organ lainnya. Bagaimana ada
menjelaskan kondisi yang dialami oleh Anak Yopi dan Jodi tersebut dan bagaimana
penatalaksanaanya ?Apakah kondisi gangguan gizi ini juga bisa dialami oleh orang
dewasa ?
4
Terminologi Asing
• Retraksi :tindakan menarik kembali atau keadaan keadaan tertarik
kembali,menghilangnya gumpalan darah dari dinding pembuluh darah,merupakan
tahappenyembuhan luka yang terjadi akibat kontraksi trombosit (Dorland 29,664)

• Sianosis : perubahan warna kulit dan membran mukosamenjadi kebiruan akibat


konsentrasi hemoglobin tereduksi yang berlebihan ke dalam darah(Dorland 28,275)

• Pretibial :di depan tibia (Dorland 29,621)

• Hiperlipidemia : peningkatan konsentrasi setiap atau semua lipid dalam


plasma,meliputi hipertrigliserida,hiperkolestrolemia dan sebagainya(Dorland 28,536)

5
Rumusan Masalah

1. Mengapa tubuh anak menjadi semakin kurus?
2. Mengapa anak tersebut mengalami batuk dan
sesak nafas?
3. Mengapa anak tersebut mengalami diare yg
berlendir dan berdarah?
4. Mengapa yopi mengalami edem dan acites pada
daerah dorsum pedis,pretibial serta tungkai?

6
Hipotesis
1.Karena anak tersebut mengalami gizi buruk sehingga asupan makan yg dimakan
tidak dapat memenuhi gizi yang dibutuhkan oleh tubuh anak tersebut .
2. Karena terjadi infeksi pada saluran nafas.
3. Diare yang berlendir dan berdarah disebabkan oleh gastroenteritis,yang sangat
rentan dialami oleh penderita gizi buruk.
4. Karena merupakan penyebab transudat dari gizi buruk dan karena terjadi infeksi.
Skema
Definisi DD & DD banding

Pemeriksaan fisik&
Epidemiologi penunjang

Etiologi Gizi Buruk penatalaksanaan

Manifestasi klinis komplikasi

Patofisiologi Prognosis
Learning Objective
1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Definisi Kwarshiokor
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Epidemiologi Kwarshiokor
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Etiologi Kwarshiokor
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Manifestasi Klinis Kwarshiokor
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Patofisiologi Kwarshiokor
6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Kwarshiokor
7. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Kwarshiokor
8. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Penatalaksanaan Kwarshiokor
9. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Komplikasi Kwarshiokor
10. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Prognosis Kwarshiokor
Pembahasan
1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Definisi Kwarshiokor

Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari hari sehingga tidak
memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG).
Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan keadaan kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-
hari atau disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu, sehingga tidak memenuhi
angka kecukupan gizi (Depkes RI, 1999). KEP sendiri lebih sering dijumpai pada
anak prasekolah (Sukirman, 1974 dalam Sutanto, 1994).
Sedangkan menurut Jellife (1966) dalam Supariasa, I.D.Nyoman (2002)
dikatakan bahwa KEP merupakan istilah umum yang meliputi malnutrition, yaitu
gizi kurang dan gizi buruk termasuk marasmus dan kwashiokor.

Sumber : Kejadian KEP, Edwin Saputra Suyadi, FKM UI, 2009


Sumber : Buku Kapita Selekta.

11
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Epidemiologi Kwarshiokor

Berdasarkan data statistik DEPKES 2005 dari 241.973.879 penduduk


Indonesia, 6% atau sekitar 14,5 juta orang menderita gizi buruk, umumnya penderita
adalah anak-anak balita. Berdasarkan data WHO, Indonesia tahun 2004 tergolong
Negara dengan status kekurangan gizi yang tinggi, karena 5.119.935 (28,47%) dari
17.983.244 balita di Indonesia termasuk kelompok gizi kurang dan gizi buruk.

12
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Etiologi Kwarshiokor
Etiologi  penyebab malnutrisi atau gizi buruk antara lain adalah :
a. Penyakit Infeksi 
Menyebabkan gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu menghilangkan kandungan bahan makanan
atau gizi melalui muntah- muntah, diare dan cacingan salah satu contohnya adalah cacing ascaris
lumbricoides lumbricoides, dapat memberikan hambatan absorpsi dan hambatan utilisasi zat-zat gizi yang
semakin lama dan tidak diperhatikan dapat menurunkan daya tahan tubuh.
b. Konsumsi Makanan
Gizi buruk merupakan keadaan tidak sehat karena tidak cukup Makan dalam jangka waktu tertentu.
kurangnya jumlah makanan yang dikonsumsi baik secara kualitas maupun kuantitas dapat menurunkan
status gizi .  pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun dimana pada usia ini Tubuh memerlukan zat gizi yang
sangat tinggi, sehingga apabila kebutuhan zat gizi tidak terpenuhi maka tubuh akan menggunakan
cadangan zat gizi yang ada dalam tubuh yang akibatnya semakin lama cadangan semakin habis dan
akan menyebabkan terjadinya kekurangan yang akan menimbulkan perubahan pada gejala klinis. faktor
yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan anak adalah umur, aktivitas, keadaan sakit, dan jenis
kelamin. pada anak-anak meskipun metabolisme sama dengan orang dewasa tetapi mereka lebih aktif
perkembangan tubuhnya, sehingga memerlukan tambahan ekstra zat gizi untuk pertumbuhannya. Lebih
mudah umur anak makan lebih banyak makanan yang diperlukan untuk tiap kg berat badannya. berat
badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk  umur anak tersebut merupakan faktor
yang menentukan jumlah zat  makanan  yang harus diberikan agar pertumbuhan berjalan dengan baik.
(sumber Buku penghantar Gizi Masyarakat) 13
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Manifestasi Klinis Kwarshiokor
Pada pemeriksaan klinis, penderita KEP berat akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
a. Marasmus
1) Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
2) Wajah seperti orang tua
3) Cengeng dan rewel
4) Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit, bahkan sampai tidak ada
5) Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta penyakit kronik
6) Tekanan darah, detak jantung, dan pernapasan berkurang.
b. Kwasiorkor
1) Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki
2) Wajah membulat dan sembab
3) Otot-otot mengecil (atropi), lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk, anak berbaring
terus-menerus
4) Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis
5) Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
6) Pembesaran hati
7) Sering disertai infeksi, anemia, dan diare/mencret
8) Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
9) Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah maenad hitam terkelupas
10) Pandangan mata anak tampak sayu. 14
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Patofisiologi Kwarshiokor

Pada Kwashiorkor yang klasik, gangguan metabolik dan perubahan 
sel menyebabkan edema dan perlemakan hati. Kelainan ini merupakan g
ejala yang menyolok. Pada penderita defisiensi protein, tidak terjadi kata
bolisme jaringan yang sangat berlebihan, karena persediaan energi dapa
t dipenuhi oleh jumlah kalori yang cukup dalam dietnya.

15
6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis
Banding Kwarshiokor

Gambaran klinis: Pemeriksaan penunjang


1. Pertumbuhan yang teragnggu 1. Darah perifer lengkap
2. Perubahan mental: cengeng, apatis 2. Fungsi hati
3. Edema ringan/berat 3. Gula darah
4. Gejala gastrointestinal: anoreksia, diare 4. Elektrolit K, Na, Cl
5. Perubahan rambut 5. Rontgen foto thorax
6. Perubahan kulit crazy pavement dermatosis 6. Urinalisis
7. Pembesaran hati 7. Feses rutin
8. Hypokalemia
9. Infeksi Diagnosis banding
8. Sindrom nefrotik
9. Nefritis akut
10. Lemah jantung kongestif

16
7. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Pemeriksaan Laboratorium
dan Pemeriksaan Penunjang Kwarshiokor

Pemeriksaan penunjang
Kadar gula darah, darah tepi lengkap, urine lengkap, feses lengkap, elektrolit
serum, protein serum (albumin, globulin), dan feritin
Tes Mantoux
Roentgen (dada, AP dan lateral)
Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin
Gula darah
Urine rutin
Albumin, elektrolit ( K, Na, cl)
Serum zinc
Thorax Foto, USG

17
8. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Penatalaksanaan Kwarshiokor
Tatalaksana Utama : penilaian malnutrisi dan juga penanganan awal meliputi :
1. Atasi Hipoglikemia, periksa kadar gula darah bila ada hpotermia suhu aksila <35c, suku rektal 35,5c.
pemberian makan lebih sering penting utnuk mencegah kedua kondisi tersebut. Bila kadar gula darah
dibawah 50 mg/dl, berikan :
a. 50 ml bolus glukosa 10% atau larutan sukrosa 10% (1 sdt gula dalam 5 sdm air secara oral atau
sonde/pipa nasogastric
b. Selanjutkan berikan larutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali berikan ¼ bagian jatah
untuk 2 jam)
c. Berikan antibiotic
d. Secepatnya berikan makan setiap 2 jam, siang dan malam.
2. Atasi dan cegah hipotermia bila suku rekta; 35,5c :
e. Segera beri makanan cair/formula khusus (rehidrasi terlebih dahulu bila perlu)
f. Hangatkan anak dengan pakaian atau selimut.
3. Cegah dehidrasi
4. Keseimbangan elektrolit
5. Periksa apabila terjadi komplikasi infeksi maupun penyakit infeksi yang diderita oleh pasien
6. Berikan kecukupan mikrinutrien seperti vitamin, mineral dan lain-lain.
7. Pemberian makanan awal
8. Stimulasi sensoris
18
9. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Komplikasi Kwarshiokor

1. Diare
2. Cacingan
3. Tuberculosis
4. Pneumonia
5. Defisiensin vit.a
6. Hipotermi
7. Hipoglikemi
8. Kekurangan elektrolit penting
9. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak
10. Anemia.

19
10. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Prognosis Kwarshiokor
Diperlukan waktu sekitar 2-3 bulan untuk meningkatkan BB hingga
stabil.
Pada tahap penyembuhan yang sempurna pertumbuhan fisis hanya
terpaut sedikit dibandingkan dengan anak sebayanya. Perkembangan
intelektual akan mengalami kelambatan yang menetap. Retardasi
perkembangan akan lebih nyata lagi bila penyakit ini diderita sebelum anak
berumur 2 tahun.

20
Daftar Pustaka

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelayanan


Anak Gizi Buruk. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
2011.
Susanto JC, Mexitalia M, Nasar SS. Malnutrisi Akut Berat dan
Terapi Nutrisi Berbasis Komunitas. Dalam: Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia
M, Nasar SS, editor. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik
jilid I. Badan Penerbit IDAI; 2011. hlm. 128–164.
Buku Kapita Selekta
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2134/9/KTI%20Edit%20baru.pdf
Buku penghantar Gizi Masyarakat
repository.umy.ac.id

21
Thanks! Kelompok

Any questions?

6
22

Anda mungkin juga menyukai