“Dampak Radiasi”
DISUSUN OLEH
Lias Bramasta
190600214
Hasil pemeriksaan darah rutin Hb: 8.3 g/dl, MCV 85 fL, MCH 28 pg dan MCHC
35 gr/dL, Lekosit: 2.100/mm3 dengan hitung jenis sel 1/0/0/46/12/13 dan sel muda 28%,
Trombosit 105.000/mm3. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya suatu
keganasan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Interpretasikan hasil pemeriksaan laboratorium tersebut!
Berdasarkan informasi pada skenario, dapat diinterpretasikan bahwa operator radiologi
kedokteran gigi itu memiliki kadar Hb, leukosit dan trombosit yang rendah dimana terdapat
hasil sebesar 8,3g/dl untuk Hb, 2100/mm3 untuk leukosit dan 105.000/mm3 untuk trombosit.
Padahal seharusnya, untuk orang dewasa perempuan, kadar darah yang normal adalah 12-
14g/dl untuk Hb, 5000/mm3 untuk leukosit dan 150.000-400.000/mm3 untuk trombosit.
Namun dokter radiologi ini memiliki kadar MCV, MCH dan MCHC yang normal dimana
terdapat hasil kadar sebesar 85fL (normal: 80-96fL) untuk MCV, 28pg (normal: 27-31pg)
untuk MCH dan 35gr/dl (normal: 32-36gr/dl).1
2. Kelainan darah apa yang mungkin terjadi akibat pekerjaannya sebagai operator di
intalasi radiologi dental?
Risiko bahaya yang mungkin terjadi pada pekerja radiasi yaitu efek deterministik dan efek
stokastik. Pengaruh sinar X dapat menyebabkan kerusakan haemopoetik (kelainan darah)
seperti: anemia, leukimia, dan leukopeni yaitu menurunnya jumlah leukosit (dibawah normal
atau <6.000 m3).
Pengaruh radiasi pada organ tubuh manusia dapat bermacam-macam bergantung pada jumlah
dosis dan luas lapangan radiasi yang diterima. Pada tahun 1950 Komisi Internasional untuk
perlindungan terhadap penyinaran menetapkan bahwa pengaruh sinar X adalah sebagai
berikut:
1. “Luka permukaan yang dangkal seperti: Kerusakan kulit (skin damage); Epilasi (epilation);
Kuku rapuh (brittleness of nails). Reaksi luka permukaan yang dangkal dapat timbul segera
atau setelah beberapa lama. Reaksi yang segera timbul dapat menyerupai luka bakar. Dosis
maksimal untuk kulit yang masih dapat diberikan tidak diketahui, tetapi bagi para pekerja
yang setiap harinya berhubungan dengan sinar X diperkirakan dosisnya kurang dari 1R per
hari. Radiasi sinar X yang berlangsung lama (kronis) atau bertahun- tahun telah terbukti dapat
menimbulkan karsinoma kulit.
2. Kerusakan hemopoetik: Limfopeni; Leukopeni; Anemi; Leukemi; dan Kehilangan respons
terhadap daya tahan spesifik (loss of specific immune response).
3. Induksi keganasan (induction of malignancy): Leukemi; Karsinoma kulit; Sarkoma.
4. Berkurangnya "kemungkinan hidup" (reduction of life span).
5. Aberasi genetik (genetic aberrations) seperti: Mutasi gen langsung; Perubahan kromosom
(chromosomal alteration).
6. Efek-efek lainnya (other deleterious effects) seperti:Katarak lentikuler; Obesitas; Sterilitas
sementara (temporary) maupun tetap (permanent).2
6. Jelaskan efek radiasi pengion dan non pengion. Apa satuan dosis radiasi?
Interaksi radiasi pengion dengan tubuh manusia akan mengakibatkan terjadinya efek
kesehatan. Efek kesehatan ini, yang dimulai dengan peristiwa yang terjadi pada tingkat
molekuler, akan berkembang menjadi gejala klinis. Sifat dan keparahan gejala, dan juga
waktu kemunculannya, sangat bergantung pada jumlah dosis radiasi yang diserap dan laju
penerimaannya.
Dalam satuan dosimetri radiasi pada Besaran Proteksi ada 3 jenis,yaitu:
1. Besaran Proteksi
- Dosis Serap Organ, DT
Satuan dosis serap organ adalah J/kg atau Gy
- Dosis Ekivalen, HT
Satuan dosis ekivalen dalam SI adalah joule per kilogram (J/ kg), dengan nama khusus sievert
(Sv).
- Dosis Efektif, E
Seperti dosis ekivalen, satuan dosis efektif dalam SI adalah joule per kilogram (J/kg), dengan
nama khusus sievert (Sv). Satuan lama untuk dosis ekivalen adalah rem, dengan 1 Sv = 100
rem.6
8. Pemeriksaan kesehatan apa saja yang wajib di lakukan oleh seorang radiografer
setiap tahunnya?
Untuk menjamin keselamatan dalam penggunaan radiasi, perlu diterapkan system
pengawasan kesehatan/keselamatan pekerja radiasi yang ketat meliputi pemeriksaan
keselamatan pekerja radiasi secara periodik.
Pemeriksaan kesehatan ini pada prinsipnya sama seperti halnya di tempat kerja lainnya, tetapi
harus disertakan aspek-aspek yang merefleksikan efek kesehatan spesifik pada pekerja
radiasi. Pemeriksaan kesehatan meliputi anamnesis riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan pendukung antara lain rontgen dan laboratorium.
Anamnesis : riwayat penyakit pekerja
Pemeriksaan fisik : mencakup keadaan umum seperti tekanan darah, nadi,
pernapasan, kesadaran, kulit, mata, THT, mulut, paru-paru, kelenjar tiroid, jantung,
saluran pencernaan, hati, ginjal, sistem genital serta pemeriksaan saraf.
Penunjang :
- laboratorium :
1. pemeriksaan darah rutin, kimia darah yang bertujuan untuk mengetahui keadaan
umum dari metabolisme tubuh yang berhubungan dengan paparan radiasi.
2. pemeriksaan kromosom, analisis sperma
Frekuensi uji berkala seharusnya minimal sekali setahun bergantung pada umur, kesehatan
pekerja, sifat tugas, tingkat pajanan. Hasil pemeriksaan dicatat dalam kartu kesehatan
termasuk lampiran hasil pemeriksaan rontgen dan laboratorium. 8
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pasien pada kasus mengalami anemia normositik
normokrom. Anemia Normositik Normokromik Ukuran dan bentuk sel-sel darah merah
normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal (MCV dan MCHC normal
atau normal rendah), tetapi individu menderita anemia. Penyebab anemia ini adalah
kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronis, termasuk infeksi, gangguan endokrin,
gangguan ginjal, kegagalan sumsum tulang, dan penyakit-penyakit infiltrative metastatic
pada sumsum tulang (Muttaqin,2009).
Dan kemungkinan penyebab adanya suatu keganasan pada pasien di kasus tersebut
ialah karena kadar leukosit yang jauh dari angka normal,menyebabkan terjadi gangguan
kekebalan tubuh pada pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Pedoman Interpretasi Data Klinik yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia 2011.
2. Supriyono P. Keamanan Peralatan Radiasi Pengion Dikaitkan Dengan Perlindungan
Hukum Bagi Tenaga Kesehatan di Bidang Radiologi Diagnostik. Journal Unika 2011;
1 (1).
3. Erma N,K , Supriyadi.PENURUNAN JUMLAH ERITROSIT DARAH TEPI
AKIBAT PAPARAN RADIASI SINAR X DOSIS RADIOGRAFI
PERIAPIKAL.Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 9 No. 3 2012: 140-144.
4. Kementrian Kesehatan RI. Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik Di Sarana
Pelayanan Kesehatan Jakarta : Kemenkes RI; 2008.
5. BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit yang disusun
oleh eri hiswara ISBN : 978-979-8500-68-8 November 2015.
6. BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit yang disusun
oleh eri hiswara ISBN : 978-979-8500-68-8 November 2015.
7. Sardini, S., Nuryati, I., Elistina dan Kasirah, Studi kesehatan pada pekerja radiasi
PPTN Pasar Jum’at, Prosiding Seminar Teknologi Keselamatan Radiasi dan
Biomedika Nuklir II, Jakarta 4 September 2002.
8. Simanjuntak J, dkk. Penerapan Keselamatan Radiasi Pada Instalasi Radiologi di
Rumah Sakit Khusus (RSK) Paru Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat 2013 ; 4 (3).
9. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81
TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN RADIOGRAFE.