Disusun Oleh :
Nama : Mirna Kristiani, S.Kep
NPM : 220269046
2. Etiologi
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi
yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi
antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau keduanya.
Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk
tubuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK).Menurut
(Pranoko, 2018) antara lain :
a. Jumlah asupan makanan
b. Usia ibu hamil
c. Beban kerja/Aktifitas
d. Penyakit /infeksi
e. Pengetahuan ibu tentang Gizi
f. Pendapatan keluarga (sosial ekonomi)
g. Pemeriksaan Kehamian ( Perawatan Ante Natal)
3. Manifestasi Klinis
a. Tanda-tanda KEK meliputi:
1) Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
2) Badan kurus
3) Rambut kusam
4) Turgor kulit kering
5) Conjungtiva pucat
6) Tensi kurang dari 100 mmHg
7) Hb kurang dari normal (<11 gr%)
b. Gejala KEK menurut winkjosastro (2002), meliputi:
1) Nafsu makan kurang
2) Mual
3) Badan lemas
4) Mata berkunang-kunang
4. Phatway
Sosial ekonomi
Malabsorpsi, infeksi, Kegagalan melakukan
rendah
anoreksia sintesis protein dan kalori.
Kurang pengetahuan
Hilangnya lemak
Daya tahan tubuh Asam amino esensial
dibantalan kulit
menurun menurun dan produksi
albumin menurun
Turgor kulit menurun
dan keriput Keadaan umum
lemah
Atropi/ pengecilan otot
Kerusakan
integritas kulit Resiko infeksi
Keterlambatan pertumbuhan
dan perkembangan
Resiko infeksi
saluran pencernaan
Anoreksia, diare
Defisit nutrisi
5. Komplikasi
Kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi antara lain :
a. Pada ibu
1) Ibu lemah dan kurang nafsu makan
2) Perdarahan pada masa kehamilan
3) Anemia
4) Kemungkinan terjadi infeksi semakin tinggi
b. Pada waktu persalinan
1) Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama
2) Persalinan sebelum waktunya (premature)
3) Perdarahan postpartum
4) Persalinan dengan tindakan operasi cesar cenderung meningkat
c. Pada janin
1) keguguran (abortus)
2) bayi lahir mati
3) cacat bawakan
4) keadaan umum dan kesehatan bayi baru lahir kurang
5) anemia pada bayi
6) asfiksia intra partum
7) bblr
d. Pada ibu menyusui
1) produksi/ volume ASI berkurang
2) anemia
3) kemungkinan terjadi infeksi lebih tinggi
4) ibu lemah dan kurang nafsu makan
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Antropometri antara lain: pengukuran LILA(Lingkar Lengan Atas)
<23,5 cm, IMT < 18,5, kenaikan berat badan ibu kurang dari 1 kg pada trimester
pertama, kurang dari 3 kg pada trimester kedua, dan kurang dari 6 kg pada
trimester ketiga
b. Pemeriksaan Klinis yaitu tampak lemah dan pucat, conjungtiva pucat, nadi lemah
atau lambat, keringat dingin
c. Pemeriksaan Laboratorium yaitu serum albumin (gr/100ml) wanita hamil <3,0
(kurang), 3,0-3,4 (criteria margin), 3,5+(cukup) dan serum protein (gr/100ml)
wanita hamil 5,5 (kurang), 5,5-5,9(criteria margin), 6,0+ (cukup).
d. Pemeriksaan Dietetik digunakan food recall 24 jam. Metode ini dapat
memberikan gambaran asupan zat gizi yang lebih optimal dan memberikan variasi
yang lebih besar tentang intake ibu hamil (individu). Hasil dibandingkan dengan
AKG yakni 1900 kkal ditambah 180 kkal pada trimester I, 300 pada trimester II
dan III.
e. Sensitivity dan Specifity dalam penelitian ini pengukuran LILA tidak dapat
digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek melainkan
jangka panjang (kronis) karena mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak
dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. LILA hanya sensitif
untuk mereka wanita usia subur dan ibu hamil. Pengukuran LILA digunakan
karena pengukurannya sangat mudahdan dapat dilakukan oleh siapa saja.
7. Penatalaksanaan
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Asam folat
Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan
perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan
anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun beresiko. Pemberian
suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3
bulan pertama kehamilan.
b. Energy
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada
susunan gizi seimbang energy juga protein. Hal ini juga efektif untuk menurunkan
kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energy ibu hamil adalah 285
kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
c. Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk bentuk ibu dibutuhkan protein
sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12
gram protein sehari untuk ibu hamil.
d. Zat besi (FE)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk
membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah. Kenaikan volume darah
selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi. Jumlah zat besi yang
diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah
500mg
e. Kalsium
untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamiladalah
sebesar 500 mg sehari.
f. Pemberian suplemen vitamin
vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual dan di negara
dengan musim dingin yang panjang
g. Pemberian yodium pada daerah dengan endemic kretinisme
Diana Nevia. 2017. Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawata Kekurangan Energi
Kronis (Kek)Kekurangan Energi Kronis (Kek) Ny. M Di Wilayah Puskesmas
Ciptomulyony. M Di Wilayah Puskesmas Ciptomulyo. Diakses Dari https://www.
scribd.com/document/370707363/LP-KEK
Pranoko anugerahnu. 2018. Askep Keluarga Tentang KEK PD Ibu Hamil Kelompok 1
https://www.scribd.com/document/482543373/askep-keluarga-tentang-KEK-pd-ibu-
hamil-kelompok-1.